PEMBAHASAN
1. Pengkajian
b. Aktivitas
c. Pernapasan
- Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
d. Sirkulasi
- Ansietas
- Ketakutan
- Peka rangsangan
- Gelisah
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
- Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
- Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneutoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
c. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian
dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu:
- Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation
- Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle branch Block)
- Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia, SVES, dan VES atau terjadinya
depresi segmen ST negatif.
Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada
paru-paru.
e. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel. Pemeriksaan spirometri tdak
saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatan.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas Dalam waktu1. Kaji warna dan 1. karateristik
berhubungan dengan 3x24 jam kekentalan sputum
bronkhokonstriksi, bronkhospasme, setelah sputum dapatmenunj
edema mukosa dan dinding bronkhus, diberikan ukkan berat
2. Atur posisi semi
serta sekresi mukus yang kental tindakan ringannya
bersihan jalan fowler obstruksi.
napas 3. Ajarkan cara 2.
kembali batuk efektif Meningkatka
efektif
4. Bantu klien n ekspansi
napas dalam dada
Kriteria hasil 5.
: Pertahankan 3. Batuk yang
intake cairan terkontrol
Dapat
sedikitnya 2500 dan efektif
mendemonstr ml/hari kecuali dapat
asikan batuk tidak memudahkan
efektif diindikasikan pengeluaran
Dapat
sekret yang
6. Kolaborasi melekat pada
menyatakan dengan
strategi untuk melakukan jalan napas.
menurunkan fisioterapi dada4. Ventilasi
kekentalan dengan tehnik maksimal
sekresi postural membuka
drainase, lumen jalan
Tidak ada
perkusi dan napas dan
suara napas
fibrasi dada. meningkatka
tambahan
n gerakan
dan wheezing7. Kolaborasi
sekret ke
(-) pemberian dalam jalan
obat :
Pernapasan napas besar
klien normal Bronkodilator untuk
(16-20x/m) golongan B2 dikeluarkan.
tanpa ada
5. Hidrasi yang
penggunaan Nebuler (via
otot bantu inhalasi) dengan adekuat
golongan membantu
napas.
terbutaline 0.25 mengencerka
mg, fenoterol n sekret dan
HBr 0.1% mengefektifk
solution, an
orciprenaline pembersihan
sulfur 0.75 mg. jalan napas.
Intravena
6. Fisioterapi
dengan dada
golongan merupakan
theophyline strategi untuk
ethilenediamine mengeluarka
(Aminofilin) n sekret.
bolus IV 5-6 7.
mg/kgBB.
Pemberian
Agen mukolitik bronkodilator
via inhalasi
dan ekspektoran akan
langsung
kortikosteroid
menuju area
bronkhus
yang
mengalami
spasme
sehingga
lebih cepat
berdilatasi
Pemberian
secara
intravena
merupakan
usaha
pemeliharaaa
n agar dilatasi
jalan napas
dapat
optimal.
Agen
mukolitik
menurunkan
kekntalan dan
perlengketan
sekret paru
untuk
memudahkan
pembersihan.
Agen
ekspektoran
akan
memudahkan
sekret lepas
dari
perlengketan
jalan napas.
Kortikosteroi
d berguna
pada
keterlibatan
luas dengan
hipoksemia
dan
menurunkan
reaksi
inflamasi
akibat edema
mukosa dan
dinding
bronkhus.
2. Terapi
aerosol
membantu
mengencerka
n sekresi
sehingga
dapat
dibuang.
Bronkhodilat
or yang
dihirup sering
ditambahkan
ke dalam
nebulizer
untuk
memberikan
aksi
bronkhodolat
or langsung
pada jalan
napas,
dengan
demikiam
memperbaiki
pertukaran
gas. Tindakan
inhalasi atau
aerosol harus
diberikan
sebelum
waktu makan
untuk
memperbaiki
ventilasi paru
dengan
demikian
mengurangi
keletihan
yang
menyertai
kativitas
makan.
3. Setelah
inhalasi
bronkhodilat
or nebuliser,
klien
disarankan
untuk
meminum
air putih
untuk lebih
mengencerka
n sekresi.
Kemudian
membatukka
n dengan
ekpulsif atau
postural
drainase akan
membantu
dalam
pengeluaran
sekresi. Klien
dibantu untuk
melakukan
hal ini dengan
cara yang
tidak
membuatnya
keletihan.
4. Sebagai
bahan
evaluasi
setelah
melakukan
intervensi.
5. Oksigen
diberikan
ketika terjadi
hipoksemia.
Perawat
harus
memantau
kemanjuran
terapi oksigen
dan
memastikan
bahwa klien
patuh dalam
menggunaka
n alat
pemberi
oksigen. Klien
diinstruksikan
tentang
penggunaan
oksigen yang
tepat dan
tentang
bahay
peningkatan
laju aliran
oksigen tanpa
ada arahan
yang eksplisit
darp perawat.
5.
Memaksimalk
an intake
nutrisi tanpa
kelelahan dan
energi besar
serta
menurunkan
iritasi saluran
cerna.
6. Menilai
kemajuan
terapi diet
dan
membantu
perencanaan
intervensi
selanjutnya.
7. Multivitamin
bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
vitamin yang
tinggi
sekunder dari
rosres
pemkeberhas
ilan
peningkatan
laju
metabolisme
umum.