Anda di halaman 1dari 7

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di


kamar operasi RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado

1
Kezia A. Tindas
2
Heriyannis Homenta
2
John Porotuo

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: keziaameliatindas@gmail.com

Abstract: Operating room of a hospital is a place to do both elective and acute surgery.
Operating room condition is associated with the risk of disease transmission such as
infections. Nosocomial infections are infections that arise in a period of more than 48 hours
after being treated in hospital. This research aims to determine the pattern of aerobic bacteria
that could potentially cause nosocomial infections in Operating Room of RSAD. Robert
Wolter Mongisidi Manado. This research uses descriptive prospective study where samples
were taken by acquiring swabs from the walls, floor, bed and also air sample as much as 25
samples. This research found 6 species of bacteria, 3 Gram positive bacterias and 3 Gram
negative bacterias. Gram-positive bacteria consisting of Staphylococcus sp (40.3%),
Streptococcus sp (3.5%) and Bacillus sp (35.08%), whereas Gram-negative bacteria
consisting of Enterobacter agglomerans (5.3%), Proteus sp (12.3 %) and Neisseria sp
(3.5%). The most bacteria that could potentially cause nosocomial infections were
Staphylococcus sp (40.3%).
Keywords: nosocomial infection, operating room, aerobic bacteria.

Abstrak: Kamar operasi suatu rumah sakit merupakan tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan baik secara elektif maupun cito. Kondisi kamar operasi berhubungan dengan
resiko penularan penyakit salah satunya melalui infeksi. Infeksi nosokomial adalah infeksi
yang timbul dalam kurun waktu lebih dari 48 jam setelah dirawat di rumah sakit. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi
nosokomial di kamar operasi CITO RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan prospektif dimana sampel
diambil melalui usapan pada dinding, lantai, dan tempat tidur serta pengambilan sampel
udara sebanyak 25 sampel. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis bakteri, 3 bakteri Gram positif
dan 3 bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif terdiri dari Staphylococcus sp (40.3%),
Streptococcus sp (3.5%) dan Bacillus sp (35.08%), sedangkan bakteri Gram negatif yaitu
Enterobacter agglomerans (5.3%), Proteus sp (12.3%) dan Neisseria sp (3.5%). Bakteri
yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial terbanyak yang ditemukan adalah
Staphylococcus sp (40.3%).
Kata kunci: infeksi nosokomial, kamar operasi, bakteri aerob.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang (HAIs). Ada juga yang menggunakan
timbul dalam kurun waktu lebih dari 48 istilah Health Care Associated Infections
jam setelah dirawat di rumah sakit.1 Istilah untuk membedakannya dengan infeksi
Infeksi Nosokomial saat ini lebih dikenal yang didapat di masyarakat (community
dengan Hospital Acquired Infection acquired infection), dimana pola etiologi
Tindas, Homenta, Porotuo: Pola bakteri aerob...

