Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 3

KL-4211 OPERASI DAN MANAJEMEN PELABUHAN

Dosen : Andojo Wurjanto Ph.D

M. Irfan Fathin I.
15512053

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
1. Terminal Petikemas
Berikut denah terminal petikemas beserta fungsinya:

a. Dermaga
 Dikarenakan terminal petikemas sangat memerlukan halaman yang luas maka
dermaga harus bertipe wharf bukan yang bertipe pier atau jetty.
 Kapal petikemas berukuran besar sehingga dermaga yang dibuat harus cukup
panjang dan dalam. Biasanya panjang dermaga antara 250 m hingga 350 m,
sedangkan untuk kedalamannya dari 12 m hingga 15 m, tergantung dari ukuran
kapal tersebut
b. Apron
Merupakan daerah diantara tempat penyandaran kapal dengan marshalling yard.
Apron terminal petikemas diharuskan lebih lebar dari apron terminal yang lainnya
sekitar 30 m hingga 50 m, karena pada apron ini ditempatkan peralatan bongkar
muat petikemas.
c. Container Yard
 Container yard adalah lapangan penumpukan petikemas yang berisi muatan
barang yang akan dikirim atau diterima oleh suatu badan usaha, baik yang
kosong maupun terisi oleh barang muatan Full Container Load (FCL).
 Lapangan ini berada di daratan dan permukaannya harus diberi perkerasan
untuk bias mendukung peralatan pengangkat/pengangkut dan beban
petikemas. Container yard juga harus memiliki gang-gang baik memanjang
maupun melintang untuk beroperasinya peralatan penanganan petikemas.
d. Marshalling Yard
Merupakan lapangan yang digunakan untuk menempatkan secara sementara
petikemas yang akan dimuat ke dalam kapal. Lapangan ini berada di dekat
apron dengan luas kurang lebih 20% hingga 30% container yard.
e. Container Freight Station
 Di CFS pada pelabuhan pemuatan, barang-barang dari beberapa pengiriman
dimasukkan menjadi satu dalam petikemas.
 Di pelabuhan tujuan/pembongkaran, petikemas yang bermuatan LCL diangkut
CFS dan kemudian muatan barang tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam
gudang perusahaan pelayaran yang bersangkutan dan petikemasnya akan
dikembalikan ke kapal.
f. Menara Pengawas
Digunakan untuk mengawasi, mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan di
dermaga termasuk dalam alur pelayaran melalui sistim navigasinya.
g. Bengkel Pemeliharaan
Dilakukan setelah bongkar muat barang untuk melakukan perawatan dan reparasi
peralatan yang digunakan serta memperbaiki petikemas kosong yang
dikembalikan agar tidak cepat rusak.
h. Fasilitas Lain
Pada terminal petikemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum seperti tenaga
listrik khusus untuk petikemas berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar,
instalasi listrik untuk membersihkan petikemas kosong dan peralatan bongkar
muat, listrik bertegangan tinggi untuk mengoperasikan kran, penerangan untuk
pekerjaan pada malam hari, serta kemanan.
Berikut alat bongkar-muat beserta fungsinya:
a. Container Crane (Ship to Shore Crane)
 Cara kerja container crane pada saat crane tidak beroperasi, bagian portal
yang menghadap laut diangkat agar tidak menghalangi maneuver kapal ketika
merapat ke dermaga atau keluar dari dermaga. Jika hendak beroperasi , maka
bagian tersebut diturunkan menjadi hotizontal.
 Saat beroperasi membongkar petikemas, setelah mengambil petikemas dari
tumpukannya di kapal dan mengangkatnya pada ketinggian yang cukup,
selanjutnya mesin crane di gondola membawanya sepanjang portal ke
belakang ke arah lantai dermaga.
b. Rubber Tyred Gantry Crane (RTG)
 Tipe lain dari Mobile Gantry Crane yang dilengkapi dengan roda ban karet
(RTG Crane) sebagai alat angkat petikemas yang bergerak di lapangan
penumpukan untuk melakukan stacking maupun unstacking dari tumpukan.
 Alat ini dapat menumpuk petikemas sampai empat tingkat dan
menempatkannya di atas gerbong kereta api atau chassis truck.
 RTG Crane yang ada saat ini (yang juga digunakan di BICT) memiliki batangan
6 row ditambah jalur head truck dan ketinggian penumpukan 6 tier dengan
menggunakan 8 roda dan kapasitas angkat 40 ton.
 RTG ini dapat digunakan untuk mengambil petikemas pada tumpukan paling
bawah terlebih dahulu memindahkan petikemas yang menindihnya,
memindahkan (shifting) petikemas dari satu tumpukan ke tumpukan yang
lainnya.

c. Rail Mounted Gantry Crane (RMG)


 Bentangan kaki pada beberapa row dapat melakukan stacking lebih dari 4 tier.
 Pengoperasian RMG di lapangan penumpukan (Container Yard) dan dapat
dikombinasikan dengan unit Tractor Trailer atau pada kebutuhan tertentu
dengan Straddle Carrier untuk operasi transfer container.
 Merupakan pengembangan dari Mobile Gantry Crane.
d. Reach Stacker
 Di desain untuk fungsi stacking dan unstacking di lapangan penumpukan
dimana fungsi spreader dapat diputar sejauh 360 o dengan menggunakan
telescopic boom untuk memudahkan dalam operasional.
 Lebih banyak digunakan pada terminal perikemas dalam masa
pengembangan.

e. Side/Top Loader
 Digunakan untuk mengangkat petikemas ke/dari chasis dan dapat menumpuk
sampai 3 tingkat.
 Mengangkat dan menurunkan petikemas dari samping.
f. Forklift
 Peralatan penunjang pada terminal petikemas untuk melakukan bongkat muat
dalam tonase kecil, biasanya banyak digunakan pada CFS serta kegiatan
delivery atau interchange.
 Mengangkat dan menurunkan container dari depan

g. Head-Truck Chassis
 Disebut juga tractor terminal digunakan untuk operasi dermaga.
 Pasangan peralatan head truck – chassis ini mempunyai maneuver yang cepat
di antara peralatan lainnya karena fungsi dari head truck – chassis ini adalah
mengangkut petikemas dari dermaga ke lapangan penumpukan dan
sebaliknya serta dari lapangan penumpukan petikemas ke gudang CFS atau
sebaliknya.
 Fungsi lainnya adalah untuk kegiatan receipt/delivery dan alat angkut
petikemas dari dan ke kapal ro-ro.
h. Straddle Carrier
 Merupakan peralatan yang digunakan untuk mengangkut container untuk
berbagai variasi intermodal dari Container Yard.
 Baik digunakan di Container Yard untuk penumpukan (Stacking),
pembongkaran (Unstacking) dari dan ke chassis, dapat menumpuk hingga 3
tingkat.
 Beberapa manufacturer mengembangkan desain Straddle Carrier untuk Direct
System dimana Straddle Carrier digunakan untuk mengangkut container
antara dermaga dan Container Yard serta melakukan penumpukan. Selain itu
digunakan untuk pemindahan antar moda dan dari/ke CFS.
 Ada juga Straddle Carrier yang didesain untuk Relay System dimana Straddle
Carrier difungsikan untuk melakukan stacking di Container Yard.
 Cara kerja straddle carrier untuk mengambil petikemas dari tumpukannya guna
dipindahkan ke tempat lain, straddle carrier melangkahi petikemas (diantara
keempat kakinya) dan setelah petikemas dapat digantung pada spreader yang
terpasang pada straddle carrier tersebut dan di-hibob pada ketinggian yang
cukup, selanjutnya straddle berjalan menuju lokasi yang ditentukan.

i. Mobile Harbour Crane


 Merupakan jenis Shire Crane yang didesain khusus untuk keperluan
pelayanan bongkar muat di dermaga.
 Sistem gantry menggunakan roda ban karet (wheel) memudahkannya
dalam maneuver.
 Biasanya digunakan untuk melayani kegiatan bongkar muat pada terminal
di pelabuhan seperti Terminal Container, Terminal Curah Kering dan
Terminal Curah Batu baru dan lain-lain.
 Untuk keperluan bongakar muat tersebut dibutuhkan peralatan tambahan
seperti Spreader kuntuk penanganan bongkar muat petikemas, Grab untuk
penanganan bulk, dan lain-lain.

Referensi:
Scribd,. 'Pengenalan Dan Pengoperasian Alat BM.Pptx'.

