KELOMPOK 9
02 Barang curah
Barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus, yang dapat dituangkan ke dalam
kapal. Barang ini dapat berupa biji-bijian (jagung, beras, gandum, dsb), butiran atau batu
bara; atau juga bisa berbentuk cairan seperti minyak.
03 Peti kemas
Peti kemas adalah peti yang besar yang diisi dengan barang. Biasanya peti kemas di
angkut dengan kapal khusus yang disebut kapal peti kemas, sedang didarat diangkut
dengan truk triler.
01
Terminal Barang Potongan
(GENERAL CARGO TERMINAL)
Karena semua fasilitas yang
ada dalam terminal
dikendalikan oleh kantor
pusat, maka kantor pusat
pun menyediakan fasilitas
untuk terminal barang
potongan. Fasilitas-fasilitas
yang ada dalam terminal
barang potongan dapat
dilihat dari gambar di
samping.
1. Apron
Apron adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga sampai
gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka. Apron digunakan untuk menempatkan
barang yang akan dinaikkan ke kapal atau barang yang baru diturunkan dari kapal.
Untuk peredaran barang bebas masa penyimpanan dalam gudang laut maximal 15 hari dan
untuk barang-barang yang akan diteruskan ke pelabuhan lain maximal 30 hari. Fasilitas
penyimpanan barang dalam gudang laut biasanya tidak dipungut biaya selama waktu
pemakaian antara 3 sampai 5 hari namun bila melebihi dari waktu yang sudah ditetapkan
maka akan dikenakan biaya.
3. Gudang
Gudang (warehouse) adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu
yang lama yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang ini dibuat agak jauh
dari dermaga mengingat beberapa hal, yaitu :
1. Fork lift
Fork lift telah banyak digunakan untuk mengangkat barang dari apron ke gudang laut, serta
bisa menumpuknya sampai pada ketinggian 6 m. Penumpukan barang dapat
memungkinkan penggunaan ruangan lebih efisien.
2. Kran mobil
Selain fork lift, kran mobil dengan roda dari ban mobil/truk yang telah dilengkapi dengan
derek yang bisa diatur panjang lengannya secara hidrolis banyak digunakan pada dermaga
dan dapat beroperasi pada ruang yang sempit.
Terminal untuk barang curah hasil tambang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
terminal untuk pemuatan dan pembongkaran. Operasi pemuatan curah ke kepal (eksport)
berbeda dengan pemuatan dari kapal (import). Terminal pemuatan berada di daerah penghasil
barang tambang yang mengirim muatan ke daerah yang membutuhkan. Terminal muatan
curah untuk kapal-kapal besar dibuat tanpa mengunakan dermaga. Dalam hal ini kapal
ditambatkan di lepas pantai dengan menggunakan pelampung penambat atau jangkar, dan
bongkar muat dilakukan dengan penggunaan pipa atau alat pembawa lainnya seperti belt
conveyor.
Untuk terminal pembongkaran
dilengkapi dengan kran yang terletak
sepanjang dermaga dengan
menggunakan rel. Pada kran tersebut
akan digantungkan ember yang dapat
dinaik turunkan di kapal untuk mengeruk
muatan. Kemudian hasil dari ember
tersebut akan dituangkan ke lapangan
penimbunan, atau langsung ke alat
pengangkut di darat.
Terminal Muatan Biji-Bijian
Pada umumnya fasilitas penambatan berupa jetty menjorok ke laut yang dilengkapi dengan
dolphin penahan dan dolphin penambat. Bongkar muat banyak dilakukan dengan menggunakan
tenaga pompa melalui pipa-pipa yang sudah dipasang pada jetty, dan menghubungkan kapal
dengan tangki penyimpanan.
Tangki ini terbuat dari baja dan
dapat di bangun diatas tanah,
maupun di bawah tanah. Untuk
kapal tangker raksasa yang
mempunyai draft besar sehingga
tidak bisa masuk ke pelabuhan
yang ada, maka penambatan
dilakukan di lepas pantai. Bongkar
muat muatan dilakukan dengan
menggunakan pipa bawah laut dan
memindahkan muatan ke dalam
kapal yang lebih kecil, kemudian
membawanya ke pelabuhan.
03
Terminal Peti Kemas
(CONTANER TERMINAL)
Pengangkutan dengan menggunakan peti kemas memungkinkan agar barang
yang digabung dalam satu peti kemas dapat di bongkar secara bersamaan
sehingga aktivitas bongkar muat bisa menjadi lebih mudah dan menghemat
waktu pengerjaan.
Penanganan bongkar muat di terminal peti kemas di bedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Metode lift on/lift off
2. metode roll on/roll off.
Penanganan dengan menggunakan metode lift on / lift off adalah bongkar muat dilakukan
menggunakan peralatan (gantry crane) yang berupa crane raksasa dan dipasang diatas rel
disepanjang dermaga untuk bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal.
Pada umumnya penanganan peti kemas di lapangan penumpukan (contrainer yard) dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem berikut ini :
• Forklift truck, reach stacker dan side loader yang dapat mengangkat peti kemas dan
menumpuknya sampai enam tingkat;
• Straddle carrier yang dapat menumpuk peti kemas dalam dua atau tiga tingkat;
• Rubber tyre gantry (RTG) atau transteiner yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal beroda
karet atau yang dapat berjalan pada rel, yang dapat menumpuk peti kemas sampat empat
atau enam tingkat dan dapat mengambil peti tersebut dan menempatkannya di atas
gerbong kereta api atau truck trailer;
• Gabungan dari beberapa sistem tersebut di atas.
Sedangkan kalau menggunakan metode roll on / roll off adalah :
Peti kemas berada di atas chasis atau trailer yang ditarik dengan traktor untuk masuk ke kapal.
Trailer dan peti kemas tersebut kemudian dilepaskan dari traktor dan ditempatkan di atas
geladak kapal. Operasi bongkar muat barang tersebut dilakukan secara simultan. Kapal yang
mempunyai geladak yang bertingkat biasanya menggunakan metode roll on/roll off
dikarenakan truck atau trailer bisa dengan mudahnya masuk-keluar kapal melalui jembatan
yang disebut rampa namun pemuatan dengan metode roll on/roll off ini biasanya meyisakan
banyak ruang yang kosong dan tidak dimanfaatkan, namun pengoperasian dengan metode ini
dapat memuat jenis muatan yang lain seperti tangki-tangki besar, mobil dan truck.
Pada terminal peti kemas ada beberapa fasilitas yang tersedia yang terdapat pada
terminal peti kemas dan dapat dilihat dari gambar dibawah ini, adalah:
1. Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan
pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan
bongkar muat barang dan menaik-
turunkan penumpang. Dikarenakan
terminal peti kemas sangat memerlukan
halaman yang luas (biasanyan 10 ha untuk
tiap satu tambatan), maka dermaga
diharuskan bertipe wharf (dermaga) bukan
tipe yang berbentuk pier atau jari. Kapal
peti kemas berukuran besar maka
dermaga yang dibuatpun harus cukup
panjang dan dalam. Panjang dermaga
antara 250 m dan 350 m, sedangkan untuk
kedalamannya dari 12 m sampai 15 m dan
tergantung dari ukuran kapal tersebut.
2. Apron
Apron untuk terminal peti kemas lebih
lebar dibandingkan apron untuk terminal
lain. Apron pada terminal peti kemas
biasanya berukuran 20 meter sampai 50
meter. Pada apron ini ditempatkan
peralatan bongkar muat peti kemas
seperti gantry crane, rel-rel kereta api,
dan jalan truk trailer, serta
pengoperasian perlatan bongkar muat
peti kemas lainnya. Fasilitas-fasilitas
tersebut memberikan beban yang sangat
berat, sehingga perlu diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan dermaga.
3. Marshaling yard (lapangan penumpukan
sementara)
Apron untuk terminal peti kemas lebih
lebar dibandingkan apron untuk
terminal lain. Apron pada terminal peti
kemas biasanya berukuran 20 meter
sampai 50 meter. Pada apron ini
ditempatkan peralatan bongkar muat
peti kemas seperti gantry crane, rel-rel
kereta api, dan jalan truk trailer, serta
pengoperasian perlatan bongkar muat
peti kemas lainnya. Fasilitas-fasilitas
tersebut memberikan beban yang
sangat berat, sehingga perlu
diperhatikan dalam perencanaan
pembangunan dermaga.
4. Container yard (lapangan
penumpukan peti kemas)
Container yard adalah lapangan
penumpukan peti kemas yang berisi
muatan barang yang akan dikirim atau
diterima oleh suatu badan usaha, baik
yang kosong maupun terisi dengan barang
muatan FCL.
7. Bengkel Pemeliharaan
Bengkel pemeliharaan harus dilakukan setelah bongkar muat barang untuk
melakukan perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan serta memperbaiki
peti kemas kosong yang dikembalikan agar tidak cepat rusak.
Apabila terjadi kerusakan serta kelambatan perbaikan peralatan dapat
mengakibatkan semua kegiatan yang sedang berlangsung dapat tertunda. Bengkel
pemeliharaan ini khusus untuk terminal peti kemas.
Sistem Penanganan Peti Kemas di container yard
1. Sistem Chasis
Pada sistem ini peti kemas ditaruh diatas
chasis dan ditempatkan menuju marshalling
yard. Peti kemas dan chasisnya ditarik oleh
traktor menuju ke dermaga,dan kemudian
gantry crane mengangkat peti kemas dari
chasis dan memasukkannya ke dalam kapal.
Setelah itu gantry crane mengambil peti
kemas yang ada di kapal,lalu meletakkannya
diatas chasis yang masih berada di dermaga.