PERCOBAAN I
KELARUTAN INTRINSIK OBAT
OLEH :
NAMA
LA LIO
NIM
O1A1 14 019
KELAS
KELOMPOK
V(LIMA)
ASISTEN
SARLAN, S.si
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan konsep dan proses
pendukung sistem kelarutan obat dan menentukan parameter kelarutan zat.
B. LANDASAN TEORI
Parameter kelarutan merupakan suatu konsep yang penting, yang dapat
digunankan sebagai
parameter
telah dikenal yakni like dissolved like jika gaya antar molekul pelarut
dan solut memiliki kekuatan yang mirip,maka pelarut tersebut merupakan
pelarut yang baik bagi solute (hartati,2012).
Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk
diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat menjadi
sediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat,
antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal
(polimorfi)
atau
penambahan
suatu
bahan
penolong,
misalnya
bahan
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan
Gelas Kimia
hingga homogen
Dimasukan sampel ke dalam gelas kimia lalu
ditambahkan akuades sebanyak 15 ml dan
alkohol sebanyak 5 ml dan daduk hingga
homogen
Dimasukan sampel ke dalam gelas kimia lalu
ditambahkan akuades sebanyak 10 ml dan
alkohol sebanyak 10 ml dan diaduk hingga
homogen
Dimasukan sampel ke dalam gelas kimia lalu
ditambahkan alkohol 20 ml dan diaduk hingga
homogen
Dimasukkan 4 sistem larutan diatas ke dalam
botol gelap dan diberi label
Hasil pengamatan???
Gelas Kimia
alkohol 5 ml
Diulangi percobaan diatas untuk larutan aquades
Hasil pengamatan???
E. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
a. Grafik
1. Panjang gelombang
Smooth: 0
0.50 ABS
Deri.: 0
0.45
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
nm
190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 400 410 420 430 440 450
Std. Name
1
2
3
4
5
WL1[273.5
nm]
0.376
0.118
0.178
0.087
0.243
ABS
0.376
0.118
0.178
0.087
0.243
Conc(pp
m)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
ABS
1 .0
0 .5
0 .0
ppm
0 .0
0 .1
0 .2
0 .3
0 .4
0 .5
0 .6
S td . C a l. P a ra me te rs
K 1:
1 .0 6 5 7
K 0:
0 .0 0 0 0
R:
0 .1 6 6 0
R 2:
0 .0 2 7 6
Sample
Name
Aquadest
WL1[198.0
nm]
0.716
ABS
0.716
1:01
0.953
0.953
1:03
0.676
0.676
Alkohol
0.381
0.381
aqudest a
0.399
0.399
1:1a
0.403
0.403
1:3a
0.55
0.55
alkohol a
0.498
0.498
Conc(pp
m)
0.7638
High
1.0164
High
0.7208
High
0.4065
High
0.4258
High
0.4304
High
0.5865
High
0.5315
High
2. Perhitungan
a. Pembuatan Teofilin dengan konsentrasi tertentu
M1.V1
= M2.V2
10 ppm. V1 = 0,1 ppm. 50 ml
0,1 ppm 50 ml
=0,5 ml
V1 =
10 ppm
M1.V1
= M2.V2
10 ppm. V1 = 0,2 ppm. 50 ml
0,2 ppm 50 ml
=1 ml
V1 =
10 ppm
M1.V1
= M2.V2
10 ppm. V1 = 0,3 ppm. 50 ml
0,3 ppm 50 ml
=1,5 ml
V1 =
10 ppm
M1.V1
= M2.V2
10 ppm. V1 = 0,4 ppm. 50 ml
0,4 ppm 50 ml
=2 ml
V1 =
10 ppm
M1.V1
= M2.V2
10 ppm. V1 = 0,5 ppm. 50 ml
0,5 ppm 50 ml
=2,5 ml
V1 =
10 ppm
F. PEMBAHASAN
Kelarutan merupakan banyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut
tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut solute dan cairan
yang melarutkan disebut dengan pelarut (solven), yang bersama-sama membentuk
larutan. Proses melarutkan disebut dengan pelarutan dan interaksi antara spesies
terlarut dengan molekul-molekul solven merupakan suatu solvasi.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa semakin rendah konstanta dielektrik pelarut campur yang digunakan,
semakin besar konsentrasi asam salisilat yang dapat larut di dalamnya,
sebaliknya semakin besar konstanta dielektrik pelarut campur yang
digunakan, semakin sedikit asam salisilat yang dapat larut di dalam pelarut
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Erindyah
Pentagamavunon-1
Melalui
Pembentukan
Peningkatan Kelarutan
Kompleks
Dengan