Anda di halaman 1dari 9

F2:

judul: Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Pilangbango Wilayah

Kerja Puskesmas Tawangrejo

Waktu: 9 Desember 2019 sampai 13 Desember 2019

Latar Belakang:

Pemberantasan jentik nyamuk adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membasmi

atau memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk dengan berbagai cara, dengan tujuan

untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk di lingkungan. Jentik  adalah tahap larva dari nyamuk.

Jentik hidup di air dan memiliki perilaku mendekat atau “menggantung” pada permukaan air

untuk bernafas. Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk yang berperan

sebagai vektor penyakit menular melalui nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah dengue.

Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok

Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari

permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit

DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan

lingkungan serta lambatnya pemerintah dalam mengantisipasi dan merespon terhadap

merebaknya kasus DBD ini. Pemberantasan jentik nyamuk perlu dilakukan untuk mengendalikan

populasi nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.
Dengan berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah mengetahui tentang
pentingnya menjaga lingkungan dari tempat-tempat bersarangnya nyamuk dan perlu
memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh
nyamuk. 

Permasalahan:

Setiap tahunnya banyak ditemukan angka kejadian dengue fever yang masih tinggi di
wilayah kerja puskesmas tawangrejo. Hal tersebut juga didukung dengan temuan genangan
air dan jentik di banyak tempat di lingkungan masyarakat. Temuan tersebut membuktikan
masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan jentik nyamuk dan
pencegahan demam berdarah.

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Acara diawali dengan Penyuluhan mengenai menjelaskan pengertian pemberantasan sarang


nyamuk, mengetahui manfaat pemberantasan sarang nyamuk, menyebutkan penyakit yang
diakibatkan oleh sarang nyamuk, menjelaskan cara pemberantasan sarang nyamuk. Kegiatan
selanjutnya adalah dilakukan pencarian jentik nyamuk di setiap genagan air yang berada di
pemukiman warga, dan di akhiri dengan pembagian abate.

Pelaksanaan:

Acara dilakukan selama 5 hari, dimulai pada pukul 09.00 bersama dokter internsip,
pemegang program kesling, kader, dan warga. Acara berjalan dengan lancar dan aman.

Monev:

Evaluasi dilakukan dengan melihat angka kejadian demam berdarah di wilayah kerja
puskesmas tawangrejo. PE berjalan dengan baik. Hasil PE ini akan ditindaklanjuti dengan
fogging.
F2

judul: Penyuluhan Hygiene dan Sanitasi pada Pedagang Pentol Corah di Kelurahan
Rejomulyo

Waktu: 3 Desember 2019

Latar Belakang:

Pencegahan dan pengendalian risiko infeksi terkait dengan pelayanan makanan dapat dilakukan
melalui upaya higiene sanitasi disetiap rantai pangan mulai dari penerimaan bahan, persiapan,
penyimpanan, pengolahan, distribusi, termasuk pencucian peralatan. Upaya Higiene sanitasi
adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, yang
berasal dari makanan, orang, tempat & peralatan agar makanan aman.

Di wilayah Tawangrejo dapat ditemukan banyak pengusaha pentol corah yang dalam proses
pengolahan dan pembuatan pentol corah perlu adanya sanitasi yang baik untuk mencegah
penyakit infeksi seperti diare. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya penyuluhan untuk
mengedukasi para pengusaha pentol corah agar memperhatikan sanitasi dalam pembuatan pentol
corah.

Permasalahan:

Banyaknya pengusaha pentol corah yang ada di wilayah kerja puskesmas tawangrejo, serta
jumlah pelanggan pentol corah yang makin meningkat membuat resiko penyakit infeksi
pencernaan juga semakin besar. Olehkarena itu diperlukan adanya penyuluhan untuk
mengedukasi pedagang pentol corah dalam pembuatan dan penyajian makanan.
Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Dilakukan penyuluhan dengan susunan cara sebagai berikut:

1. Menjelaskan definisi dari sanitasi makanan


2. Menjelaskan pentingnya sanitasi makanan
3. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari makanan yang tidak higienis.

