DISUSUN OLEH
KELOMPOK
VI
NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. Sara Banundi
2. Juliet Felle
3. Desy C Luturmas
4. Jhon M Manemi
5. Stepen Siep
6. Lovelly Tutuboy
7. Sara Yarusabra
2. ETIOLOGI
1) Gejala penyakit datang mendadak namun kadang-kadang didaului oleh infeksi saluran
pernafasan atas.
2) Pertukaran udara di paru-paru tidak lancar dimana pernafasan agak cepat dan dangkal
sampai terdapat pernapasan cuping hidung
3) Adanya bunyi napas tambahan pernapasan seperti ronchi dan wheezing
4) Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga kadang-kadang terjadi kejang
5) Anak merasa nyeri atau sakit di daerah dada sewaktu batuk dan bernafas
6) Batuk disertai sputum yang kental
7) Nafsu makan menurun
4. PATOFISIOLOGI
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit ini adalah :
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosit (meningkatnya
jumlah neutrofil)
2. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk pemeriksaan
mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius.
3. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
4. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
5. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunoligi untuk mendeteksi antigen mikroba
b. Pemeriksaan radiologi
1. Rontgenogram thoraks
Menunjukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal
atau klebsiella. Infilrate multipe seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan
haemofilus
2. Laringoskopi/bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda
padat.
7. PENCEGAHAN
Beberapa cara paling umum untuk mencegah penyakit bronkopneumonia adalah :
a. Vaksinasi.Bronkopneumonia pada anak juga dapat dicegah dengan cara vaksin
b. Menerapkan pola hidup yang bersih, Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi.
c. Jauhi rokok.Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan terinfeksi,termasuk
organ paru.
Menjalani pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan anda
secara menyeluruh. Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil)
c. Pemeriksaan Sputum
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Identitas meliputi nama, tanggal lahir, umur, alamat, nama orang tua atau penanggung
jawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan pernapasan antara lain :
batuk, peningkatan sputum, dispnea, wheezing, stridor dan chest pain.
1) Batuk (Cough)
2) Peningkatan Produksi Sputum
3) Dispnea
c. Pemeriksaan Fisik
Data pemeriksaan fisik yang paling menonjol pada masalah pernafasan adalah pada thorak dan
paru-paru.
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosit dengan predominan PMN
2) Pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervasiasi :
1. Berak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
2. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap situasibyang berkaitan dengan kesehatan.
Tabel 1
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome)yang diharapkan
Tabel 2
Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas meningkat, -Intervensi utama
efektif berhubungan dengan dengan kriteria hasil : 1. Latihan batuk efektif:
sekresi yang tertahan a. Batuk efektif meningkat -Observasi
b. Produksi sputum a. Identifikasi kemampuan
menurun batuk
c. Mengi menurun b. Monitor adanya retensi
d. Wheezing menurun sputum
e. Mekonium(pada c. Monitor tanda dan gejala
monatus)menurun infeksi saluran napas
f. Dispnea menurun d. Monitor input dan output
g. Ortopnea menurun cairan
h. Sulit bicara menurun -Terapeutik
i. Sianosis menurun a. Atur posisi semi-fowler
j. Gelisah menurun atau fowler
k. Frekuensi nafas b. Pasang perlak dan bengkok
membaik di pangkuan pasien
l. Pola nafas membaik c. Buanng sekret pada
tempat sputum
-Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
b. Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung 4 detik,
ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
selama 8 detik
c. Anjurkan mengulangi tarik
nafas dalam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke 3
2. Manajemen jalan nafas
-Observasi
a. Monitor pola
nafas(frekuensi, kedalaman,
uasaha napas
b. Monitor bunyi napas
tambahan(mis, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
4. PELAKSAAN
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau
intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Tahapan pelaksaan terdiri atas tindakan mandiri
dan kolaborasi yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitas koping. Agar kondisi pasien cepat membaik diharapkan bekerja sama dengan
keluarga pasien dalam melakukan pelaksaan agar tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah
dibuat dalam intervensi.
Tabel 3
Implementasi Keperawatan
4. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan setelah tindakan diberikan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil untuk
bersihan jalan napas tidak efektif yaitu :