Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

Tn. A Dengan Kasus Ganglion Sinistra


Di Rumah Sakit Wijayakusuma (DKT) Purwokerto

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Klinik Dasar
Dosen Pembimbing:
Susanna Widyanigsih S.Kep., MSN

Dibuat Oleh :
Riska Amalia Sandi (2111100014)

PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2023/2024
1. Definisi
Ganglion adalah peradangan selubung tendon dengan cairan pelumas dan
menyebabkan benjolan di bagian kulit (Pricilia, 2022).
Widayat ( dalam Nugroho 2021:969 menjelaskan bahwa secara umum
ganglion dapat dikategorikan kedalam salah satu soft tissue tumour. Adapun yang
dimaksud dengan soft tissue tumour itu sendiri merupakan tumor jinak pada
jaringan lunak yang disebabkan oleh pertumbuhan sel baru yang abnormal,
progresif, dan tidak tumbuh seperti kanker .
Kista ganglion adalah tumor jinak yang umumnya muncul dari kapsul sendi
ataupun jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot, yaitu tendon.
Benjolan kista berisi cairan musin dengan jaringan fibrosa di sekitarnya. Tumor ini
terjadi pada 10% orang dewasa berusia dibawah dari 20 tahun dan sebanyak 2%
pada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Lokasi tersering kista ganglion adalah pada
tangan, pergelangan tangan, serta dapat muncul di kaki.

Gambar kista ganglion pada tangan dan kaki (None, 2019)

Kista ganglion adalah kista synovial yang berisi bahan mucoid seperti agar-
agar dan sering ditemui dalam praktek klinis ortopedi. Meskipun etiologic dari
perkembangan kista ganglion tidak diketahui , yakni timbul dari microtrauma
berulang yang mengakibatkan degenerasi jaringan ikat mucinous. Mereka adalah
massa jaringan lunak yang paling umum ditemukan ditangan dan pergelangan
tangan, tetapi mereka juga sering ditemui dilutut dan kaki. Meskipun Sebagian besar
kista ganglion tidak menunjukan gejala, pasien mungkin datang dengan rasa nyeri,
nyeri tekan, kelemahan, dan ketidakpuasan dengan penampilan kosmetik.
Perawatan non-operatif dan bedah tersedia, tetapi tingkat kekambuhan yang tinggi
secara historis mengganggu perawatan non-bedah. Eksisi bedah dapat memberikan
resolusi gejala pasien, tetapi pemahaman tentang anatomi yang mendasari
berdekatan dengan kista sangat penting untuk menghindari cedera struktur
neurovaskuler dalam jarak dekat dengan kista ( Odom ddk, 2020; Spinner dkk, 2018 )

2. Etiologi
Banyak teori telah disajikan dimasa lalu mengenai etiologic kista ganglion
tanpa ada consensus. Salah satu teori yang diperkenalkan oleh Eller pada tahun 1746
adalah bahwa kista ganglion merupakan hasil dari herniasi jaringan synovial dari
persendian. Teori yang didalilkan oleh Carp dan Stout pada tahun 1926, yang
menjadi dasar kepercayaan paling modern. Menunjukan bahwa kista ganglion
dihasilkan dari degenerasi lendir jaringan ikat sekunder akibat kerusakan kronis. Saat
ini, Sebagian besar penulis setuju bahwa kista ganglion muncul dari sel mesenkim
disambungan kapsular synovial sebagai akibat dari cedera mikro yang terus menerus.
Cidera berulang pada struktur kapsul dan ligament pendukung tampaknya
merangsang fibroblast untuk menghasilkan asam hialuronat, yang terakumulasi
untuk menghasilkan bahan “ mirip jeli” musin yang biasa ditemukan pada kista
ganglion (Murai dkk, 2018; Li dkk, 2019; Safran dkk, 2019).