penyebab infeksi dan penatalaksanaanya infeksi nosokomial saluran napas hanya


berbeda.2 Tidak hanya penderita, tenaga dijumpai 1,24 per 1000 pasien pada 8 hari
kesehatan dan setiap orang yang datang ke tirah baring. Data pola kuman di bangsal
rumah sakit juga berisiko terpapar infeksi perawatan penyakit dalam RSCM antara
nosokomial.3 bulan Januari-Juni 2010 menunjukkan
Infeksi nosokomial merupakan salah bahwa bakteri terbanyak yang dijumpai
satu penyebab meningkatnya angka adalah Klebsiela pneumoniae ss
kesakitan (morbidity) dan kematian pneumoniae (16%), disusul Acinetobacter
(mortality) pasien-pasien yang dirawat di sp. (11%), Pseudomonas sp. (8%) dan
rumah sakit. Berbagai masalah yang dapat E.Coli (6%). Untuk bakteri Gram positif,
ditimbulkan oleh infeksi nosokomial antara jumlah isolat yang paling banyak dijumpai
lain: meningkatnya lama perawatan di adalah Staphylococcus epidermidis (6%).2,8
rumah sakit, meningkatnya biaya Ruang operasi suatu rumah sakit
pengobatan, serta dapat berimplikasi diartikan sebagai suatu unit khusus yang
hukum.3,4 berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
Jenis infeksi yang paling sering terjadi tindakan pembedahan secara elektif
adalah infeksi saluran kemih, infeksi maupun cito (segera), yang membutuhkan
saluran napas, infeksi luka operasi, infeksi kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.9
kulit dan jaringan luka serta septikemia.5 Hasil Penelitian tentang gambaran
Sumber infeksi nosokomial dapat endogen efektifitas kegiatan disinfeksi dan sterilisasi
atau autogen, yaitu berasal dari penderita pada kamar operasi dan ruang UGD di
sendiri yang dibawa dari luar rumah sakit; RSU Bhakti Yudha Depok menunjukkan
atau didapat di rumah sakit, atau bahwa jumlah koloni kuman di kamar
sumbernya dapat juga eksogen, yaitu operasi pada minggu ke-1 sebelum kegiatan
berasal dari luar penderita.2,6 desinfeksi dan sterilisasi ada 2 koloni,
Kejadian infeksi nosokomial terbanyak sedangkan sesudah kegiatan ada 1 koloni.
adalah negara miskin dan negara Pada minggu ke-2 jumlah koloni kumannya
berkembang berhubungan dengan penyakit 59 koloni dimana 31 koloni diantaranya
infeksi yang ada di negara-negara tersebut. adalah bakteri. Jelaslah bahwa ruang
Penelitian yang dilakukan oleh WHO tahun operasi merupakan ruangan yang memiliki
2006 menunjukkan bahwa sekitar 8,7% potensi penularan infeksi yang tinggi.10
dari 55 rumah sakit dari 14 negara di Penelitian tentang bakteri penyebab
Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara infeksi nosokomial yang dilakukan di
serta Pasifik terdapat infeksi nosokomial, kamar operasi CITO BLU RSUP. Prof. Dr.
khususnya di Asia Tenggara sebanyak R. D. Kandou Manado pada tahun 2014-
10%.7 2015 menunjukkan pertumbuhan 10 jenis
Di Indonesia tahun 2006 diperoleh bakteri yang terdiri dari 3 bakteri Gram
angka presentasi terjadinya infeksi positif dan 7 bakteri Gram negatif dimana
nosokomial di Provinsi Lampung 4,3%, bakteri yang paling banyak ditemukan
Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%, Jawa Barat adalah Bacillus subtillis.11
2,2%, Jawa Tengah 0,5% dan Yogyakarta Sampai saat ini belum ada data
0,8%. Sementara itu data dari PPIRS- mengenai pola kuman penyebab infeksi
RSCM Jakarta menunjukkan bahwa angka nosokomial maupun sumber penularan
kejadian infeksi nosokomial pada tahun infeksi nosokomial di kamar operasi RSAD
2010 berupa infeksi aliran darah (Blood Robert Wolter Mongisidi Manado.
Stream Infections=BSI) mencapai 7,04 Berdasarkan latar belakang di atas bahwa
kejadian per 1000 pasien pada 8 hari infeksi nosokomial merupakan salah satu
pemasangan kateter vena sentral. Untuk masalah penting dalam pelayanan
infeksi nosokomial saluran kemih kesehatan, maka penulis tertarik untuk
mencapai 4,60 per 1000 pasien pada 5 hari melakukan penelitian tentang pola bakteri
pemasangan kateter urin. Sedangkan aerob yang berpotensi menyebabkan
infeksi nosokomial di kamar operasi RSAD bakteri pada nutrient agar yaitu bakteri
Robert Wolter Mongisidi Manado. Gram positif sebanyak 22 sampel
sedangkan bakteri Gram negatif sebanyak 2
METODE PENELITIAN sampel. Untuk Mac Conkey agar
Penelitian ini bersifat deskriptif cross pertumbuhan bakteri Gram negatif
sectional dengan pendekatan prospektif sebanyak 10 sampel dan untuk agar darah
untuk meneliti pola bakteri aerob yang seluruh sampel adalah bakteri Gram positif.
berpotensi menyebabkan infeksi
nosokomial di kamar operasi RSAD Robert Tabel 2. Distribusi Pertumbuhan Bakteri
Wolter Mongisidi Manado. Penelitian ini Media Hasil
dilaksanakan pada bulan Agustus - (%)
Isolasi Pertumbuhan
November 2015. Penelitian ini dilakukan AP TAP AP TAP
swab pada dinding, lantai, meja operasi di 1 Nutrient
kamar operasi dengan sampel sebanyak 25 24 1 96 4
Agar
sampel. Serta pemeriksaan sampel yaitu Mac
Isolasi dan Identifikasi sampel dilakukan di Conkey 10 15 40 60
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Agar
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Agar
23 2 92 8
Manado. Darah
Keterangan : AP = Ada Pertumbuhan; TAP =
HASIL PENELITIAN Tidak Ada Pertumbuhan
Sampel yang diambil pada 1 kamar
Tabel 3. Hasil Pewarnaan Gram
operasi berjumlah 25 sampel. Berdasarkan a

