Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

“ SUN PROTECTIVE FACTOR (SPF) “


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kendali Mutu Kosmetika

Disusun Oleh :

Kelompok 1 (Kelas A)

Anggota :

Wirdatul Jannah (1404046)

Novela Nursyamsiah A. (1504003)

Yolanda Mustika (1504009)

Rifka Zihni (1504011)

Habab Andi Daeng P. (1504013)

Nyak Indah Putri Marzah (1504015)

Nidia Marselina (1504017)

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


YAYASAN PERINTIS
PADANG
2018
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tabir surya (sunscreen)

Tabir surya atau Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari efek berbahaya

matahari. Tabir surya membantu untuk mencegah kulit terbakar (sunburn) dan penuaan dini

(misalnya, keriput, kulit kasar). Tabir surya juga membantu untuk mengurangi risiko kanker

kulit dan juga dari reaksi kulit terbakar (seperti sunburn) sinar matahari seperti (sensitivitas

matahari) yang disebabkan oleh beberapa obat (misalnya, tetrasiklin, obat sulfa, fenotiazin

seperti chlorpromazine).

Produk tabir surya produk merupakan produk yang mengandung komponen yang

mampu menyerap, memantulkan atau menyebarkan sinar UV, yang dimaksudkan untuk

digunakan pada kulit manusia. Bahan aktif dalam tabir surya bekerja baik dengan menyerap

sinar ultraviolet (UV) radiasi matahari, mencegah dari mencapai lapisan kulit yang lebih

dalam, atau dengan merefleksikan radiasi.

Tabir surya (sunscreen atau sunblock) atau UV filter, memiliki 2 mekanisme utama

yaitu : (i) menghamburkan dan memantulkan energy sinar UV dan (ii) mengabsorbsi energy

sinar UV. Sangat banyak tabir surya mengandung bahan-bahan yang bekerja dengan kedua

mekanisme ini yang dikenal dengan istilah UV protection. Pada awalnya tabir surya didesain

untuk melindungi pemakainya pada saat ke pantai. Saat ini, produk yang sama digunkan pula

oleh mereka yang melakukan olahraga salju, sejak sinar matahari menunjukkan efek terhadap

kulit yang dapat dilihat pada pantulan dipermukaan salju. Sekarang ini UV filter digunakan

bersama dengan produk yang digunakan sehari-hari, seperti krim pelembab dan produk

perawatan rambut, produk aftershave, lipstik atau produk make-up.


UV filter dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan asalnya. Anorganik

UV filter, atau yang juga disebut UV filter fisik, terutama bekerja dengan memantulkan dan

menghamburkan radiasi UV, organic UV filter, yang juga disebut UV filter kimia atau

sunblock, bekerja dengan mengabsorbsi radiasi.

Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan mengabsorbsi

radiasi eritemal UV. Karakteristik yang penting dalam tabir surya adalah :

1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh

2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek sensitasi

yang berbahaya

3. Efektif mengabsorbsi radiasi eritemogenik

4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi eritemogenik, tidak

mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai tabir

surya, sehingga mampu mengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin

terdapat seperti pada bagian 1) dan 2) diatas

5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai

6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain sebagainya

7. Harus memiliki (dalam pengenceran dan pembawa yang akan digunakan untuk tabir

surya) karakter fisik yang dapat diterima oleh konsumen, sebagai contoh, tabir surya

haruslah tidak menimbulkan bau yang tidak sedap

8. Harus dapat terabsorbsi melalui kulit.

UV filter fisik secara umum adalah oksida logam, meskipun silikat dan talk juga biasa

digunakan. Bahan ini menunjukkan perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan

kimia dan juga merupakan bahan yang tidak larut dalam air. Sebagai pembanding, bahan ini

kurang diterima oleh kebanyakan orang karena bahan ini biasanya membentuk lapisan film
penghalang pada kulit yang menimbulkan rasa yang kurang nyaman. Selain itu, formulasi

dengan menggunakan bahan ini sangatlah sulit karena bahan ini dapat memecahkan emulsi.

Zink oksida merupakan UV filter fisik yang lebih efektif dibandingkan titanium oksida.

Sediaan dengan bahan yang mampu memantulkan cahaya dapat lebih efektif bagi mereka

yang terpapar radiasi UV yang berlebihan, misalnya para pendaki gunung dan tentara.

