Anda di halaman 1dari 26

1

LAPORAN KASUS
Oleh:
Biendha Ulfatullaily (17710231)

Departemen Ilmu Obstetri & Ginekologi


RSUD Ibnu Sina
2019
2

Identitas Pasien
• Nama: Ny. LK.
• Usia: 32 tahun.
• Suku: Jawa.
• Alamat: Gresik.
• Status: Sudah menikah selama 7 tahun.
• Tanggal MRS: 02 Maret 2019.
• Tanggal Pemeriksaan: 02 Maret 2019, pukul 14.00.
3

Anamnesis
• Keluhan Utama: Perut terasa kencang
• Riwayat Penyakit Sekarang:
• Perut terasa kencang sejak kemarin sore, berlangsung selama sekitar 5
menit dan berulang tiap 10 menit, makin lama makin kencang, disertai nyeri
punggung bawah terutama tiap terasa kencang, dan juga disertai rasa
tertekan di perut bawah, lalu di bawa ke IGD RSPG, kemudian di rujuk ke
IGD RSIS karena tekanan darah yang tinggi (mencapai 170 mmHg SBP)
• Nyeri punggung belakang (+) yang terasa saat perut terasa kencang, sejak
kemarin.
4

Anamnesis
• Riwayat Penyakit Sekarang:
• Nyeri kepala (+) kemarin, sekarang sudah tidak.
• Kedua kaki bengkak sejak 2 minggu, makin lama makin bengkak, tidak
terasa tebal.
• Lendir / darah / cairan (–) dari jalan lahir.
• Kejang / demam / sesak nafas / mual muntah / nyeri ulu hati (–).
• HPHT: 10 Juli 2018. TP: 17 April 2018.
• Rutin ANC, tiap bulan selama trimester 1 dan 2, dan tiap 2 minggu selama
trimester 3.
5

Anamnesis
• Riwayat Obstetrik

Kehamilan Suami Cara Penolong L/P BB Usia KB Usia


ke- pers. (gram) Kehamilan Anak

I I SPTB Dokter L 2800 40 minggu Suntik 3 6 th


bulan
II Hamil Ini
6

Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu:
• Tekanan darah tinggi (-) selama kehamilan sebelumnya.
• Tekanan darah tinggi (–), kencing manis (–), sakit kuning (–), kejang (–)

• Riwayat penyakit keluarga:


• Tekanan darah tinggi (–), kencing manis (–), kejang (–).

• Riwayat penyakit sosial:


• Tidak ada yang merokok di keluarga.
• Tidak pernah terpapar asap rokok.
• Tidak pernah minum jamu-jamu.
7

Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum: Lemah. • Kepala: A / I / C / D negatif.
• GCS: 4 / 5 / 6. • Leher:
• Tanda-tanda vital: • Pulsasi JVP: negatif.
• TD: 170 / 100 mmHg saat awal • Limfadenopati: negatif.
masuk rawat inap, lalu 120 / 70 • Struma: negatif.
mmHg 1 hari setelah diberi • Thorax:
Methyldopa dan Nifedipine.
• Dada simetris, suara nafas
• Nadi: 89 x/menit.
vesikular seluruh lapang baru,
• Suhu: 36.0 C. Rhonchi (–), Wheezing (–).
• RR: 19 x/menit. • Suara jantung S1 S2 tunggal
regular, murmur (–), gallop (–).
8

Pemeriksaan Fisik
• Abdomen: • Leopold II: Teraba bagian kecil
• Abdomen cembung.
kesan ekstremitas di kiri, dan
punggung di kanan.
• Bising usus (+) normal.
• Leopold III: Teraba bulat keras
• Liver & lien tidak teraba.
kesan kepala di tengah.
• Status Obstetrik: • Leopold IV: Kepala janin sudah
• Leopold I: TFU: 40 cm; Teraba masuk pintu atas panggul.
bulat keras kesan kepala di • DJJ (Doppler):
tengah, teraba bulat lunak kesan • Regular, 136 x/menit.
bokong di kanan. • Regular, 138 x/menit.
9