3. Tanda dan Gejala


Kista ganglion sering kali muncul tanpa gejala, namun pada beberapa pasien
dapat ditemukan gejala utama:
 Benjolan, khususnya pada persendian tangan dan kaki
 Nyeri yang dapat memburuk saat bergerak
 Rasa tidak nyaman saat beraktivitas
 Sensasi lemah otot
Kista yang berada di dekat saraf dapat menimbulkan gejala:
 Mati rasa
 Nyeri
 Kesemutan
 Gangguan mobilitas

4. Patofisiologi
Kista ganglion adalah kista synovial berisi musim yang mengandung jaringan
ikat paucicellular. Mereka mungkin diisi dengan cairan dari selubung tendon atau
sendi. Kista ganglion paling sering ditemukan (70%) pada aspek dorsal pergelangan
tangan yang timbul dari ligament scapholunate atau artikulasi scapholunate. Sekitar
20% kista ganglion terletak dibagian volar pergelangan tangan yang timbul dari sendi
radiocarpal atau sendi scaphotrapezial. Sisa 105 dari kista ganglion dapat timbul dari
berbagai area tubuh termasuk retinaculum volar pergelangan tangan, sendi
interphalangeal distal, sendi pergelangan kaki, dan kaki. Kista ratinakular volar
pergelangan tangan timbul dari cairan selubung tendon hernia yang menonjol
keluar. Kista ganglion yang timbul dari sendi DIP dorsal disebut kista mukosa dan
berhubungan dengan nodul Herbeden. Mereka biasanya ditemukan pada Wanita
berusia antara 40 dan 70 tahun dengan osteoarthritis ( Bojanic dkk, 2017; Angelina
dkk, 2018; Meyerson dkk, 2019).

5. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
Pemeriksaan rontgen dilakukan untuk melihat lokasi dan keterlibatan tulang pada
kista ganglion intraosseous. Gambaran yang dapat diambil adalah posteroanterior
(PA),lateral, dan oblique (Cothran, 2018).
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) menjadi pemeriksaan pilihan yang dapat dilakukan untuk
memastikan kista ganglion. Pada gambaran USG akan tampak massa dengan batas
jelas, dinding tebal dan acoustic enhancement (Sheon & Keyser, 2014).
3. Magnetic Resonanse Imaging
Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat
karakteristik dari kista. Pada MRI akan tampak gambaran multilobular dengan
hipointensitas pada T1W dan hiperintensitas pada T2W. MRI jarang dilakukan,dan
hanya dikerjakan pada kista ganglion yang tersembunyi (Gregush dkk, 2021;
Wadhwa, 2017).

6. Komplikasi
Kista ganglion sendiri tidak menimbulkan komplikasi yang bermakna.
Aktivitas mungkin akan sedikit terganggu pada pasien yang mengalami berkurangnya
range of motion (ROM). Pada beberapa kasus dimana kista menekan syaraf, dapat
timbul kelemahan dan parestesia.
Komplikasi juga dapat ditimbulkan oleh tindakan eksisi kista ganglion.
Komplikasi yang disebabkan oleh eksisi dapat berupa infeksi luka, terbentuknya
neuroma, luka hipertrofi, cedera pada nervus medianus, dan radialis. Selain itu,
eksisi juga dilaporkan dapat menyebabkan instabilitas dari scapholunate.
Menurut sebuah studi, terdapat 25% pasien mengalami kekakuan
pergelangan tangan dan memerlukan 8 minggu terapi untuk mengembalikan fungsi
pergelangan tangan secara maksimal (Gregush dkk, 2021)

7. Asuhan Keperawatan Anestesi


a. Pengkajian
i. Identitas Pasien
ii. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyebab keluhan yang dirasakan, waktu kejadian, penanganan atau
tindakan yang sudah diberikan.
iii. Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk mengakaji apakah sebelumnya pernah mengalami sakit yang sama
atau mengalami sakit yang berbeda.
iv. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah di dalam keluarga ada yang mengalami penyakit seperti yang sedang
di derita pasien dan juga apakah ada riwayat penyakit menular seperti
hepatitis dan penyakit menurun seperti DM
v. Pemeriksaan Fisik
• Mengukur berat badan
• Mengukur tinggi badan
• Mengukur TTV pasien
• Pengkajian 6 B ( Breath, Blood, Brain, Bowel, Bladder, Bone)
vi. Penilaian Nyeri
• Mengkaji skala nyeri (1 sampai 10)
• Mengkaji jenis nyeri (Akut atau kronis)
• Mengkaji frekwensi nyeri (Jarang, terus menerus, hilang timbul
atau lainnya)
• Lokasi nyeri berada
• Mengkaji kualitas nyeri (Nyeri tajam, nyeri tumpul, rasa terbakar
atau lainnya)
vii. Hasil Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan EKG
• Pemeriksaan Rontgen
• Pemeriksaan Ultrasonografi
viii. Manajemen Operasi
• Teknik Anestesi
• Premidikasi
• Analgesik
• Penyulit