Popularitas bahan-bahan ini meningkat belakangan ini karena toksisitasnya yang rendah.

Bahan ini juga stabil terhadap cahaya dan tidak menunjukkan induksi reaksi fototoksik atau

fotoalergik. Juga digunakan untuk perlindungan terhadap UVA dan UVB. Namun

penggunaan zink oksida sebagai tabir surya yang dimasukkan dalam formulasi kosmetik di

beberapa negara tidak perkenankan, seperti di Eropa dan Jepang, kecuali di Amerika Serikat.

Umumnya UV filter fisik yang secara luas digunakan saat ini adalah titanium dioksida.

UV filter kimia ( atau sunscreen )merupakan senyawa organic dengan aktifitas molar

yang tinggi terhadap range UV. Senyawa ini biasa terdiri dari struktur aromatik tunggal atau

ganda, kadang merupakan konyugasi dari karbon-karbon ikatan ganda dan/atau gugus

karbonil. Tabir surya kimia adalah bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi

energi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa ini mengabsorbsi radiasi UV

dan mengubah energinya menjadi radiasi dengan gelombang yang lebih panjang. Tabir surya

kimia cenderung membentuk energy yang lebih tinggi dalam keadaan dasar. Molekul ini akan

menuju pada keadaan dasar, energi diemisikan dengan magnitude yang lebih rendah dari

energy awal yang diabsorbsi. Energi ini di emisikan dalam bentuk panjang gelombang yang

lebih panjang, sebagai radiasi panas ringan yang khas. Derivat sintetis senyawa ini dapat

dibagi dalam 2 kategori besar yaitu pengabsorbsi kimia UVB (290-320 nm) dan UVA (320-

400 nm).
Tabir surya kimia yang biasa digunakan adalah oktil metoksisinamat sebagai UVB filter yang

paling banyak digunakan. Bahan ini kurang efektif dalam mengabsorbsi UVB dibandingkan

para-aminobenzoic acid (PABA) dan pada formulasinya dianjurkan penambahan UVB filter

untuk memperoleh nilai SPF yang tinggi. UVA filter termasuk benzofenon, antranilat dan

dibenzoilmetan. Oksibenzon adalah benzofenon yang paling luas digunakan, mengabsorbsi

UVA dan UVB. Kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu bersifat fotolabil serta mudah

terdegradasidan teroksidasi.

Mengenakan tabir surya bukan berarti Anda bisa tetap keluar lagi di bawah sinar

matahari. Tabir surya tidak dapat melindungi terhadap semua radiasi matahari. Ada berbagai

jenis tabir surya yang tersedia dalam berbagai bentuk (misalnya, krim, lotion, gel, tongkat,

semprot, lip balm).

2.1.1. Cara menggunakan tabir surya

 Sunscreen digunakan pada kulit saja. Ikuti semua petunjuk pada kemasan produk. Jika

tidak yakin tentang apapun informasi, berkonsultasi dengan dokter atau apoteker.

 Oleskan tabir surya pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka 30 menit sebelum

paparan sinar matahari. Sebagai panduan umum, gunakan 1 ounce (30 gram) untuk

menutupi seluruh tubuh Anda. Gunakan kembali tabir surya setelah berenang atau

berkeringat atau setelah pengeringan dengan handuk atau jika telah terhapus. Jika Anda

berada di luar untuk waktu yang lama, aplikasikan kembali tabir surya setiap 2 jam.

 Jika Anda menggunakan formulir lip balm, produk ini hanya berlaku untuk daerah bibir

saja.

 Jika menggunakan semprotan, hindari merokok ketika menerapkan obat ini dan tidak

menggunakan atau menyimpannya dekat panas atau api terbuka. Karena biasanya

semprotan ini megandung bahan yang mudah terbakar.


 Ketika menerapkan tabir surya pada wajah, hati-hati untuk menghindari kontak dengan

mata. Jika tabir surya yang masuk ke mata Anda, bilas dengan air.

 Gunakan hati-hati atau hindari penggunaan pada kulit yang teriritasi.

 Jangan gunakan tabir surya pada bayi berusia kurang dari 6 bulan kecuali atas saran

dokter.Cara terbaik gunakan pakaian pelindung pada bayi jika ingin beraktivitas di luar

(misalnya, topi, baju lengan panjang / celana) saat keluar rumah.

