V. Tinjauan Pustaka :
Suatu asam kuat yang beraksi dengan basa kuat akan membentuk
larutan netral (pH = 7)
Suatu asam kuat yang bereaksi dengan basa lemah akan
membentuk larutan asam (pH < 7)
Suatu asam lemah yang bereaksi dengan basa kuat akan
membentuk larutan basa (pH >7)
V1.M1.n = V2.M2.n
Atau
N1.V1 = N2.V2
Pada titrasi asam basa terdapat kurva. Di bawah ini adalah beberapa
contoh kurva titrasi asam basa:
Konsentrasi
larutan NaOH
2. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH
- Indikator phenolptalein
HCl 10 mL NaOH
HCL 10 ml NaOH
Hasil
No. Percobaan
Sebelum Sesudah
Menentukan konsentrasi NaOH dengan - C2H2O4 + NaOH = merah
C2H2O4 muda
- NaOH = tidak
- Menambahkan setetes demi setetes NaOH - Volume NaOH yang
berwarna
1. ke dalam Erlenmeyer yang berisi C2H2O4 dibutuhkan pada setiap
- C2H2O4 = tidak
10 ml dengan 4 tetes indikator pengulangan percobaan : V1
berwarna
Phenolptalein. = 18,8 mL; V2 = 19 mL; V3
= 19,1 mL
Menentukan konsentrasi HCl dengan - HCl+ NaOH = merah muda
NaOH yang telah diketahui konsentrasinya - NaOH = tidak - Volume NaOH yang
- Menambahkan setetes demi setetes NaOH berwarna dibutuhkan pada setiap
2.
ke dalam Erlenmeyer yang berisi HCl 10 - HCl = tidak pengulangan percobaan: V1
ml dengan 4 tetes indikator berwarna = 23,3 mL; V2 = 22,9 mL;
Phenolptalein. V3 = 23,6 mL
- HCl dengan ekstrak kunyit
Menentukan konsentrasi HCl dengan - NaOH = tidak + NaOH = merah
NaOH yang telah diketahui konsentrasinya berwarna kecoklatan
- Menambahkan setetes demi setetes NaOH - HCl = tidak - Volume NaOH yang
3.
ke dalam Erlenmeyer yang berisi HCl 10 berwarna dibutuhkan pada setiap
ml dengan 3 tetes indikator Alami - HCl + ekstrak pengulangan percobaan: V1
(ekstrak kunyit). kunyit = kuning = 22,5 mL; V2 = 22,4 mL;
V3 = 22,1 mL
M2 = 0,106 M
b.) C2H2O4 = NaOH
N1 . V1 = N2 . V2
M1 . n . V1 = M2 . n . V2
0,1 . 2 . 10 ml = M2 . 1 . 19 ml
0,1 . 2 . 10
M2 = 1 . 19
M2 = 0,105 M
c.) C2H2O4 = NaOH
N1 . V1 = N2 . V2
M1 . n . V1 = M2 . n . V2
0,1 . 2 . 10 ml = M2 . 1 . 19,1 ml
0,1 . 2 . 10
M2 = 1 . 19,1
M2 = 0,104 M
𝟎,𝟏𝟎𝟔+𝟎,𝟏𝟎𝟓+𝟎,𝟏𝟎𝟒
Mrata-rataNaOH = 𝟑
Mrata-rataNaOH = 0,105 M
M3 = 0,244 M
b.) NaOH = HCl
N2 . V2 = N3 . V3
M2 . n . V2 = M3 . n . V3
0,105 . 1 . 22,9 ml = M3 . 1 . 10 ml
0,105 . 1 . 22,9
M3 = 1 . 10
M3 = 0,240 M
c.) NaOH = HCl
N2 . V2 = N3 . V3
M2 . n . V2 = M3 . n . V3
0,105 . 1 . 23,6 ml = M3 . 1 . 10 ml
0,105 . 1 . 23,6
M3 = 1 . 10
M3 = 0,247 M
𝟎,𝟐𝟒𝟒+𝟎,𝟐𝟒𝟎+𝟎,𝟐𝟒𝟕
Mrata-rataHCl = 𝟑
Mrata-rataHCl = 0,243 M
Menggunakan indikator ekstrak kunyit
- HCl = 10 ml
- V1 NaOH = 22,5 ml
- V2 NaOH = 22,4 ml
- V3 NaOH = 22,1 ml
- n NaOH =1
- n HCl =1
a.) NaOH = HCl
N2 . V2 = N3 . V3
M2 . n . V2 = M3 . n . V3
0,105 . 1 . 22,5 ml = M3 . 1 . 10 ml
0,105 . 1 . 22,5
M3 = 1 . 10
M3 = 0,236 M
b.) NaOH = HCl
N2 . V2 = N3 . V3
M2 . n . V2 = M3 . n . V3
0,105 . 1 . 22,4 ml = M3 . 1 . 10 ml
0,105 . 1 . 22,4
M3 = 1 . 10
M3 = 0,235 M
c.) C2H2O4 = NaOH
N2 . V2 = N3 . V3
M2 . n . V2 = M3 . n . V3