Tabel 1 di atas pengambilan sampel yang Mac


Pewarnaan Nutrient Agar
dilakukan di kamar operasi terdiri dari 25 Gram Agar
Conkey
Darah
sampel yaitu 4 sampel dari dinding, 5 Agar
sampel dari lantai, 15 sampel udara yaitu 5 Gram Positif 22 - 23
sampel udara pagi, 5 sampel udara siang, Gram Negatif 2 10 -
dan 5 sampel udara sore serta 1 sampel dari Total 24 10 23
tempat tidur.
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terdapat 3
Tabel 1. Uraian Pengambilan Sampel jenis bakteri dari 4 sampel dari dinding
yaitu Enterobacter agglomerans (25%),
Sampel Jumlah Bacillus sp (50%) dan Neisseria sp
Dinding 4 (12.5%).
Lantai 5
Udara 15
Tabel 4. Pertumbuhan Bakteri Sampel Dinding
Tempat Tidur 1
Total 25 Bakteri Jumlah (%)
Enterobacter 2 25
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 25 agglomerans
sampel yang diteliti, bakteri yang tumbuh Bacillus sp 4 50
pada nutrient agar berjumlah 24 sampel Neisseria sp 2 25
(96%), Mac Conkey agar berjumlah 10 Total 8 100
sampel (40%), dan pada agar darah
berjumlah 23 sampel (92%). Secara Terdapat pertumbuhan 5 jenis bakteri
keseluruhan, jumlah total media isolasi dari 5 sampel lantai seperti yang
yang ditumbuhi kuman adalah 57 media, ditunjukkan pada tabel 5 terdiri dari
sedangkan yang tidak ditumbuhi kuman Enterobacter agglomerans (8.3%), Bacillus
ialah 18 media. sp (58.3%), Staphylococcus sp (8.3%),
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada Streptococcus sp (8.3%) dan Proteus sp
pewarnaan Gram didapatkan pertumbuhan (16.7%).
Tindas, Homenta, Porotuo: Pola bakteri aerob...

