gvJ1m Vi119"'1'
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _,N_Q. '16Lil:IN.Xlll/20M
-
Wart a
Penelitian Perhubungan
NO. 06fTHN .Xlll/2001
. .DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
..
War ta
PenelitianPerhubungan
Dewan Redaksi
PELINDUNG
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
PENASEHAT
Sekretaris Badan Litbang Perhubungan
Kepala Pusat Litbang Perhubungan Oarat
Kepala Pusat Litbang Perhubungan Laut
Kepala Pusat Litbang Perhubungan Udara
Kepala Pusat Litbang Pos dan Telekomunikasi
PEMIMPIN UMUM
Ir. L. Denny Siahaan, Ms. Tr.
PEMIMPIN REDAl<SI
Asril Pasaribu, S.H.
REDAKTUR PELAl<SANA
Ir. Anwar Taufiek Hidajat
WAl<IL REDAKTUR PELAl<SANA
Ratna Herawati, BSc.
DEWAN REDAl<SI
Or. Ojoko Suhadi; Ir. Nugroho Indrio; Ors. Juren Capah;
Ors. Soetrisno; Ors. Amin Suwarto; Ir. Zulfikri, M.Sc., 0.E.A,
Ir. Fatimah, Ms. Tr.; Ir. Mutharuddin
TATAUSAHA
Sri Atun
ALAMAT REOAKSI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
Jalan Medan Merdeka Timur 5 Jakarta 10110
Telepon : (021) 34832945,
Faks : (021) 34833065.
Pengantar Redaksi
Pelayanan pemanduan kapal di Pelabuhan Laut Sorong-Papua masih lambat/belum optimal.
Hal ini dapat dilihat dengan waktu tunggu kapal yang cukup lama khususnya bagi pelayaran
dalam negeri. Untuk meningkatkan pelayanan pemanduan kapal perlu dilakukan pembenahan
manajemen dan melengkapi fasilitas dan peralatan pemanduan yang memadai serta SDM pandu
yang dapat dihandalkan. Masalah tersebut diulas oleh W. Nikson S. dalam tulisannya "Upaya
Pelayanan Prima Jasa Pemanduan Kapal Pada Pelabuhan Laut Sorong Propfnsf Papua".
Suwardjoko P. Warpanf dalam makalahnya "Membangun Jarlngan Perangkutan Terpadu
(Memotong Jarak Poros Cilacap-Semarang" menguraikan bahwa pembangunan Dam Lepas
Pantai sepanjang 18 km yang meliputi Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten
Demak dengan menerapkan fungsi ganda yaitu sebagai tanggul, pelabuhan, badan jalan raya
dan rel, diharapkan akan mampu meningkatkan citra Pelabuhan Tanjung Mas dan memperkuat
peranannya sebagai pelabuhan samudera yang pada akhirnya akan mengubah mobilitas orang
dan barang di Semarang dan sekitarnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dipersiapkan
rancangan keterpaduan antarmoda sebagai sarana angkutan antarkota dalam propinsi, antarkota
antarpropinsi maupun angkutan kota.
Selama ini kejahatan atas penyelenggaraan dibidang telekomunikasi yang di proses secara
hukum adalah para masyarakat atau pengguna, sedangkan pihak penyelenggara yang melanggar
undang - undang belum ada data yang menunjukkan adanya tindakan hukum kepada mereka .
"Studi Kebfjakan Penegakan Hukum Undang - Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang
Telekomunfkasf Dalam Rangka Pengamanan Penyelenggaraan Dan Pembangunan
Telekomunfkasf" yang dirangkum oleh Marhum Djauharl dimaksudkan untuk memberikan
masukan pada pimpinan dalam menetapkan kebijakan pengaturan dalam rangka penegakan
Undang - undang Nomor 36 tahun 1999 agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi pejabat
yang berwenang.
L. Denny Sfahaan dalam tulisannya "Konsepsf Rencana Strategfs Penelftfan Dan Pengembangan
Transportasf Tahun 2000 - 2004" menguraikan bahwa permasalahan yang dihadapi bidang
transportasi di masa mendatang adalah hal - hal yang menyangkut daya saing, keselamatan
dan energi lingkungan, sumber daya manusia dan manajemen, usaha kecil dan menengah,
jaringan sarana dan prasarana. Kebijakan yang perlu dilaksanakan adalah mempertahankan
tingkat pelayanan transportasi saat ini, meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap jasa
transportasi, membangun sarana dan prasarana transportasi yang mendesak serta mengendalikan
kerusakan lingkungan akibat transportasi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dirumuskan
berbagai sasaran dan kegiatan kelitbangan yang relevan yang didukung strategi dan kebijakan
kelitbangan.