Pemeriksaan Fisik
• Periksa Dalam (VT) dilakukan saat • Ekstremitas:
masuk rawat inap: serviks dilatasi • Akral hangat kering seluruh
2 cm, efasemen 25%, letak ekstremitas. CRT < 2 detik.
kepala, kepala Hodge 1, ketuban
• Refleks patella + / +.
(+), bloody show (+).
• Edema pitting tungkai + / +.
10

Pemeriksaan Penunjang
• USG (02 Maret 2019): Gemelli. • Laboratorium (1 Jan 2019):
• Letak kepala. BPD 81 mm, FL 67 • Darah Lengkap:
mm  32 / 33 minggu. TBJ 1800 • Hb: 12.1
g. • HCT: 36.5
• Letak sungsang. BPD 84 mm, FL
• WBC: 9400.
63 mm  33 / 34 minggu. TBJ
• PLT: 241.000.
2000 g.
• MCV: 85.
• MCH: 28.
• MCHC: 33.
11

Pemeriksaan Penunjang
• Proteinuria: +3.
• Renal Function Test: SCr 0,82; BUN 7.
• Elektrolit Serum: Na 135; K 3,9; Cl 116.
• Liver Function Test: SGOT 38,2; SGPT
25,1.
• Albumin Serum: 4,06.
12

DIAGNOSIS

G II P 1 0 0 0 1, UK 35 – 36 minggu, Gemelli / H / H / IU
+ Inpartu Kala 1 Fase Laten + PEB + PPI.
13

Planning
• Diagnostik: Darah Lengkap, LFT.
• Terapeutik:
• Inf RD5 1500 cc/24 jam.
• Methyldopa 3 x 500 mg.
• Nifedipine 3 x 10 mg.
• MgSO4 20% /IV (4 gram), MgSO4 40% /IM (5 gram) 1.25 cc bokong kanan
dan bokong kiri  dilanjut MgSO4 maintenans 1 g/jam /IV, hingga 24 jam
paskasalin.
• Dexametason 2 x 6 mg selama 2 hari /IV.
• Pro SC elektif + IUD.
• Monitoring: Observasi keluhan, TTV, dan CHPB
14

Pembahasan: Diagnosis
• Kriteria diagnosis preeklamsia: hipertensi (peningkatan tekanan darah
mencapai ≥ 140/90 mmHg pada dua waktu yang terpisah ≥ 6 jam) saat usia
kehamilan ≥ 20 minggu, + satu dari tanda-tanda berikut:
• Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam, atau rasio protein : kreatinin ≥ 0,3, atau
proteinuria dipstick +1 persisten (jika modalitas lain tidak tersedia).
• Trombositopenia (< 100.000 /µL).
• Insufisiensi ginjal (kreatinin > 1,1 mg/dL, atau 2x dari baseline) jika tidak
terdapat kelainan ginjal sebelumnya.
• Keterlibatan liver (kadar transaminase liver 2x normal).
• Gejala-gejala serebral (nyeri kepala, gangguan visual, kejang).
• Edema paru.
15

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Pengelolaan preeklamsia:
• Pencegahan kejang.
• Penanganan hipertensi.
• Pengelolaan cairan.
• Penanganan suportif pada penyulit terkait.
• Saat yang tepat untuk persalinan.
16

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Pemberian antikonvulsan antara lain dapat menggunakan MgSO4
(Magnesium Sulfat), pilihan pertama antikonvulsan pada preeklamsia,
diberikan setidaknya hingga 24 jam paskasalin.
• Mekanisme: inhibitor kompetitif ion kalsium, oleh ion magnesium, sehingga
menghambat neurotransmisi dan menurunkan kadar asetilkolin.
• Dosis Magnesium Sulfat:
• Dosis inisial: Injeksi 4 gram IV selama 15 menit.
• Dosis maintenans:
• Infus 6 gram dalam larutan ringer/6 jam, atau
• Injelksi 4 atau 5 gram IM, lalu 4 gram IM tiap 4-6 jam, atau
• Intravena 1 gram/jam menggunakan syringe pump.
17

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Syarat pemberian Magnesium Sulfat:
• Harus tersedia antidotum berupa Ca Gluconas 10% (1 gram dalam 10 cc)
diberikan IV selama 3 menit.
• Refleks patella (+).
• Frekuensi pernapasan > 16x/menit, tanpa tanda-tanda distres pernapasan.
• Urine output ≥ 150 cc/6 jam.
18

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Dosis terapeutik dan toksik Magnesium Sulfat:
• Dosis terpeutik: 4-7 mEq/liter (4,8-8,4 mg/dL).
• Hilangnya reflex tendon: 10 mEq/liter (12 mg/dL).
• Henti nafas: 15 mEq/liter (18 mg/dL).
• Henti jantung: > 30 mEq/liter (36 mg/dL).
19

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Antihipertensi lini 1: Nifedipine.
• Antihipertensi lini 2: Na Nitroprusside, atau Diazoksid.

• Cairan yang bisa diberikan pada penderita preeklamsia antara


lain:
• RD5, atau NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan < 125 cc/jam, atau
• D5 yang mana tiap 1 L diselingi RL (60-125 cc/jam) 500 cc.
20

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Terminasi kehamilan dilakukan dengan cara tergantung keadaan obstetrik
waktu itu, apakah sudah inpartu atau belum. Indikasi perawatan aktif antara
lain:
• Indikasi maternal:
• Umur kehamilan ≥ 37 minggu (untuk preeklamsia berat), dan > 37 minggu
untuk preeklamsia ringan.
• Adanya tanda/gejala impending eclampsia.
• Kegagalan terapi konservatif, yaitu keadaan klinik / laboratorik memburuk.
• Diduga terjadi solusio plasenta.
• Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau perdarahan.
21

Pembahasan: Tatalaksana Preeklamsia Berat


• Indikasi janin:
• Adanya tanda fetal distress.
• Adanya tanda intrauterine growth retardation.
• NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal.
• Terjadinya oligohidramnion.
• Laboratorik: Adanya tanda sindroma HELLP, terutama trombosit yang turun
cepat.
22

Pembahasan: Diagnosis
Faktor resiko PPI pada pasien ini antara lain kehamilan ganda, dan hipertensi
dalam kehamilan.

• Kriteria diagnosis PPI:


• Kontraksi berulang per 7-8 menit, • Serviks dilatasi ≥ 2 cm, dan
atau 2-3x per 10 menit. efasemen ≥ 50-80%.
• Ada nyeri punggung bawah. • Presentasi janin rendah, mencapai
• Pendarahan bercak. spina isiadika.
• Perasaan menekan di daerah • Selaput ketuban pecah bisa
servix. merupakan tanda awal PPI.
23

Pembahasan: Tatalaksana PPI


• Berbagai macam obat yang telah digunakan untuk tokolisis antara lain:2
• Kalsium antagonis: Nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 x/jam, dilanjut tiap 8 jam
sampai kontraksi hilang, bisa diberikan lagi bila timbul kontraksi lagi.
• Obat beta-mimetik: seperti terbutaline, ritrodin, ixosuprine, dan salbutamol
dapat digunakan, namun nifedipine memiliki efek samping yang lebih ringan.
• Magnesium sulfat dan antiprostaglandin (indometasin) jarang dipakai karena
efek samping pada ibu atau janin.
24

Pembahasan: Tatalaksana PPI


• Untuk menghambat persalinan preterm, juga dapat disertai tirah baring.
• Regimen kortikosteroid untuk:
• Maturasi surfaktan paru janin.
• Menurunkan insidensi sindroma distres nafas.
• Mencegah pendarahan intraventricular.
• Menurunkan mortalitas neonatus.
25

Pembahasan: Tatalaksana PPI


• Regimen kortikosteroid untuk maturase paru diberikan jika usia kehamilan <
35 minggu, diberikan satu siklus dan tidak diulang (karena ditakutkan terjadi
hambatan pertumbuhan janin), antara lain:2
• Betametason: 2 x 12 mg IM dengan jarak pemberian 24 jam.
• Dexametason: 4 x 6 mg IM, dengan jarak pemberian 12 jam.
• Masih sering kontroversi mengenai cara persalinan prematur.
26

Anda mungkin juga menyukai