Kesadaran : Somnolent
dangkal
makan.
kali.
DO :
TD 100/60
dangkal
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 14 juni 2013 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Potensial
D. RENCANA KEPERAWATAN
mengalami nafas dangkal 8. Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
laboratorium: AGD
Status Gizi Asupan Makanan dan NIC 3 : Bantuan menaikkan berat badan
hilang, pasien tampak segar makanan pelengkap, pemberian makanan melalui slang
dibuktikan dengan BB meningkat, dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat
BB tidak turun.
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
nafas : buka jalan nafas, nafas : membuka jalan sumbatan pada jalan
2. Identifikasi kebutuhan
2.
Mengidentifikasi Kesadaran : compos
9. Pertahankan status
9. Mempertahankan status
1. Ketahui kesukaan
1. Mengetahui kesukaan mual dan muntah.
2. Tentukan kemampuan
2.
Menentukan kemampuan TD 110/70 mmHg
pasien untuk memenuhi pasien untuk memenuhi RR : 24 x/mnt,
kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi A: Masalah teratasi
5. Tentukan motivasi
5. Menentukan motivasi
NIC 3 : Bantuan
1. Mendiskusikan dengan
pemberian makanan
3. Merujuk ke dokter untuk
melalui slang. menentukan penyebab
menentukan penyebab
4. Merujuk ke program gizi
membeli atau
menyiapkan makanan
yang adekuat
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia.
Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah
mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri
penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan
perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat
pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan
yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat
dengan pesat. Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun
akan berkurang atau terhenti. Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan
pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, atau toksinnya,
parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi
normal tubuh. Jenis keracunan makanan disebabkan oleh biologikal (bakteria, fungi
(kulat),Virus), fizikal(benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-
lain),kimia(racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet
yang berlebihan). Tanda-tanda umum keracunan makanan diantaranya kekejangan otot, demam,
sering membuang air besar, tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah atau mukus, otot-otot
lemah dan badan terasa sejuk, lesu dan muntah, memulas dan sakit perut, kadangkala demam dan
dehidrasi, hilang selera makan. Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya
melakukan pengelolaan sistem higyen yang baik, pengolahan makanan yang baik, hindari terjadi
kontaminasi dari mana pun, simpan makanan dalam suhu yang tepat (<5oc untuk makanan yang
disimpan dalam kulkas dan > 60oc untuk makanan yang panas), hindari makan makanan yang
asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang liar,
hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan
bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Sedangkan menurut Menurut
Taylor, Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam
tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian. Dari zat – zat
racun ini lah yang akan menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam
tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui
kulit. Keracunan juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik
ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak normalnya
mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan
pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan kematian, jika cara penanganan yang salah. Di
Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari keracunan makanan, zat kimia hingga
keracunan gas. Tidak jarang kasus keracunan ini berujung pada kematian. Ketidak tahuan
masyarakat terhadap pertolongan pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah satu
penyebab kematian tersebut.
Untuk mengatasi dan membatu korban yang keracunan kita harus mengetahui keracunan yang
dialami oleh korban dan gejala – gejala yang ditunjukan oleh korban serta penanganan
pertamanya. Karena keracunan dapat meimbulkan dampak yang berbahaya bagi keehatan hingga
bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang tepat dalam kasus
keracunanan sangat penting untuk mencegah terjadinya korban jiwa. Pada banyak kasus yang
ada akibat keracunan sebagai “first stander” dapat melakukan pertolongan pertama bagi setiap
orang yang mengalami atau menjadi korban keracunan.
Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana cara bagi penolong pertama apabila menemui
korban yang menderita keracunan, apa sajakah tindakan yang harus kita lakukan. Selain itu akan
dibahas pula tata cara penanggulangannya jika sudah melewati masa kritis (keracunan). Dengan
dibahasnya tentang tata cara pertolongan pertama dan cara penanggulangan terhadap korban
keracunan penulis berharap agar tingkat kesalahan dalam menolong dan penaggulangan dapat
dibuat seminimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Bernas, Keracunan di pesta, satu meninggal, http://www.indomedia.com/bernas/030202/04/
utama, diakses 17-03-2005.
2. Bernas, Dua tewas keracunan usai hajatan, http://www.indomedia com/ bernas/072001/utama,
diakses 17-03-2005.
3. Dari balik warta, Keracunan makanan di tanah air,http://news.indosiar.com/news, diakses 17-
03-2005.
4. Departemen Kesehatan RI, 2001, Kumpulan Modul Kursus Penyehatan Makanan Bagi
Pengusaha Makanan da Minuman, Yayasan Pesan, Jakarta.
5. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pencegahan Keracunan Makanan pada Industri
Katering, wwwnakertrans.go.id/Kkhiperkes.
6. Dharwiyanti, 2004, Bahaya pencemaran timbal pada makanan dan minuman,http://
dharwiyanti, blogdrive.com, diakses 10-03-2005.
7. Frank C.LU, Toksikologi Dasar, Universitas Indonesia Press 1995 (Termahan Edi Nugroho).
8. HAKLI, 2001, Kumpulan Makalah Seminar dan Simposium Nasional Kesehatan Lingkungan,
Yogyakarta.
9. Media Indonesia , 2004, Zat Kimia masih ditemukan dalam makanan anak,Copyright, 204,
2005 LIPI.
10. Intisari, Enam langkah mencegah keracunan makanan, http://www.intisari.com,diakses 10-
03-2005.
11. Imam Supardi, Prof, Dr,dr,Sp.Mk, 2002, Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan
Pangan, yayasan Adikarya IKAPI, Bandung.
12. Leni Herleani Afrianti, 2004, Penyebab Makanan Beracun, F MIPA, ITB.
13. Kompas, 2004, Puluhan Siswa Keracunan Makanan, http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0408/19/metro/1217177.htm, diakses 16,02,05.
14. Media Indonesia, 2004, Zat kimia masih ditemukan dalam makanan anak, http://www.media
indonesia-cetak 8 Des 2004, diakses 12-12-2004.
15. Pikiran rakyat, 540 karyawan PT.Derma Internasional Cileuyi Bandung keracunan
makanan,http://www.pikiran rakyat, diakses 17-03-2005.
16. Republika, 2005, Belasan Jemaah Haji Kena Diare karena Keracunan makanan,
http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups-com diakses 16,02,05.
17. Rosihan Anwar, 2001, Lima Spesies Bakteri yang dikenal sebagai penyebab keracunan
Makanan, Ibu Sina, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Univ. Islam
Sumatera (Vol.1 No.1/Januari 2001.
18. Sartono, 2002, Racun dan Keracunan, Widya Merdeka.
19. Waspada online, 2005, Bantuan Kadaluarsa Dimusnahkan, http://www.
waspada.co.id/berita/aceh/artikel.php dikases16,02,05.
20. Zaenab ,2003, Kumpulan Klipping Keracunan Makanan