R
DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
Dibuat oleh
DIENS NANDA ELA PERMANA
1816011
Tempat : Klinik x
I. Pengkajian
DATA OBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa mules, nyeri pinggang menjalar ke perut bagian
bawah dan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya sejak pukul 02.00
Wib.
2. Riwayat Kesehatan
DM, asma
Lalu :Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, DM,
asma
Keluarga :Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
DM, jantung, asma, TBC dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
HPHT : 25-1-2020
TP : 10-10-2020
4. Riwayat Perkawinan
Status : Kawin sah
Suami ke : 1 (satu)
G3P2Ao
Trimester III : ANC 2x, penolong : bidan, tempat : BPS, TT2, 1x,
6. Riwayat Kontrasepsi
masyarakat baik
kayakinannya masing-masing.
Makan
Frekuensi 3x/hari 1x/hari
Minum
BAK
Frekuensi 3-5x/hari 1x
BAB
e. Akltivitas seks
Jenis
DATA OBJEKTIF
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80 x/ menit
Lila : 24 cm
BB : 56 Kg
TB : 158 cm
Suhu : 36,50 C
tidak ada, nyeri tekan dan benjolan tidak ada, kelainan tidak
ada
Hidung : Bersih, polip tidak ada, pengeluaran cairan tidak ada, kelainan
tidak ada
Mulut : Bersih, bibir lembab, sariawan dan caries tidak ada, radang
tidak ada
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px (33 cm), pada fundus teraba bulat,
seperti papan.
Leopold III : Bagian terendah perut ibu teraba bundar, lunak dan tidak
melenting.
Leopold IV : divergen
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 120x/menit
Ekstremitas :
- Atas : Simetris, bersih, oedema tidak ada, ujung jari kuku tidak pucat,
ASSESMENT
Ny. R, umur 33 tahun G3P2A0 dengan usia kehamilan 39 minggu, janin tunggal hidup
intra uterin, persentasi bokong, keadaan jalan lahir baik, keadaan umum ibu dan janin
Masalah Potensial :
Ibu : Perdarahan
PLANNING
2) Mengatur posisi ibu dalam posisi litotomi dan bokong ibu berada di ujung tempat
tidur
3) Menganjurkan pada keluarga untuk mendampingi ibu agar memberi support mental
pada ibu
4) Mendekatkan alat-alat partus set dan cunam dan pasang alas bokong
bracht Setelah bokong membuka vulva suntikkan oksitosin 2-5 unit IM, segera
setelah bokong lahir bokong dicekam secara bracht dengan ibu jari berada di
sepanjang paha dan ke empat jari berada di krista iliaka, setelah adanya his ibu
dipimpin mengedan, setelah TP lahir regangkan. Setelah angulus scapula inferior
berada di bawah simpisis suruh asisten melakukan ekspresi kristeller, ikuti gaya
berat janin sehingga punggung janin mendekati perut ibu. Lakukan hiperlordosis
sehingga lahirlah berturut-turut mulai dari dagu, mulut, hidung, mata dan lahirlah
kepala secara keseluruhan. sedangkan dengan melahirkan dengan cara klasik yaitu
dengan tangan kanan kemudian tangan kiri menelusuri skapula, humerus, fosa
cubiti, tangan menjadi bidai seolah-olah bayi mengusap muka, maka lahirlah bahu
belakang dan untuk melahirkan bahu depan pegang pergelangan kaki janin dengan
tangan kiri kemudian curam kebawah dan tangan kanan menelusuri skapula,
humerus, fosa cubiti, tangan menjadi bidai seolah-olah bayi mengusap muka,
6) Sedangkan cara Muller mengeluarkan bahu depan, pegang secara femero pelvik
tarik curam kebawah kaitkan tangan kita untuk melahirkan bahu depan, elevasikan
7) Cara Lovset Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala
setelah bokong dan kaki lahir bayi dengan kedua tangan memutar bayi 180 derajat
dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunjuk jari tangan yang nuchal dan
memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan kearah kiri/kanan beberapa
8) Mouricceu yaitu melahirkan kepala. Janin seperti menunggang kuda, jari tengah
masuk kedalam mulut bayi dan jari manis dan telunjuk berada di maksila,
sedangkan tangan kiri berada di tengkuk, tarik curam kebawah setelah suboksiput
keseluruhan.