Berdasarkan latar belakang penulisan ini, maka b. Jenis pelayanan pemanduan yang diberikan
penulis mencoba menuangkan pola pikir adalah:
pendekatan sebagaimana pada diagram 1, dan 1) Pandu Laut yaitu memandu kapal di
penulis membatasi pembahasan masalah dengan perairan antara batas bandar dengan
fokus terhadap pelayanan pemanduan kapal di batas luar perairan wajib pandu yang
pelabuhan Laut Sorong. jaraknya 6 mil.
Sedangkan landasan teori yang digunakan untuk 2) Pandu bandar yaitJ.J bertugas memandu
menganalisa masalah, penulis mencoba dengan kapal di batas perairan bandar (kolam
menggunakan Analisa Diagram Sebab Aki bat atau pelabuhan) yang jaraknya 0.5 mil.
Fish Bone Diagram (Tulang Ikan) menurut Vincent c. Para pelanggan yang ada di pelabuhan
Gaspersz. Diagram sebab akibat - fish bone adalah para perusahaan pelayaran,
adalah suatu pendekatan terstruktur yang nakhoda kapal dan pemilik kapal.
Tabel 1
Waktu Pelayanan di Pelabuhan Sorong
Lingkungan Manusia
Jtunlah Pandu
kurang
Kualifikasi
~Pendidikan
Gangguan Cuaca
Pada musim Pandu terbat
timur isiplin Kurang
Pelayanan
--------r-_._--------r--~---t Pemanduan
Metoda Sarana
6. Bogor 0.272 0.744 1.07 1.21 DKI JllkW 1.200.000 1 pJrlorp'h 39,0 21.0 M,O JS.O 3,10
.. Sinbop 2.700.000 0, 9pjWor~ 39,0 42,0 18,0 J0.0
Swnber. 01t)en Perhubungan Oarat-Dephub
e..-..
-
• data BPS Iha.it SP 2000 dibulatkan) 2.400.00. O. ~pjWor1"!1 11.0 91 ,0 215,5 411,4
Yogya-1W
1.000.000 0, 9pjW~ 15.0 57.0 18,0 12.0'
Danau/waduk yang terjadi seluas 3000 ha Stmnnt1 1.212.000 Tidll< od1 dlia
-
5'lol><r. I. JMTSS. lift, 1114.ll!S, SJITP
membuka kemungkinan berbagai kegiatan sosial 2. - ..... . !Jblldo< (1996)
• dolt.Ii t.lbt tslnlst* lflhtlbu
ekonomi bagi masyarakat yang sekaligus berarti
membuka kesempatan kerja diberbagai bidang
Selanjutnya harus dirancang dengan cermat
antara lain : jasa angkutan, rekreasi/ wisata,
pemanfaatan bekas Pelabuhan Tanjung Mas yang
perdagangan, dan lain-lain. Wajah Kota Semarang
mengalami penurunan tanah lebih dari 0,20 m
semakin lengkap karena selain perbukitan,
setiap tahun, mengingat kondisi zona ini sekarang
daratan, dan pantai akan ditambah lagi dengan
cukup memprihatinkan. Lantas, terbuka pula
danau kota yang multi fungsi sebagai sumber
peluang penataan baru bagian-bagian kota yang
air baku, prasarana angkutan air, wisata air,
dianggap tidak sesuai lagi dengan visi dan misi
perikanan darat (air tawar), pengendalian mutu
Kota Semarang di masa depan dalam upaya
air sungai dan berbagai kegiatan ekonomi sosial
mengembalikan kejayaan Tanjung Mas.
budaya masyarakat sekaligus memperluas
wilayah daratan kota.
Perubahan wajah Kota Semarang dengan
m. POROS OLACAP-SEMARANG
terciptanya garis pantai baru (buatan) sepanjang Di Semarang terdapat bandara yakni Bandara A.
18 km, selain mengubah tata ruang Pelabuhan Yani dan di Cilacap terdapat Bandara Tunggul-
Tanjung Mas, membuka peluang pula bagi jalur Wulung, di Surakarta ada Bandara Adi Sumanno,
Hubungan jalan raya Cap-Semar dapat dilakukan Kawasan rob yang selama ini menjadi beban
lewat beberapa altematif lintas: barat-utara, Pemda dan masyarakat akan berubah menjadi
melalui Wangon-Tegal-Pekalongan; tengah, potensi karena peningkatan nilai lahan di
melalui Kroya-Wonosobo-Temanggung; dan kawasan tersebut, dan membuka berbagai
selatan timur melalui Kroya-Purwekerto- peluang bagi pembangunan daerah. Masalahnya
Magelang. Di samping itu masih terbuka beralih dari persoalan penanggulangan rob ke
kemungkinan angkutan lewat jalan rel sebagai merancang pengembangan bagian wilayah kota.
sarana angkutan massal yang sangat efisien.
Sayang sekali jaringan jalan rel peninggalan A. Angkutan Jalan Raya
jaman penjajahan Belanda sudah banyak yang
tidak difungsikan atau bahkan beralih fungsi . Angkut.an darat Semarang-Solo dan Semarang-
Jalur yang masih beroperasi Cilacap-Kroya- Yogyakart.a dapat dipastikan akan rneningkat
Purwekerto-Prupuk-Tegal-Semarang, dan Cilacap- dengan pesat, yang pada gilirannya akan
Kroya-Yogjakarta-Solo. menimbulkan persoalan Lalu-lintas amat berat
pada koridor Semarang-Bawen. Maka, selain
Potensi Semarang sebagai ibukota propinsi harus pula ada antisipasi rekayasa Lalu-lintas
mengandung berbagai peluang untuk berkem- antara jalur Semarang-Solo dan Semarang-
bang, apalagi dengan lokasinya berada pada jalur Yogyakarta, keterpaduan antarmoda dalam
hubungan pantai utara Jawa (hubungan regional perencanaan perangkut.an harus pula dipikirkan
Jakarta Surabaya). Sementara itu, secara geografis sejak dini. Jalur rel yang selama ini tidak/
Kota Semarang memiliki keragaman yang amat kurang berfungsi dapat difungsikan kembali
panjang meninggalkan jejak peninggalan sejarah secara maksimal. Jalur Semarang-Solo
di Semarang dan sekitamya yang kini menjadi mungkin dihidupkan Lagi, dan beberapa jalur
objek wisata yang cukup memberi arti bagi Kot.a cabang mungkin dihidupkan lagi, misalnya
Semarang dan sekitamya. Dalam kaitan ini Kata jalur Solo-Wonogiri. Bukan tidak mungkin
Semarang, selain menjadi tujuan wisat.a, juga Wonogiri-Pacitan dilayani jaringan jalan rel.
berfungsi sebagai kota transit bagi DTW lain di
sekitamya. Pembangunan jalur ganda rel antara Jakart.a-
Su ra baya, bahkan di masa depan akan
Apabila OLP di pant.ai Semarang terwujud, maka dioperasikan kereta api cepat Jakarta-
citra Pelabuhan Tanjung Mas pasti berubah dan Surabaya, akan menempatkan Kota Semarang
peranannya diperkuat sebagai pelabuhan pada peran yang lebih penting sebagia kota
samudera karena tersedianya garis pantai dengan transit di Jawa Tengah. Hal ini menunjang
kedalaman yang memadai, sert.a menjadi gerbang pertunya pemi~ran dan ancang-ancang
laut Jawa Tengah. Perkembangan peran dan citra peningkatan peran transportasi darat
pelabuhan Tanjung Mas akan mengubah mobilitas Semarang-Solo dan Semarang-Yogyakarta.
orang dan barang di Semarang dan sekit.amya. Ada tiga kemungkinan antisipasi, yakni:
ABSTRAK L PENDAHUWAN
Badan Litbang Perhubungan mempunyai tugas Sadan Litbang Perhubungan sebagai bagian
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan integral dari Departemen Perhubungan,
di bidang perhubungan termasuk transportasi di berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
dalamnya. Beberapa permasalahan yang dihadapi Nomor: KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi
bidang transportasi di masa mendatong adalah hal- dan Tata Kerja Departemen Perhubungan,
hal yang menyangkut daya saing, keselamatan dan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian
kualitas pelayanan, kelembagaan, teknolo<j dan dan pengembangan di bidang perhubungan.
energi serta Lingkungan, sumber daya manusia dan Setanjutn~untuk mendulo.mg tugas tersebut Sadan
manajemen, usaha kecil dan menengah, jaringan Litbang Perhubungan rnenyelenggarakan fungsi:
sarana dan prasarana. Untuk mengatasi perma-
salahan transportasi dalam kurun waktu sampai 1. Perumusan kebijakan teknis penelitian dan
dengan tahun 2004, kebijakan yang perlu pengembangan di bidang manajemen
dilaksanakan adalah mempertahankan tingkat transportasi multimoda, perhubungan darat
pelayanan tansportasi saat ini, meningkatkan perhubungan Laut perhubungan udara, pos
aksesibilitas masyarakat terhadap jasa transportasi, dan telekomunikasi.
