Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEMONIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK

VI

NAMA-NAMA KELOMPOK :

1. Sara Banundi
2. Juliet Felle
3. Desy C Luturmas
4. Jhon M Manemi
5. Stepen Siep
6. Lovelly Tutuboy
7. Sara Yarusabra

POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


D III KEPERAWATAN
TAHUN
2022
A. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh


bakteri,virus ,jamur ataupun benda asing .Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru yang
menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran bercak ,teratur,dalam suatu area atau
lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru.

2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya Bronkopneumoniadisebabkan oleh bakteri seperti diplococus


pneumonia ,pneumoccus,hemoliticus,streteccus,aureus,haemophilus influenza dan virus,virus
influensa,basilus friendlander (klebsial pneumonia),mycobacterium tuberculosis, disebabkan oleh
virus seperti respiratory syntical virus,virus influensa dan virus sitomegalik, dan disebabkan oleh
jamur seperti citoplasma capsulatum, criptococcus nepromas, blastomices dermatides, aspergillus
Sp, candinda albicans, mycoplasma pneumonia dan aspirasi benda asing.

3. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan Gejala dari Bronkopneumonia yaitu :

1) Gejala penyakit datang mendadak namun kadang-kadang didaului oleh infeksi saluran
pernafasan atas.
2) Pertukaran udara di paru-paru tidak lancar dimana pernafasan agak cepat dan dangkal
sampai terdapat pernapasan cuping hidung
3) Adanya bunyi napas tambahan pernapasan seperti ronchi dan wheezing
4) Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga kadang-kadang terjadi kejang
5) Anak merasa nyeri atau sakit di daerah dada sewaktu batuk dan bernafas
6) Batuk disertai sputum yang kental
7) Nafsu makan menurun

4. PATOFISIOLOGI

Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh


bakteri , virus, jamur ataupun benda asing .Suhu tubuh meningkat sampai 39-40 derajat celcius dan
dapat disertai kejang karena demam yang sangat tinggi. Anak yang mengalami bronkopneumonia
sangat gelisah, dipsnea, pernafasan cepat, dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung, serta
sianosis disekitar hidung dan mulut, merintih dan sianosis.
5. KOMPLIKASI

Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit ini adalah :

1. Infeksi saluran darah atau sepsis


2. Abses paru
3. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru, yang dikenal sebagai efusi pleura
4. Gagal napas
5. Gagal ginjal
6. Gagal jantung, serangan jantung, dan ritme jantung yang tidak normal

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara :

a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosit (meningkatnya
jumlah neutrofil)
2. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk pemeriksaan
mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius.
3. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
4. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
5. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunoligi untuk mendeteksi antigen mikroba
b. Pemeriksaan radiologi
1. Rontgenogram thoraks
Menunjukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal
atau klebsiella. Infilrate multipe seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan
haemofilus
2. Laringoskopi/bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda
padat.

7. PENCEGAHAN
Beberapa cara paling umum untuk mencegah penyakit bronkopneumonia adalah :
a. Vaksinasi.Bronkopneumonia pada anak juga dapat dicegah dengan cara vaksin
b. Menerapkan pola hidup yang bersih, Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi.
c. Jauhi rokok.Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan terinfeksi,termasuk
organ paru.
Menjalani pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan anda
secara menyeluruh. Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil)
c. Pemeriksaan Sputum
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN

Penkajian pada klien Bronkopneumonia menggunakan pengkajian mendalam mengenai bersihan


jalan nafas tidak efektif, dengan kategori fisiologi dan subkategori respirasi. Pengkajian dilakukan
sesuai dengan gejala dan tanda mayor bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu dilihat dari tanda
subjektifnya tidak tersedia. Dilihat dari data objektif pasien batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,
sputum berlebih, mengi, wheezing. Sedangkan gejala dan tanda minor bersihan jalan nafas tidak
efektif yaitu dilihat dari data subjektifnya pasien mengalami dipsnea. Dilihat dari data objektif yaitu
gelisah, sianosis, bunyi nafas menurun, frekuensi nafas menurun pola nafas berubah.

Teori pengkajian(Rekawati, Nursalam, 2013) yaitu :

a. Identitas meliputi nama, tanggal lahir, umur, alamat, nama orang tua atau penanggung
jawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan pernapasan antara lain :
batuk, peningkatan sputum, dispnea, wheezing, stridor dan chest pain.
1) Batuk (Cough)
2) Peningkatan Produksi Sputum
3) Dispnea
c. Pemeriksaan Fisik

Data pemeriksaan fisik yang paling menonjol pada masalah pernafasan adalah pada thorak dan
paru-paru.

