”LARUTAN PEREAKSI”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Pengelolaan
Laboratorium yang berjudul “Larutan Pereaksi”.Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Larutan...........................................................................................................................3
B. Sifat-sifat Larutan.....................................................................................................3
C. Komponen dan Pembuatan Larutan.......................................................................4
D. Jenis-jenis Larutan....................................................................................................7
E. Larutan Pereaksi Umum dan Larutan Pereaksi Khusus....................................10
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan mungkin
ada dalam fase apapun. Larutan terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah
zat yang dilarutkan dalam pelarut. Jumlah zat terlarut yang bisa dilarutkan dalam
pelarut disebut kelarutannya. Misalnya, dalam larutan garam, garam adalah zat
terlarut yang terlarut dalam air sebagai pelarut. Untuk larutan dengan komponen
dalam fase yang sama, zat yang ada dalam konsentrasi lebih rendah adalah zat
terlarut, sedangkan zat yang ada dalam kelimpahan tertinggi adalah
pelarutnya.Dengan menggunakan udara sebagai contoh, gas oksigen dan karbon
dioksida adalah zat terlarut, sedangkan gas nitrogen adalah pelarutnya.
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam
kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau
terlarut, sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak dibandingkan dengan
zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau pelarut. Pelarut merupakan
komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan
komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya,
karena itu campuran gas adalah larutan.
Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai unsur pokok
dari larutan. Dalam pembuatan larutan pereaksi diperlukan indikator yaitu pereaksi
yang digunakan untuk menyatakan titik akhir suatu reaksi kimia, untuk mengukur
kadar ion hidrogen (pH) atau untuk menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi.
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan
untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya
berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini
disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui tentang larutan dan kelarutan.
5. Untuk mengetahui jenis jenis dari pereaksi umum dan pereaksi khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Larutan
B. Sifat-sifat Larutan
Sifat fisik larutan pada umumnya terbagi menjadi 3 yaaitu:
3
pelarut (cair) berbanding tepat lurus terhadap fraksi mol pelarut dalam larutan.
Larutan yang benar-benar ideal tidak ada dialam, tetapi larutan memenuhi hukum
Raoult sapai batas tertentu. Contoh larutan yang pas dianggap ideal ialah campuran
benzana serta toluena. Cairan lain larutan ideal merupakan volumenya ialah jumlahan
tepat volume komonen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal,
penjumlahan volue zar terlarut murni serta pelarut murni tidaklah sama terhadap
volume larutan.
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute yang
diperlukan dari pada solvent.
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut dibedakan menjadi dua yaitu:
Larutan pekat merupakan larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute.
Larutan encer merupakan larutan yang relatif sedikit mengandung solute.
Konsentrasi Larutan
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan
kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap
sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebgai berikut :
Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volum atau massa larutan yang akan dibuat.
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan.
4
Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan :
Keterangan :
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
2. Molalitas
Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas
tidak ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada suhu.
5
3. Persen Massa
Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b), menyatakan jumlah massa
zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan Rumus persen massa :
4. Persen Volume
Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat terlarut dalam
100 bagian volume larutan. Rumus persen volume :
ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian campuran.
6
6. Fraksi mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol seluruh larutan
(mol terlarut + mol pelarut). Rumus Fraksi mol : larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam
larutan.
7. Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuannya
dilambangkan dengan N dan disebut Normal.
Valensi menyatakan banyaknya ion H+ atau OH– (dalam larutan asam dan basa) yang
dilepaskan.
D. Jenis-jenis Larutan
7
merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik. Contoh : larutan HCl. Arus listrik adalah
aliran muatan. Arus listrik melalui logam adalah aliran elektron, dan arus listrik melalui
larutan adalah aliran ion-ion. Ion-ion ini berasal dari zat-zat yang terlarut dan terionisasi
menjadi atom-atom bermuatan. Karena itu, larutan elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam.
Larutan asam adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion
hidrogen (H+) di dalam larutan.
Larutan basa adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion
hidroksida (OH–) di dalam larutan.
Larutan garam adalah larutan dimana zat terlarutnya bersifat netral dan terdisosiasi
menjadi ion-ion pembentuk garamnya di dalam larutan.
Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya hantar
listriknya. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah
ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat ionisasi (a) didapat dari perbandingan
antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Makin besar harga a ,
makin kuat keelektrolitan larutan tersebut. Dari nilai derajat ionisasi tersebut, larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi elektolit kuat dan lemah.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak terionisasi
seluruhnya (ionisasi sebagian 0 < a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk karena sedikitnya zat
yang mengion. Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah
(reaksi reversible) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna). Larutan ini
biasanya berupa larutan asam lemah dan basa lemah,
Asam Lemah
Asam lemah adalah zat asam yang tidak terionisasi seluruhnya ketika zat asam tersebut
dilarutkan dalam air. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Ka. Ka didefinisikan
sebagai:
Basa Lemah
8
Basa lemah adalah zat basa yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Kb. Kb didefinisikan sebagai:
Pengertian Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil
disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi
dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air.