membangun sarana dan prasarana transpatasi yang 2. Perumusan rencana dan program serta
mendesak serta mengendalikan kerusakan koordinasi penelitian dan pengembangan di
Lingkungan akibat transportasi. bidang manajemen transportasi multimoda,
Adapun tujuan Litbang transportosi adalah untuk perhubungan darat, perhubungan Laut,
mencari formulasi strategis pemecahan masalah perhubungan udara, pos dan telekomunikasi.
transportasi yang dihadapi serta terwujudnya 3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
sumber daya manusia projesional kelitbangan. di bidang rnanajemen transportasi multimoda,
Untuk mencapai tujuan tersebut dirumuskan perhubungan darat, perhubungan Laut,
berbagai sasaran dan kegiatan kelitbangan yang perhubungan udara, pos dan telekomunikasi.
relevan yang didukung strategi dan kebijakan
~ Pemberian pe~yanan penelitian dan
kelitbangan. Strategi Litbang adalah memperluas
upaya pendanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta informasi ilmiah di
pengembangan transportasi serta meningkatkan bidang manajemen transportasi multimoda,
kuab"tas dan kuantitas para peneliti. Sedangkan perhubungan darat, perhubungan Laut,
kebijakan Litbang yang diperlukan adalah: perhubungan udara, pos dan telekomunikasi.
melaksanakan kegiatan penelitian dengan dana 5. Evaluasi pelaksanaan penelitian dan
dari BUMN, swasta nasionaVasing; mengupayakan pengembangan di bidang manajemen
penyelenggaraan kelitbangan dengan swadana; transportasi multimoda, perhubungan darat
mengupayakan hibah dari luar negeri untuk perhubungan Laut, perhubungan udara, pos
penelitian dan pengembangan; melaksanakan dan telekomunikasi.
2. Terciptanya iklim kompetisi dalam 1. Tinjau akademik UU, PP dan KM tentang transportasi.
penyediaan sarana dan prasarana 2. Kajian rasionalisasi komponen biaya produksi jasa
transportasi. transportasi menuju harga dan jasa yang bersaing.
3. Kajian struktur tarif jasa transportasi yang penetapannya
oleh pemerintah.
4. Kajian tarif transportasi multimoda nasional dan
internasional.
3. Terlaksananya restrukturisasi sistem 1. Kajian iklim kondusif bagi investasi swasta pada prasarana
pendanaan sarana dan prasarana transportasi.
transportasi. 2. Kajian pola partisipasi swasta pada pelayanan transportasi
nonkomersial.
3. Studi peluang pengenaan PNBP pada operasi sarana dan
prasarana transportasi (darat, laut, dan udara) .
4. Studi pangsa komponen lokal dalam pembangunan sarana
dan prasaran transportasi (darat, laut, dan udara)
4. Dukungan otonomi daerah disektor Kajian penentuan batas-batas kewenangan, tugas dan fungsi di
transportasi. bidang transpostel antara pusat dan daerah
5. Terbentuknya sumber daya manusia 1. Studi kebutuhan diklat teknis untuk setiap jabatan
transportasi yang berkualitas, profesional struktural.
dan bertanggung jawab serta memiliki 2. Studi kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
daya saing global transportasi yang langsung dalam pelayanan jasa
transportasi.
3. Studi peningkatan mutu tenaga kerja sektor transportasi
agar berdaya saing global.
6. Terjangkaunya pelayanan keperi ntisan 1. Studi kriteria prioritas pemberian pelayanan keperintisan
sarana dan prasarana transportasi di sarana dan prasarana transportasi.
daerah-daerah terisoli r dan perbatasan 2. Evaluasi efektivitas dan efisiensi pelayanan perintis.
antar negara.
3. Studi pelayanan perintis yang layak dikomersialkan.
4. Studi pola manajemen keperintisan nasional dalam rangka
mengurangi subsidi dan meningkatkan efisiensi.
5. Studi tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan jasa
transportasi perintis.
7. Terjaganya kualitas dan perluasan 1. Studi tinjau ulang Sistranas.
jaringan pelayanan transportasi yang 2. Studi pedoman penyusunan Sistrawil.
terpadu, efektif, dan efisien.
3. Studi pedoman penyusunan Sistralokal.