 Jika Anda mengalami kulit terbakar (sunburn) serius, atau jika Anda berpikir Anda

mungkin memiliki masalah medis yang serius, segera hubungi tenaga medis.

Berikut, adalah beberapa tabir surya dan konsentrasi penggunannya :

UV filter Konsentrasi hingga (%)

Aminobenzoic acid (PABA) 15

Avobenzon 3

Cinoxate 3

Dioksibenzon 3

Homosalat 15

Metil antranilat atau meradimat 5

Oktokrilen 10

Oktil metoksisinamat atau oktinoxat 7,5

Oktil salisilat atau oktisalat 5

Oksibenzon 6

Asam Fenilbenzimidazol Sulfonat 4

Oktil dimetil PABA 8

Titanium Dioksida 25

Trolamin salisilat 12
Zink oksida 25

 Tabir surya digunakan setebal 2 cm pada permukaan kulit dan dibiarkan selama 15
hingga 30 menit untuk penyerapan sempurna melalui kulit. Efektivitas tabir surya
meningkat setelah penyerapan melalui kulit sebelum terpapar oleh sinar matahari.

2.1.2 Efektivitas Tabir Surya

Parameter yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi efikasi produk tabir surya dan

memberikan kepada pemakai yang berhubungan dengan informasi pada label produk.

Parameter yang biasa digunakan disebut sebagai Sun Protection Factor (SPF) produk tabir

surya, dengan hubungan terhadap peningkatan dosis UV pada kulit yang dilindungi dapat

dengan tanpa menunjukkan eritema, sebagai perbandingan pada kulit yang tidak terlindungi.

SPF adalah perbandingan respon terhadap paparan sinar UV pada kulit yang terlindungi

terhadap kulit yang tidak terlindung. Secara khusus, dosis minimum eritema (MED) diuji

oleh setiap panelis pada tes SPF. Waktu/dosis pada simulasi cahaya UV dibutuhkan untuk

menghasilkan keseragaman, yang hampir tidak menampakkan kemerahan pada kulit. Nilai

MED akan berbeda berdasarkan tipe kulit Fitzpatrick. Untuk mengetahui nilai SPF, produk

dengan dosis yang cocok dioleskan 2 mg/cm2 pada area 50-100 cm diatas punggung

belakang bagian bawah. Lima hingga tujuh titik dipaparkan pada berbagai dosis simulasi

cahaya UV. 12-24 jam setelah pemaparan UV, bagian ini dievaluasi . Nilai SPF dikalkulasi

dengan menggunkan persamaan : SPF = MED kulit terlindung/MED kulit yang tidak

terlindung. SPF dapat ditunjukkan dengan persen transmitan eritemal UV seperti 1/SPF X

100, atau yang dihambat, seperti ( 1-(1/SPF) X 100 ).

2.2 Sinar Ultraviolet (Sinar UV)

EFEK SINAR MATAHARI Radiasi sinar ultraviolet (UVR) dari matahari dibagi atas UVA
(UVA1 340-400 nm dan UVA2 320-340 nm), UVB (290-320 nm) dan UVC (270-290 nm).
UVC di saring oleh ozon pada lapisan stratosfer, sehingga hanya UVA dan UVB yang dapat
mencapai permukaan bumi. UVA lebih mudah untuk berpenetrasi ke dalam lapisan kulit
terdalam dibandingkan dengan UVB, UVA tidak dapat tersaring oleh gelas dan diperkirakan
sekitar 50% dari pemaparan UVA timbul dalam tempat teduh. Pemaparan akut terhadap UVB
dapat menimbulkan efek seperti eritema, udema, tanning, penipisan lapisan epidermis dan
dermis, dan sintesis vitamin D. Pemaparan kronis terhadap UVB dapat menghasilkan
photoaging (efek penuaan kulit oleh cahaya), imunosupresi, dan fotokarsinogenesis.
Pemaparan terhadap UVA lebih efektif dalam menginduksi tanning dan kurang menyebabkan
eritema, tetapi juga menyebabkan photoaging serta fotodermatosis akut dan kronik.
Keduanya berhubungan dengan imunosupresi dan karsinogenesis; sehingga diperlukan
perlindungan terhadap keduanya. Energi dari Sinar UV diabsorbsi oleh kulit dapat
menghasilkan senyawa kimia baru seperti 6’,4’-DNA fotoproduk, radikal bebas dan lain
sebagainya., atau penghamburan kelebihan energi sebagai panas atau fosforesensi. Absorbsi
ini dan diikuti oleh konversienergi yang berperan pada proses pembentukan etiologi kanker
kulit dan photoaging (2,3,4).

