NO Standar Diagnosis Standar Luaran keperawatan Standar Intervensi
DX keperawatan Indonesia Indonesia Keperawatan Indonesia
D.0001 Bersihan jalan nafas Tidak Setelah dilakukan Observasi: efektif pengkajian selama 3x24 jam 1. identifikasi kemampuan Definisi: maka bersihan jalan napas batuk Ketidakmampuan meningkat dengan kriteria 2. monitor adanya retensi membersihkan sekret atau hasil: sputum obstruksi jalan napas untuk 1. batuk efektif meninglat 3. monitor tanda dan memeprtahankan jalan 2. produksi sputum menurun gejala infeksi saluran napas tetap pasien 3. mengi menurun nafas Penyebab 4. wheezing menurun 4. monitor input dan Fisiologis: 5.mekonium (pada output cairan (mis. Jumlah 1. spasme jalan nafas neonatus) dan karakteristik) 2. Hipersekresi jalan nafas Teraupetik 3. disfungsi neuromuskuler 1. atur posisi semi fowler 4. benda asing dalam jalan atau fowler nafas 2. pasang periak dan 5. adanya jalan nafas bengkok di pangkuan buatan pasien Situasional: 3. buang sekret pda tempat 1. merokok aktif sputum 2. merokok pasif Eduksi: 3. terpajan polutan 1. jekaskan tujuan dan Tanda Mayor prosedur batuk efektif DS: - 2. anjurkan tarik napas DO: dalam melalui hidung 1. batuk tidak efektif selama 4 detik, ditahan 2. tidak mampu batuk selama 2 detik kemudian 3. sputum berlebih keluarkan dari mulut 4. mengi, wheeezing dengan bibir mencucu dan/atau ronkhi kering (dibulatkan) selama 8 5. mekonium di jalan detik napas (pada neonatus) 3. anjurkan mengulangi Tanda Minor tarik napas dalam hingga 3 DS: kali 1. dispnea 4. anjurkan batuk dengan 2. sulit bicara kuat langsung setelah tarik 3. ortopnea napas dalam yang ke-3 DO: Kolaborasi 1. Gelisah 1. kolanorasi pemberian 2. sianosis mukolitik atau 3. bunyi napas menurun ekspektoran, jika perlu 4. frekuensi napas berubah 5. pola napas berubah D.0005 Pola nafas Tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Observasi Definisi: keperawatan selama 3x24 1. monitor pola napas Inspirasi dan/atau ekspirasi jam maka pola napas (frekuensi, kedalaman, yang tidak memberikan membaik dengan kriteria usaha napas) ventilasi adekuat hasil: 2. monitor bunyi napas Penyebab 1. dispnea menurun tambahan ( mis. Gurgling 1. Deperesi pusat 2. penggunaan otot bantu mengi, wheezing, ronkhi pernapasan napas menurun kering) 2. hambatan upaya napas 3. pemanjangan fase 3. monitor sputum (mis. Nyeri saat ekspirasi menurun (jumlah, warna, aroma) bernapas, kelemahan 4, frekuensi napas membaik Teraupetik otot pernapasan) 5. kedalaman napas 1. pertahankan kepatenan 3. deformitas dinding dada membaik jalan napas dengan head- 4. deformitas tulang dada lift dan chin;lift (jew-frust 5. gangguan jika curiga trauma neuromuskular serviks)\ Tanda mayor 2. posisikan semi fowler DS: atau fowler 1. dispnea 3. berikan minu hangat DO: 4. lakukan fisioterapi 1. penggunaan otot bantu dada, jika perlu pernapasan 5. lakukan penghisapan 2. fase ekspirasi lendir kurang dari 15 detik memanjang Edukasi 3. pola napas abnormal 1. anjurkan asupan cairan (mis. Takipnea, bradipnea, 2000 ml/hari, jika tidak hiperventilasi, kussmaul, kontraindikasi cheyne-stokes) 2. ajarkan teknik batuk Tanda Minor efektif DS: Kolaborasi: 1. ortopnea 1. kolaborasi pemberian DO: bronkodilator, 1. pernapsan pursed-lip ekspektorian, mukolitik, 2. pernapsan cuping jika perlu hidung 3. diameter thoraks anterior-posterior meningkat 4. ventilasi semenit menurun 5. kapasitas vital menurun 6. tekanan ekspresi menurun