Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA AN H DENGAN BERSIHAN

JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF DENGAN PEMBERIAN INTERVENSI

MEMBERIKAN MINUMAN HERBAL REBUSAN JAHE DAN MADU

DI BANJAR TIBUBENENG, KUTA UTARA , BADUNG

TANGGAL 9-12 NOVEMBER 2023

Oleh :

NI LUH PUTU VELINIA WIJAYANTI


NIM. 22.322.1364

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
FORMAT LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas Pasien
Nama : An. H
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Br. Tibubeneng Gang Pacar No. 3 Kuta Utara Badung
Tanggal : 9 November 2023

B. Data Fokus
(data Subjektif pasien)
Keluhan
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami batuk-batuk, pilek ±2 hari yang lalu, batuk
berdahak berwarna kuning dengan eksistensi kental, batuk terus menerus, batuk tidak
disertai nyeri dada, awalnya batuk anaknya hanya batuk kering tidak disertai dahak,
saat batuk sulit untuk mengeluarkan dahaknya, (+) pilek dengan sekret berwarna kuning
kental. Ibu klien juga mengatakan badan anaknya terasa panas.

(data Objektif pasien)


- Pasien tampak batuk
- (+) secret berwarna kuning dan konsisten kental
- (+) suara napas tambahan ronchi
- Tubuh pasien terasa hangat dan kemerahan
- TTV :
N : 110x/mnt
RR : 28x/mnt
S : 37,8 C

C. Diagnosa yang muncul


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan ibu pasien mengatakan batuk berdahak berwarna kuning dengan
eksistensi kental, batuk terus menerus, (+) pilek dengan sekret berwarna kuning
kental, pasien tampak batuk, suara napas tambahan ronchi, RR : 28x/mnt, N
:100x/mnt, S : 37,8 C
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan pasien
mengeluh demam sejak kemarin,Suhu 37,8 C, Frekuensi nadi 110 x/menit, akral
teraba panas dan muka kemerahan

D. Intervensi Komplementer

N DIAGNOS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


o A KRITERIA
HASIL
1 Bersihan SLKI Label: SIKI Label:
jalan napas Bersihan Jalan Manajemen jalan
tidak efektif Nafas Nafas (I.01011)
(L.01001) Observasi Observasi
Setelah 1. Monitor pola 1. Untuk mengetahui
diberikan nafas pola nafas seperti
asuhan Bradipnea, takipnea,
keperawatan hiperventilasi,kusmau
selama 3 x 24 l dll)
jam, diharapkan
bersihan jalan
nafas meningkat 2. Monitor bunyi 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria nafas tambahan adanya bunyi nafas
hasil: tambahan seperti
- Batuk wheezing dan ronchi
efektif
meningkat Terapeutik Terapeutik
. 1. Posisikan semi 1. Posisi dapat
- Mengi fowler atau membantu
menurun fowler memaksimalkan
- Wheezing ekspansi paru dan
menurun
- Dispnea menurunkan upaya
menurun pernafasan.
- Frekuensi 2. Berikan 2. Untuk mengatasi
dan pola oksigen jika kekurangan oksigen
nafas perlu atau hipoksia.
membaik
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan 1. Menjaga
asupan cairan keseimbangan cairan
2000ml/hari, di dalam tubuh
jika tidak ada sehingga dapat
kontra indikasi mengoptimalkan
metabolism sel.

2. Ajarkan teknik 2. Untuk mengeluarkan


batuk efektif sputum atau benda
asing.

Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi 1. Untuk membuka
pemberian saluran bronkus,
minuman mengencerkan
herbal rebusan sputum dan
jahe madu dan mempermudah
Mengajarkan mengeluarkan
keluarga sputum.
bagaimana cara
membuat
minuman
herbal jahe dan
madu
2 Hipertermi SLKI Label: SIKI Label:
Termoregulasi Manajemen
(L.01001) Hipertermi
(I.15506)
Setelah
dilakukan Observasi Observasi
asuhan a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
keperawatan 3 x penyebab penyebab hipertermi
24 jam hipertermia sehingga dapat
diharapkan b. Monitor berkolaborasi dengan
termoregulasi suhu tubuh dokter dalam
meningkat c. Monitor pemberian antipiretik.
dengan kriteria haluaran
luaran : urine b. Sebagai pengawasan
1) Kulit terhadap perubahan
merah keadaan umum
menurun sehingga dapat
2) Suhu dilaksanakan
tubuh perawatan yang tepat
membai dan cepat.
k
c. Untuk mengetahui jika
terjadi gejala
dehidrasi.

Terapeutik Terapeutik
a. Sediakan a. Mengurangi efek
lingkungan evaforasi untuk
yang dingin mencegah terjadinya
b. longgarkan dehidrasi.
atau b. Untuk mencegah
lepaskan terjadinya peningkatan
pakaian evaforasi pada tubuh
c. Berikan sehingga tidak terjadi
cairan oral dehidrasi.
d. Ganti linen c. Untuk mencegah
setiap hari dehidrasi dan juga
atau lebih mampu mengurangi
sering jika hipertermi
mengalami d. Mencegah kondisi
hiperhidrosi lembab pada kulit
s (keringat sehingga tidak
berlebih) terjadi iritasi kulit
e. Lakukan ataupun jamur.
pendinginan
eksternal e. Meningkatkan efek
(mis. konduktivitas dari
kompres proses konduksi yang
dingin pada mana terjadi
dahi, leher, perpindahan panas
dada, dari tubuh ke material
abdomen, yang lebih dingin.
dan aksilia)

Edukasi Edukasi
a. Anjurkan a. Mengurangi
tirah baring peningkatan laju
metabolisme yang
dapat meningkatkan
suhu tubuh

Kolaborasi Kolaborasi
Kolaborasi Mencegah terjadinya
pemberian cairan dehidrasi
dan elektrolit
intravena, jika perlu

E. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/ No. Tindakan Evaluasi TTD
jam DX Keperawatan
Sabtu, 9 1 Monitor pola nafas DS : Veli
desember Ibu pasien mengatakan bahwa
2023 pasien masih batuk pilek dan sulit
09.00 untuk mengeluarkan dahaknya

DO :
Klien tampak batuk dan terdapat
secret pada hidung, pasien
tampak sedikit kesulitan bernapas
TTV
- RR : 28x/menit
- N : 110x/menit
- S : 37,8 C
-
09.02 1 Monitor bunyi nafas Veli
tambahan

09.20 1,2 Posisikan semi fowler DS : - Veli


atau fowler DO :
Pasien tampak sedang dalam
posisi setengah berbaring

09.30 2 Memberi kompres DS: Pasien menyatakan merasa


dingin lebih nyaman
DO:
hangat dan kemerahan pada kulit
berkurang
09.40 1,2 Anjurkan asupan DS : Veli
cairan Pasien mengatakan mengerti
tentang edukasi yang diberikan

DO :
Pasien tampak antusias
mendengarkan dan mengikuti
anjuran untuk minum sesuai
anjuran

10.00 1 Ajarkan teknik batuk DS : Veli


efektif Ibu pasien mengatakan mengerti
dan akan mencoba memberikan
Teknik batuk efektif secara
mandiri

DO ;
Perawat telah mengajarkan
Teknik batuk efektif, ibu pasien
tampak paham

11.00 2 Melakukan kolaborasi DS:


dengan tim medis Pasien menyatakan tidak ada
dalam pemberian riwayat alergi dan merasa lebih
antipiretik nyaman setelah minum obat
parasetamol 500 mg DO:
(intra oral) tidak ada tanda-tanda reaksi alergi
terhadap obat
11.30 1 Kolaborasi pemberian DS : Veli
minuman herbal Ibu pasien mengatakan akan
rebusan jahe madu mencoba memberikan minuman
dan Mengajarkan herbal rebusan jahe yang telah
keluarga bagaimana diajarkan perawat
cara membuat
minuman herbal jahe DO :
dan madu Pasien tampak paham tentang
pembuatan minuman herbal yang
diajarkan
Minggu, 1 Monitor pola nafas DS : Veli
10 Ibu pasien mengatakan bahwa
desember pasien masih batuk tapi tidak
2023 sesering hari pertama
10.00
DO :
Klien tampak batuk,(+) sputum
dengan konsistensi cair agak
kental berwarna putih kekuningan
TTV
- RR : 26x/menit
- N : 98x/menit
- S : 37 C
10.02 1,2 Posisikan semi fowler DS : Veli
atau fowler Ibu pasien mengatakan dengan
posisi ini pasien merasa lebih
nyaman

DO :

10.20 1,2 Anjurkan asupan DS : Veli


cairan Ibu pasien mengatakan pasien
sudah mulai mau minum air

DO : -
11.00 1 Ajarkan teknik batuk DS : Veli
efektif Ibu pasien mengatakan sudah
melakukan Teknik batuk efektif
pada pasien

