PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat
juga akibat kelainan pediatrik, atau penyulit mata lokal menahun. Bermacam-
intraokular lainnya.1
Katarak pediatrik adalah katarak yang mulai terjadi segera setelah bayi
lahir atau bayi berusia kurang dari 9 tahun. Katarak pediatrik adalah kekeruhan
lensa yang terjadi pada anak anak. Kekeruhan lensa ini dapat diketahui segera
setelah bayi lahir atau dapat terjadi selama masa perkembangan anak. Katarak
Katarak kini masih menjadi penyakit paling dominan pada mata dan
persen dari semua kebutaan disebabkan oleh katarak, dan 90 persen diantaranya
1
1995-1996 prevalensi kebutaan mencapai 1,5 persen dan lebih dari separuhnya
disebabkan oleh katarak yang belum dioperasi. Berdasarkan usia katarak dapat
Prevalensi kebutaan yang disebabkan oleh katarak adalah sekitar 1-4 per 10.000
anak.3
dominan yang dapat menyebabkan kebutaan pada mata, maka dianggap perlu
mata yang disebabkan oleh penyakit katarak dapat dicegah atau dihindari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dari itu
2013.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Kelamin.
Lateralisasi.
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Peneliti
penelitian.
3
3. Bagi Penelitian selanjutnya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Katarak pediatrik adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada anak anak.
Kekeruhan lensa ini dapat diketahui segera setelah bayi lahir atau dapat terjadi
selama masa perkembangan anak. Katarak pada anak dapat bersifat kongenital
maupun dapatan. Katarak yang bersifat kongenital antara lain disebabkan oleh
Katarak pediatrik sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu
histoplasmosis.1
Katarak pediatrik adalah suatu kondisi yang bayi lahir dengan, atau yang
berkembang segera setelah lahir di mana lensa mata berawan bahkan sangat
jelas. Lensa terletak di depan mata dan memfokuskan cahaya dan gambar pada
5
2.2 Anatomi dan Fisiologi Lensa
didalam mata dan bersifat bening. Lensa di belakang bola mata terletak di
belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang
Vesikel lensa baru terbentuk ini berisi kapsul luar dan dilapisi dengan
epitel lensa utama. Serat posterior memanjang anterior untuk mengisi vesikel.
Serat lensa sekunder berasal dari lensa khatulistiwa dan bermigrasi anterior dan
posterior untuk membentuk jahitan Y. Serat lensa utama yang dikelilingi oleh serat
mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat
lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat serat lensa di
dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus
membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa akan membentuk serat lensa terus-
embrional, fetal, dan dewasa. Dibagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang
lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah
korteks posterior.1
6
Dikuti dari kepustakaan 6
Lensa terdiri atas satu kapsul elastis, yang membungkus struktur ini.
Terdapat epitel kuboid yang terbatas pada permukaan anterior lensa. Terdapat juga
serat serat lensa yang dibentuk dari epitel kuboidequator lensa. Serat serat ini
menyusun bagian terbasar lensa. Agar mata berakomodasi terhadap objek dekat,
M. Ciliaris berkontraksi dan menarik korpus ciliaris ke depan dan dalam, sehingga
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu kenyal atau lentur
jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan. Salah satu
7
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa, tidak kenyal pada orang dewasa
yang akan mengakibatkan presbiopia, keruh atau apa yang disebut katarak, dan
tidak berada di tempat atau sublukasi dan dislokasi. Lensa orang dewasa ini dalam
mempengaruhi tegangan pada lensa dan karenanya juga bentuk kekuatan dioptri
dan titik fokusnya. Ada penglihatan jauh otot siliaris relaksasi, serabut zonular
dan lensa karena elastisitasnya mendapatkan kembali asalnya bentuk yang lebih
melengkung.8
2.3 Epidemiologi
ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi
mental.9
langka. Terdapat 20 persen dari kasus ada riwayat keluarga katarak, sehingga
dapat dianggap sebagai penyakit genetik. Sebagian besar anak dengan katarak
prevalensi kebutaan yang disebabkan oleh katarak adalah sekitar 1-4 per 10.000
8
anak. dengan prevalensi tersebut, 190.000 anak diseluruh dunia mengalami
2.4 Etiologi
dan histoplasmosis.1
displasia retina dan megalo kornea. Etiologi umumnya infeksi uterin, gangguan
Kebanyakan anak dengan katarak dalam satu mata memiliki visi yang
lebih baik dari lainnya. Seringkali ada anak yang memiliki riwayat keluarga yang
menderita katarak, anak yang sehat dalam setiap cara lain dan ada alasan untuk
selain katarak, seperti itu menjadi lebih kecil dari yang lain, yang menunjukkan
diwariskan kondisi genetik katarak yaitu, Infeksi pada bayi yang belum lahir di
9
dalam rahim, kondisi yang mempengaruhi metabolisme normal anak, beberapa
Hingga saat ini katarak pediatrik merupakan salah satu penyebab utama
ambliopia. Gangguan pembentukan bayangan di retina pada satu atau kedua mata
2.5 Klasifikasi
Katarak pediatrik dapat dalam bentuk katarak lemelar atau zonular, katarak
perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang lebih
jernih. Katarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan ditransmisi secara
dominan, katarak biasanya bilateral. Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi
lahir. Kekeruhan dapat menutupi seluruh cairan pupil, bila tidak dilakukan dilatasi
pembedahan lensa.6
10
c. Katarak polaris anterior
terdapat dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga memperlihatkan
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga karang.