Istilah “tak larut” (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut.
Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan
suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan tergantung pada sebagai berikut :
Sifat solvent
9
gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada
kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent
polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari
padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-
gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang
terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada
aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-
padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas
larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan dalam hukum Henry, yang
menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi
dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
Satuan Kelarutan
Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam mol L. Jadi
kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.
( S = n/v dimana n adalah jumlah mol dan v = volume (liter) )
Pereaksi umum
Larutan pereaksi umum dapat digunakan sebagai media pereaksi hampir semua proses
reaksi. Ciri khas dari larutan ini adalah tidak memerlukan ketelitian tinggi. Contoh pereaksi
umum adalah larutan asam asam sulfat, asam asetat, atau asam klorida dan basa natrium
hidroksida atau Kalium hidroksida
Pereaksi khusus
Pereaksi khusus adalah larutan yang digunakan untuk melakukan pengujian mengenai
keberadaan zat-zat tertentu. Sifatnya yang khusus menyebabkan pembuatan senyawa ini
membutuhkan keteli- tian tinggi. Beberapa contoh pe- reaksi khusus adalah :
a Pereaksi Benedict
Pereaksi Benedict digunakan un- tuk mengetahui keberadaan gula reduksi, seperti
glukosa, fruktosa, dan maltosa. Pereaksi Benedict dibuat dengan cara mencampurkan 173 g
Na sitrat dan 100 g Na karbonat dalam 50 ml air hangat. Aduk hingga larut dan saring.
10
Ambil hasil saingan filtrat dan tam- bahkan air hingga volumenya mencapai 850 ml. Buat
larutan lain yang mengandung Kupri sulfat dalam 100 ml air dan genapkan volumenya
hingga mencapai 150 ml. Tuangkan larutan pertama ke dalam gelas kimia 2000 ml dan
tambahkan secara hati-hati larutan kupri sulfat sambil diaduk. Genapkan volumenya hingga
mencapai 1 liter.
b. Larutan Iodium
Larutan iodium yang digunakan untuk mengetahui keberadaan amilum dalam sampel.
Larutan iodium dapat dibuat dengan melarutkan 10 g KI dalam 1 liter air. Tambahkan 2.5 g
Iodium I 2 dan aduk hingga rata.
c. Pereaksi Molish
Pereaksi Molish digunakan untuk mengetahui kandungan karbohi- drat. Pereaksi ini
dapat dibuat dengan melarutkan 0.1 g alpha naftol dalam 100 ml etanol 95. Pereaksi ini
harus digunakan dalam keadaan segar.
11
Reaktan harus hadir dengan tujuan untuk menciptakan reaksi kimia. Reaksi kimia itu
prosesnya memerlukan pelarut dan katalis. Katalis tetap tidak akan berubah setelah setiap
reaksi namun harus benar-benar mengubah waktu reaksi akan terjadi. Sedangkan pelarut di
sini adalah zat yang mengurangi padat dan menghasilkan jenis solusi. Fungsi lain dari reagen
ini adalah dapat digunakan dalam pengujian dan menganalisis bahan kimia.
Beberapa contoh berikut ini adalah reagen atau larutan khusus yang ada di laboratorium :
12
9. Molish digunakan untuk tes wol dan karbohidrat
Cara membuatnya pun mudah yaitu larutkan 5 gram Alfanaftol dalam 100 ml Alkohol atau
Kloroform.
10. Schwietzer sebagai pelarut selulosa
Caranya yaitu melarutkan 5 gram ke dalam 100 ml air. Kemudian didihkan larutan tersebut.
dengan menambahkan larutan NaOH, sehingga tida terjadi lagi endapan. Saring dan cuci
endapan sampai bersih. Terakhir, larutkan endapan ini dalam sedikit larutan amonia 4 M.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
iondari dua zat atau lebih. Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
2. Sifat fisik larutan pada umumnya terbagi menjadi 3 yaaitu:
Sifat koligatif. tergantung pada jumlah partikel dalam larutan.
Sifat aditif. tergantung pada atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat
konstituen dalam larutan,
Sifat konstitutif, tergantung pada atom penyusun molekuk (pada jenis atom dan
jumlah atom).
3. Salah satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut
pelarut (solvent). Komponen lainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit
disebut zat terlarut (solute).
4. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
5. Larutan pereaksi umum dapat digunakan sebagai media pereaksi hampir semua
proses reaksi. Pereaksi khusus adalah larutan yang digunakan untuk melakukan
pengujian mengenai keberadaan zat-zat tertentu.
B. Saran
1. Di harapkan agar mahasiswa dapa mengetahui dan lebih memperdalam mengenai
materi ini.
2. Di harapkan dari Dosen atu Mahasiswan dapat memberikan saran untuk
kesempurnaan pembuatan makalah dan masih banyak kekurangan makalah kami
ini.
3. Di harapkan kepada Dosen pembimbing, dari makalah yang saya buat dapt
menunjang mata kuliah kami.
14
DAFTAR PUSTAKA
15