DO :
Pasien tampak lebih tenang dari
hari pertama

11.10 2 Melakukan kolaborasi DS:


dengan tim medis Pasien menyatakan tidak ada
dalam pemberian riwayat alergi dan merasa lebih
antipiretik nyaman setelah minum obat
parasetamol 500 mg DO:
(intra oral) tidak ada tanda-tanda reaksi alergi
terhadap obat
12.00 1 Kolaborasi pemberian DS : Veli
minuman herbal
rebusan jahe madu
dan Mengajarkan
keluarga bagaimana
cara membuat
minuman herbal jahe
dan madu

Senin, 11 1 Monitor pola nafas DS : Veli


Desember Ibu pasien mengatakan bahwa
2023 batuk pada pasien sudah mulai
09.00 berkurang, hanya seskali tidak
sering

DO :
Pasien tampak lebih tenang batuk
hanya terdengar sesekali, secret
sudah mulai encer berwarna putih
kekuningan
TTV
- RR : 22x/menit
- N : 95x/menit
- S : 36,8C
09.15 1,2 Posisikan semi fowler DS : - Veli
atau fowler DO :
Pasien tampak dalam posisi
setengah duduk

09.30 1 Ajarkan teknik batuk DS : Veli


efektif Ibu pasien mengatakan sudah
melakukan Teknik yang telah
diajarkan

DO : -

10.00 1 Kolaborasi pemberian DS : Veli


minuman herbal Ibu pasien mengatakan batuk
rebusan jahe madu pada pasien sudah mulai
dan Mengajarkan berkurang setelah rutin diberikan
keluarga bagaimana herbal jahe madu
cara membuat
minuman herbal jahe DO :
dan madu Pasien tampak lebih tenang

F. Evaluasi
No Hari/Tgl
No Dx Evaluasi TTd
Jam
S:
Ibu pasien mengatakan batuk pada anaknya
sudah mulai berkurang dan anaknya mulai
tampak tenang setelah diberikan minuman
herbal jahe madu

O:
Selasa/ 12
- Pasien tampak lebih tenang
Desember
1 1 - Batuk hanya terdengar sesekali
2023
- Secret sudah mulai encer berwarna
09.00
putih kekuningan
- TTV : RR : 22x/mnt, N : 95x/mnt, S
: 36,8 C

A: Masalah bersihan jalan napas tidak


efektif teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien

S: Pasien mengatakan sudah tidak demam


lagi
O:
Selasa/ 12
- suhu: 36,8o C,
Desember
2 2 - Nadi 90x/mnt,
2023
- wajah sudah tidak tampak
09.00
kemerahan

A: Masalah hipertermi teratasi


P: -Pertahankan kondisi pasien
Mengetahui Denpasar, 9 Desember 2023
Pembimbing

(Nama Pembimbing) (Ni Luh Putu Velinia Wijayanti)


ANALISA JURNAL TERKAIT PEMBERIAN TERAPI MINUMAN HERBAL REBUSAN JAHE DAN MADU

DENGAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA ANAK ISPA

N JOURNAL AUTHORS P I C O T
O
1 Pemberian Siti Aisah , Dalam penelitian ini Penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini Penelitian ini Maret
Rebusan Jahe Eko Sari yang menjadi studi kasus dengan responden membandingkan menemukan 2023
dan Madu Ajiningstyas responden yaitu penderita ISPA ringan (batuk, pilek, Tingkat Setelah dilakukan
Sebagai , Sudiarto penderita ispa ringan ada sekret) berfokus pada pemberian keparahan batuk tindakan selama 5
Terapi ( batuk, pilkek, ada rebusan jahe dan madu sebagai terapi anak penderita hari didapatkan
Komplemente (Aisah et al., secret) pada An.R komplementer pada anak dengan ISPA pada hasil yaitu
r Pada An.R 2023) didapatkan data ISPA. Penelitian ini dilaksanakan di sebelum dan frekuensi batuk
Dengan yaitu klien batuk Desa Kutabawa selama 5 hari mulai sesudah diberikan berkurang, bunyi
Masalah Ispa terus menerus dan tanggal 15-20 Maret 2023 diberikan terapi ronchki sudah
di Desa berdahak, terdapat sehari 2x yaitu pada pagi dan malam komplementer tidak terdengar,
Kutabawa pernapasan cuping hari sebanyak 150 cc. yaitu pemberian anak menjadi aktif
hidung, terdapat minuman herbal bermain kembali
penumpukan sekret, rebusan jahe dan dan frekuensi
terdapat bunyi napas madu . napas dalam batas
tambahan ronckhi, normal yaitu
hasil pemeriksaan 30x/menit dan
tanda-tanda vital bunyi napas
yaitu rr : 30x/menit, vesikuler.
nadi : 100x/menit
dan suhu : 37,6 C

