Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

”LARUTAN PEREAKSI”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Nia Asmarani (4203351008)

Yulia Rahma (4203151031)

Dini Zain (42031151009)

Mufliha Hanna Zein (4203351035)

Delia Rama Fadia Silitonga (4203151036)

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LABORATORIUM

DOSEN PENGAMPU: Drs. Juniar Hutahaean, M.si.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium yang berjudul “Larutan Pereaksi”.Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan


arahan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Medan, April 2022

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Larutan...........................................................................................................................3
B. Sifat-sifat Larutan.....................................................................................................3
C. Komponen dan Pembuatan Larutan.......................................................................4
D. Jenis-jenis Larutan....................................................................................................7
E. Larutan Pereaksi Umum dan Larutan Pereaksi Khusus....................................10
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan mungkin
ada dalam fase apapun. Larutan terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah
zat yang dilarutkan dalam pelarut. Jumlah zat terlarut yang bisa dilarutkan dalam
pelarut disebut kelarutannya. Misalnya, dalam larutan garam, garam adalah zat
terlarut yang terlarut dalam air sebagai pelarut. Untuk larutan dengan komponen
dalam fase yang sama, zat yang ada dalam konsentrasi lebih rendah adalah zat
terlarut, sedangkan zat yang ada dalam kelimpahan tertinggi adalah
pelarutnya.Dengan menggunakan udara sebagai contoh, gas oksigen dan karbon
dioksida adalah zat terlarut, sedangkan gas nitrogen adalah pelarutnya.
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam
kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau
terlarut, sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak dibandingkan dengan
zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau pelarut. Pelarut merupakan
komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan
komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya,
karena itu campuran gas adalah larutan.
Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai unsur pokok
dari larutan. Dalam pembuatan larutan pereaksi diperlukan indikator yaitu pereaksi
yang digunakan untuk menyatakan titik akhir suatu reaksi kimia, untuk mengukur
kadar ion hidrogen (pH) atau untuk menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi.
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan
untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya
berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini
disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Larutan Kolorimetrik / colorimtri disingkat LK adalah larutan yang digunakan


dalam pembuatan baku kolorimetri untuk perbandingan. Larutan
Pereaksi disingkat LP adalah larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar tertentu
yang sesuai dengan penggunaan tertentu.Larutan Volumetrik disingkat LV dan juga
dikenal sebagai larutan baku, adalah larutan suatu pereaksi dengan kadar yang
diketahui dan dibakukan untuk digunakan terutama pada penetapan kuantitatif. Kadar
biasanya dinyatakan dalam normalitas.
Air bebas karbon dioksida adalah air murni yang telah dididihkan kuat-kuat
selama 5 menit atau lebih dan di diamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap
karbon dioksida dari udara.Air awaudara adalah air murni yang sudah dikurangi
1
udara terlarut dengan cara yang sesuai seperti dididihkan selama 5 menit dan
didinginkan atau dengan menggunakan penggetar ultrasonic.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan larutan dan kelarutan?

2. Apa saja sifat sifat dari larutan?

3. Apa saja komponen dalam pembuatan larutan?

4. Apa saja jenis jenis dari larutan?

5. Apa saja larutan pereaksi umum dan larutan pereaksi khusus?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui tentang larutan dan kelarutan.

2. Untuk dapat mengetahui sifat sifat dari kelarutan.

3. Untuk dapat mengetahui komponen dalam pembuatan larutan.

4. Untuk dapat mengetahui jenis jenis dari larutan.

5. Untuk mengetahui jenis jenis dari pereaksi umum dan pereaksi khusus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Larutan

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom


ataupun iondari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Fase larutan dapat
berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut,
larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent)
dan zat terlarut (solute).
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam
kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau
terlarut, sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak dibandingkan dengan
zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau pelarut. Pelarut merupakan
komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan
komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya,
karena itu campuran gas adalah larutan.

B. Sifat-sifat Larutan
Sifat fisik larutan pada umumnya terbagi menjadi 3 yaaitu:

 Sifat koligatif. tergantung pada jumlah partikel dalam larutan.


 Sifat aditif. tergantung pada atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat
konstituen dalam larutan,
 Sifat konstitutif, tergantung pada atom penyusun molekuk (pada jenis atom dan
jumlah atom).
Sedangkan larutan nyata, tidak mengikuti hukum Roult,, atau terjadi
penyimpangan, Penyimpangannya dapat positif dan negative. Penyimpangan negatif
jika penyimpangan cukup besar, kurva tekanan uap total memperlihatkan minimum,
mengikuti hukum Roult, kecenderunagn melepaskan diri.Sedangkan untuk
penyimpangan positif jikakurva tekanan uap total maksimum, tekanan parsial lebih
besar daripada hukum Roult, kecenderungan melepaskan diri akibat ketidaksamaan
kepolaran atau tekanan dalam dari konstituen.
Larutan ideal
Jika interaksi antarmolekul komponen larutan sama besar terhadap interaksi
antarmolekul komponen tersebut pada keadaan murni, maka terbentuklah idealisasi
yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu tekanan uap

3
pelarut (cair) berbanding tepat lurus terhadap fraksi mol pelarut dalam larutan.
Larutan yang benar-benar ideal tidak ada dialam, tetapi larutan memenuhi hukum
Raoult sapai batas tertentu. Contoh larutan yang pas dianggap ideal ialah campuran
benzana serta toluena. Cairan lain larutan ideal merupakan volumenya ialah jumlahan
tepat volume komonen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal,
penjumlahan volue zar terlarut murni serta pelarut murni tidaklah sama terhadap
volume larutan.

C. Komponen dan Pembuatan Larutan


Komponen Larutan
Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah
satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut
(solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang dapat
berperan serta dalam reaksi kimia. Kemudian, komponen lainnya yang mengandung
zat yang lebih sedikit disebut zat terlarut (solute). Kedua komponen dalam larutan
dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung komposisinya. Larutan di bagi menjadi
tiga jenis yitu:

 Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
 larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
 Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute yang
diperlukan dari pada solvent.
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut dibedakan menjadi dua yaitu:

 Larutan pekat merupakan larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute.
 Larutan encer merupakan larutan yang relatif sedikit mengandung solute.

Konsentrasi Larutan
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan
kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap
sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebgai berikut :

 Satuan yang digunakan untuk zat terlarut


 Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
 Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:

 Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volum atau massa larutan yang akan dibuat.
 Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan.

4
Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan :

 Keterangan :
 M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
 V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
 M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
 V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu:


1. Molaritas
Molaritas ialah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi
molaritas ialah mol/L atau mol L-1 , disingkat M dan diucapkan molar. Larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1 molar dan ditulis 1 M.
Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan encer.
Untuk pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan karena sedikit
ketergantungan pada suhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume berubah
sedangkam mol akan tetap sehingga molaritas akan berubah.

2. Molalitas
Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas
tidak ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada suhu.

5
3. Persen Massa
Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b), menyatakan jumlah massa
zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan Rumus persen massa :

4. Persen Volume

Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat terlarut dalam
100 bagian volume larutan. Rumus persen volume :

5. PPM (part per million)

ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian campuran.

6
6. Fraksi mol

Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol seluruh larutan
(mol terlarut + mol pelarut). Rumus Fraksi mol : larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam
larutan.

7. Normalitas

Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuannya
dilambangkan dengan N dan disebut Normal.

Valensi menyatakan banyaknya ion H+ atau OH– (dalam larutan asam dan     basa) yang
dilepaskan.

D. Jenis-jenis Larutan

1. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik :

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai


larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit
sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat
terhidrolisis (bereaksi dengan air). Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat yang larut atau
terurai kedalam bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik. Ion

7
merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik. Contoh : larutan HCl. Arus listrik adalah
aliran muatan. Arus listrik melalui logam adalah aliran elektron, dan arus listrik melalui
larutan adalah aliran ion-ion. Ion-ion ini berasal dari zat-zat yang terlarut dan terionisasi
menjadi atom-atom bermuatan. Karena itu, larutan elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam.

