Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK III :

Niken Anggriwara (SF18138)


Ahdia Rohimah (SF19004)
Jum’ah Awwalia (SF19043)
Muhammad Difa Ramadhani (SF19059)
Astri Jayanti (SF19123)
Tria Rezky Azizah (SF19179)

3. Jelaskan tentang kelas obat yang digunakan untuk penyakit hipertensi dosis,pasien edukasi,
monitoring berdasarkan JNC 8?
Jawab:
 Dosis hipertensi
Antihypertensive Medication Initial Daily Dose Target Dose in No. of Doses
(mg) RCTs Reviewed per Day
(mg)
Ace Inhibitors

Captopril 50 150-200 2

Enalapril 5 20 1-2

Lisinopril 10 40 1

Angiotensin Receptor Blockers

Eprosartan 400 600-800 1-2

Candesartan 4 12-32 1

Losartan 50 100 1-2

Valsartan 40-80 160-320 1


Irbesartan 75 300 1

β-Blockers

Atenolol 25-50 100 1

Metoprolol 50 100-200 1-2

Calcium Channel Blockers

Amlodipine 2,5 10 1

Diltiazem extended release 120-180 360 1

Nitrendipine 10 20 1-2

Thiazide-type diuretics

Bendroflumethiazide 5 10 1

Chlorthalidone 12,5 12,5-25 1

Hydrochlorothiazide 12,5-25 25-100 1-2

Indapamide 1,25 1,25-2,5 1

 Pasien Edukasi
Kepatuhan pasien dalam menjalani terapi merupakan salah satu kunci tercapainya
tekanan darah yang terkontrol pada pasien hipertensi. Kepatuhan pasien tersebut dipengaruhi
oleh 5 dimensi yang saling terkait satu sama lain, yaitu faktor sosial dan ekonomi, faktor
sistem pelayanan kesehatan, faktor kondisi penyakit, faktor terapi dan faktor pasien. Kelima
dimensi tersebut sangat erat kaitannya dengan peran tenaga kesehatan dan pasien. Peran dari
tenaga kesehatan meliputi penegakkan diagnosis, pemberian terapi serta edukasi farmakologi
dan modifikasi gaya hidup mengenai rencana terapi yang akan dijalani oleh pasiennya.
Dalam pengobatan antihipertensi, pasien memerlukan arahan, dukungan dan informasi dari
tenaga kesehatan dalam hal mengetahui kepentingan mengontrol tekanan darah,
menggunakan obat secara rasional, bagaimana menangani dosis yang terlewatkan serta
bagaimana mengidentifikasi adanya efek samping dari obat yang dikonsumsi. Hal tersebut
sangat penting diketahui pasien karena berkaitan erat dengan kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatan. Namun, meskipun penegakkan diagnosis, pemberian terapi dan
edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan sudah sangat baik sekalipun, belum tentu hal
tersebut dapat ditangkap oleh pasien. Selain pemberian edukasi, tenaga kesehatan harus
memastikan bahwa pasien menangkap dan memahami isi edukasi tersebut.

 Monitoring berdasarkan JNC 8


Dalam monitoring dan penanganan hipertensi para ahli umumnya
mengacu kepada guideline guideline yang ada. Salah satu guideline terbaru
yang dapat diadikan acuan dalam penanganan hipertensi di Indonesia adalah
guideline Joint National Committee (JNC) 8 yang dipublikasikan pada tahun
2014. Rekomendasi JNC 8 dibuat berdasarkan bukti-bukti berbagai studi acak
terkontrol, lebih sederhana, dan akan bermanfaat membantu klinisi dalam
menangani pasien hipertensi di Indonesia.
Guideline JNC 8 ini disusun berdasarkan kumpulan studi-studi yang sudah
dipublikasikan mulai dari Januari 1966 sampai dengan agustus 2013. Kriteria
studi periode Januari 1996 sampai Desember 1999 yang dimasukkan ke dalam
bahan pembuatan guideline ini adalah:

 Desain studi acak terkontrol


 Pasien hipertensi berusia ≥ 18 tahun

 Jumlah sampel ≥ 100


 Melaporkan hasil penelitian denan outcome sebagai berikut: mortalitas
infark miokard gagal jantung, kejadian serebrovaskuler (stroke) dan penyakit
ginjal stadium akhir.
Berikut adalah 3 pertanyaan kunci yang digunakan untuk rekomendasi
penanganan hipertensi:
1. pada pasien hipertensi dewasa apakah memulai terapi farmakolois
antihipertensi pada batas tekanan darah spesifik memperbaiki outcome
kesehatan?
2. pada pasien hipertensi dewasa apakah terapi armakolois antihipertensi
dengan target tekanan darah spesifik memperbaiki outcome?
3. Pada pasien hipertensi dewasa apakah pemberian obat hipertensi dari
kelas dan jenis berbeda mempunyai outcome manfaat dan risiko yang
berbeda?
Salah satu poin baru yang sangat penting dalam guideline JNC 8 ini
adalah adanya perubahan target tekanan darah sistolik pada pasien
berusia 60 tahun ke atas (target sistolik <150 mmHg dan target diastolik
90 mmHg dibandingkan dengan target sistolik <140 mmHg dan target
diastolik <90 mmHg pada guideline sebelumnya.
Selain itu target tekanan darah pada pasien dewasa denggan
diabetes atau penyakit ginjal kronik juga berubah dari guideline sebelumnya
<130/80 mmHg menjadi <140/90 mmHg pada guideline JNC 8. Target
tekanan darah sistolik <50 mmHg pada pasien berusia 60 tahun ke atas
dan target tekanan darah <140/90 mmHg pada pasien dewasa dengan
penyakit penyerta diabetes atau penyakit ginjal kronik (yang
direkomendasikan guideline JNC 8) ini merupakan target yang lebih
achievable dibandingkan guideline sebelumnya dengan demikian penilaian
keberhasilan terapi anti-hipertensi akan menjadi lebih baik, sehingga
meningkatkan moral dokter ataupun pasien hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai