STANDARISASI LARUTAN
ASISTEN
Muhammad Farkhan Apriadi
NRP : 02211640000024
I-1
TUJUAN
DASAR TEORI
Standarisasi merupakan proses dimana konsentrasi larutan ditentukan secara akurat.
Pada praktikum standarisasi larutan terdapat larutan standar, yang pada umumnya dapat
didapatkan dengan cara melarutkan sejumlah suatu sampel yang telah ditimbang dalam suatu
larutan yang sudah diukur volumenya. Substansi yang dapat digunakan dalam hal ini disebut
larutan standar primer. Atau dapat dikatakan, suatu larutan distandarisasi dengan titrasi dan
larutan tersebut bereaksi dengan sejumlah larutan primer yang telah ditimbang. (Underwood,
2002)
Untuk titrasi asam basa,, biasanya dipersiapkan larutan asam dan basa dari konsentrasi
yang diinginkan dan kemudian menstandarisasikannya dengan larutan standar primer. Larutan
yang telah distandarisasi dapat dipergunalan sebagai standar sekunder untuk mendapat
konsentrasi larutan lain. (Underwood, 2002)
Seperti diketahui, standarisasi larutan dapat dilakukan dengan metode titrimetri.
Reaktan ditambahkan secara kontinu dari sebuah buret ke suatu larutan primer. Larutan
tersebut tidak diketahui konsentrasinya atau disebut juga larutan sekunder. Penambahan
reaktan secara kontinu dilakukan sampai mencapai titik ekivalen dimana kedua larutan
(larutan primer dan larutan sekunder) tepat bereaksi. Agar tepat mengetahui kapan berhenti
menambahkan larutan sekunder , pada larutan sekunder diberi indikator warna agar terjadi
perubahan warna saat mencapai titik ekivalen. (Underwood, 2002)
1. Gelas arloji
2. Labu takar 100 mL.
3. Pipet volume 10 mL.
4. Erlenmeyer 250 mL.
5. Gelas piala
6. Pengaduk kaca.
7. Corong. 14. Asam Oksalat (H2C2O4)
8. Timbangan analitik 15. Indikator PP
9. Botol pencuci. 16. Indikator MO
10. Buret. 17. Aquades
11. Pipet tetes. 18. Pipet ukur
12. Larutan tugas
13. Natrium boraks ( Na2B4O7.10 H2O )
PROSEDUR
Larutan Sekunder Asam Larutan Sekunder Basa
Start
Start
Asam Oksalat
Natrium Boraks (H2C2O4)
( Na2B4O7.10 H2O)
Memasukkan natrium boraks yang telah Memasukkan Asam Oksalat yang telah
ditimbang ke dalam labu takar 100 ml ditimbang ke dalam labu takar 100 ml
Mengocok dengan benar sampai larutan homogen Mengocok dengan benar sampai larutan homogen
Mengocok dengan benar sampai larutan homogen Mengocok dengan benar sampai larutan homogen
Mengocok dengan benar sampai larutan homogen Mengocok dengan benar sampai larutan homogen
A I-2 B
A B
Tidak
Tidak
Larutan berubah
Larutan berubah
warna menjadi
jingga warna menjadi
jingga
Ya
Ya
Mencatat volume larutan HCl
Mencatat volume larutan NaOH
Konsentrasi HCl
Konsentrasi NaOH
Finish
Finish
PEMBAHASAN
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan
kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi
I-3
diketahuidari massa -volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan
I-5
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi. (Day Underwood, 1999). Tujuan diadakannya
percobaan ini yaitu agar dapat melakukan standarisasi larutan sekunder dengan larutan standar
primer dan agar mengetahui normalitas dari larutan yang diberikan.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Titrasi dengan Analit Natrium Boraks dan Titran HCl
No Vol. Rata-Rata
Vol Analit Vol.Titran
. (ml)
1 10 mL 14,3 mL 11,9 mL 14,5 mL 13,56 mL
I-4
Percobaan kedua dilakukan dengan melarutkan 0,63gr asam oksalat dengan 100ml
aquadest, lalu ambil 10 ml dengan pipet volume dan masukkan ke Erlenmeyer. Larutan yang
digunakan disini yaitu asam oksalat karena asam oksalat memiliki sifat higroskopis, tidak
I-4
mudah bereaksi di udara. Selanjutnya teteskan indikator PP, indikator PP digunakan karena
memilik trayek ph 8-10 yang dapat dikatakan bahwa indikator PP dapat membaca ph dari
larutan standar yang akan dihitung yaitu NaOH. Lalu titrasi asam oksalat bersama dengan
NaOH yang sebelumnya sudah diisikan ke buret. Catat volume NaOH yang diperlukan untuk
menitrasi asam oksalat dan setelah tiga kali pengulangan titrasi, cari rata-rata volume NaOH.
Reaksi yang dihasilkan yaitu :
Tabel 2 . Hasil Pengamatan Titrasi dengan Analit Asam Oksalat dan Titran NaOH
No Vol. Rata-Rata
Vol Analit Vol.Titran
. (ml)
1 10 mL 13,4 mL 14,1 mL 12,1 mL 13,2 mL
SIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui dan didapatkan volume larutan
standar sekunder asam (HCl) sebesar 0,1474 N, dan volume larutan standar sekunder basa
sebesar 0,0757 N.