Melakukan upaya higiene sanitasi makanan pada penyelenggaraan makanan pentol corah
dilaksanakan melalui pengendalikan variabel pada rantai pangan:
1. PROSES PERSIAPAN
a. PERSIAPAN SAYUR
 Perhatikan kebersihan peralatan (pisau, talenan, keranjang).
 Mengupas & memotong sayur sesuai standar porsi dan bentuk potongan agar kelihatan
menarik.
 Mencuci sayur dengan menggunakan air mengalir kemudian meniriskannya.
b. PERSIAPAN LAUK HEWANI
 Pastikan tingkat kesegaran lauk hewani (ikan, ayam, daging) sebelum poses
Pemotongan
 Perhatikan kebersihan peralatan (pisau, talenan, keranjang)
 Memotong lauk hewani sesuai standar porsi
 Mencuci lauk hewani dengan menggunakan air mengalir secara berulang hingga bau
anyir, amis hilang, air bekas cucian menjadi jernih & bersih.
c. PERSIAPAN BUMBU
 Perhatikan kebersihan peralatan (pisau, talenan, keranjang)
 Mengupas bumbu (kunyit, jahe) sampai bersih.
 Mencuci bumbu menggunakan air mengalir sampai bersih sebelum digiling.
 Menggunakan plastik berwarna putih sebagai bahan pengangkut bumbu sebelum dan
sesudah menggiling.

2. PROSES PENYIMPANAN
Penyimpanan Dingin:
Sesuai bahan makanan
Sesuai suhunya
Isi lemari pendingin tidak penuh sesak dan tidak sering buka/tutup
Cold storage : 1°C s.d. 10°C
Freeze storage : 0°C s.d. -20°C
a. PENYIMPANAN LAUK HEWANI
 Penyimpanan menggunakan kantong plastik bening pastikan tidak bocor
 Sebelum disimpan BM diberi label, catat dibuku dan kartu stok dan lakukan
monitoring setiap hari)
 Isi lemari pendingin tidak penuh sesak dan tidak sering buka/tutup .
 Cek kesabilan suhu freezeer.
 Ada rotasi yang baik dan teratur antara barang yang lama dan barang baru, yaitu first
in first out (FIFO) – first expired first out (FEFO)
b. PENYIMPANAN BUMBU
 Bumbu yang telah matang disimpan dalam kontainer tertutup rapat dan kedap udara
 Tempat harus bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan
hewan lain
 Temperatur penyimpanan
 harus dimonitor hari

3. PROSES PENGOLAHAN
Pengolahan makan yang baik adalah pengolahan makanan yang mengikuti kaidah prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi atau cara produksi makanan yang baik yaitu :
a. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene
sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap rnakanan dan dapat mencegah
masuknya latat, kecoa, tikus dan hewan lainnya.
b. Pemilihan bahan (sortir) untuk memisahkan/membuang bagian bahan yang rusak/afkir
dan untuk menjaga mute dan keawetan makanan serta mengurangi risiko pencemaran
makanan.
c. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam memasak
harus dilakukan sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan yang siap dimasak
harus dicuci dengan air mengalir.
d. Peralatan
1) Peralatan yang kontak dengan makanan
• Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan tara makanan (food
grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
• Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam basa atau garam yang
lazim terdapat dalam makanan dan tidak mengeluarkan bahan berbahaya dan
logam berat beracun seperti Timah Hitam (Pb), Arsonikum (As), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimon (Stibium) dan lain-lain.
• Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan beracun.
• Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas. lampu, kipas angin harus
bersih, kuat dan berfungsi dengan baik. Tidak menjadi sumber pencemaran dan
tidak menyebabkan sumber bencana (kecelakaan).
• Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang kontak
langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut.
• Kebersihan alat artinya tidak boleh mengandung Eschericia coli dan kuman lainnya.
• Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat. tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
2) Wadah penyimpanan makanan
• Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna dan
dapat mengeluarkan udara panas dan makanan untuk mencegah pengembunan
(kondensasi).
• Terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi/masak serta makanan basah dan
kering. Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan
yang akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan prioritas.
Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan
mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan minimal 90°C agar
kuman patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak
hilang akibat penguapan.
Prioritas dalam memasak :
1) Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti goreng-gorengan yang
kering.
2) Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir.
3) Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak di kulkas/lemari es.
4) Simpan makanan jadi/masak yang belum waktunya dihidangkan dalam keadaan
panas.
5) Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan karena akan
menyebabkan kontaminasi ulang.
6) Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi harus menggunakan
alat seperti penjepit atau sendok. Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus
yang selalu dicuci.
f. Higiene penanganan makanan
1) Memperlakukan makanan secara hati-hati dan seksama sesuai dengan prinsip higiene
sanitasi makanan.
2) Menempatkan makanan dalam wadah tertutup dan menghindari penempatan
makanan terbuka dengan turnpang tindih karena akan mengotori makanan dalam
wadah di bawahnya.