American Cancer Society menyatakan bahwa pemaparan UV dalam jangka waktu yang lama

dapat menyebabkan perubahan pada kulit yang meliputi (3) :

 Penuaan

 Kerutan

 Kehilangan elastisitas kulit

 Noda gelap (lentigos, kadang disebut “age spots” atau “liver spots” )

 Keratosis aktinik

Mencegah interaksi sinar UV dengan kromofor kulit merupakan fungsi utama dari tabir
surya. Produk tabir surya sangat sederhana; mereka
mengabsorbsi/memantulkan/menghamburkan radiasi UV dari sinar matahari sebelum
energy ini diabsorbsi oleh residu kromofor dalam kulit. Untuk menghasilkan efek ini,
prodek tabir surya secara teknik sangat kompleks. Produk ini harus digunakan untuk
keefektifannya dan sama dengan produk perawatan lainnya, kepatuhan adalah kunci
untuk memperoleh keutamaan dari kesehatan

Radiasi ultraviolet (UVR) adalah radiasi elektromagnetik di kisaran 290 nm hingga 400
nm. Sinar ultraviolet, meskipun tidak dapat dilihat oleh mata manusia, merupakan bagian dari
sinar matahari yang sangat berpengaruh pada kulit. Radiasi sinar UV menurut panjang
gelombangnya dibagi tiga jenis, yaitu:
1. Sinar UV-A
UV-A adalah sinar UV yang paling banyak menimbulkan radiasi, dengan panjang gelombang

100-290 nm. Sinar UV-A meliputi 95% radiasi yang mencapai permukaan bumi dan 30-50
kali lebih umum dari sinar UV-B walaupun kurang intens. Radiasi UV-A menembus sampai

dermis dan dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya. Selain itu, UV-A dapat

menembus kaca. Intensitas radiasi UV-A lebih konstan daripada UV-B. Efek yang

ditimbulkan adalah pigmentasi kulit, kerusakan kulit dan kerutan.

ultraviolet A UVA

radiasi elektromagnetik dalam kisaran 320 nm hingga 400 nm

CATATAN UVA II = 320 nm hingga 340 nm; UVA I = 340 nm hingga 400 nm.

2. Sinar UV-B
UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm. Sinar ini biasanya hanya merusak
lapisan luar kulit (epidermis). Sinar UV-B memiliki intensitas tertinggi saat sinar matahari
terang (antara jam 10:00-14:00). Sebagian sinar UV-B terblokir oleh lapisan ozon di
atmosfer. UV-B tidak menembus kaca.
Dalam jumlah kecil, radiasi UV-B bermanfaat untuk sintesis vitamin D dalam tubuh,
tetapi paparan berlebihan dapat menimbulkan kulit kemerahan atau terbakar dan efek
berbahaya sintesis radikal bebas yang memicu eritema dan katarak. Sinar ini juga
menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu tumbuhnya kanker kulit.
3. Sinar UV-C
UV-C memiliki panjang gelombang 320-400 nm. UV-C menimbulkan bahaya terbesar
dan menyebabkan kerusakan terbanyak. Namun, mayoritas sinar ini terserap di lapisan
atmosfer (ozon). Dengan meluasnya kerusakan lapisan ozon karena pelepasan bahan kimia
tertentu ke lingkungan, seperti CFC (Freon) dan lainnya, akan banyak UV-C yang lolos ke
bumi dan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi manusia.
Sinar UV-B dengan panjang gelombang pendek, disaring oleh lapisan ozon sehingga
mencapai atmosfer bumi dengan kadar yang cukup tinggi dan menyebabkan pemaparan pada
kulit ari dengan gejala terbakar (sunburn) atau kecoklatan (sutan). Sementara itu, sinar UVA
memiliki energi yang lebih rendah, tetapi mampu menembus lapisan lemak pada kulit. UVA
inilah yang bertanggung jawab terhadap kerusakan kolagen dan jaringan elastin, yakni zat
yang membuat kulit menjadi kuat dan kenyal.

2.3 Mekanisme Perlindungan Kulit

Anda mungkin juga menyukai