Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KESEHATAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SOFT TISSUE TUMOR (STT)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
A. Konsep Teori Soft Tissue Tumor (STT)
1. Pengertian

Soft Tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan


abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus adalah
benjolan yang di sebabkan oleh neoplasma. secara klinis, di
bedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma. Neoplasma
dapat bersifat jinak atau ganas, neoplasma jinak tumbuh dengan
batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar
dan menekan jaringan sekitarnya dan umumnya tidak
bermetastasis, misalnya ganglion (Rendy & Margareth, 2015).

Ganglion dapat dijelaskan sebagai kontong berisi cairan


yang muncul dari kapsul sendiri atau lapisan tendon. Ganglion
dapat muncul pada hampir sendi atau lapisan tendon maupun
pergelangan tangan dan tangan. Ganglion dapat menghambat
pergerakan sendi, atau menimbulkan ketidaknyamanan karna
kompresi atau distensi dari jaringan linak lokal. Kista ganglion
pada sendi inter-falangeal distal (DIP) dapat menimbulkan
derformitas dari kuku jari. Kista ganglion dapat dengan mudah
didiagnosis melalui lokasi dan bentuknya. Biasanya tidak melekat
pada kulit di atasnya dan melekat kuat dengan sendi atau lapisan
tendon dibawahnya (Black & Hawks, 2014).

2. Etiologi

sebagian besar tumor ganglion tidak sepenuhnya diketahui,


namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada
ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik
akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang
tidak diketahui sebelumnya, saat cairan sendi menumpuk dan
membentuk sebuah kantong pada sendi atau tendon (Rendy dan
Margareth, 2014).
3. Patofisiologi
Normalnya, sendi dan tendon dilumuri oleh cairan
khusus yang terkunci di dalam sebuah komponen kecil. Kadang
akibat arthitis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi
kebocoran dan komponen tersebut kental seperti madu, dan jika
terjadi kebocoran tersebut maka akan mengalir keluar dan tidak
dapat masuk kembali. Dan akan mengisi ruang di luar area
lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk berkerja
sendi akan meremas dan menyebabkan tekanan yang besar pada
komponenn yang berisi cairan tersebut ini dapat menyebabkan
benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.

Bagan 2.1

Pathway terjadinya tumor ganglion.

Arthtritis / cedera pada sendi atau tendon

Terjadi kebocoran komponen

Cairan sinovial keluar dari dalam komponen (tidak bisa masuk kembali bersifat kental dan pek

Reabsobsi tubuh terganggu

Cairan sinovial menjadi sekental jelly

Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi

Terjadi peningkatan pada komponen yang berisi cairan sinovial


lanjutan dari patway pada bagan 2.1.

Benjolan terbentuk dengan tekanan yang berat (benjolan menjadi


keras sekeras tulang ganglion

Keterbatasan gerak Nyeri

Pembedahan

Resiiko infeksi
Defisit pengetahuan

Sumber : Rendy dan Margareth (2015).

4. Manifestasi Klinis
Pada klien dengan tumor ada dua manifestasi klinis yaitu
manifestasi setempat dan sistemik, rangkumanya sebagai berikut
menurut (Utama & dkk, 2011) :
a. Manifestasi setempat
Benjolan pada tumor merupakan keluhan utama yang
sering dikemukakan klien, sering kali klien meraba atau
merasakan benjolan di bagian tertentu tubuhnya. Benjolan
dapat timbul di segala bagian tubuh, yang lokasi nya dekat
atau di permukaan kulit, jaringan lunak seperti Ganglion.
keluhan utama yang sering dikemukakan klien yaitu nyeri,
pada awalnya tumor biasanya tidak nyeri, namun tumor pada
saraf atau mendesak saraf di dekatnya,
atau bila tumor di dalam organ padat dan tulang rangka
tumbuh terlalu cepat menyebabkan kapsul organ atau
periosteum teregang.
b. Manifestasi sistemik
dengan berkembangya tumor dapat timbul gejala ini :
1) Demam
leokosit dan sel normal dalam tubuh lainnya menghasilkan
‘patogen endogen’ yang dapat mempengaruhi hipotalamus
timbul disregulasi temparatur tubuh bereaksi alergik
terhadap protein asing.
2) Penurunan berat badan, anemia, anemia progresif
merupakan gejala yang umum pada tumor ganas.
3) Ikterus
Bila keluhan pasien utama adalah ikterus, pertama harus
dipikirkan kemungkinan menyebabkan desakan dan
obstruksi ujung duktus koledokus, hepatoma primer,
kanker metastatik ke hati mendesak duktus hepatikus di
porta hati, juga dapat timbul ikterus

5. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi setelah pembedahan soft tissue


tumor salah satu nya pada ganglion menimpulkan infeksi,
kekakuan, nyeri, bekas luka tak sedap, dan keloid selain itu
terdapat keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau
pembuluh darah (Erawati & dkk, 2018).

6. Penatalaksanaan Pada Klien Tumor Ganglion.


a. Pembedahan
Menurut Rosdahl & Kowalski (2017), pembedahan di
perlukan untuk meredakan beberapa jenis nyeri tertentu
misalnya, penyebab fisik seperti tumor yang menyebabkan
tekanan.
b. Biopsi
Menurut Erawati & dkk, (2018), biopsi sebagai tindakan
mengambil atau melakukan pemeriksaan mikroskopis dari
jaringan yang berasal dari tubuh manusia yang masih hidup
untuk menegakan diagnosis atau menentukan apakah suatu
tumor ganas atasu jinak. Dua jenis biopsi yaitu :
1) Biopsi tetutup
cara menusukan jarum biopsi melalui kulit (perkutan) untuk
mendapatkan spesimen sel atau jaringan.
2) Biopsi terbuka

Teknik biopsi dengan melakukan insisi ataupun eksisi dari


lesi patologis secara lansung melalu prosedur pembedahan
terbuka.

c. Atroskopi
Menurut Rahmah (2017), Pada operasi ini, biasanya membuat
sayatan dengan ukuran yang lebih kecil. Kmudian atroskop
akan dimasukan ke dalam sayatan untuk melihat lokasi kista.
Selanjutnya akan memasukan alat pada sayatan tersebut untuk
mengangkat kista ganglion.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2012. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Selemba Medika .

Black, J. M., & Hawks, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika.

Erawati, & dkk. 2018. Diagnosis dan Terapi Tumor Muskuloskeletal. Jakarta: CV.Sagung
Seto.

Lukman, & Ningsih, n. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Selemba Medika.

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta:


Selemba Medika.

Rendy, M., & Margareth. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Rosdahl, B. C., & kowalski, T. M. 2017. Buku Ajar Keperawatan Dasar . Jakarta: EGC.

Utama, H., & dkk. 2011. Buku Ajar Ongkologi klinis. Jakarta: Badan Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai