Anda di halaman 1dari 68

ANAMNESIS DAN

PEMERIKSAAN

dr. Mumpuni Pebriani DA


Puskesmas Margoyoso
D: apa yang bisa saya bantu pak?
P: Ini dok, saya ditabok setan.
D: Ooooo.... Bagaimana ceritanya.
P: Ini kan 3hari yg lalu saya ngarit di kuburan, terus saya
lupa ga ludah kanan kiri dulu sebelum masuk kuburan,
besok paginya waktu bangun tidur muka saya sudah
perot ke sebelah kiri, sampe sekarang masih kayak gini.
D: perotnya disertai rasa sakit pak?
P: tidak dok, seluruh badan saya g sakit, wong saya ini
sehat kq dok, dari dulu g pernah punya penyakit apa2.
D: bapak sudah coba minum obat sebelum ke saya
P: Sudah saya ke dukun lah dok, kalo berobat kan saya g
sakit dok. Saya juga ga punya keturunan sakit aneh2
dok.. Amit amit deh ya dok sama penyakit mah
D:Baik pak, mari saya periksa.
A. Anamnesis

Dari kata Yunani artinya mengingat kembali.


Adalah : Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese )
atau pada orang tua atau sumber lain dengan orang yang
dianggap mengerti tentang keadaan pasien ( Allo anamnese ).
80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari
anamnese.
Langkah-langkah Dalam
Pembuatan ANAMNESIS
Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap
Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat
Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien
menunjukkan gejala pertama sampai saat dilakuakan
anamnesis kemudian ditanya keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung
dengan penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat pribadi (personal sosial lingkungan)
Riwayat pasien kebiasaan
Riwayat kehamilan/kelahiran
Riwayat imunisasi
Riwayat tumbuh kembang
Identitas Pasien
Nama
Tempat tanggal lahir
Umur
Jenis Kelamin
Nama Orang tua
Alamat
Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua
Agama dan Suku Bangsa
KELUHAN UTAMA
Keluhan yang dirasakan pasien/keluarga
sangat mengganggu sehingga
mendorong pasien/keluarga mencari
pertolongan/nasehat medik

Misal : demam, nyeri kepala, muntah, Luka,


diare, batuk, nyeri perut,
Pada gangguan jiwa : Sebab dibawa
kerumah sakit (gaduh gelisah, mencoba
bunuh diri)
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
I. Riwayat perjalanan penyakit
- Menggambarkan kronologis penyakit
secara jelas dan lengkap
- dimulai dari akhir masa sehat,dan awal
masa sakit
Gejala lengkap
1. Lokasi : menunjukkan tempat keluhan
pasien (misal dikepala, perut, dll)
2. Waktu : menunjukkan perjalanan penyakit
a. Onset (kapan mulainya)
b. Durasi (berapa lama)
c. frekuensi (Seberapa sering)
3. Kualitas : menunjukkan karakter dari gejala
Misalnya : nyeri seperti terbakar, tajam,
seperti ditusuk,
menjalar, menekan. Batuk berdahak/kering.
4. Keparahan : intensitas, kuantitas, atau
meluasnya masalah
Misal : Jika nyeri dari skala VAS (0-10),
jumlah lesi suatu kelainan kulit, dsb, batuk
ngikil sampai muntah
5. Situasi dan kondisi saat terjadi
Meliputi faktor-faktor lingkungan,
kegiatan personal, reaksi emosional
atau situasi-kondisi yang lain yang
berpengaruh ke keadaan sakit (mungkin
meliputi alergi atau perilaku)
6. Faktor-faktor yang memperberat
atau meringankan gejala-gejala
(remitting or exacerbating factors).

