Anda di halaman 1dari 15

Nama : Tri Puji Lestari

NIM : 01020222
KELAS : ALIH JENJANG B SEMESTER

Latihan soal-soal Basic Science-Clinical Science


Hipertensi – Mekanisme Aksi Obat
1. Seorang pasien, laki-laki, usia 66 tahun, penderita hipertensi (TD 168/110 mmHg) datang ke
instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus resep yang berisi kombinasi antihipertensi. Salah
satu obat yang diterima pasien adalah Amlodipin tablet 10 mg. Bagaimanakah mekanisme aksi
obat tersebut?
a. Menghambat aktivitas enzim ACE d. Menghambat kanal ion kalsium
b. Vasodilator langsung e. Antagonis reseptor angiotensin II
c. Antagonis reseptor β1-adrenergik
PEMBAHASAN:
Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua dari
kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang dibentuk
dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan segmen S5
diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan jantung. Ikatan
tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam kondisi inaktif tanpa
mampu berkonduksi (nonconducting inactive state) sehingga kanal kalsium di sel otot
menjadi impermeabel terhadap masuknya ion kalsium.
Meredith PA, Elliott HL. Clinical Pharmacokinetics of Amlodipine. Clin
Pharmacokinet 1992;22:22–31. doi:10.2165/00003088-199222010-00003
2. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, penderita hipertensi (TD 155/95 mmHg) menerima
obat berupa tablet amlodipin 10 mg yang diresepkan dokter untuknya di suatu apotek. Pasien
mendengarkan penjelasan apoteker tentang kegunaan obat untuk pengobatan penyakitnya.
Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat reabsopsi air, ion Na+, K+ dan Cl-
b. Menghambat influks ion kalsium ke dalam sel otot polos
c. Menghambat reseptor β2-adrenergik di jantung
d. Menghambat reseptor ATII di pembuluh darah
e. Menghambat aktifitas Angiotensin Converting enzyme
PEMBAHASAN:
Amlodipine merupakan antagonis calcium golongan dihydropirydine (antagonis ion
kalsium) yang menghambat influks ion calcium melalui membran ke dalam otot polos
vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskuler dan
otot jantung. Amlodipine menghambat influks ion calcium secara selektif, di mana
sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel otot
jantung.
3. Seseorang pasien, laki-laki, usia 58 tahun, penderita hipertensi dengan TD 150/100 mmHg
menebus resep dokter di instalasi farmasi rumah sakit. Salah satu obat yang diresepkan dokter
adalah tablet spironolactone 25 mg (2 kali sehari). Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Antagonis hormon aldosteron d. menghambat emzim ACE
b. Antagonis reseptor angiotensin II e. Antagonis reseptor β1-adrenergik
c. Vasodilator pembuluh darah
PEMBAHASAN:
Aspek farmakologi spironolactone yang utama adalah sebagai diuretik hemat kalium
yang bekerja pada tubulus di ginjal. Mekanisme antagonis dari aldosteron membuat
spironolactone juga dapat digunakan untuk hiperaldosteronisme dan gagal jantung.
Mekanisme sebagai antiandrogen membuat spironolactone dapat digunakan sebagai
pengobatan acne vulgaris.  
under JW. Spironolactone in cardiovascular disease: an expanding universe?
F1000Res,2017;6:1738
4. Seorang pasien, laki-laki, usia 60 tahun, penderita hipertensi dengan TD 170/100 mmHg,
mendapatkan resep dokter yang berisi valsartan untuk ditebus di apotek. Bagaimanakah
mekanisme kerja obat tersebut?
a. Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
b. Menghalangi Angiotensin II berikatan dengan reseptornya
c. Menurunkan daya pompa jantung
d. Menghambat kerja Angiotensin Converting Enzyme
e. Melebarkan pembuluh darah secara langsung
PEMBAHASAN:
Valsartan bekerja dengan cara menghambat reseptor angiotensin II. Dengan begitu,
pembuluh darah dapat melebar dan darah bisa mengalir dengan lebih lancar. Cara
kerja ini akan membuat tekanan darah turun dan kerja  jantung dalam memompa
darah dapat lebih baik.
Medscape (2020). Valsartan (Rx).