Pelaksanaan:

Dilakukan penyuluhan kepada pengusaha dan karyawan pentol corah di wilayah kerja
puskesmas tawangrejo pada tanggal 3 Desember 2019 pukul 08.00 hingga selesai. Acara
berjalan lancar dan tertib, serta penuh antusias dari peserta penyuluhan.

Monev:

Monitoring dilakukan dengan melihat proses pembuatan pentol corah di kelurahan


rejomulyo secara berkala.
F1

judul: Penyuluhan Ergonomi pada Pengusaha Corah, Tempe, dan Percetakan di


Lingkungan Kerja Puskesmas Tawangrejo

Waktu: 01 November 2019

Latar Belakang:

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungan kerja,
dalam hal ini posisi kerja. Ergonomi bertujuan untuk memastikan bahwa manusia dapat
bekerja secara aman dan efisien dalam suatu sistem kerja. Pada suatu pekerjaan dengan
durasi yang lama dibutuhkan lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan menyenangkan.
Namun kondisi tempat kerja sering terabaikan yang menyebabkan pekerja sering
mengalami Kelelahan. Masalah kelelahan kerja tidak terlepas dari setiap jenis pekerjaan.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus
sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik atau kapasitas kerja, kemampuan
kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Di daerah kerja puskesmas Tawangrejo sendiri dapat ditemui banyak pengusaha tempe,
pentol corah, dan percetakan yang rentan terhadap penyakit akibat kerja seperti LBP,
HNP, myalgia yang erat kaitannya dengan kesalahan posisi kerja sehari-hari. Oleh
karena itu, dibutuhkan adanya penyuluhan mengenai ergonomi untuk menambah ilmu
pengetahuan mengenai posisi dan sikap kerja yang baik dan benar.

Permasalahan:

Di Balai pengobatan umum puskesmas tawangrejo setiap hari dapat ditemui banyak kasus
LBP dan mylagia yang seringkali disebabkan karena aktivitas mengangkat beban berat
setiap harinya.

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Dilakukan penyuluhan mengenai Ergonomi yang berisikan:

1. Pengertian Ergonomi,

2. Jenis-jenis masalah yang berkaitan dengan ergonomi,

3. Pencegahan penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan

4. Berbagai posisi yang tepat dalam mengangkat beban berat

5. Senam pelemasan yang dilakukan oleh semua peserta penyuluhan dan tim promkes

Pelaksanaan:

Dilakukan penyuluhan kepada pengusaha tempe, pentol corah, dan percetakan di


lingkungan puskesmas tawangrejo pada tanggal 01 november 2019 di ruang pertemuan
puskesmas. acara dimulai pukul 08.00 hingga 10.00

Monev:

Evaluasi dilakukan pada saat pelayanan ke pasien. dan saat promkes UKK berikutnya.
Peserta penyuluhan UKK diberikan edukasi untuk memperbaiki posisi saat bekerja demi
mencegah terjadinya Penyakit akibat kerja yang disebabkan posisi kerja yang salah atau
mengangkat beban terlalu berat.

Anda mungkin juga menyukai