2• Pengabdian Yola Anjani, Populasi pada Pada penelitian ini menggunakan Penelitian ini terapo Oktober
Kepada Riska penelitian ini adalah metode Metode yang di lakukan membandingkan nonfarmokologi 2021
Masyarakat Wandini 2 pasien anak yaitu dengan Berikan minuman herbal jahe Tingkat berupa minuman
Terapi An. N umur 3 tahun merah dicampur madu dengan dosis 2 keparahan batuk jahe + madu pada
Komplemente kali sehari sebanyak 150 ml pada pagi anak penderita anak sebagai salah
r Minuman (Anjani & dan An. M umur 6 hari dan malam hari sebelum tidur, ISPA pada satu terapi
Jahe Merah Wandini, tahun pemberian minuman herbal jahe sebelum dan melegakan
Dan Madu Di 2021) merah dicampur madu dilakukan sesudah diberikan tenggorokan dan
Desa Pasuruan selama 5 hari berturut-urut. terapi mengurangi batuk,
Kecamatan komplementer ternyata terlihat
Penengahan yaitu pemberian adaya perbedaan
Lampung minuman herbal waktu pemulihan
Selatan. rebusan jahe dan diantara kedua
• madu . pasien tersebut.
Pada pasien
pertama yakni An.
N usia 3 tahun
dengan
prosespenyembuha
n membutuhkan
waktu 4 hari di
rumah, dan porsi
batuk berkurang
setelah 3 hari, dan
pada pasien kedua
yakni AN. M usia
6 tahun dengan
proses
penyembuhan
membutuhkan
waktu 2 hari
dengan porsi batuk
berkurang terlihat
setelah diberikan
terapi jahe madu.
3• Ketidakefektif Lidya Populasi dalam Pelaksanaan pemberian terapi Penelitian ini Pelaksanaan April-
an Bersihan Arianti, penelitian ini adalah komplementer pembuatan teh dengan membandingkan pemberian terapi Mei 2020
Jalan Napas Rizka 4 orang anak yaitu rebusan jahe dan madu dilaksanakan Tingkat pembuatan teh
Pada Balita Shelvia perempuan dan laki- pada tanggal 30 April 2020 s/d 04 Mei keparahan batuk dilaksanakan pada
Infeksi Yulita, laki beserta dengan 2020 .Penelitian dilakukan selama 5 anak penderita tanggal 30 April
Saluran Rilyani, ibunya penderita hari, ISPA pada 2020 s/d 04 Mei
Pernapasan Setiawati, ISPA sebelum dan 2020. Penelitian
Akut (Ispa) Dewi sesudah diberikan dilakukan selama 5
Dengan Kusumaning terapi hari, setelah
Menggunakan sih, Riska komplementer dilakukan nya
Terapi Wandini yaitu pemberian pemberian terapi
Rebusan Jahe (Arianti et minuman herbal selama 5 hari
Madu Di al., 2021) rebusan jahe dan menurunkan
Margorejo madu . keparahan batuk
Kecamatan klien.
Metro Selatan
Kota Metro