DAFTAR PUSTAKA
I-5
APPENDIKS
Titrasi
Dik : Volume HCl yang bereaksi = 13,56 mL = 13,56 . 10-3 L
Valensi HCl = 1
Volume Boraks yang diambil atau dicuplik yaitu = 10 mL= 0,01 L dari 25 ml
larutan analit. Dengan dipengaruhi oleh Faktor Pengenceran sebesar 10
N1 x V1 = N2 x V2
M1 x V1 x e1 = M2 x V2 x e2
n 1
M1 x V1 x e1 = x V2 x e2 x
V2 Fp
1
M1 x 13,56 .10-3 x 1 = 0,01 x 2 x
10
M1 = 0,1474 M
I-6
gram 0,63
n= = = 5 . 10-3 mol
Mr 126
I-5
Titrasi
Valensi H2C2O4 = 2
Valensi NaOH = 1
N1 x V1 = N2 x V2
M1 x V1 x e1 = M2 x V2 x e2
n 1
M1 x V1 x e1 = x V2 x e2 x
V2 Fp
1
M1 x 13,2 .10-3 x 1 = 5 . 10-3 x 2 x
10
M1 = 0,0757 M
I-7
Risk Assessment
I-7
Hari/Kelompok : Jumat Siang/16
I-8
I-9
MSDS
Kulit:
2 NaOH menyebabkan kulit: Bersihkan
luka bakar produk kering
Penglihatan : dari kulit.
Massa molar sebesar Menyebabkan Lepaskan
36,5 g/mol kerusakan parah pakaian sebelum
Massa jenis sebesar pada mata mencuci tangan.
3,21 gr/cm³ Segera cuci
Titik leleh sebesar - dengan banyak
101°C (172 K dan -69 air (15 menit) /
F) mandi.. Tutupi
Energi ionisasi luka dengan
sebesar 1250 kj/mol perban steril.
Kalor jenis sebesar kontak mata:
0,115 kal/gr°C Segera bilas
I-10
dengan banyak
air selama 15
Larut dalam menit. Lepaskan
hidroksida, lensa kontak,
kloroform, dan eter. Pencernaan : jika ada
Termasuk ke dalam menyebabkan
3 Natrium Boraks oksidator kuat. iritasi pada Pencernaan :
lambung Segera bilas
Mata : mulut dan
menyebabkan jangan
BM : 114.2 gr/mol iritasi pada mata dimuntahkan
-Titik lebur: 75֯ C paksa
-Titik didih :320֯ C mata: Segera
-Titik beku : - Penglihatan : bilas dengan
-Larut dalam: Air dan menyebabkan banyak air.
Glyserol kerusakan serius
4 Asam Oksalat -Warna: Putih pada mata Peglihatan:
-Wujud : Solid Kulit: Segera bilas
menyebabkan mata dengan air,
luka bakar jangan beri
BM: 90.04 gr/mol penetralisir
-Titik Lebur:189,5 ֯C Kulit: segera
-Titik didih: - bilas dengan air
-Titik beku: dalam jumlah
-Larut dalam : air Pencernaan: akan banyak
dingin, dietil menimbulkan rasa
eter,.alkohol,gliserol sakit apabila
. Benzen,eter. tertelan
5 Indikator MO -Warna : tak Penglihatan: Pencernaan :
berwarna, putih iritasi pada mata berikan 2-4
-Wujud: Kulit : cangkir susu
menyebabkan kulit : cuci
BM : 327,3 gr/mol iritasi pada kulit pakaian yang
-Titik lebur : >300֯ C terkena dan cuci
-Wujud : Padat semua area kulit
(serbuk) yang terkena
-Warna : Orange dengan sabun
Penglihatan: dan air ringan,
iritasi pada mata diikuti dengan
Kulit : bilas air hangat.
menyebabkan kontak mata:
iritasi pada kulit Segera bilas
Penapasan : dengan banyak
menyebabkan air.
iritasi pada
6 Indikator PP saluran Penglihatan:
penapasan segera bilas
dengan banyak
air
Kulit: cuci
-Titik Lebur:- pakaian yang
-Titik Didih:- terkena dan cuci
-Larut dalam:air semua area kulit
pada 20֯ yang terkena
C,alkohol,eter dengan sabun
I-12
-Warna : tidak dan air ringan,
berwarna Pernapasan:
-Wujud : cair Bawa ke tempat
udara segar,
apabila sulit
bernapas,
berikan oksigen
I-11
Time Schedule
labu erlenmeyer
11. 13.37-13.44 Menitrasi larutan natrium boraks yang telah di beri Afifah
pink
12. 13.44-13.46 Setelah warna berubah hentikan titrasi dan and catat Nindya
volume
16. 14.13-14.16 Pindahkan asam oksalat ke labu takar 100 ml dan Nindya
I-13
18. 14.17-14.19 Menambahkan aquades hingga 100 ml Nindya
erlenmeyer
23. 14.27-14.34 Menitrasi larutan asam oksalat yang telah di beri Nindya
pink
24. 14.34-14.38 Setelah warna berubah hentikan titrasi dan catat volume Afifah
I-15
I-14
I-7
I-16
I-17
I-18
I-19