 Larutan asam adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion
hidrogen (H+) di dalam larutan.

 Larutan basa adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion
hidroksida (OH–) di dalam larutan.

 Larutan garam adalah larutan dimana zat terlarutnya bersifat netral dan terdisosiasi
menjadi ion-ion pembentuk garamnya di dalam larutan.

Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya hantar
listriknya. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah
ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat ionisasi (a) didapat dari perbandingan
antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Makin besar harga a ,
makin kuat keelektrolitan larutan tersebut. Dari nilai derajat ionisasi tersebut, larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi elektolit kuat dan lemah.

Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak terionisasi
seluruhnya (ionisasi sebagian 0 < a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk karena sedikitnya zat
yang mengion. Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah
(reaksi reversible) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna). Larutan ini
biasanya berupa larutan asam lemah dan basa lemah,
Asam Lemah
Asam lemah adalah zat asam yang tidak terionisasi seluruhnya ketika zat asam tersebut
dilarutkan dalam air. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Ka. Ka didefinisikan
sebagai:

Basa Lemah

8
Basa lemah adalah zat basa yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Kb. Kb didefinisikan sebagai:

Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit

Dapat menghantarkan listrik


Terjadi proses ionisasi
1. (terurai menjadi ion-ion) Tidak dapat menghantarkan listrik
Lampu dapat menyala terang atau redup 1. Tidak terjadi proses ionisasi
dan ada gelembung gas Lampu tidak menyala dan tidak
2. ada gelembung gasContoh:
Contoh: 2. Larutan gula (C12H22O11)
Garam dapur (NaCl) 3. Larutan urea (CO NH2)2
3. Cuka dapur (CH3COOH) Larutan alkohol C2H5OH (etanol)
Air accu (H2SO4) Larutan glukosa (C6H12O6)
Garam magnesium (MgCl2)

Pengertian Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil
disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi
dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air.
Istilah “tak larut” (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut.
Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan
suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan tergantung pada sebagai berikut :

 Sifat solvent

Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan


dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan
dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka

9
gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada
kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent
polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari
padatan-padatan ionik akan lebih besar.

 Suhu

Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-
gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang
terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada
aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-
padatan.

 Tekanan

Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas
larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan dalam hukum Henry, yang
menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi
dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.

 Satuan Kelarutan

Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam mol L. Jadi
kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.
( S = n/v dimana n adalah jumlah mol dan v = volume (liter) )

E. Larutan Pereaksi Umum dan Larutan Pereaksi Khusus

 Pereaksi umum

Larutan pereaksi umum dapat digunakan sebagai media pereaksi hampir semua proses
reaksi. Ciri khas dari larutan ini adalah tidak memerlukan ketelitian tinggi. Contoh pereaksi
umum adalah larutan asam asam sulfat, asam asetat, atau asam klorida dan basa natrium
hidroksida atau Kalium hidroksida

 Pereaksi khusus

Pereaksi khusus adalah larutan yang digunakan untuk melakukan pengujian mengenai
keberadaan zat-zat tertentu. Sifatnya yang khusus menyebabkan pembuatan senyawa ini
membutuhkan keteli- tian tinggi. Beberapa contoh pe- reaksi khusus adalah :
a Pereaksi Benedict
Pereaksi Benedict digunakan un- tuk mengetahui keberadaan gula reduksi, seperti
glukosa, fruktosa, dan maltosa. Pereaksi Benedict dibuat dengan cara mencampurkan 173 g
Na sitrat dan 100 g Na karbonat dalam 50 ml air hangat. Aduk hingga larut dan saring.