9) Ekstraksi kaki dilakukan apabila kala II tidak maju atau terjadi gawat pada ibu dan
mengharuskan bayi segera dilahirkan, caranya tangan kiri membuka vulva dan
tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong pangkal paha sampai lutut
kemudian melakukan abduksi, fleksi dan menuntut kaki bayi hingga keluar vagina
sampai lutut, kedua tangan penolong memegang betis sejajar sumbu panjang paha
dan jari lain di depan betis, kaki curam kebawah sampai pangkal paha lahir,
pegangan kita pindahkan setinggi mungkin lalu curam kebawah sampai trokanter
lahir, setelah trokanter lahir untuk melahirkan trokanter belakang, kita elevasikan
keatas apabila trokanter lahir maka bokong lahir dan untuk melahirkan punggung
10) Sedangkan ekstraksi bokong yaitu dengan cara jari telunjuk penolong yang searah
bagian kecil janin dimasukkan kedalam jalan lahir 2 jari kemudian diletakkan di
paha bagian depan dengan jari ini lipat paha atau krista illiaka dikait dan ditarik
curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini maka tangan lain penolong
mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam kebawah, bila dengan tarikan
trokhantor depan mulai tampak dibawah simfisis, maka jari telunjuk penolong lain
mengkait lipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir, setelah bokong
lahir bayi dilahirkan secara klasik atau Muller dan untuk mengeluarkan kepala
dengan Marriceau, jika Marriceau kepala tidak dapat lahir, maka kita lakukan
dengan cara cunam piper yaitu dengan cara tangan dan badan bayi dibungkus kain
steril, diangkat keatas, cunam piper dipasang melintang terhadap panggul dan
kepala kemudian ditarik curam kebawah dan keatas, maka lahirlah bayi seluruhnya
11) Nilai dan keringkan bayi. Lalu selimuti.Melakukan palpasi, untuk mengetahui
apakah ada bayi ke-2/ tidak, jika tidak ada suntikkan oksitosin kemudian lakukan
pemotongan dan pengikatan tali pusat. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini atau skint to
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
KU : Baik, kontraksi uterus baik, TP memanjang, keluar darah secara tiba-tiba dan uterus
membulat.
ASSESMENT
PLANING
1) Lihat tanda pelepasan plasenta bila TP memanjang dan keluar darah sekonyong-
konyong, maka lahirkan plasenta dengan cara melakukan PTT dengan cara pindahkan
klem dengan jarak 5-10 cm depan vulva. Jika plasenta masuk ke dalam berarti
plasenta belum lepas, tapi jika plasenta diam dan memanjang berarti plsenta sudah
lepas.
2) Melahirkan plasenta yaitu regangkan TP dengan tangan kanan, sementara tangan kiri
berada di supra simpisis secara dorsocranial, tarik curam kebawah, keatas dan sejajar
lantai setelah nampak di vulva cengkram dengan kedua tangan. Putar searah jarum
3) Melakukan masase fundus dan mengajarkan pada ibu cara menilai kontraksi dan
masase bila uterus membulat dan keras berarti kontraksi baik dan masase dengan
5) Mengecek laserasi jalan lahir untuk mengetahui ada atau tidaknya robekan.
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
KU : Baik
TD : 110/70 mmhg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,4 C
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, blass kosong, pengeluaran darah 50 cc.
ASESMENT
PLANING
1) Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, blass dan perdarahan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. (Ibu mengerti dengan
penjelasan bidan)
2) Membersihkan ibu dari darah, cairan ketuban kemudian mengenakan pakaian ibu
dengan pakaian kering dan bersih serta membersihkan tempat tidur dan alat untuk
menghindari kuman dan menjaga kenyamanan ibu. (Ibu sudah dibersihkan dan sudah
3) Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung
karbohidrat seperti nasi, sayur-sayuran hijau, ikan, telur, tempe dan lain-lain agar tenaga
4) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup agar tenaga yang terpakai pada saat
proses persalinan dapat kembali pulih. (Ibu mau mengikuti anjuran bidan)
5) Menganjurkan untuk inisiasi dini yaitu menyusui bayinya sesegera dan sesering
mungkin untuk merangsang produksi ASI dan merangsang involusi uterus. (Ibu mau
menyusui bayinya)
6) Mengajarkan pada ibu perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa steril yang
kering dan mengajarkan ibu untuk menilai kontraksi yang baik dan apabila uterus terasa
lembek ibu harus menghubungi bidan. (Ibu mau mengikuti semua yang telah diajarkan
7) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu merasakan nyeri kepala yang
normalah atau berdarah. (ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas)
8) Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti ikterik, kebiruan, bayi
rewel, hipotermi, malas menyusui, dan TP tampak merah. (Ibu mengerti tanda bahaya
pada bayi)
9) Menganjurkan pada ibu untuk bonding attachment dengan skin to skin agar terjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi. (Ibu mau mengikuti anjuran bidan tentang
bonding attachment)
10) Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini 2 jam kemudian yaitu dengan
11) Menjelaskan pada ibu tentang KB pasca persalinan yaitu KB yang mantap misalnya
12) Menganjurkan pada ibu untuk mengimunisasikan anaknya agar kebal dari penyakit. (Ibu