Tabel 5. Pertumbuhan Bakteri Sampel Lantai Tabel 8. Pertumbuhan Bakteri Sampel Udara
Sore
Bakteri Jumlah (%)
Enterobacter 1 8.3 Bakteri Jumlah (%)
agglomerans Staphylococcus sp 8 80
Bacillus sp 7 58.3 Bacillus sp 1 10
Staphylococcus sp 1 8.3 Streptococcus sp 1 10
Streptococcus sp 1 8.3 Total 10 100
Proteus sp 2 16.7
Total 12 100 Tabel 9. Pertumbuhan Bakteri Sampel Tempat
Tidur
Tabel 6 menunjukkan pertumbuhan
Bakteri Jumlah (%)
bakteri pada sampel udara pagi ada 2 jenis
Staphylococcus sp 2 100
bakteri yaitu Staphylococcus sp (91%) yang Total 2 100
paling banyak ditemukan dan Proteus sp
yang hanya ditemukan dalam jumah yang
Distribusi pertumbuhan bakteri seperti pada
kecil (9%).
Tabel 10 menunjukkan total dari
Tabel 6. Pertumbuhan Bakteri Sampel Udara keseluruhan sampel ditemukan 6 jenis
Pagi bakteri, yang terdiri dari 3 bakteri Gram
positif dan 3 bakteri Gram negatif. Bakteri
Bakteri Jumlah (%) Gram positif terdiri dari Staphylococcus sp
Staphylococcus sp 10 91 (40.3%), Streptococcus sp (3.5%) dan
Proteus sp 1 9 Bacillus sp (35.08%), sedangkan bakteri
Total 11 100 Gram negatif yaitu Enterobacter
agglomerans (5.3%), Proteus sp (12.3 %)
Pada Tabel 7 menunjukkan dan Neisseria sp (3.5%).
pertumbuhan 3 jenis bakteri pada sampel
udara pagi yaitu Staphylococcus sp Tabel 10. Hasil Identifikasi Bakteri Secara
(14.2%), Bacillus sp (57.1%) yang Keseluruhan
terbanyak dan Proteus sp (28.6%).
Bakteri (%) Sampel
Tabel 7. Pertumbuhan Bakteri Sampel Udara Staphylococcus 40.3 Tempat Tidur,
Siang sp Lantai, Udara
Pagi, Udara
Bakteri Jumlah (%) Siang, Udara
Staphylococcus sp 2 14.2 Sore
Bacillus sp 8 57.1 Enterobacter 5.3 Dinding, Lantai
Proteus sp 4 28.6 agglomerans
Total 14 100 Proteus sp 12.3 Udara Pagi,
Udara Siang,
Terdapat 3 jenis bakteri yang diperoleh Lantai
dari sampel udara sore seperti yang Bacillus sp 35.08 Dinding,
ditunjukkan pada tabel 8 yaitu Lantai, Udara
Siang, Udara
Staphylococcus sp (80%), Bacillus sp
Sore
(10%) dan Streptococcus sp (10%). Streptococcus 3.5 Lantai,
Staphylococcus sp merupakan bakteri yang sp UdaraSore
paling banyak ditemukan pada semua Neisseria sp 3.5 Dinding
sampel udara, baik udara pagi, udara siang, Total 100 25
maupun udara sore. Tabel 9 menunjukkan
bahwa Staphylococcus sp (100%) BAHASAN
merupakan satu-satunya bakteri yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan
ditemukan pada sampel tempat tidur. pada dinding, lantai, udara dan tempat tidur
di kamar operasi RSAD Robert Wolter terdapat alat-alat tersebut, tapi bakteri
Mongisidi, bakteri yang tumbuh pada ditemukan di tempat tidur, lantai serta
nutrient agar berjumlah 24 sampel, Mac udara. Hal ini mungkin dapat disebabkan
Conkey agar 10 sampel dan agar darah karena kegiatan keluar-masuk dari tenaga
berjumlah 23 sampel. Dari hasil identifikasi kesehatan dan pintu kamar operasi yang
berupa pewarnaan Gram dan uji biokimia tidak selalu tertutup.
ditemukan ditemukan 6 jenis bakteri, 3 Bakteri Gram negatif yang ditemukan
bakteri Gram positif dan 3 bakteri Gram yaitu Enterobacter agglomerans, Proteus
negatif. Bakteri Gram positif terdiri dari sp dan Neisseria sp. Enterobacter
Staphylococcus sp (40.3%), Streptococcus agglomerans ditemukan pada hampir