10
Ambil hasil saingan filtrat dan tam- bahkan air hingga volumenya mencapai 850 ml. Buat
larutan lain yang mengandung Kupri sulfat dalam 100 ml air dan genapkan volumenya
hingga mencapai 150 ml. Tuangkan larutan pertama ke dalam gelas kimia 2000 ml dan
tambahkan secara hati-hati larutan kupri sulfat sambil diaduk. Genapkan volumenya hingga
mencapai 1 liter.
b. Larutan Iodium
Larutan iodium yang digunakan untuk mengetahui keberadaan amilum dalam sampel.
Larutan iodium dapat dibuat dengan melarutkan 10 g KI dalam 1 liter air. Tambahkan 2.5 g
Iodium I 2 dan aduk hingga rata.
c. Pereaksi Molish
Pereaksi Molish digunakan untuk mengetahui kandungan karbohi- drat. Pereaksi ini
dapat dibuat dengan melarutkan 0.1 g alpha naftol dalam 100 ml etanol 95. Pereaksi ini
harus digunakan dalam keadaan segar.

Macam – Macam Reagen Laboratorium dan Fungsinya


Reagen Laboratorium adalah zat atau senyawa kimia yang ditambahkan dengan tujuan untuk
membawa tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi terjadi. Selain
istilah reagen, ada juga istilah reaktan, namun di sini istilah “reaktan” lebih diartikan sebagai
zat khusus yang dikonsumsi dalam proses reaksi kimia
Zat atau dua zat yang dicampurkan tersebut akan membuat, mengukur dan membangun
keberadaan reaksi kimia dengan menggunakan bantuan reagen laboratorium. Ada beberapa
contoh reagen laboratorium alami yaitu :
1.Collins Reagen Laboratorium adalah reagen yang digunakan untuk membantu berbagai zat
yang kompleks dan alkohol yang digunakan untuk mengoksidasi.
2.Fenton Reagen Laboratoriumadalah reagen yang memiliki gaya analitis yang dimanfaatkan
untuk membasmi sesuatu tertentu yang alami dan organic bahan kimia seperti
tetrakloroetilena (PCE) dan trichloroethylene (TCE).
3.Fehling Reagen Laboratorium adalah larutan natrium hidroksida, tembaga sulfat dan kalium
natrium tartrat yang secara khusus digunakan untuk menguji kandungan aldehida dan gula
dalam zat tertentu seperti urin
4.Grignard Reagen Laboratorium adalah reagan untuk dibuat ketika menggunakan respon
yang dihasilkan dari campuran alkil dan magnesium. Hampir semua senyawa organik
memerlukan ini untuk reaksi kimia tertentu untuk membuat ikatan karbon-karbon.
5.Millon Reagen Laboratorium adalah cairan reagen investigasi dalam jenis yang unik yang
dibuat dengan mencairkan logam Merkurius dengan asam nitrat dan kemudian menyiram
turun untuk mendapatkan suatu kepadatan yang diinginkan. Jenis ini adalah zat yang
digunakan untuk mendeteksi larutan protein.

11
Reaktan harus hadir dengan tujuan untuk menciptakan reaksi kimia. Reaksi kimia itu
prosesnya memerlukan pelarut dan katalis. Katalis tetap tidak akan berubah setelah setiap
reaksi namun harus benar-benar mengubah waktu reaksi akan terjadi. Sedangkan pelarut di
sini adalah zat yang mengurangi padat dan menghasilkan jenis solusi. Fungsi lain dari reagen
ini adalah dapat digunakan dalam pengujian dan menganalisis bahan kimia.
Beberapa contoh berikut ini adalah reagen atau larutan khusus yang ada di laboratorium :