dan biasanya bilateral dan barjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat
e. Katarak sutural
membentuk batas depan dan belakang dari pada inti lensa. Katrak sutural
merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal bersifat statis, terjadi bilateral
dan familial. Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan
Gambaran klinik yaitu katarak total, katarak polaris, katarak lamel, dan
katarak nuklear. Pada pupil mata bayi terlahat bercak putih atau suatu leukokoria.
11
Pada setiap leukokoria diperlukan pemeriksaan yang lebih untuk menyingkirkan
mikroftalmus, nistagmus, displasia fovea dan juling. Kelainan mata yang dapat
fibroplasi. 11
Segera setelah bayi lahir, dan pada minggu pemeriksaan enam mereka,
dokter akan memeriksa bayi untuk melihat tanda-tanda katarak. Jika katarak
terdapat di salah satu dari pemeriksaan ini, konsultasi dengan spesialis (dokter
spesialis mata anak) akan dibuat. Kadang-kadang katarak berkembang setelah tes
skrining.12
Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat serat lensa pada
saat pembentukan serat lensa akibat infeksi virus atau gangguan metabolism
jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan dan gangguan
metabolism oksigen.14
12
Katarak pediatrik yang menyebabkan gangguan penglihatan yang
bermakna harus dideteksi secara dini, sebaiknya di ruang bayi baru lahir oleh
dokter anak atau dokter keluarga. Katarak putih yang padat dan besar bisa tampak
sebagai leukokoria. Katarak infanitilis unilateral yang padat, terletak di tengah dan
Pada pemeriksaan dapat dilihat seperti bayi memiliki bercak putih atau
benar-benar putih, pada satu atau kedua mata, sebuah refleksi mata merah tidak
terlihat pada satu atau kedua mata dengan flash fotografi bayi tidak merespon
bergetar (nystagmus), bayi mata tidak sejajar, satu masuk atau keluar (juling ).12
2.7 Penatalaksanaan
Hasil pembedahan pada katarak pediatrik biasanya kurang memuaskan. Hal ini
memuaskan bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata
13
tersebut telah terjadi ambliopia. Bila terdapat nistagmus, maka keadaan ini
strabismus, bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak
dilakukan sebaik-baiknya.
2.8 Prognosis
14
Anak-anak dengan katarak pediatrik yang berhasil diobati dapat memiliki
sedikit atau tidak ada efek perkembangan kondisi mereka. Mereka akan
memerlukan kacamata atau lensa kontak. Beberapa anak yang memiliki kondisi
yang lebih kompleks atau yang matanya hanya sebagian diperbaiki mungkin
memiliki rendah visi, dan dengan demikian akan membutuhkan sekolah khusus
kelas, dan lain-lain. Hal ini sangat penting bahwa keluarga dan guru mendorong
15
Usia - <1 Tahun
- 1 - 9 Tahun
Unilateral
Lateralisasi Bilateral
Penatalaksanaan Pembedahan
16
Variabel Independent Variabel Dependent
Jenis kelamin
Usia
Katarak
Pediatrik
Lateralisasi
Keterangan :
: Variabel Dependen
Variable independen
: Variabel Independen
17
1. Katarak Pediatrik
Anak yang menderita katarak pediatrik yang tercatat dalam register Poliklinik
Kriteria Objektif :
2. Jenis Kelamin
Kriteria Objektif :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Faktor Resiko
Faktor resiko katarak pediatrik yang tercatat dalam register Poliklinik Mata
Kriteria Objektif :
4. Lateralisasi
mata.