5. Seorang pasien, perempuan, usia 50 tahun, penderita hipertensi selama 6 bulan yang lalu,
menebus resep dokter dengan obat tablet captopril 25 mg untuk pengobatan selama 1 bulan.
Apakah protein di dalam tubuh yang menjadi target aksi obat tersebut?
a. Angiotensin Converting Enzyme d. Reseptor Angiotensin II
b. Reseptor Alfa-2 adrenergik e. Kanal ion Calsium
c. Reseptor Beta-1 adrenergik
PEMBAHASAN:
Captopril atau kaptopril merupakan obat golongan ACE inhibitor  yang bekerja
dengan cara menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
MIMS Indonesia (2021). Captopril.
6. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, penderita hipertensi (TD 155/95 mmHg) dengan riwayat
penyakit DM tipe-2, menerima obat yang diresepkan dokter di suatu apotek. Pasien
mendengarkan penjelasan apoteker tentang kegunaan kaptorpil untuk pengobatan penyakitnya.
Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat reabsopsi air, ion Na+, K+ dan Cl-
b. Menghambat influks ion kalsium ke dalam sel otot polos
c. Menghambat reseptor β2-adrenergik di jantung
d. Menghambat reseptor ATII di pembuluh darah
e. Menghambat aktifitas Angiotensin Converting enzyme
PEMBAHASAN:
Captopril atau kaptopril merupakan obat golongan ACE inhibitor  yang bekerja
dengan cara menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Angiotensin berperan dalam penyempitan pembuluh darah.
MIMS Indonesia (2021). Captopril.
7. Seorang pasien, laki-laki, usia 60 tahun, penderita hipertensi dan angina pectoris, mengalami 3
kali serangan angina dalam setahun ini. Dokter meresepkan antihipertensi untuk pasien berupa
valsartan dengan dosis 1x 80mg. Apakah efek tambahan yang diberikan valsartan selain ebagai
antihipertensi?
a. Pencegahan makroalbuminuria d. Remodeling sel kardiovaskular
b. Penurunan kontraktilitas jantung e. Penghambatan prostaglandin sintensis
c. Inhibisi renin secara langsung
PEMBAHASAN:
Valsartan atau juga disebut diova ini bekerja dengan cara menghambat efek angiotensin.
Hal ini membuat pembuluh darah lebih lebar dan aliran darah lancar. Ini juga
memungkinkan ginjal membuang air dan garam berlebih dalam tubuh. Dengan begitu
membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
University of Illinois. 2018. Valsartan, Oral Tablet.
https://www.healthline.com/health/valsartan-oral-tablet#highlights.
(Diakses pada 3 Maret 2021).
8. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami
hipetensi stage I dengan tekanan darah 155/95 mmH. Pasien mendapatkan resep dengan
antihipertensi yang memiliki mekanisme aksi menghambat reabsorpsi air, ion Na +, K+ dan Cl-
pada tubulus ginjal sehingga akan mengurangi volume cairan tubuh. Apakah golongan
antihipertensi yang memiliki mekanisme kerja tersebut?
a. Diuretik d. Beta bloker
b. Kalsium Channel Bloker e. Vasodilator
c. ACE Inhibitor
PEMBAHASAN:
Diuretik adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari
dalam tubuh melalui urine. Obat ini memiliki beberapa jenis, yaitu loop diuretic, diuretik
dan thiazide. Diuretik atau diuretic tersedia dalam bentuk obat minum atau suntik.
Diuretik bekerja dengan mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan klorida, di
ginjal. Kadar garam juga mempengaruhi kadar air yang diserap atau dikeluarkan oleh
ginjal. Dengan cara kerja ini, garam dan air akan dibuang dari tubuh melalui pengeluaran
urine.
Drugs (2020). Diuretics
Hipertensi – Target Tekanan Darah
1. Seorang apoteker di suatu rumah sakit memberikan konseling pada saat menyerahkan obat
kepada seorang pasien (laki-laki, usia 62 tahun, penderita hipertensi dengan penyulit DM tipe-2).
Apoteker menetapkan target tekanan darah yang harus dicapai pasien setelah menjalankan
pengobatan. Berapakah target tekanan darah yang tepat disampaikan pada pasien tersebut?
a. < 120/90 mmHg
b. < 130/90 mmHg
c. < 130/100 mmHg
d. < 140/90 mmHg ( menurut guideline JNC VIII, target tekanan darah pada pasien dengan
hipertensi dan DM adalah 140/90 mmHg )
e. < 140/100 mmHg

