Anda di halaman 1dari 11

 

INTERVENSI DAN RASIONALISASI SESUAI DENGAN DIAGNOSA

TUJUAN & KRITERIA


NO. DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1. Bersihan jalan Tujuan : Mandiri : Mandiri :
napas inefektif b/d Setelah dilakukan asuhan 1.   Auskultasi bunyi napas, catat 1.   Untuk mengetahui obstruksi jalan
peningkatan keperawatan selama 1x24 jam adanya mengi, krekels, dan ronki napas dan dimana letaknya
produksi sekret atau diharapkan bayi dapat : 2.   Aspirasi (hisap) sekresi dari jalan 2.   Untuk memungkinkan reoksigenasi
sputum 1.   Mempertahankan jalan napas napas, batasi setiap penghisapan
paten dengan  bunyi napas bersih sampai 5 detik dengan waktu yang
atau jelas cukup diantara tindakan 3.   Untuk menghindari hiperekstensi
2.   Menunjukkan perilaku untuk 3.   Beri posisi terlentang dengan kepala leher dan mencegah aspirasi sekresi
memperbaiki bersihan jalan pada posisi mengendus dengan leher
napas. Misalnya : batuk efektif seditik ekstensi dan hidung
dan mengeluarkan sekret. menghadap ke atas. Posisikan anak 4.   Untuk mempermudah drainase
semi telungkup dan posisi miring sekresi
4.   Lakukan perkusi, vibrasi, dan 5.   Memberikan kelembaban membran
drainase postural mukosa dan membantu pengenceran
5.   Berikan nebulasi dengan larutan dan sekret untuk memudahkan
alasan yang tepat sesuai kebutuhan pembersihan
6.   Untuk mencegah aspirasi karena
6.   Observasi anak dengan ketat setelah volume yang besar dan sputum
terapi aerosol dapat tiba-tiba mengental
7.   Untuk mencegah aspirasi cairan
7.   Puasakan anak misal: anak dengan takipnea hebat
8.   Untuk mengencerkan sekresi

8.   Pastikan untuk memasukkan cairan


yang adekuat

Kolaborasi :
Kolaborasi :
1.   Berikan ekspektoran jika diresepkan
1.   Untuk mengencerkan sekret
2.   Lakukan fisioterapi (Misal: drainase
postural, dan perkusi area yang
2.   Memudahkan upaya pernapasan
sakit, tiupan botl atau spirometri
dalam dan meningkatkan drainase
insentif) bila diinstruksikan
sekret
3.   Berikan bronkodilator (Misal:
amonifilin, alboterol, asetikistein)
3.   Untuk menghilangkan spasme
bronkus

2. Pola nafas tidak Tujuan : Mandiri : Mandiri :


efektif b/d Setelah dilakukan asuhan 1.    Posisikan untuk pertukaran udara 1.   Karena posisi ini menghasilkan
imaturitas paru, keperawatan selama 1x24 jam yang optimal : perbaikan oksigenasi, pemberian
imaturitas SSP, diharapkan bayi dapat :       Tempatkan pada posisi telungkup makanan ditoleransi dengan lebih
defisiensi surfaktan1.   Menunjukkan oksigenasi yang bila mungkin baik, lebih mengatur pola tidur atau
dan ketidakstabilan adekuat       Tempatkan posisi telentang dengan istirahat dan mencegah adanya
alveolar 2.   Menunjukkan frekuensi dan pola kepala pada posisi mengendus penyempitan jalan napas
napas dalam batas yang sesuai dengan leher sedikit ekstensi dan
dengan usia dan berat badan hidung menghadap ke atas
2.    Hindari hiperekstensi leher
2.   Karena akan mengurangi diameter
3.    Observasi adanya penyimpangan trachea
dari fungsi pernapasan (Misal: 3.   Untuk mengenali tanda-tanda
mengorok, sianosis, pernapasan distress
cuping hidung, apnea)
4.    Lakukan penghisapan
4.   Untuk menghilangkan mukus yang
terakumulasi dari nasofaring,
5.    Penghisapan endotracheal sebelum trachea, dan selang endotracheal
pemberian surfaktan 5.   Untuk memastikan bahwa jalan
6.    Pertahankan suhu lingkungan yang napas bersih
netral 6.    Untuk menghemat penggunaan O2
Kolaborasi :
1.   Beri surfaktan sesuai petunjuk Kolaborasi :
pabrik 1.   Untuk menurunkan tegangan
2.   Hindari penghisapan sedikitnya 1 permukaan alveolar
jam setelah pemberian surfaktan 2.   Untuk meningkatkan absorbsi ke
3.   Lakukan regimen yang diresepkan dalam alveolar
untuk terapi oksigen suplemental 3.   Untuk mempertahankan konsentrasi
O2 sampai pada tingkat FiO2
minimum berdasarkan gas darah
4.   Pantau pengukuran gas dan arteri, SaO2 dan oksigen transkutan
pembacaan SaO2 (tePO2)
4.   Untuk memantau respon bayi
terhadap terapi