1. Air Barit yang digunakan untuk Reagensia CO2


Cara pembuatannya adalah dengan memasukkan 70 gr dalam 1 liter air yang telah dididihkan,
lalu kocok sampai larutan menjadi jenuh. Setelah jenuh, ambil larutan yang jernih.
2. Air Brom sebagai oksidator
Masukkan 25 ml Brom dalam 500 ml air, kemudian kocok secara hati-hati hingga larutan
Brom larut. Berhati-hatilah karena air Brom yang terkena tangan dapat membakar kulit.
Gunakan sarung tangan dan kerjakan di tempat terbuka.
3. Air Kanji yaitu reagensia untuk yodium
Cara mendapatkan larutan ini adalah campurkan 2 gr Amilum dengan 0,01 gr dan tambahkan
sedikit air dingin. Kemudian aduk hingga menjadi pasta. Setelah itu encerkan dengan air
mendidih sampai sebanyak 1 liter. Lalu didihkan larutan itu selama beberapa menit. Setelah
itu dinginkan dan simpan larutan dalam botol reagen.
4. Aseto Orsin sebagai pewarna kromosom (untuk bidang biologi)
Cara pembuatan larutan ini adalah dengan melarutkan 2,2 gram Orsin ke dalam 100 ml Asam
Asetat glasial. Pada pemakaiannya, encerkan 10 ml larutan ini dnegan 12 ml air.
5. Biuret yaitu reagensia untuk urea dan protein
Cukup larutkan 0,75 gram biuret dalam 1 liter larutan NaOH2 M.
6. Aqua Regia untuk melarutkan logam-logam mulia
Cara pembuatan adalah dengan mencampurkan satu bagian pekat dengan tiga bagian HCl
pekat.
7. Hematoksilin yaitu untuk membedakan bagian-bagian dari sel dan jaringan (bidang
biologi)
Caranya adalah dengan melarutkan 2 gram Hematoksilin dalam 100 ml Alkohol. Lalu
tambahkan 100 ml air, 100 ml gliserol, 10 ml Asam asetat glacial, dan kalium aluminium
sulfat berlebih. Setelah itu biarkan dalam botol terbuka di bawah sinar matahari hingga
warnanya berubah merah tua.
8. Lugol yaitu reagensia untuk uji amilum
Biasanya reagen lugol ini dibuat dalam larutan kalium iodide (KI) , hal ini disebabkan karena
Iod sendiri susah larut di dalam air. Kemudian larutkan 12,7 gram dan 10 gram KI ke dalam
100 ml air. Lalu larutan yang terjadi dibuat 1 liter dengan menambahkan air.

12
9. Molish digunakan untuk tes wol dan karbohidrat
Cara membuatnya pun mudah yaitu larutkan 5 gram Alfanaftol dalam 100 ml Alkohol atau
Kloroform.
10. Schwietzer sebagai pelarut selulosa
Caranya yaitu melarutkan 5 gram ke dalam 100 ml air. Kemudian didihkan larutan tersebut.
dengan menambahkan larutan NaOH, sehingga tida terjadi lagi endapan. Saring dan cuci
endapan sampai bersih. Terakhir, larutkan endapan ini dalam sedikit larutan amonia 4 M.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
iondari dua zat atau lebih. Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
2. Sifat fisik larutan pada umumnya terbagi menjadi 3 yaaitu:
 Sifat koligatif. tergantung pada jumlah partikel dalam larutan.
 Sifat aditif. tergantung pada atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat
konstituen dalam larutan,
 Sifat konstitutif, tergantung pada atom penyusun molekuk (pada jenis atom dan
jumlah atom).
3. Salah satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut
pelarut (solvent). Komponen lainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit
disebut zat terlarut (solute).
4. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
5. Larutan pereaksi umum dapat digunakan sebagai media pereaksi hampir semua
proses reaksi. Pereaksi khusus adalah larutan yang digunakan untuk melakukan
pengujian mengenai keberadaan zat-zat tertentu.

B. Saran
1. Di harapkan agar mahasiswa dapa mengetahui dan lebih memperdalam mengenai
materi ini. 
2. Di harapkan dari Dosen atu Mahasiswan dapat memberikan saran untuk
kesempurnaan pembuatan makalah dan masih banyak kekurangan makalah kami
ini.
3. Di harapkan kepada Dosen pembimbing, dari makalah yang saya buat dapt
menunjang mata kuliah kami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gurupendidikan.com. (2022, 2 maret). Pengertian Larutan Dan Kelarutan Dalam Kimia


Beserta Contohnya. Diakses pada 24 April 2022, dari
https://www.gurupendidikan.co.id/larutan-dan-kelarutan/.

Medicalogy.com. (2022, 12 April). Macam-macam Reagen Laboratorium dan Fungsinya.


Diakses pada 24 April 2022, dari https://www.medicalogy.com/blog/reagen-
laboratorium-dan-fungsinya/

15

Anda mungkin juga menyukai