Kriteria Objektif :
18
a. Unilateral : bila terjadi katarak pediatrik pada salah satu mata
BAB III
19
METODOLOGI PENELITIAN
Makassar.
3.3.1 Populasi
tahun 2013.
3.3.2 Sampel
data sekunder. Data sekunder berupa hasil dari rekam medis di Poliklinik Mata RS
20
Data sekunder ini diperoleh dari instalasi rekam medis dan Poliklinik Mata
RS Universitas Hasanuddin.
BAB IV
21
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
dokter yang profesional maka harus memiliki rumah sakit sebagai pendukung
utama.
Dalam perjalanannya, maka sejarah telah mencatat bahwa Pendidikan
22
Fakultas Kedokteran di Makassar semua Rumah Sakit (RS) baik itu RS
sebagai RS pendidikan.
Tanggal 15 September 2008, Rektor Unhas Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi
samping kiri jalan masuk pintu II Unhas. Rumah sakit Pendidikan Unhas
Indonesia setelah UI, UGM, dan Undip. Rumah sakit pendidikan (RS) adalah
pelayanan jasa kepada masyarakat sebagai aplikasi dalam Tri Darma perguruan
tinggi.
Rumah Sakit Pendidikan ini tidak akan terjadi duplikasi pelayanan dengan
layanan yang sudah tersedia di RSUP Wahidin Sudirohusudo. Artinya yang tidak
dimiliki RS Wahidin akan dimiliki oleh RS dan begitu sebaliknya sehingga saling
tempat tidur. Lain halnya dengan RSUP Wahidin yang mengutamakan pelayanan
jasa pada masyarakat sehingga yang tersedia tempat tidur di sana sekitar 700
tempat tidur. Tetapi pada prinsipnya rumah sakit ini tidak lepas dari visi, misi
23
4.3 Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit
4.3.1 Visi
4.3.2 Misi
internasional.
24
Pelayanan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin terdiri dari :
1. Trauma Center
fasilitas di dalam rumah sakit, mulai dari pre hospital (ambulans), IGD,
dimana operasi katarak dapat dilakukan tanpa jahitan dengan masa pulih yang
relatif singkat.
3. Onkologi (Kanker Center)
berkualitas tinggi dengan perawatan yang intensif sesuai dengan tingkat stadium
penderita.
Pelayanan bedah saraf kami terdiri dari tim ahli yang sangat terlatih dan
kami telah mencapai status sebagai pusat rujukan tersier regional serta kami
25
5. Bayi Tabung (FEA)
mengetahuisecara dini jenis penyakit atau gejala awal penyebab penyakit melalui
diketahui sedetail mungkin jenis penyakit, peluang sembuh dan jenis tindakan
1. IRD 24 jam
Pelayanan IRD 24 jam meliputi seluruh kasus gawat darurat dalam hal ini
2. Poliklinik Spesialis
Onkologi, dan B. Thorax) dan poliklinik spesialis non bedah (mata, THT,
26
Pelayanan pasien rawat inap dalam kondisi tertentu dimana maksimal
satunya terbaik di kawasan Indonesia timur. Udara yang terdapat dalam ruang
operasi telah melalui 4 kali penyaringan sehingga sangat steril dan kondisi
tekanan udara yang stabil sehingga tidak memungkinkan udara luar masuk ke
ruang operasi, pelayanan tindakan operasi meliputi semua tindakan operasi besar,
seperti nyeri kanker, nyeri tulang belakang (back pain), nyeri miofasial dan nyeri
kronik lainnya. Dan steroid intraarticular (facet joint) serta tindakan intervensi
6. Inhouse Klinik
27
Pelayanan inhouse klinik yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tinggkat pertama khusus pada suatu perusahaan tertentu untuk karyawan dan
28
7. Home Care
rumah sakit.
1. Instalasi Laboratorium
2. Instalasi Radiologi
rontgen yang lebih cepat, tajam dengan tingkat akurasi sangat tinggi untuk semua
jenis pemeriksaan radiologi meliputi : foto thorax, foto tulang, CT scan, dan
sebagainya.
3. Instalasi Farmasi
29
Sistem manajemen stok yang stabil menjamin ketersediaan setiap jenis
obat dalam jumlah yang memadai. Selain itu, instalasi farmasi juga melayani
resep luar maupun obat bebas selama 24 jam kepada seluruh lapisan masyarakat.