b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Nyeri
c. Risiko terjadinya infeksi
c. Intervensi
a. Cemas
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang ganglion
- Kaji latar belakang Pendidikan pasien
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya
- Gunakan komunikasi terapeutik
- Berikan informasi yang akurat tentang proses operasi, poses penyakit,
perawatan dan pengobatan pada pasien dengan Bahasa dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
- Berikan keyakinan kepada pasien bahwa perawat, dokter , dan tim Kesehatan
lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal
mungkin
- Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara
bergantian
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

b. Nyeri
- Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien
- Jelaskan pada pasien sebab-sebab timbulnya nyeri
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Ajarkan Teknik distraksi dan relaksasi
- Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai dengan keinginan pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk meberikan obat analgesic

c. Resiko terjadinya infeksi


- Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka
- Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan luka
- Lakukan perawatan secara aseptic
- Kolaborasi dengan dokter untuk meberikan obat antibiotic
8. Pathway ganglion

Arthritis/ cedera pada sendi atau tendon

Terjadi kebocoran Kompartemen

Cairan synovial keluar dari dalam kompartemen


(Tidak bisa masuk Kembali, bersifat kental dan pekat )

Reabsorbsi tubuh terganggu

Cairan synovial menjadi sekental jelly


(Mengisi ruang di luar area lubang
kebocoran )

Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi

Terjadi peningkatan pada kompartemen yang berisi


cairan synovial

Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar


(Benjolan menjadi keras, sekeras tulang/ganglion)
Daftar Pustaka

PRICILIA, P. A. (2022). ANALISIS POSTUR JANGGAL DAN KELUHANMUSCULOSKELETAL


DISORDERS PADA KARYAWAN UNDERWRITING DI PT BNI LIFE INSURANCE
TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Universitas Binawan).
Odom EB, Hill E, Moore AM, Buck DW. Lending a Hand to Health Care Disparities: A
Cross-sectional Study of Variations in Reimbursement for Common Hand
Procedures. Hand (N Y). 2020 Jul;15(4):556-562.
Spinner RJ, Mikami Y, Desy NM, Amrami KK, Berger RA. Superficial radial intraneural
ganglion cysts at the wrist. Acta Neurochir (Wien). 2018 Dec;160(12):2479-
2484.
Murai NO, Teniola O, Wang WL, Amini B. Bone and Soft Tissue Tumors About the
Foot and Ankle. Radiol Clin North Am. 2018 Nov;56(6):917-934.
Li S, Sun C, Zhou X, Shi J, Han T, Yan H. Treatment of Intraosseous Ganglion Cyst of
the Lunate: A Systematic Review. Ann Plast Surg. 2019 May;82(5):577-581.
afran T, Hazan J, Al-Halabi B, Al-Naeem H, Cugno S. Scaphoid Cysts: Literature Review
of Etiology, Treatment, and Prognosis. Hand (N Y). 2019 Nov;14(6):751-759.
Bojanić I, Dimnjaković D, Smoljanović T. Ganglion Cyst of the Knee: A Retrospective
Review of a Consecutive Case Series. Acta Clin Croat. 2017.
Angelini A, Zanotti G, Berizzi A, Staffa G, Piccinini E, Ruggieri P. Synovial cysts of the
hip. Acta Biomed. 2018 Jan 16;88(4):483-490.
Meyerson J, Pan YL, Spaeth M, Pearson G. Pediatric Ganglion Cysts: A Retrospective
Review. Hand (N Y). 2019 Jul;14(4):445-448.
Wadhwa V, Do JF, Cheng J, Timmons C. Intraneural Ganglion Cyst at the Wrist
Presenting as Radial Neuropathy. Ann Med Sci Res, 2017;20–2.
Baca, S. K. M. A. Kista Ganglion.
Cothran VE. Ganglions. Medscape, 2018.
Sheon R, Keyser F De. Ganglia and Nodule. Uptodate; 2014.
Gregush RE, Habusta SF. Ganglion Cyst. 2021 Jul 20
Clinical Instructor, Dosen Pembimbing,

(Anglia) (Susanna Widyanigsih S.kep., MSN)

Anda mungkin juga menyukai