Disusun Oleh :
IQBAL RAZIF
17710199
Pembimbing :
LEMBAR PENGESAHAN
1
Judul : Kista Duktus Tiroglosus
Jenis : Referat
NPM : 17710199
Pembimbing
KATA PENGANTAR
2
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat di SMF
ILMU BEDAH RSUD Ibnu Sina Gresik – FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang
berjudul “KISTA DUCTUS TIROGLOSUS” dengan tepat pada waktunya. Referat ini
diajukan untuk memenuhi tugas dalam rangka menjalani kepaniteraan klinik di SMF ILMU
BEDAH RSUD Ibnu Sina Gresik.
Bersamaan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih Sebesar
besarnya dengan hati yg tulus kepada:
1. dr. Dono Marsetio Wibisono, Sp. B sebagai pembimbing referat ini.
2. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta
membantu dalam penyelesaian referat ini, dan semua pihak yang tidak mampu
penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terwujudnya referat ini.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala masukan serta kritik yang
membangun demi sempurnanya tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga referat ini
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................. i
3
Lembar Pengesahan .......................................................................................................... ii
BAB I - PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Kista duktus tiroglosus adalah suatu massa yang sering ditemukan pada
daerah midline leher. Kista ini terbentuk akibat dari kegagalan involusi dari duktus
seharusnya melalui suatu duktus bernama tiroglossus. Normalnya, duktus ini akan
berinvolusi.1,2
Patensi dari duktus ini menimbulkan potensi besar terbentuknya kista duktus
tiroglossus. Munculnya kista di leher pada penyakit ini baru terbentuk bertahun-tahun
infeksi saluran pernapasan atas.1 Massa yang muncul dapat berlokasi mulai dari batas
bawah tulang hyoid sampai setinggi tiroid. Kista yang muncul tidak menimbulkan
gejala apapun selain pembesarannya namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan
gangguan tiroid. Kista ini juga dapat terinfeksi dan menimbulkan abses dan reaksi
radang.1
Walaupun istilah tiroid berasal dari bahasa Yunani, yang berarti perisai,
namun gambaran umumnya ini berupa bentuk kupu-kupu atau biasa disebut butterfly.
Gandula tiroid, ada hubungannya dengan sisi anterior dan lateral dari laring dan
dimana keduanya terdiri dari dua lobus yang yang menyatu membentuk istmus.
Istmus ini menyilang trakea anterior dibawah kartilago krikoid. Lobus lateral akan
pertengahan dari kartilago tiroid. Bagian atas glandula, kita kenal sebagai kutub atas
glandula. Dan bagian dari lobus lateral kita sebut sebagai kutub bawah. Glandula ini
5
Kista duktus tiroglosus merupakan kasus terbanyak dari massa non neoplastik
di leher, merupakan 40% dari tumor primer di leher. Ada penulis yang menyatakan
hampir 70% dari seluruh kista di leher adalah kista duktus tiroglosus.3
Kasus ini lebih sering terjadi pada anak-anak, walaupun dapat ditemukan di
semua usia. Predileksi umur terbanyak antara umur 0-20 tahun yaitu 52%, umur
sampai 5 tahun terdapat 38%. Sistrunk (1920) melaporkan 31 kasus dari 86.000
pasien anak. Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya kista berdasarkan jenis
kelamin dan umur yang bisa didapat dari lahir sampai 70 tahun, rata-rata pada usia 5,5
tahun.1,2
BAB II
6
PEMBAHASAN
Kista duktus tiroglosus adalah suatu kantung berisi cairan yang terdapat saat
lahir pada garis tengah leher. Suatu kista tiroglosus adalah malformasi kongenital
(suatu defek lahir). Hal ini terjadi akibat penutupan yang tidak komplit dari suatu
segmen duktus tiroglossus, suatu struktur seperti tabung yang normalnya menutup
saat perkembangan embrio. Juga disebut kista duktus tiroglossus atau kista tirolingual.