Misalnya : dengan istirahat nyeri


berkurang atau tidak? Nyeri perut
apabila diberi makanan tambah sakit
ataukah berkurang
7. Manifestasi gejala lain yang terkait
Gejala pada pasien yang diduga pasien
tidak berhubungan dengan masalah
kesehatan yang sekarang
Misal : Diare setelah terkena campak.
Batuk pilek disertai nyeri sendi.
SACRED SEVEN
a. Lokasi
b. Kualitas
c. Kuantitas atau keparahan
d. Waktu:
Onset, durasi & frekuensi
e. Situasi & kondisi saat terjadi
f. Faktor-faktor yang memperberat
atau meringankan gejala-gejala
(remitting or exacerbating factors).
g. Manifestasi gejala lain yang terkait
Tensi 120/80, RR24, nadi 80. t:36,5
Mata sebelah kanan g bisa di buka, hidung
dan mulut miring ke kiri
Leher tidak ada apa apa
dada bentuk kesan normal, gerakan dada
simetris, perkusi sonor/sonor, auskultasi
ada suara ngiiikngiik+ grook-groook
Jantung suaranya teratur dan tunggal
Perut mblendung, soepel, nyeri tekan
bagian kiri atas, perkusi timpani, auskultasi
bising usus +
Ekstrimitas lembab, merah dan hangat
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Abdomen
TTV Inspeksi (bentuk,

Kepala deformitas, kesan)


Palpasi (soepel, masa,
Bentuk dan deformitas
nyeri, kekenyalan, turgor)
Mata, telinga, hidung,
Perabaan organ
dan mulut
Perkusi, (Timpani, pekak)
Thorax
Auskultasi (BU, Other
Inspeksi bentuk dan
sound)
deformitas Ekstrimitas
Jantung ( Inspeksi,
Akral kering/basah
Palpasi, Perkusi,
Hangat/ dingin
Auskultasi)
Paru ( Inspeksi, Palpasi, Merah/ pucat

Perkusi, Auskultasi) CRT


B. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai
dengan penilaian keadaan umum yang
mencakup :
1) Kesan keadaan sakit
2) Kesadaran
3) Kesan status gizi
1. Kesan Keadaan Sakit

Dinilai apakah sakit ringan, sedang atau


berat
2. Kesadaran
a. Komposmentis
b. Apatik Here
c. Somnolen
d. Sopor
e. Koma Here
f. Delirium

Nect
3. Status Gizi
a. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris
( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal
lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )
Rumus BMI : BB(kg)/TB2 (m) 2

Nect
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu

Nect
c. Status Generalis
Bagian-bagian Yang Diperiksa
Kepala Jantung

Muka Abdomen
Hati
Mata
Limpa
Telinga
Ginjal
Mulut
Genitalia Externa
Leher Anus
Thorax Ekstremitas
Paru paru

Nect
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan
memberikan respon yang adekuat bila diberikan
stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon
terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan
respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi Back
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan
ataupun sedang. Tetapi masih memberi sedikit
respon terhadap stimulus yang kuat. Reflek
pupil terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini
adalah takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif &
halusinasi
Back
1) Nadi
Frekuensi nadi (N: 55-90 denyut/menit)
Irama reguler/ireguler

Back
2) Tekanan darah

Waktu mengukur hendaknya dicatat apakah


waktu duduk, berbaring / tidur

Back
3) Pernapasan

Frekuensi pernapasan (RR: 14-20 kali/menit)

4) Suhu tubuh (Tax : 36.1-37.2 O C)

Back
Kepala

Bentuk : Normal, hidrocephalus,


mikrosephalus
Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )
UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
A/I/C/D

Back
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis )
Cornea

Back
Telinga
Bentuk
Liang telinga ( Membrane thympani )
Mastoid

Back
Mulut
Bibir : Kering, sianosis, simetris
Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )
Lidah : papil atrofi
Faring, tonsil, dan tenggorokan

Back
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Trachea ( simetris /
tidak )
Tortikolis
Kelenjar gondok
KGB
Kaku kuduk

Back
Thorax

Inspeksi
Dalam keadaan
diam
Dalam keadaan
bergerak Nect
Dalam keadaan diam
Bentuk : Normal, simetris, barrel chest
( cembung ), pigeon chest / dada burung )
Retraksi : Suprasternal, intercostales,
substernal
Kulit : Emfisema subcutis
Sela iga melebar / tidak