1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosit dengan predominan PMN
2) Pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervasiasi :
1. Berak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
2. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap situasibyang berkaitan dengan kesehatan.
Tabel 1

Diagnosa Keperawatan Bronkopneumonia dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Gejala dan tanda Penyebab Masalah


Gejala dan tanda mayor 1. Fisiologis Bersihan jalan nafas tidak
-sujektif:tidak tersedia. a. Spasme jalan nafas efektif
-Objektif: b. Hipersekresi jalan nafas -Kategori:Fisiologis
a. Batuk tidak efektif c. Disfungsi neuromuskuler -Subkategori:Respirasi
b. Tidak mampu batuk d. Benda asing dalam jalan -Definisi:Ketidakmampuan
c. Sputum berlebihan nafas membersihkan sekret atau
d. Mengi, wheezing dan atau e. Adanya jalan nafs buatan obstruksi jalan nafas untuk
ronkhi kering f. Sekresi yang bertahan mempertahankan jalan nafas
e. Mekonium di jalan nafas g. Hiperplasia dinding jalan tetap paten
(pada neonatus) nafas
-Gejala dan tanda minor h. Proses infeksi
-Subjektif: i. Respon alergi
a. Dispnea j. Efek agen farmakologis
b. Sulit bicara (mis. Anastesi)
c. Ortopnea 2.Situasional
-Objektif a. Merokok aktif
a. Gelisah b. Merokok pasif
b. Sianosis c. Terpajan polutan
c. Bunyi nafas menurun
d. Frekuensi nafas berubah
e. Pola nafas berubah

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome)yang diharapkan
Tabel 2

Perencanaan keperawatan Bronkopneumonia bersihan jalan nafas tidak efektif

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas meningkat, -Intervensi utama
efektif berhubungan dengan dengan kriteria hasil : 1. Latihan batuk efektif:
sekresi yang tertahan a. Batuk efektif meningkat -Observasi
b. Produksi sputum a. Identifikasi kemampuan
menurun batuk
c. Mengi menurun b. Monitor adanya retensi
d. Wheezing menurun sputum
e. Mekonium(pada c. Monitor tanda dan gejala
monatus)menurun infeksi saluran napas
f. Dispnea menurun d. Monitor input dan output
g. Ortopnea menurun cairan
h. Sulit bicara menurun -Terapeutik
i. Sianosis menurun a. Atur posisi semi-fowler
j. Gelisah menurun atau fowler
k. Frekuensi nafas b. Pasang perlak dan bengkok
membaik di pangkuan pasien
l. Pola nafas membaik c. Buanng sekret pada
tempat sputum
-Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
b. Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung 4 detik,
ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
selama 8 detik
c. Anjurkan mengulangi tarik
nafas dalam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke 3
2. Manajemen jalan nafas
-Observasi
a. Monitor pola
nafas(frekuensi, kedalaman,
uasaha napas
b. Monitor bunyi napas
tambahan(mis, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
4. PELAKSAAN

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau
intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Tahapan pelaksaan terdiri atas tindakan mandiri
dan kolaborasi yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitas koping. Agar kondisi pasien cepat membaik diharapkan bekerja sama dengan
keluarga pasien dalam melakukan pelaksaan agar tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah
dibuat dalam intervensi.

Tabel 3

Implementasi keperawatan Bronkopneumonia dengan bersihan jalan nafas tidak


efektif

Implementasi Keperawatan

1. Latihan batuk efektif


a. Mengidentifikasi kemampuan batuk
b. Memonitor adanya retensi sputum
c. Mengatur posisi semi-fowler atau fowler
d. Memasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
e. Membuang sekret pada tempat sputum
f. Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2. Manajemen jalan nafas
a. Memonitor bunyi nafas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
b. Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Pemantauan respirasi
a. Memonitor kemampuan batuk efektif
b. Memonitor adanya produksi sputum
c. Memonitor adanya sumbatan jalan nafas

4. EVALUASI

Evaluasi keperawatan merupakan fase akhir dalam proses keperawatan.Evaluasi dapat


berupa evaluasi stuktur, proses dan hasil. Evaluasi terdiri dari evaluasi format yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung.

Evaluasi yang diharapkan setelah tindakan diberikan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil untuk
bersihan jalan napas tidak efektif yaitu :

a. Batuk efektif (skala 5, meningkat)


b. Pruduksi sputum (skala 5 menurun)
c. Mengi (skala,5 menurun)
d. Wheezing (skala,5 menurun)
e. Dispnea (skala,5 menurun)
f. Ortopnea (skala,5 menurun)
g. Sulit bicara (skala 5,menurun)
h. Sianosis (skala 5,menurun)
i. Gelisah (skala,5 menurun)
j. Frekuensi napas (skala,5 membaik)
k. Pola nafas (skala,5 membaik)
l.

Anda mungkin juga menyukai