sp (3.5%) dan Bacillus sp (35.08%), seluruh sampel dinding dan lantai. Infeksi
sedangkan bakteri Gram negatif yaitu Enterobacter sp dapat mencakup
Enterobacter agglomerans (5.3%), Proteus bakteremia, infeksi saluran napas bawah,
sp (12.3%) dan Neisseria sp (3.5%). infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi
Dibandingkan dengan penelitian tentang saluran kemih (ISK), endokarditis, infeksi
pola bakteri aerob yang menyebabkan intra-abdomen, septic arthritis,
infeksi nosokomial yang dilakukan di osteomyelitis, infeksi SSP, dan infeksi
kamar operasi CITO BLU RSUP Prof. Dr. mata.15 Hasil penelitian tentang infeksi
R. D. Kandou Manado pada tahun 2010 nosokomial di kamar bersalin RSAD
ditemukan bakteri terbanyak yaitu Bacillus Robert Wolter Mongisidi tahun 2015
subtillis,12 pada penelitian ini Bacillus sp menunjukkan bakteri Enterobacter
merupakan bakteri terbanyak ke-2 yang agglomerans merupakan bakteri yang
ditemukan di kamar operasi RSAD Robert paling banyak ditemukan pada lantai dan
Wolter Mongisidi yaitu pada sampel udara.16 Satu-satunya bakteri Gram negatif
dinding, lantai, udara siang, dan udara sore. yang ditemukan di udara khususnya udara
Bacillus sp banyak ditemukan di tanah. pagi dan siang adalah Proteus sp. Proteus
Berbeda dengan Bacillus sp yang lain sp adalah flora normal usus sama seperti
seperti Bacillus anthracis dan Bacillus Klebsiella sp dan Eschericia coli.
cereus, bakteri ini merupakan bakteri yang Meskipun Proteus sp bukan penyebab
non-patogen. Mereka banyak ditemukan di tersering infeksi nosokomial, namun infeksi
makanan tapi jarang menyebabkan dari bakteri ini dapat menyebabkan Gram-
keracunan ataupun infeksi.13 Oleh karena negative endotoxin-induced sepsis atau
itu ditemukannya Bacillus sp dalam kamar dikenal dengan SIRS (Systemic
operasi ini mungkin dapat disebabkan oleh Inflammatory Response Syndrome).
kontaminasi. Keberadaan Proteus morganii pada kamar
Staphylococcus sp ditemukan pada operasi mungkin disebabkan karena
hampir semua sampel, yaitu tempat tidur, kontaminasi petugas yang berhubungan
lantai, udara pagi, udara siang, dan udara dengan penanganan pasien jangka panjang
sore. Beberapa Staphylococcus sp di rumah sakit.17
contohnya Staphylococus epidermidis Bakteri Gram negatif lainnya yang
merupakan bakteri komensal pada kulit hanya ditemukan pada sampel dinding
manusia. Namun Staphylococcus adalah Neisseria sp. Dua diantaranya
epidermidis dan Coagulase-negative merupakan bakteri patogen yaitu Neisseria
staphylococci (CNS) lainnya juga bisa menigitidis yang menyebabkan meningitis
muncul sebagai patogen penyebab infeksi dan Neisseria gonorrhoeae yang
nosokomial bagi pasien menyebabkan penyakit menular seksual.
immunocompromised lewat peralatan medis Meskipun demikian, ditemukannya bakteri
seperti kateter intravaskular dan intratekal, Neisseria sp pada sampel dinding kamar
alat pacu jantung elektroda, kateter saluran operasi kemungkinan disebabkan oleh
kemih dan berbagai polimer dan logam kontaminasi dari tangan tenaga kesehatan
implan lainnya.14 Di kamar operasi tidak yang melakukan aktivitas di dekat dinding
Tindas, Homenta, Porotuo: Pola bakteri aerob...