Back
Dalam keadaan bergerak
Normal
Cheyne Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan
yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe
beberapa saat. Normal terdapat bayi premature.
1) Kussmaul : Cepat & dalam Pada asidosis
metabolic
2) Biot : Sama sekali tidak teratur ( kadang
lambat, kadang cepat, dalam, dangkal, kadang
apnoe ). Pada penyakit SSP ( encephalitis )
Back
Paru paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Back
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada &
meraba dengan telapak tangan dan ujung jari.
Dinilai : fremitus suara ( waktu anak menangis
/ disuruh mengatakan tujuh-tujuh
Normal akan teraba gerakan yang sama pada
kedua telapak tangan
Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas
( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya
udara dibawah jaringan kulit
Nect
Perkusi
Normal : Sonor
Redup : Tidak ada udara misal pada tunor
yang luas pada paru
Hypersonor : Udara lebih banyak dapat
padat misal pada emfisema, pnemothorax
Thympani : Pada hernia diphragmatika

Back
Perkusi
Menentukan besar dan batas jantung secara
kasar
Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis
parasternal kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis
midclavicula kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga,
keempat dan kelima dari garis aksilaris
anterior kiri ke garis aksilaris anterior kanan.
Back
Biasanya ada perubahan dari perkusi dari
Auskultasi
Pada paru paru
didengarkan
suara : napas dasar
dan napas
tambahan

Back
Suara Napas Dasar
Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas
normal, dimana suara inspirasi lebih keras
dan panjang dari ekspirasi
Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras
yang disusul oleh ekspirasi yang lenih
keras. Hanya ada didaerah parasternal atas
dada sepad dan interscapular belakang

Back
Suara napas tambahan
Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli
( pnemonia Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural
: Pada pleuritis )
Sukusio Hippocrates
Kalau dada digerak-gerakkan terdengar
suara kocokan : Pada seropneumothorax
Back
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Back
Inspeksi

Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel


kanan )
Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )

Back
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi,
kuat angkat, luas serta frekuensi dan
kualitas
Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup

Back
Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula
kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup mitral
dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup aorta
dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe )
yang menunjukkan adanya kegagalan jantung Nect
Abdomen
Inspeksi
Palpasi

Back
Inspeksi
Datar, cembung, tegang atau cekung
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena

Back
Palpasi
Dilakukan dengan
seluruh jari tangan
Lokasi nyeri tidak selalu
berhubungan dengan
kelainan organ di
daerah tersebut
Ketegangan otot perut
( Defence
muskular ) terjadi pada
peradangan alat dalam
abdomen Back
Back
Hati
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik
potong garis mid calvicula kanan dengan arcus
aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan
processus kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis
ini dinyatakan dengan beberapa bagian dari
kedua garis tersebut. ( 1/3 ). Harus pula
dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan
terdapatnya nyeri tekan

Back
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 2 cm
Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah
medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal dari pusar ke
garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang
sama. Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong
lipat paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4
bagian yang sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai
S.IV sampai lipat paha S.VIII Back
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba,
kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan
cara Ballotement. Yaitu dengan cara meletakkan
tangan kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh
pasien sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk
berada di angulus costovertebralis. Kemudian
jari telunjuk ini menekanorgan keatas.
Sementara itu tangan kanan melakukan palpasi
secara dalam dari anterior dan akan merasakan
organ tersebut menyentuh

Nect
Genitalia Externa
Pada Pria
-Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada : Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita :
Bayi kurang bulan labium minora & klitoris
lebih menonjol

Back
Anus
Pemeriksan Colok dubur terutama pada
bayi baru lahir

Back
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema

Back
Tonsil
Periksa: ukuran, warna, kelainan
normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0
Peradangan tonsil membesar, merah,
mungkin ada detritus

Back
Pharynx
Periksa warna, kelainan peradangan, merah
dengan bercak-bercak kotoran (detritus)
difteri, seperti membrane putih kelabu
yang melekat erat (sulit dilepaskan dari
dinding pharynx dan mudah berdarah.

Back
LOKASI AUSKULTASI

Back
Kelainan Bentuk Toraks

Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum


Back
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)

Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior


Back
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai