Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Klinik Dasar
Dosen Pembimbing:
Susanna Widyanigsih S.Kep., MSN
Dibuat Oleh :
Riska Amalia Sandi (2111100014)
Kista ganglion adalah kista synovial yang berisi bahan mucoid seperti agar-
agar dan sering ditemui dalam praktek klinis ortopedi. Meskipun etiologic dari
perkembangan kista ganglion tidak diketahui , yakni timbul dari microtrauma
berulang yang mengakibatkan degenerasi jaringan ikat mucinous. Mereka adalah
massa jaringan lunak yang paling umum ditemukan ditangan dan pergelangan
tangan, tetapi mereka juga sering ditemui dilutut dan kaki. Meskipun Sebagian besar
kista ganglion tidak menunjukan gejala, pasien mungkin datang dengan rasa nyeri,
nyeri tekan, kelemahan, dan ketidakpuasan dengan penampilan kosmetik.
Perawatan non-operatif dan bedah tersedia, tetapi tingkat kekambuhan yang tinggi
secara historis mengganggu perawatan non-bedah. Eksisi bedah dapat memberikan
resolusi gejala pasien, tetapi pemahaman tentang anatomi yang mendasari
berdekatan dengan kista sangat penting untuk menghindari cedera struktur
neurovaskuler dalam jarak dekat dengan kista ( Odom ddk, 2020; Spinner dkk, 2018 )
2. Etiologi
Banyak teori telah disajikan dimasa lalu mengenai etiologic kista ganglion
tanpa ada consensus. Salah satu teori yang diperkenalkan oleh Eller pada tahun 1746
adalah bahwa kista ganglion merupakan hasil dari herniasi jaringan synovial dari
persendian. Teori yang didalilkan oleh Carp dan Stout pada tahun 1926, yang
menjadi dasar kepercayaan paling modern. Menunjukan bahwa kista ganglion
dihasilkan dari degenerasi lendir jaringan ikat sekunder akibat kerusakan kronis. Saat
ini, Sebagian besar penulis setuju bahwa kista ganglion muncul dari sel mesenkim
disambungan kapsular synovial sebagai akibat dari cedera mikro yang terus menerus.
Cidera berulang pada struktur kapsul dan ligament pendukung tampaknya
merangsang fibroblast untuk menghasilkan asam hialuronat, yang terakumulasi
untuk menghasilkan bahan “ mirip jeli” musin yang biasa ditemukan pada kista
ganglion (Murai dkk, 2018; Li dkk, 2019; Safran dkk, 2019).
4. Patofisiologi
Kista ganglion adalah kista synovial berisi musim yang mengandung jaringan
ikat paucicellular. Mereka mungkin diisi dengan cairan dari selubung tendon atau
sendi. Kista ganglion paling sering ditemukan (70%) pada aspek dorsal pergelangan
tangan yang timbul dari ligament scapholunate atau artikulasi scapholunate. Sekitar
20% kista ganglion terletak dibagian volar pergelangan tangan yang timbul dari sendi
radiocarpal atau sendi scaphotrapezial. Sisa 105 dari kista ganglion dapat timbul dari
berbagai area tubuh termasuk retinaculum volar pergelangan tangan, sendi
interphalangeal distal, sendi pergelangan kaki, dan kaki. Kista ratinakular volar
pergelangan tangan timbul dari cairan selubung tendon hernia yang menonjol
keluar. Kista ganglion yang timbul dari sendi DIP dorsal disebut kista mukosa dan
berhubungan dengan nodul Herbeden. Mereka biasanya ditemukan pada Wanita
berusia antara 40 dan 70 tahun dengan osteoarthritis ( Bojanic dkk, 2017; Angelina
dkk, 2018; Meyerson dkk, 2019).
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
Pemeriksaan rontgen dilakukan untuk melihat lokasi dan keterlibatan tulang pada
kista ganglion intraosseous. Gambaran yang dapat diambil adalah posteroanterior
(PA),lateral, dan oblique (Cothran, 2018).
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) menjadi pemeriksaan pilihan yang dapat dilakukan untuk
memastikan kista ganglion. Pada gambaran USG akan tampak massa dengan batas
jelas, dinding tebal dan acoustic enhancement (Sheon & Keyser, 2014).
3. Magnetic Resonanse Imaging
Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat
karakteristik dari kista. Pada MRI akan tampak gambaran multilobular dengan
hipointensitas pada T1W dan hiperintensitas pada T2W. MRI jarang dilakukan,dan
hanya dikerjakan pada kista ganglion yang tersembunyi (Gregush dkk, 2021;
Wadhwa, 2017).
6. Komplikasi
Kista ganglion sendiri tidak menimbulkan komplikasi yang bermakna.
Aktivitas mungkin akan sedikit terganggu pada pasien yang mengalami berkurangnya
range of motion (ROM). Pada beberapa kasus dimana kista menekan syaraf, dapat
timbul kelemahan dan parestesia.
Komplikasi juga dapat ditimbulkan oleh tindakan eksisi kista ganglion.
Komplikasi yang disebabkan oleh eksisi dapat berupa infeksi luka, terbentuknya
neuroma, luka hipertrofi, cedera pada nervus medianus, dan radialis. Selain itu,
eksisi juga dilaporkan dapat menyebabkan instabilitas dari scapholunate.
Menurut sebuah studi, terdapat 25% pasien mengalami kekakuan
pergelangan tangan dan memerlukan 8 minggu terapi untuk mengembalikan fungsi
pergelangan tangan secara maksimal (Gregush dkk, 2021)
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Nyeri
c. Risiko terjadinya infeksi
c. Intervensi
a. Cemas
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang ganglion
- Kaji latar belakang Pendidikan pasien
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya
- Gunakan komunikasi terapeutik
- Berikan informasi yang akurat tentang proses operasi, poses penyakit,
perawatan dan pengobatan pada pasien dengan Bahasa dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
- Berikan keyakinan kepada pasien bahwa perawat, dokter , dan tim Kesehatan
lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal
mungkin
- Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara
bergantian
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
b. Nyeri
- Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien
- Jelaskan pada pasien sebab-sebab timbulnya nyeri
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Ajarkan Teknik distraksi dan relaksasi
- Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai dengan keinginan pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk meberikan obat analgesic