4• Pengaruh Linda Populasi penelitian Kelompok Kontrol disini adalah Penelitian ini Hasil penelitian ini Juni –
Pemberian Suryani, Siti adalah Balita responden mendapat terapi standar membandingkan terdapat perbedaan Septembe
Jahe Merah Zakiah Zulfa penderita ISPA di dari Puskesmas, sedangkan kelompok Tingkat yang signifikan r 2022
Terhadap Puskesmas Payung Intervensi/Perlakuan responden yang keparahan batuk antara mean
Gangguan (Suryani & Sekaki bulan Juni – mendapatkan terapi obat-obatan dari anak penderita tingkat keparahan
Pernapasan Zulfa, 2022) Agustus berjumlah Puskesmas ditambah dengan ISPA pada batuk anak pada
Pasien Ispa 98 orang, dengan mengkonsumsi air rebusan jahe sebelum dan kelompok
Pada Balita Di sampel sebanyak 30 merah. Air rebusan jahe merah yang sesudah diberikan intervensi sesudah
Puskesmas orang untuk masing- dimaksud sebagai intervensi yang terapi diberikan
Payung masing kelompok disediakan oleh peneliti dan di berikan komplementer minuman jahe
Sekaki Tahun kontrol dan kepada responden dalam kondisi yaitu pemberian sehingga dapat
2022 intervensi. hangat selama 2 hari minuman herbal disimpulkan
rebusan jahe dan bahwa pemberian
madu . minuman jahe
merah dapat
menurunkan
gangguan
pernapasan pasien
ISPA pada balita
5• Asuhan Linawati Populasi dalam Pelaksanaan pemberian minuman jahe Penelitian ini Hasil evaluasi Juni- juli
keperawatan Novikasari, penelitian ini adalah merah dan madu ini dilakukan pada membandingkan akhir yang 2021
infeksi saluran Setiawati, 2 oraqng balita klien An.S dan An.V pada pagi hari Tingkat dilakukan oleh
pernapasan M.Fani penderita ISPA dan sore hari dengan masalah infeksi keparahan batuk peneliti pada
akut (ispa) Sugiantoro dengan keluhan saluran pernapasan askut (ISPA) pada anak penderita pasien
pada anak batuk , pilek serta tanggal 27 Juni 2021 dengan keluhan ISPA pada menunjukkan
dengan (Novikasari demam tinggi sejak batuk , pilek serta demam tinggi sejak sebelum dan bahwa masalah
menggunakan & 1 hari yang lalu 1 hari yang lalu.terapi akan dilakukan sesudah diberikan yang dialami
jahe merah Sugiantoro, yaitu An.S dan selama 5x24 jam. terapi pasien hanya
dan madu 2021) An.V komplementer teratasi sebagian,
yaitu pemberian serta belum
minuman herbal teratasi sesuai
rebusan jahe dan dengan rencana
madu . yang telah dibuat.
Masalah pada jalan
nafas pasien sudah
bisa mengeluarkan
sputum tetapi
belum maksimal
dan pasien masih
batuk-batuk.
Masalah pada pola
nafas adalah ada
penurunan
frekuensi nafas
yaitu dari
29x/menit saat
sebelum diberikan
minuman jahe
merah dan madu
menjadi 22x/menit
setelah diberikan
minuman jahe
merah dan madu
selama 5 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S., Ajiningstyas, & Sudiarto, E. S. (2023). Pemberian Rebusan Jahe dan Madu Sebagai
Terapi Komplementer Pada An.R Dengan Masalah Ispa di Desa Kutabawa. 1(6), 174–
178.

Anjani, Y., & Wandini, R. (2021). Pengabdian Kepada Masyarakat Terapi Komplementer
Minuman Jahe Merah Dan Madu Di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung
Selatan. 4, 1190–1195.

Arianti, L., Yulita, R. S., Rilyani, Setiawati, Kusumaningsih, D., & Wandini, R. (2021).
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Balita Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(Ispa) Dengan Menggunakan Terapi Rebusan Jahe Madu Di Margorejo Kecamatan
Metro Selatan Kota Metro. 4, 37–41.

Novikasari, L., & Sugiantoro, M. F. (2021). Asuhan keperawatan infeksi saluran pernapasan
akut (ispa) pada anak dengan menggunakan jahe merah dan madu. 1(4), 199–207.

Suryani, L., & Zulfa, S. Z. (2022). Pengaruh Pemberian Jahe Merah Terhadap Gangguan
Pernapasan Pasien Ispa Pada Balita Di Puskesmas Payung Sekaki Tahun 2022.
FORMAT EVALUASI RESUME KEPERAWATAN
Nama mahasiswa :
NIM :
Ruang :
Skor Bobot
N
Aspek yang dinilai Bobot 1 2 3 4 x
o
skor
1 Pengkajian : 20
a. Kelengkapan dan kesesuaian data
b. Memuat data focus dan spesifik sesuai dengan kasus
c. Menggunakan berbagai sumber data baik primer maupun
sekunder
2 Diagnose keperawatan 15
Rumusan keperawatan ditulis dengan benar (memuat unsur :
masalah, penyebab dan data pendukung)
3 Perencanaan : 25
a. Penulisan tujuan dan criteria evaluasi memenuhi kaidah
SMART
b. Perencanaan mengacu pada upaya untuk mengatasi
diagnose
c. Penulisan rencana disusun sesuai dengan prioritas
kebutuhan pasien
4 Implementasi : 30
a. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat
b. Implementasi dituliskan sesuai dengan urutan
pelaksanaan
c. Implementasi ditulis dengan jelas, komunikatif dan dapat
dimengerti
d. Penulisan implementasi dilengkapi dengan jam
pelaksanaan tindakan serta paraf pelaksana tindakan
tersebut
5 Evaluasi : 10
a. Penulisan evaluasi mengacu pada tujuan dan criteria
evaluasi
b. Penulisan evaluasi memuat evaluasi formatif dan sumatif
c. Mendokumentasikan seluruh hasil evaluasi dengan benar
d. Menetapkan rencana selanjutnya dengan tepat
Jumlah 100
Keterangan :
• Isilah kolom skor dengan tanda (√)
Denpasar, ……………….
• Jumlah nilai = skor x bobot Penguji
4

(…………………………….)

Anda mungkin juga menyukai