5. Instalasi Gizi
Selain melayani pemenuhan gizi pasien sesuai dengan diet, juga melayani
Husodo.
6. Ambulans
30
BAB V
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan 20 hari yaitu pada tanggal
24 Desember 13 Januari 2015, dan yang menjadi sampel adalah seluruh rekam
kalkulator dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang disertai
dengan penjelasan.
Tabel 1
2013
31
Perempuan 7 43,75
Total 16 100
Sumber : Rekam Medik RS Universitas Hasanuddin Makassar
Ditinjau dari jenis kelamin yang menderita katarak pediatrik, maka tabel 1
Grafik 1
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Laki-laki Perempuan
32
Tabel 2
33
Ditinjau dari segi usia pasien yang menderita katarak pediatrik maka tabel 2
sebanyak 9 kasus (56,25%) dan sedangkan kelompok umur diatas 1 tahun sebnyak
7 kasus ( 43,75%).
Grafik 2
16
14
12
10
8
6
4
2
0
34
Tabel 3
Ditinjau dari sifat lateralisasi pasien yang menderita katarak pediatrik maka
(37,5%).
Grafik 3
35
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Bilateral Unilateral
5.2 Pembahasan
36
Untuk lebih jelasnya maka secara terperinci hasil penelitian ini akan dibahas
sebagai berikut:
Secara umum tidak ada predileksi jenis kelamin tertentu terhadap kejadian
ditemukan bahwa penderita katarak pediatrik tertinggi pada jenis kelamin laki-laki
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leli Retno
W, dengan judul Profil Kilinik dan Faktor Determinan Hasil Terapi katarak
didapatkan 31 penderita (67,4%) berjenis kelamin laki laki dan 15 orang (32,6%)
5.2.2 Usia
dibandingkan katarak yang muncul di atas 1 tahun, yang artinya penderita katarak
37
pediatrik umur di bawah satu tahun lebih banyak dibanding umur di atas satu
tahun. 2,16
keterlambatan diagnosa mengingat pada sebagian besar kasus anak baru di bawah
ke pusat kesehatan saat berusia lebih dari satu tahun. Latar belakang yang
kewaspadaan orang tua akan keadaan anak dan dampak seharusnya yang
daerah terpencil.19
ditemukan bahwa usia pasien yang menderita katarak pediatrik jumlah tertinggi
pada kelompok umur dibawah 1 tahun yaitu sebanyak 9 kasus (56,25%) dan di
Pada penelitian ini, menurut usia pasien katarak pediatrik dibawah 1 tahun
lebih banyak dari pasien katarak pediatrik di atas 1 tahun. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leli Retno W, dengan judul Profil
5.2.3 Lateralisasi
mata. Lateralisasi dibagi dua yaitu unilateral dan bilateral. Unilateral bila terjadi
katarak pada salah satu mata, sedangkan bilateral bila terjadi katarak pada kedua
38
kromoson seperti pada penyakit sindrom down, DM, galaktosemia. Katarak
dominan, bilateral dan dapat asimetris. Penegakan penyebab ini tidak mudah dan
perlu dilakukan analisa secara seksama mengenai riwayat penyakit yang sama
pada orang tua atau anggota keluarga lain yang mungkin asimptomatis.2
Hal ini sesuai dengan penelitian kami bahwa penderita katarak pediatrik
dengan jumlah tertinggi terdapat pada kasus bilateral yaitu sebanyak 10 kasus
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
39
Berdasarkan hasil penelitian, mengenai karakteristik penderita katarak
6.2 SARAN
1. Pentingnya untuk dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sejak dini
yang belum sempat kami teliti, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan
40
DAFTAR PUSTAKA
2. Leli Retno. Katarak pediatric : Profil Klinik dan Faktor Determinan Hasil
http://www.health.state.mn.us/
5. Lippincott Williams & Wilkins, Hospital for Sick Children's, The: Atlas of
10. Ilyas, Sidarta. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Edisi 1. Balai Penerbit
12. Ilyas, Sidarta, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Balai Penerbit Fakultas
41
13. Khandekar R. Pediatric Cataract and Surgery Outcomes in Central India:
15. Paul Riordan, John P. Witcher. Oftalmologi Umum, Edisi 17, 2010 : 172
Association, 2007
18. Ilyas, Sidarta. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2 Balai
19. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 4, Balai Penerbit Fakultas
20. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 4, Balai Penerbit Fakultas
42