3. Gangguan perfusi Tujuan : Mandiri : Mandiri :


jaringan b/d suplai Setelah dilakukan asuhan 1.   Auskultasi frekuensi dan irama 1.   Takikardia sebagai akibat
O2 ke jaringan keperawatan selama 1x24 jam jantung, catat terjadinya irama hipoksemia dan kompensasi upaya
menurun, saturasi diharapkan bayi dapat : jantung ekstra peningkatan aliran darah dan perfusi
O2 dalam darah Menunjukkan tingkat perfusi jaringan. Gangguan irama
menurun sesuai secara individual, (Misal: berhubungan dengan hipoksemia.
status mental biasa atau normal, Ketidakseimbangan elektrolit, atau
irama jantung atau frekuensi dan peningkatan regangan jantung
nadi perifer dalam batas normal, kanan. Bunyi jantung ekstra misal:
tidak adanya sianosis sentral dan S1 dan S4 terlihat sebagai
perifer, kulit hangat atau kering, peningkatan kerja jantung atau
haluaran urine dan berat jenis terjadinya dekompensasi
dalam batas normal 2.   Observasi perubahan status mental 2.   Gelisah dan perubahan sensori atau
motorik dapat menunjukkan
gangguan aliran darah, hipoksia, dan
cedera vaskuler serebral (CVS)
sebagai akibat emboli sistemik
3.   Observasi warna dan suhu kulit atau3.   Kulit pucat atau sianosis, kuku,
membran mukosa membran bibir atau lidah
menunjukkan vaskontriksi atau syok
dan gangguan aliran darah sistemik
4.   Syok lanjutan ata penurunan curah
4.   Ukur haluaran urin dan catat berat jantung menimbulkan penurunan
jenisnya perfusi ginjal. Dimanifestasikan oleh
penurunan haluaran urin dengan
berat jenis normal atau meningkat
5.   EP sering dicetuskan oleh trombus
yang naik dari vena profunda (pelvis
5.   Evaluasi ekstremitas untuk ada atau atau kaki), tanda dan gejala mungkin
tidaknya kualitas nadi. Catat nyeri tak tampak
tekan betis atau pembengkakan 6.   Tindakan ini dilakukan untuk
menurunkan statis vena di kaki dan
6.   Tinggikan kaki atau telapak bayi pengumpulan darah pada vena
bila di tempat tidur pelvis untuk menurunkan resiko
pembentukan thrombus

Kolaborasi :
1.   Untuk menurunkan hiperviskositas
Kolaborasi : darah (potensial pembentukan
1.   Berikan cairan IV atau oral sesuai thrombus) atau mendukung volume
indikasi sirkulasi atau perfusi jaringan
2.   Mengevaluasi perubahan fungsi
organ dan mengawasi efek terapi
2.   Pantau pemeriksaan diagnostik atau
laboratorium (Misal: EKG,
elektrolit, BUN/kreatinin, GDA,
PTT, dan PT)
4. Nyeri b/d proses Tujuan : 1.   Kenali bahwa bayi, tanpa 1.   Untuk mengetahui apakah bayi
inflamasi dan Setelah dilakukan asuhan memperhatikan usia gestasi mengalami nyeri atau tidak
penimbunan asam keperawatan selama 1x24 jam merasakan nyeri
laktat diharapkan : 2.   Bedakan antara manifestasi klinis 2.   Untuk membedakan apakah bayi
1.   Bayi tidak mengalami nyeri dan nyeri dan stress atau letih mengalami nyeri, keletihan atau
nyeri menurun sampai ke tingkat stress
yang dapat diterima 3.   Gunakan tindakan nonfarmakologis 3.   Untuk meminimalkan nyeri dan
2.   Bayi beristirahat dengan tenang yang sesuai dengan usia dan kondisi memberikan rasa nyaman pada bayi
atau tidak menunjukkan tanda- bayi, ubah posisi, membedong,
tanda ketidaknyamanan, skala melindungi, menimang, mengayun,
nyeri menurun memainkan musik, mengurangi
stimulasi lingkungan, tindakan
kenyamanan taktil (mengayun,
menepuk) dan penghisapan non
nutritif (empeng) 4.   Karena beberapa tindakan (misal:
4.   Kaji efektivitas tindakan nyeri non mengayun) dapat meningkatkan
farmakologis distress bayi prematur
5.   Anjurkan orang tua untuk 5.   Untuk mengurangi nyeri dan
memberikan tindakan kenyamanan meningkatkan kedekatan bayi
bila mungkin dengan orang tua

5. Perubahan nutrisi Tujuan : 1.   Pemberian minuman dimulai pada 1.   Menghindari terjadinya
kurang dari Setelah dilakukan asuhan waktu bayi berumur 3 jam dengan hipoglikemia dan hiperbilirubinemia
kebutuhan tubuh keperawatan selama 1x24 jam jumlah cairan pertama kali 1-5ml/
b/d peningkatan diharapkan bayi mendapat nutrisi jam dan jumlahnya dapat ditambah
pengeluaran energi yang adekuat dengan masukan sedikit demi sedikit setiap 12 jam 2.   Untuk mengetahui ada tidaknya
yang berlebihan kalori untuk mempertahankan 2.   Sebelum pemberian minuman atresia esophagus dan mencegah
ditandai dengan keseimbangan nitrogen positif pertama harus dilakukan muntah
lemak badan dan dan menunjukkan pertambahan penghisapan cairan lambung 3.   Untuk menghindari bayi tersedak
lemak cokelat berat badan yang tepat dengan 3.   Pemberian minuman sebaiknya
berkurang kriteria hasil : sedikit demi sedikit tapi
1.   Bayi menunjukkan penambahan frekuensinya lebih sering 4.   Untuk menjaga nutrisi yang adekuat
BB yang mantap (20-30 gr/hari) 4.   Banyaknya cairan yang diberikan 60
2.   Otot kuat ml/kgBB/hari dinaikkan sampai 200
3.   Lingkar lengan > 9,5 cm ml/kg/BB/hari sampai akhir minggu 5.   Agar bayi tidak mengalami diare
4.   Lingkar dada > 33 cm kedua dan susu lebih bisa dicerna oleh bayi
5.   Bila bayi belum dapat disusui ASI
dipompa dan dimasukkan ke dalam
botol steril
6.   Asistensi ibu ketika menyusui bila
mungkin dan diinginkan
7.   Bila ASI tidak ada maka diganti
dengan susu buatan yang
mengandung lemak yang mudah
dicerna oleh bayi dan mengandung
20 kalori per 30 ml air atau
sekurang-kurangnya bayi
mendapatkan 110 Kkal/kg/BB/hari
8.   Gunakan pemberian makanan
nasogastrik bila bayi mudah lelah,
mengalami penyakit hisapan, reflek
muntah atau menelan yang lemah
9.   Bila daya hisap dan menelan mulai
baik, maka nasogastrik berangsur-
angsur dapat diganti dengan pipet,
sendok, botol, atau dengan dot