atau bersentuhan dengan dinding, karena sterilisasi kamar operasi wajib untuk
beberapa neisseria merupakan flora normal dilakukan secara rutin dan teratur serta
saluran napas manusia dan jarang diperlukan uji sterilisasi secara berkala.
menyebabkan penyakit.3,18 3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
Selain Staphylococcus sp dan Bacillus uji sensitivitas terhadap antibiotik pada
sp, bakteri Gram positif yang ditemukan bakteri penyebab infeksi nosokomial di
terutama pada sampel lantai dan udara kamar operasi.
adalah Streptococcus sp. Hasil penelitian
tentang Bakteri Aerob Penyebab Infeksi DAFTAR PUSTAKA
Nosokomial di Ruang Bedah RSU Abepura 1. Ducel, G. et al. Prevention of hospital-
Papua tahun 2012 menunjukkan acquired Infections: A Practical Guide.
Streptococcus sp ditemukan hampir di 2nd edition. World Health Organization.
setiap sampel udara.14 Kuman ini dapat Departement of Communicable disease,
Surveilence and Response. Geneva,
menyebabkan bakteremia, endokarditis
Switzerland. 2002.
sampai pada syok, gagal napas dan 2. Widodo D, Irwanto R. Infeksi Nosokomial.
kegagalan multi-organ apalagi pada saat Dalam: Setiawati S, Alwi I, Sudoyo
kegiatan pembedahan yang berhubungan AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
dengan saluran napas, saluran cerna dan Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit
saluran kemih.18 Ditemukannya kuman Dalam. Edisi 6. Jakarta: Pusat
Streptococcus sp pada sampel lantai dan Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2014.
udara kamar operasi mungkin berasal dari p. 682-91.
droplet saluran napas setiap tenaga 3. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
kesehatan yang berada dalam kamar Universitas Indonesia. Mikrobiologi
operasi. Kedokteran. Edisi revisi. Tangerang:
Binarupa Aksara. p. 75-76
Selain kegiatan sterilisasi berkala dan
4. Salawati L. Pengendalian Infeksi
peningkatan kebersihan di kamar operasi, Nosokomial di Ruang Intensive Care
perlu adanya perbedaan antara kamar Unit Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran
operasi yang digunakan untuk operasi cito Syiah Kuala. 2012; 12.
(urgent) dan elektif atau yang telah 5. Saleh M, Rares FES, Soeliongan S. Pola
direncanakan. Bakteri Aerob Penyebab Infeksi
Nosokomial Pada Ruangan Neonatal
SIMPULAN Intensive Care Unit (NICU) BLU
Berdasarkan penelitian di kamar RSUP Prof. DR. Dr. R. D. Kandou
operasi RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado. e-Biomedik (eBM). 2015;3.
Manado ditemukan 6 jenis bakteri, yaitu 6. Fitriyasanti D, Sulchan M, Sayono.
Beberapa Faktor yang Terkait dengan
Staphylococcus sp (40.3%), Streptococcus
Kejadian Infeksi Nosokomial Luka
sp (3.5%), Bacillus sp (35.08%), Operasi di RSUD Kota Semarang
Enterobacter agglomerans (5.3%), Proteus Tahun 2003. Jurnal Kesehatan
sp (12.3%) dan Neisseria sp (3.5%). Masyarakat Indonesia. 2003;1.
Bakteri yang terbanyak adalah 7. Nugraheni R, Suhartono, Winarni S.
Staphylococcus sp. Infeksi Nosokomial di RSUD
Setjonegoro Kabupaten Wonosobo.
SARAN Media Kesehatan Masyarakat
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai Indonesia. 2012;11.
referensi untuk penelitian lebih lanjut 8. Pratami HA, Apriliana E, Rukmono P.
terkait dengan pola bakteri aerob yang Identifikasi Mikroorganisme Pada
berpotensi menyebabkan infeksi Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di
Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul
nosokomial di kamar operasi. Moeloek Bandar Lampung. Medical
2. Pihak rumah sakit perlu meningkatkan Journal of Lampung University.
sanitasi dan kebersihan lingkungan 9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
rumah sakit, terutama kegiatan
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang dari :
Medik dan Sarana Kesehatan. Pedoman https://microbewiki.kenyon.edu/index.p
Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang hp/Bacillus_subtilis [diunduh 18
Operasi. 2012. September 2016].
10. Arminsih R, Zakianis, Elsie. Efektifitas 15. Ziebuhr W, Hennig S, Eckart M,
Sterilisasi dan Disinfeksi Kamar Kranzler H, Batzilla C, Kozitskaya S.
Operasi dan Ruang UGD di Rumah Nosocomial infections by
sakit Umum Bhakti Yudha Depok. Staphylococcus epidermidis: how a
Jurnal Kesehatan Masyarakat Fakultas commensal bacterium turns into a
Kedokteran Universitas Indonesia. pathogen. International Journal of
2002. Antimicrobial Agents 28S (2006) S14–
11. Sofyan, AF., Homenta, H., Rares FES. S20.
Pola Bakteri Aerob yang Berpotensi 16. Fraser SL. Enterobacter Infections. 2015.
Menyebabkan Infeksi Nosokomial di [cited 2016 jan 23]. Available from :
Kamar Operasi CITO BLU. RSUP. http://emedicine.medscape.com/article/
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 216845-overview.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, 17. Ritto LE. Pola Bakteri Aerob yang
Nomor 1, Januari-April 2015. Berpotensi Menyebabkan Infeksi
12. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro Nosokomial Pada Kamar Bersalin
SRS, Satari HI, editors. Buku Ajar RSAD Robert Wolter Mongisidi
Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi ke-2. Manado [Skripsi]. Manado :
Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. h. Universitas Sam Ratulangi. 2016.
478-96. 18. Baharutan A, Rares FES, Soeliongan S.
13. Tanjung M. Pola Kuman pada Kamar Pola Bakteri Penyebab Infeksi
Operasi & Ruang Perawatan Bedah di Nosokomial Pada Ruang Perawatan
RS. Prof. R. D. Kandou [Tesis]. Intensif Anak di BLU RSUP Prof. DR.
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Dr. R. D. Kandou Manado. e-Biomedik
Ratulangi Manado. 2010. (eBm). 2015;3.jfd.
14. Bacillus Subtillis. Microbe Wiki. Tersedia

Anda mungkin juga menyukai