Anda di halaman 1dari 16

PBL

KELOMPOK 2 (DUA)
GANGGUAN PENCIUMAN
MELKI, DHEVIA, UYON, SRI OLFI, DAVID
KASUS 2
GANGGUAN PENCIUMAN
◦ Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke poliklinik
mengeluh flu yang dideritanya tak kunjung sembuh
sudah lebih dari 1 bulan. Hasil pengkajian: nyeri tekan
pada sekitar hidung, hiposmia, batuk tidak efektif ada
sputum, ada gangguan pendengaran, TD 120/80
mmHg, Nadi 90x/menit, RR 20x/menit, SB 38,6◦C, nafsu
makan menurun, dan keadaan ini membuat pekerjaan
sehari-harinya terganggu.”
1. KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH
PENTING
a.Flu
b.Hiposmia
c.Sputum
2. KATA PROBLEM KUNCI
◦ a. Flu lebih dari 1 bulan
◦ b. Nyeri tekan pada sekitar hidung
◦ c. Hiposmia
◦ d. batuk tidak efektif ada sputum
◦ e. Ada gangguan pendengaran
◦ f. Nafsu makan menurun
◦ g. SB : 38,6◦C
3. MIND MAP

GANGGUAN
PENCIUMAN
RHINITIS SINUSITIS
ALERGI

POLIP HIDUNG
Manifestasi Klinis
Batuk
Diagnosa Nyeri tidak
Medik Flu >1 tekan Hiposmia
efektif Gangguan ↓ Nafsu
bulan sekitar ada Pendengaran makan SB 38,6◦C
hidung sputum

Rhinitis Alergi + - - + - - -

Polip Hidung + + + + - + -

Sinusitis + + + + + + +
KONSEP MEDIS
SINUSITIS
◦Sinusitis adalah radang
mukosa sinus paranasal
sesuai anatomi sinus yang
terkena, dapat dibagi
menjadi sinusitis maksila,
sinusitis etmoid, sinusitis
frontal, dan sinusitis sphenoid
(Soepardi 2007)
PATOFISIOLOGI
◦ Timbulnya Pembengkakan di kompleks osteomeatal, selaput
permukaan yang berhadapan akan segera menyempit hingga
bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak untuk
mengeluarkan sekret. Gangguan penyerapan dan aliran udara
di dalam sinus, menyebabkan juga silia menjadi kurang aktif dan
lendir yang diproduksi oleh selaput permukaan sinus akan
menjadi lebih kental dan menjadi mudah untuk bakteri timbul
dan berkembang biak. Bila sumbatan terus-menerus berlangsung
akan terjadi kurangnya oksigen dan hambatan lendir, hal ini
menyebabkan tumbuhnya bakteri anaerob, selanjutnya terjadi
perubahan jaringan Pembengkakan menjadi lebih hipertrofi
hingga pembentukan polip atau kista .
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1. Data subjektif :
- - Klien mengeluh flu tak kunjung
sembuh > 1bulan
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Data objektif :
- Batuk tidak efektif
- Ada sputum
2. Data subjektif : -

Data objektif : Gangguan Persepsi Sensorik


- Hiposmia
- Penurunan Pendengaran

3. - Data subjektif : Klien mengeluh


flu tak kunjung sembuh > 1bulan
Hipertermia
Data objektif :
- SB : 38,6◦C

4. - Data subjektif : -

Data objektif :
Nyeri Akut
- Nyeri tekan disekitar
hidung
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)Bersihan jalan napas tidak Efektif


2)Gangguan Persepsi Sensorik
3)Hipertermia
4)Nyeri Akut
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 8 Manajemen Jalan Napas
jam, maka Bersihan jalan napas Meningkat, dengan Observasi :
kriteria hasil : 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
1) Batuk Efektif napas)
2) Produksi sputum menurun 1. Monitor bunyi napas tambahan
3) Frekuensi Napas 12 – 20 kali/menit 2. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Mandiri :
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head till-chin lift
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Gangguan Persepsi Sensorik Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 8 jam, maka 1. Periksa status sensori
Persepsi sensori membaik, dengan 2. Monitor riwayat pengobatan dan
kriteria hasil : alergi
1) Menunjukan tanda dan gejala 3. Monitor tingkat kesadaran, tanda-
persepsi dan sensori baik : tanda vital sensasi secara berkala
penglihatan, pendengaran Terapeutik
2) Mampu mengungkapkan fungsi 2. Batasi stimulus lingkungan (mis.
persepsi dan sensori dengan Suara)
tepat 3. Jadwalkan aktivitas harian dan
waktu istirahat
4. Ubah posisi tubuh secara periodik
Edukasi
2. Anjurkan melakukan distraksi
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi sensori
Hipertermia Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi :
selama 8 jam, maka Termoregulasi membaik, 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
dengan kriteria hasil : Dehidrasi, terpapar lingkungna panas,
1) Suhu 36 – 37C penggunaan inkubator)
2) Nadi dan RR dalam rentang normal 2. Monitor suhu tubuh
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak 3. Monitor kadar elektrolit
ada pusing, merasa nyaman 4. Monitor haluaran urin
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basai dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
6. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 8 jam, Observasi :
maka tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
1) Kemampuan menuntaskan aktivitas nyeri dan intensitas nyeri
meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
2) Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
3) Frekuensi nadi, pola napas, tekanan darah 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
membaik memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Fasilitasi istirahat tidur
3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
TERIMA KASIH / AMOLE

Anda mungkin juga menyukai