0,105 . 1 . 22,1 ml = M3 . 1 . 10 ml
0,105 . 1 . 22,1
M3 = 1 . 10
M3 = 0,232 M
𝟎,𝟐𝟑𝟔+𝟎,𝟐𝟑𝟓+𝟎,𝟐𝟑𝟐
Mrata-rataHCl = 𝟑
Mrata-rataHCl = 0,234 M
Selain itu, kita juga tahu bahwa menggunakan indikator alami dari
ekstrak kunyit mempunyai fungsi yang sama dengan indikator
phenolptalein. Jadi, kita dapat membuat indikator lain dengan ekstrak
tumbuhan lain
IX. Pembahasan
Pada percobaan pertama telah dilakukan dengan baik hingga
larutan berubah warna menjadi merah muda pudar. Jadi, proses titrasi telah
berakhir. Pengocokan larutan di Erlenmeyer, juga mempengaruhi perubahan
warna. Faktor lain yang mempengaruhi adalah saat pencucian alat. Pada
percoobaan ini kami benar-benar mencuci alat dengan bersih dan juga
mengeringkannya. Jadi larutannya tidak tercemar. Kemudian pada
percobaan kedua dan ketiga, kami mencoba untuk melakukan percobaan
dengan baik. Warna berubah sesuai dengan teori, bahwa untuk indikator
phenolptalein merah muda pudar, dan pada ekstrak kunyit kuning
kecoklatan Selain itu, hasil perhitungan konsentrasi HCl pada indikator PP
dan kunyit, hasilnya hanya selisih 0,01M. Jadi, percobaan yang telah kami
lakukan hampir sesuai dengan teori yang ada.
X. Kesimpulan
1. Konsentrasi NaOH sebesar 0,105 M. Warna larutan berubah dari tidak
berwarna menjadi merah muda pudar. Indikator yang digunakan adalah
phenolphtalein, sehingga warna merah muda menunjukkan larutan basa.
Jadi, Basa kuat (NaOH) ditambah asam lemah (C2H2O4) menghasilkan
larutan basa.
2. Konsentrasi HCl (dengan phenolptalein) sebesar 0,243 M. Warna
larutan yang menggunakan indikator phenolptalein berubah dari tidak
berwarna menjadi merah muda pudar. Sedangkan, konsentrasi larutan
HCl (dengan ekstrak kunyit) sebesar 0,234 M. Warna larutan yang
menggunakan indikator ekstrak kunyit berubah dari kuning menjadi
kuning kecoklatan. Cocok dengan teori yang kami ketahui. Pereaksian
ini merupakan reaksi penetralan asam kuat (HCl) dengan basa kuat
(NaOH).
XI. Jawaban Pertanyaan
1. Karena pH kisaran indikator phenolptalein adalah 8,3 – 10,0. Dimana
jika basa kuat (NaOH) dititrasi dengan asam lemah (C2H2O4) akan
menghasilkan larutan basa. Jadi, indikator yang diperlukan adalah
indikator basa (phenolpttalein).
2. Titik ekivalen (titik setara) adalah titik dimana OH- dan H dalam
keadaan sama, dalam kata lain pH larutan dalam keadaan netral.
Sedangkan, titik akhir adalah titik dimana larutan telah mengalami
perubahan warna. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa proses titrasi
harus diakhiri.
3. C2H2O4 sebagai larutan baku premier, NaOH sebagai larutan baku
sekunder, HCl sebagai larutan baku tersier.
XII. Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia, 1994. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jakarta:
Depdikbud.
Pudjaatmaka, A. Hadyana, Ph.D, 1992. Ilmu Kimia Untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Dasar, 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya:
UNESA.