2. Kapal Petikemas
a. Container Ship
 Dirancang secara khusus untuk membawa petikemas
 Petikemas di dalam palkah (holds) terikat secara aman dengan cell guides
 Petikemas di atas deck terikat secara aman menggunakan peralatan lasing
jinjing (portable lashing component), yang sering digunakan twist locks dan
batang penyambung (rods)

b. Container Ship – Hatchcoverless


 Dirancang secara khusus membawa petikemas
 Tidak ada tutup palka/ponton (no hatch covers)
 Anjungan berada di depan sebagai proteksi, jika tidak biasanya dua atau tiga
palkah dari depan dipasang hatch cover terutama untuk penempatan
petikemas-petikemas DG
 Semua petikemas terikat dengan cell guides

c. Con-Bulkers
 Kapal yang ruang muat/palkah dirancang untuk membawa petikemas dan
bermuatan curah (bulk)
 Variasi pengaturan ruang muat antara lain:
 Terpisah antara ruang muat untuk bulk dan petikemas
 Petikemas di atas muatan bulk
 Petikemas hanya di bawa sebagai muatan ondeck

d. Roro Cargo Ship


 Variasi pengaturan ruang muat antara lain:
 Muatan Ro-Ro di bagian belakang dan petikemas dalam ruang muat
konvensional dibagian depan
 Petikemas dimuat bersama dengan truck petikemas di Ro-Ro dek
 Petikemas ditempat diatas dek (ondeck) dan muatan Ro-Ro di dek Ro-Ro
e. General Cargo Ship
 Petikemas ditempatkan didalam palka dan di ikat dengan sling (wireropes
slings)
 Petikemas ditempatkan diatas dek dan di ikat
 Variasi pengaturan ruang muat antara lain:
 Terpisah antara ruang muat untuk bulk dan petikemas
 Petikemas di atas muatan bulk
 Petikemas hanya dibawa sebagai muatan ondeck

f. LASH – Lighters Aboard Ship


 Petikemas ditempatkan diatas dek
 Beberapa dilengkapi dengan gantry
 Digunakan sebagai pengangkut di kawasan pedalaman, misalnya melalui
sungai yang tidak bias dilewati kapal
 Bergerak dengan ditarik oleh kapal tunda

g. Barges
 Petikemas hanya dibawa sebagai muatan ondeck
 Di tarik oleh kapal tunda
 Tidak dipasang gantry
 Dirancang untuk melalui perairan pedalaman yang tidak bias dijangkau oleh
kapal laut
Berikut contoh table ukuran kapal:

Referensi:
Scribd,. 'Container Ship And Cargo Securing (In Indonesian)'.
https://www.academia.edu/5207432/KAPAL_LAUT_DAN_MUATAN

3. Terminal dan Pelabuhan menurut regulasi Indonesia


a. Terminal
Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan manaikan penumpang, perpindahan intra dana tau antar moda
transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
(Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995).
b. Pelabuhan
Pelabuhan merupakan suatu wilayah yang terdiri atas daratan, perairan dengan
batas tertentu sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemerintah dan kegiatan
ekonomi yang digunakan sebagai tempat untuk bersandar kapal, berlabuhnya
kapal, naik atau turunnya penumpang dan bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda. (PP Nomor 69 Tahun 2001)

Referensi:
http://materi-perkapalan.blogspot.com/2013/07/pengertian-pelabuhan.html
http://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-terminal-regional.html
4. Terminal dan Pelabuhan menurut textbook
a. Terminal
Terminal sebagai tempat perpindahan orang atau barang dari moda angkutan satu
ke moda angkutan yang lain sehingga terminal juga berfungsi sebagai tempat
perpindahan. Terminal juga sebagi titik/tempat dimana penumpang dan barang
masuk dan keluar dari system – merupakan komponen penting dalam system
transportasi. (Morlok. 1991, p. 88, 296)
b. Pelabuhan
Pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari
gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan
air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, barang
maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang
dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk bongkar
muat barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu
yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau
pengapalan selanjutnya. (Triatmodjo. 1992)

Referensi:
http://e-journal.uajy.ac.id/3880/3/2TS12403.pdf
http://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-terminal-regional.html

Anda mungkin juga menyukai