Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Kimia Farmasi

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN V

ASAM BASA

Nama : Jahratun Nisa


NIM : SF19042
Kelompok/Shift : V/II
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 19 Desember 2019
Asisten Praktikum : Sulistiyawati
Dosen Pembimbing : Nafila, M.Si.

Nilai kerja : Nilai laporan :

Paraf : Paraf :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019
PERCOBAAN V

ASAM BASA

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

a. Menentukan asam atau basa suatu larutan

b. Memprediksi range PH larutan dengan menggunakan indicator

c. Menentukan PH larutan dengan PH indikator universal dan PH meter.

1.2 Dasar Teori

Titrasi asam basa memerlukn indicator untuk menunjukkan perubahan warna


pada setiap interval derajat kesamaan (PH). Indicator sintesis yang digunakan
selama ini mempunyai beberapa kelemahan seperti polasi kimia. Ktersediaan
dan biasa produksi mahal, upaya penelitian sudah dilakukan untuk
menggantikan indicator sintesis dengan indicator dari ekstrak mahkota bunga
sepatu indicator herbal tersebut dibuat dengan cara mengekstrak mahkota bunga
Hibiscus rasa sinenses dengan mennggunakan pelarut methanol asam asetat.
Kemudian di evaluasidenga indicator pembanding fenolftalen dan metil oranye
(produksi emorck) untuk titrasi asam basa yaitu asam kuat – basa kuat, basa
lemah – asam kuat dan asam lemah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
indicator dari mahkota bunga sepatu untuk menunjukkan titik ekuivalen dalam
titrasi tersebut memberikan hasil yang setara indicator pembandingny. Hasil
penelitian menunjukkan indicator dari mahkota bunga sepatu dapat sebagai
penggati indicator sintesis (metil oranye dan fenolftalein) yng selama ini
digunakan (Nuryanti & Parsitari,2008).

Basa dalam abu gosok dapat beraksi dengan kotoran berupa lemak atau
minyak sehingga menjadi larut sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat
berminyak perlu menggunakan sabun. Sabun dapat mlarutkan lemak dan minyak
para penderita maag selalu minum obat berupa magnesium hidroksida atau
aluminium hidroksida. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur PH nya. PH merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki PH kurang
dari 7, larutan basa memiliki PH lebih dari 7 dan netral PHnya sama dengan 7
dapat ditentukan dengan indicator (Aufar, 2012).

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari hari yaitu bersifat asam, basam dan netral.Menurut teori
Arrhenius,zat dalam air yang menghasilkan ion OH+ adalah basa, berkaitan
dengan sifat asam dan basa larutan dikelompokkan menjadi tiga larutan yaitu,
bersifat asam ,basa, dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang
berbeda idaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebiasaan dengan
cara mencicipinya karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau
bersifat racun (petrucci, 2010).
II. METODELOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan Percobaan

2.1.1 Alat

a. Tabung Reaksi

b. Rak Tabung Reaksi

c. Cawan Petri

d. Gelas Kimia

2.1.2 Bahan

a. HCL

b. NAOH

c. CH3COOH

d. NH4OH

e. Indikator Kertas lakmus merah dan biru

f. Indikator metil jingga

g. Indikator metil merah

h. Indikator fenolftalein

i. Indikator bromtimol biru

2.2 Cara Kerja

a. Indikator kertas Lakmus

Ambil kertas lakmus letakkan pada pelat tetes dan tetesilah dengan larutan
diatas (larutan CH3,COOH, NAOH, NH4O,HCL, dan H2O)
b. Indikator MM, MJ, BTB dan PP

Ambil cawanpetri dan isilah dengan keempat larutan diatas masing-masing


sebanyak 2 tetes tetesi larutan diatas masing-masing dengan indicator sebanyak
1 tetes.

c. Indikator kertas universal

Ambil kertas indicator Universal celupkan pada larutan yang diuji (larutan
CH3OOH, NaOH, NH4OH,HCL.

Letakkan dan cocok kan di pita warna PH lalu amati dan cocokkan hasilnya.

d. PH meter

Siapkan larutan CH3OOH,NaOH,NH4O dan HCL.

Bilaslah terlebih dahulu PH meter yang akan digunakan dengan aquadest.