6. Resiko tinggi Tujuan : 1.   Kaji frekuensi kedalaman dan 1.   Manifestasi distress pernapasan
gangguan Setelah dilakukan asuhan kemudahan bernapas tergantung pada indikasi derajat
keseimbangan asam keperawatan selama 1x24 jam keterlibatan paru dan status
basa b/d diharapkan bayi dapat bernapas kesehatan umum
peningkatan PaCO2 dengan normal, dengan kriteria 2.   Berikan terapi oksigen yang benar 2.   Mempertahankan PaCO2 33-45
hasil : mmHg. Oksigen diberikan dengan
1.   Pernapasan 30-60x/menit metode yang memberikan
2.   Napas regular pengiriman tepat dalam toleransi
bayi
3.   Tinggikan kepala dan sering 3.   Untuk meningkatkan inspirasi dan
mengubah posisi bayi memperbaiki ventilasi
(memfasilitasi ekspansi dinding
dada)
4.   Siapkan untuk pemindahan ke unit 4.   Intubasi dan ventilasi mekanik
perawatan kritis bila di indikasikan mungkin diperlukan pada kejadian
kegagalan pernapasan ventilasi
mekanik dapat memperbaiki
ventilasi pulmonary. Penggunaan
ventilasi mekanik yang tidak
bijaksana dapat menyebabkan
ekskresi CO2 yang tepat sehingga
ginjal tidak mampu mengeliminasi
kelebihan bikaronat dengan cukup
cepat untuk mencegah alkalosis dan
kejang
5.   Untuk menjaga membran mukosa
tetap lembab dan dapat
memfasilitasi pembuangan sekresi
7 Resiko tinggi Tujuan : 1.   Pemberian minuman dimulai pada 1.   Nutrisi yang adekuat untuk
perubahan pola Setelah dilakukan asuhan waktu bayi berumur 3 jam dengan pertumbuhannya
asuh b/d proses keperawatan selama 1x24 jam jumlah cairan pertama kali 1-5ml/
hospitalisasi diharapkan anak dapat mencapai jam dan jumlahnya dapat ditambah
tumbuh kembang yang sesuai sedikit demi sedikit setiap 12 jam
dengan usia perkembangannya 2.   Stimulasi rangsangan yang cukup 2.   Untuk merangsang tumbuh
dengan kriteri hasil : dalam kualitas dan kuantitas kembangnya
1.   Anak menunjukkan kenyamanan 3.   Meningkatkan lingkungan yang 3.   Agar anak bisa mencapai
2.    Anak tidak menunjukkan tanda- layak untuk pertumbuhan anak tumbangnya yang optimal
tanda distress fisik seperti 4.   Temukan seawal mungkin gejala- 4.   Untuk mendeteksi dini sehingga
menangis gejala gangguan pertumbuhan dapat diatasi
3.   Anak tidak menunjukkan 5.   Tingkatkan Bonding Attachment 5.   Untuk memenuhi kebutuhan
emosional yang minimal dengan ibunya psikologisnya

8. Resiko tinggi Tujuan : 1.   Berikan informasi kepada keluarga 1.   Untuk mendorong kepatuhan
gangguan Setelah dilakukan asuhan tentang penyakit anak dan tindakan terhadap program terapeutik
pertumbuhan dan keperawatan selama 1x24 jam terapeutiknya khususnya jika berada di rumah
perkembangan b/d diharapkan orang tua dapat 2.   Ajarkan orang tua untuk 2.   Untuk menciptakan rasa aman dan
proses hospitalisasi memahami penyakit anak dan memberikan rasa aman dan nyaman nyaman pada anak dan dapat
pengobatannya serta mampu pada anak mengurangi stres karena proses
memberikan perawatan dengan hospitalisasi
kriteria hasil : 3.   Ajarkan orang tua untuk 3.   Untuk memudahkan koping orang
Orang tua dapat mengetahui mengekspresikan perasaannya tua dan stress karena proses
tentang penyakit anaknya dan hospitalisasi anaknya
cara merawat anaknya 4.   Izinkan anggota keluarga untuk  4.   Untuk memenuhi kebutuhan anak
berpartisipai dalam perawatan anak dan keluarga karena proses
sebanyak yang mereka inginkan hospitalisasi
5.   Atur perawatan pasca hospitalisasi 5.   Untuk menjamin pengkajian dan
untuk anak dan orang tua di rumah pengobatan yang continue

Anda mungkin juga menyukai