Kista duktus tiroglosus adalah sebuah kantong berisi cairan yang terletak pada garis
median leher. Kista ini paling sering muncul bersama pembengkakan lunak dibawah
dagu yang bergerak selama proses menelan. Adakalanya kista akan muncul
dari massa non neoplastik di leher, merupakan 40% dari tumor primer di leher. Ada
penulis yang menyatakan hampir 70% dari seluruh kista di leher adalah kista duktus
tiroglossus. Kasus ini lebih sering terjadi pada anak-anak, walaupun dapat ditemukan
di semua usia. Predileksi umur terbanyak antara umur 0-20 tahun yaitu 52%, umur
sampai 5 tahun terdapat 38%. Tidak terdapat perbedaan resiko terjadinya kista
berdasarkan jenis kelamin dan umur yang bisa didapat dari lahir sampai usia 70 tahun,
rata-rata pada usia 5,5 tahun. Tri D dkk melaporkan 8 kasus kista duktus tiroglossus
Penulis lain mengatakan predileksi usia kurang dari 10 tahun sebesar 31,5%,
pada dekade ke dua 20,4%, dekade ke tiga 13,5% dan usia lebih dari 30 tahun sebesar
7
34,6%. Waddell mendapatkan 28 kasus kista duktus tiroglosus secara histologik dari
beberapa kelenjar limfe di leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel duktus
penampakan massa pada garis midline. Kista duktus tiroglossus adalah kista yang
paling banyak terjadi pada sisa-sisa embriologi leher dan kepala. Lokasinya pada
dasar mulut adalah hasil bentukan dari embriologi tiroid normal. Tiroid menjadi
bentuk premordial yang tersusun dari struktur epitel toraks, kemudian duktus
tiroglossus akan terjadi pada kira-kira minggu ketiga dari masa gestasi. Elongasi
duktus berasal dari foramen sekum yang berlokasi di belakang barisan bentuk V dari
papilla sirkumvallata pada dasar lidah. Duktus akan berpenetrasi sepanjang proses
mesoderm dan turun sebagai divertikulum yang melewati dasar lidah dan otot
milohioid menuju ke dasar mulut. Perpanjangan secara posterior dan superior terjadi
pada regio tulang hioid sebelum penurunan berakhir dan duktus glandula tiroid
akhirnya berlokasi pada dasar leher. Setelah minggu ke 7 masa gestasi, glandula tiroid
akan melewati panjang normal dari duktus dan menempati posisi akhir. Migrasi dari
8
glandula tiroid dapat berhenti di mana saja sepanjang rangkaian duktus tiroglossus.
Bila duktus gagal bermigrasi dari glandula tiroid secara komplit maka
perkembangannya akan menjadi tiroid lingual di dasar mulut. Bila posisi glandula
tiroid dalam posisi normal pada leher bawah maka bagian-bagian jaringan tiroid
mengingat duktus tiroglosus terletak di antara beberapa kelenjar limfe di leher, jika
sering terjadi peradangan, maka epitel duktus juga ikut meradang, sehingga
terbentuklah kista.4
Oleh karena duktus terdiri dari epitel sekretoris maka suatu kista dapat
terbentuk dari bagian mana saja dari duktus tiroglossus yang gagal berinvolusi.6
9
2. Lobus pyramidal berasal dari bergabungnya lobus kiri dari istmus.
4. Tiroid aksesoris bisa didapatkan pada daerah trakea, kartilago tiroid, musculus
tiroidea, musculus geniohioid, tulang hyoid, berada dibawah dan diatas dari tulang
hyoid.
6. Duktus tiroglosus persisten pada orang dewasa berada pada foramen sekum dari
lidah
Keluhan yang sering terjadi adalah adanya benjolan di garis tengah leher,
dapat di atas atau di bawah tulang hioid. Benjolan membesar dan tidak menimbulkan
rasa tertekan di tempat timbulnya kista. Konsistensi massa teraba kistik, berbatas
tegas, bulat, mudah digerakkan, tidak nyeri, warna sama dengan kulit sekitarnya dan
bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah. Diameter kista berkisar antara 2-4 cm,
kadang-kadang lebih besar. Bila terinfeksi, benjolan akan terasa nyeri. Pasien
mengeluh nyeri saat menelan dan kulit di atasnya berwarna merah. Kista bergerak ke
atas jika lidah dijulurkan atau saat menelan. Kista ini dapat terinfeksi dan dapat
Kista duktus tiroglossus muncul dalam enam varietas yang berbeda. Tipe
infrahioid terhitung 65% dari kista duktus tiroglossus dan merupakan tipe yang paling
banyak ditemukan pada posisi paramedian, sedangkan tipe suprahioid hanya sekitar
20% dan ditemukan pada posisi midline. Kista juxtahioid 15% dari kista duktus
tiroglossus. Lokasi intralingual terjadi pada kira-kira 2% dari kista duktus tiroglossus,
10
dan variasi suprasternal terjadi kira-kira 10% dari keseluruhan kasus. Intralaringeal
kista duktus tiroglossus adalah hal yang langka. Variasi ini terakhir ditemukan pada
orang tua 42 tahun dan sebaiknya dapat dibedakan dari lesi intralaringeal.7
didiagnosa sampai umur dewasa. Duktus yang paten ini bisa menetap selama
beberapa tahun atau lebih sehingga terjadi sesuatu stimulus yang bisa mengakibatan
pembesaran kista.2,4,5
Kista duktus atau sinus ini bisa mengakibatan penghasilan sekresi oral yang
berlebihan dimana kondisi ini bisa menyebabkan kista menjadi terinfeksi. Bila
terinfeksi, benjolan akan terasa nyeri dan menjadi lebih besar. Pasien mengeluh kulit
apabila kista bertambah besar. Kista duktus tiroglosus yang terinfeksi bisa presentasi
seperti infeksi saluran nafas atas (ISPA). Obstruksi jalan pernafasan bisa terjadi
11
Diagnosis dari kista duktus tiroglossus dapat ditegakkan berdasarkan
Pada anamnesa didapatkan Pasien dengan nodul subkutan atau nodul dermal
biasanya asimtomatik dan datang dengan pembesaran leher. Bila kista terinfeksi
secara sekunder, inflamasi atau ruptur maka dapat menjadi simtomatis yang
menyebabkan nyeri.