Kemudian celupkan PH meter kedalam larutan yang akan di ukur PH nya. Untuk
mengukur PH larutan selanjutnya, PH meter dilias kembali terlebih dahulu
dengan aquadest sebelum dicelupkan kelarutan selanjutnya.
III. HASIL PERCOBAAN

No Larutan Dokumentasi Keterangan


.
1. NH4OH Tetesi lah keempat
(NH4OH,Asam
Asetat,NaOH,HCL,)
larutan kedalam
pelat yang telah
disediakan.

Setelah kempat
larutan diteteskan
kedalam pelat yang
telah di sediakan
lalu tetesi keepmpat
larutan dengan
larutan indicator
PP,MJ dan MM.
Lalu amati
perubahan warna
pada keempat
larutan setelah
ditetesi larutan
indicator PP, MJ
dan MM.
Pada larutan
amoniak tertera
angka PH meter
9,70.
Larutan amoniak
pada PH universal
cocok dengan angka
9.

No Larutan Dokumentasi Keterangan


.
2. Asam Asetat Pada Larutan asam
asetat PH meter
menunjukkan angka
3,54.

Larutan asam asetat


pada PH universal
cocok dengan angka
4.

No. Larutan Dokumentasi Keterangan


3. HCL Pada larutan HCL di
PH meter tertera
angka 2,55.

Larutan HCL pada


PH universal cocok
dengan angka 3.
No Larutan Dokumentasi Keterangan
4. NaOH Pada larutan NaOH
PH meter tertera
angka 9,22.

Pada larutan NaOH


PH universal cocok
dengan angka 14.
IV. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita membahas tentang derajat keasaman, dengan melakukan
praktikum ini kita bisa menetukan sifat asam dan basa dari beberapa larutan dan juga
menetukan PH dari beberapa konsentrasi larutan. Dalam praktikum ini untuk mengetahui
sifat dan nilai PH dari suatu senyawa digunakan kertas indicator universal PH meter dan
dihitung secara manual dengan menggunakan data konsentrasi larutan tersebut (PH
teori).

Indikator universal ini akan berubah warna sesuai nilai PH dari larutan yang akan
diuji. Nilai dari PH nya dapat dicari dengan mencocokkan pada warna yang tertera pada
kemasan indicator universal, perubahan warna terjadi pada larutan amoniak,hcl,nh4oh,
dan juga asam asetat pada larutan asam asetat apabila ditetesi larutan indicator PP tidak
terjadi perubahan warna apabila di tetesi MJ akan berubah warna menjadi warna jingga
apabila di tetesi MR akan berubah warna menjadi berwarna merah (Raymond, 2010).

Namun jika mengukur nya dengan menggunakan PH meter hasil yang didapat akan
lebih akurat karena hanya dengan menyelupkan penunjuk yang ada pada ganggang PH
meter maka akan muncul nilai PH larutan tersebut pada layar digitalnya, sebelum
mencelupkan pada larutan yang lain ujung dari PH meter harus di celupkan ke dalam
aquadest terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar sisa sisa larutan yang masih
menempel dipenunjuk hilang dan tidak tercampur dengan larutan lain yang akan diukur
PHnya ,sehingga pengukuran PH larutan selanjutnya akan lebih akurat (Yasin, 2012).

Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa untuk larutan asam(HCL) semakin kecil
konsentrasi suatu larutan maka PH semakin besar. Sedangkan untuk larutan basa (NaOH)
semakin besar konsentrasi maka PH semakin besar. Bila kita perhatikan nilai PH
merupakan eksponen negative dari konsentrasi ion hydronium(Vayel,2012).
V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum kali ini disimpulkan bahwa

a. Apabila kertas lakmus merah berubah menjadi biru maka sifat larutan tersebut
basa.

b. Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah maka sifat larutan tersebut
adalah asam.

c. Apabila kertas lakmus tidk mengalami perubahan warna maka sifat larutan
tersebut adaalah netral.
DAFTAR PUSTAKA

Aufar, Nursajadid,2012, Derajat keasaman (PH). Yogyakarta :Planet Ilmu

Nuryanti & Parsitasari,D,P. 2008, Isolasi antasinin pada bunga sepatu (Hibiscus
rasa sinensis) dan penentuan realibitsnya sebagai indicator asam basa, seminar
nasional UGM : Yogyakarta.

Petrucci Ralphi H. 2010, Kimia Dasar Jakarta : Erlangga.

Raymond,2010, Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I Jakarta : Erlangga.

Vayel,2012, Kimia Organik I , Jakarta: Erlangga.

Yasin, 2010, Elektrokimia dan kinetika kimia, Bandung. PT. Citra Aditya Abadi.

Anda mungkin juga menyukai