pembengkakan yang bulat, tegang dan permukaannya halus dekat garis tengah. Kista
ini jarang bersifat translusen. Tes diagnostik spesifik adalah kista ini bergerak ke atas
pada leher saat penjuluran lidah karena hubungannya dengan tulang hioid melalui
traktus tiroglossus, yang biasanya berdegenerasi menjadi suatu pita fibrosa. Kista
dilapisi oleh epitel skuamus, kolumner atau kuboid dan kadang-kadang terdapat
pulau-pulau kecil jaringan tiroid. Kista ini mengandung cairan jernih atau mukoid,
kadang kala bekuan darah dan rentan terhadap sepsis serta pembentukan fistula. Kista
duktus tiroglossus yang terinfeksi bermanifestasi sebagai suatu massa yang tidak
lunak disertai disfagia, disfoni, drainase sinus, demam, atau pembesaran leher.
Obstruksi jalan napas sangat mungkin terjadi terutama pada kista intralingual
12
Pada pemeriksaan penunjang foto polos di temukan kista duktus tiroglossus
secara nonspesifik. Lokasi massa biasanya anterior dari faring, hipofaring dan
hubungannya dengan tulang hioid biasanya dapat dilihat melalui foto lateral.
komponen solid. Teknik ini dapat mengkonfirmasi gambaran klinik dari kista duktus
Gambaran yang dapat ditemukan berupa sebuah struktur kistik yang mengandung
Pada ct scan didapatkan kista duktus tiroglossus tampak sebagai jaringan yang
halus, bulat, lesi pada midline. Densitas dari lesi ini dapat bervariasi, tetapi biasanya
densitasnya kurang dari jaringan otot sekitar. Gambaran densitas nodul seperti lukisan
di dalam kista duktus tiroglossus dapat merujuk pada satu kemungkinan adanya
karsinoma.
13
F. Diagnosa Banding Kista Duktus Tiroglosus
Perhatikan bahwa beberapa dari mereka lebih mungkin untuk terletak lateral di leher
berdasarkan gambaran klinik yang harus dipikirkan pada setiap benjolan di garis
tengah leher. Untuk fistula, diagnosis dapat ditegakkan menggunakan suntikan cairan
Diagnosis Banding :
1) Lingual tiroid
2) Kista brankial
3) Kista dermoid
4) Lipoma
14
G. Penatalaksanaan Kista Duktus Tiroglosus
1. Medikamentosa
Terapi jika terjadi terjadi infeksi pada kista, dengan memberikan antibiotik dan
kompres hangat. Kadang juga dapat dilakukan aspirasi pus ataupun insisi serta
drainase. Tindakan operasi baru bisa dilakukan jika keadaan atau reaksi inflamasi
sudah berkurang.8
2. Non medikamentosa
b. Dibuat irisan melintang antara tulang hyoid dan kartilago tiroid sepanjang 4
cm. bila ada fistula, irisan berbentuk elips mengelilingi lubang fistula.
c. Irisan diperdalam melewati jaringan lemak dan fasia yang lebih dalam
d. Kista dipisahkan dari jaringan sekitarnya, sampai tulang hyoid, korpus hyoid
dipotong 1 cm.
dijahit, otot lidah yang longgar dijahit, dipasang drain dan irisan kulit ditutup
kembali.
15
3. Tindakan post operasi
Sebuah drain Painrose atau drain isap ditempatkan di luka insisi dan leher
dibungkus dengan perban tekan pada akhir operasi. Pada hari pertama post
4. Perawatan lanjutan
meyakinkan bahwa penyembuhan luka berlangsung dengan baik dan tidak ada
5. Teknik Operasi
iodin 10% kemudian dipersempit dengan kain steril. Dibuat gambar rencana irisan
dengan metilen biru di atas kista dilanjutkan insisi tranversal di daerah infrahioid
tepat diatas kista sepanjang 5 cm, irisan diperdalam lapis demi lapis melalui otot
platysma dan fasia servikalis sampai mencapai permukaan kista. Kista dibebaskan
dari jaringan di sekitarnya, namun karena terdapat bagian permukaan yang tipis
lateral, tampak duktus di bawah tulang hioid, otot-otot yang melekat di superior
melepaskan bagian tengah tulang hioid, duktus kemudian disusuri ke arah dasar
kemudian dipasang drain vakum. Luka operasi kemudian dijahit lapis demi lapis.
16
Gambar 6. Insisi tranversal di atas kista
17
Gambar 9 : Massa kista dan potongan tulang hioid
Komplikasi paling umum adalah infeksi, yang menyebabkan suatu abses yang
nyeri, merah dan berfluktuasi. Setelah menderita infeksi, epitel mungkin saja menjadi
rusak, dan terjadi peningkatan pada jaringan konektif fibrosa tebal yang mengelilingi
kantung. Komplikasi akibat operasi dari kista duktus tiroglossus meliputi infeksi,
hematoma dan rekuren. Resiko rekuren pada kista duktus tiroglossus meningkat
oleh Sistrunk. Angka rekurensi juga meningkat jika terjadi ruptur selama
drainase, dan hubungan antara kista dengan kulit, adalah semua faktor-faktor yang
terjadinya rekurensi pada kista duktus tiroglossus adalah sekitar 50%. Sedangkan
kemungkinan untuk timbulnya keganasan pada kista duktus tiroglossus adalah sangat
jarang, hanya berkisar antara 1-2% dari keseluruhan kasus yang ada.8
18
BAB III
KESIMPULAN
Kista duktus tiroglosus adalah salah satu masa kogenital tersering yang
ditemukan pada midline leher. Kista ini merupakan 70% dari kasus kista yang ada di
leher. Kista ini biasanya terletak di garis median leher, dapat ditemukan di mana saja
antara pangkal lidah dan batas atas kelenjar tiroid. Terdapat dua teori yang dapat
menyebabkan terjadinya kista duktus tiroglosus yaitu infeksi tenggorok berulang akan
merangsang sisa epitel traktus sehingga mengalami degenerasi kistik dan sumbatan
antara beberapa kelenjar limfe di leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel
duktus juga ikut meradang, sehingga terbentuklah kista. Bila terinfeksi, benjolan akan
terasa nyeri. Pasien mengeluh nyeri saat menelan dan kulit di atasnya berwarna merah
dan rasa tidak nyaman di perut bagian atas terutama jika kistanya sangat besar.
Diagnosis biasanya dapat dibuat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dan leher
secara menyeluruh. Jika kelenjar tidak dapat diraba, USG, tiroid scan atau CT scan
aspirasi perkutan, eksisi sederhana, reseksi dan injeksi dengan bahan sklerotik, eksisi
dengan mengambil korpus hioid dan kista beserta duktus-duktusnya sampai kepada
kambuh. Tingkat kekambuhan terkait dengan eksisi sederhana kista tiroglosus adalah
sekitar 50%. Tingkat kekambuhan dengan prosedur Sistrunk resmi sekitar 5%.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi 13. Jilid
1. Alih Bahasa: Staf Pengajar Bag. THT FKUI. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2006;
295-6, 381-2.
2. Cohen JI. Massa Jinak Leher. Dalam Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6, Alih
Bahasa: Wijaya C. Jakarta : EGC, 2008; 415-21.
4. Montgomery WW. Surgery of the Upper Respiratory System. 2nd ed. Vol. II.
Philadelphia: Lea & Febiger, 2005; 88.
5. Colman BH. Disease of Nose, Throat and Ear and Head and Neck, A Handbook for
Students and Practitioners. 14th ed. Singapore: ELBS, 2006; 183.
20