2. Seorang apoteker di suatu rumah sakit memberikan Losartan atas resep dokter untuk
menurunkan tekanan darah pasien (perempuan, usia 50 tahun, penderita hipertensi dengan TD
165/100 mmHg). Pasien juga sedang menjalankan pengobatan DM tipe-2 yang dideritanya.
Apoteker menyampaikan target tekanan darah yang harus dicapai oleh pasien setelah menjalani
terapi. Berapakah target tekanan darah yang tepat disampaikan kepada pasien tersebut?
a. <150/90 mmHg d. <140/80 mmHg
b. <150/80 mmHg e. <130/80 mmHg
c. <140/90 mmHg ( menurut guideline JNC VIII, target tekanan darah pada pasien
dengan hipertensi dan DM adalah 140/90 mmHg )

3. Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun didiagnosis dokter menderita DM serta hipertensi untuk
pertama kalinya. TD pasien saat ini 190/90 mmHg. Dokter mendiskusikan terapi untuk hipertensi
pasien dengan apoteker. Apoteker merekomendasikan obat kaptopril dan valsartan. Apoteker
melakukan konseling penggunaan obat dengan pasien. Berapakah target TD pasien melalui
pengobatan yang diberikan?
a. <190/80 mmHg d. <130/80 mmHg
b. <150/90 mmHg e. <120/80 mmHg
c. <140/90 mmHg

4. Seorang laki-laki 63 tahun datang ke klinik berkonsultasi ke dokter untuk penyakit hipertensi yang
dialaminya. Tekanan darah pasien saat ini 155/80 mmHg dan rutin menggunakan amlodipin 1 x 5
mg sejak 1 bulan yang lalu. Dokter menyarankan pengunaan amlodipin tetap dilanjutkan agar
tekanan darah mencapai target yang diinginkan. Berapakah target tekanan darah untuk pasien
tersebut?
a. < 130/ 90 mmHg
b. < 140/ 80 mmHg
c. < 140/ 90 mmHg
d. < 150/ 80 mmHg
e. < 150/ 90 mmHg (Hypertension guideline 2014 target tekanan darah untuk umur lebih dr
60 th adalah <150/90 mmHg)

Hipertensi – Pemilihan Obat yang Tepat


5. Seorang pasien, perempuan, usia 20 tahun, hamil usia 22 minggu, didiagnosis mengalami
hipertensi gestasional oleh dokter di sebuah puskesmas. Tekanan darah pasien 150/100 mmHg,
proteinuria negatif. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Dokter dan apoteker
berdiskusi untuk menetapkan obat yang akan diberikan pada pasien tersebut. Apakah
antihipertensi yang tepat direkomendasikan?
a. Furosemide
b. Losartan
c. Propranolol
d. Captropil
e. Metildopa (Dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan
pengobatan dimana obat yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada kehamilan dan
laktasi diantaranya seperti Metildopa)
6. Seorang pasien, perempuan, usia 35 tahun, penderita hipertensi semenjak 1 tahun yang lalu
datang ke rumah sakit untuk evaluasi pengobatannya. Saat ini, pasien sedang hamil usia 8
minggu. Pasien juga memiliki riwayat DM tipe-2 semenjak 3 tahun yang lalu dan alergi dengan
metil-dopa dan antihipertensi golongan CCB. Dokter meminta saran pada apoteker mengenai
antihipertensi yang tepat untuk pasien tersebut. Apakah obat yang tepat disarankan?
a. Captopril
b. Lisinopril
c. Labetalol (Dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan
pengobatan dimana obat yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada kehamilan dan
laktasi diantaranya seperti Metildopa, Labetalol )
d. Valsartan
e. HCT

7. Seorang dokter di rumah sakit menelpon apoteker di instalasi farmasi untuk meminta informasi
obat untuk pasiennya. Pasien adalah seorang wanita hamil dan sedang menderita hipertensi dan
diabetes mellitus. Dokter akan meresepkan antihipertensi dan antidiabetes yang aman untuk
pasiennya tersebut. Apakah obat yang tepat direkomendasikan kepada dokter tersebut?
a. Lisinopril dan glibenklamid
b. Kaptopril dan glibenklamid
c. Irbesartan dan insulin
d. Lisinopril dan insulin
e. Metildopa dan insulin (First line untuk mengatasi hipertensi dan diabetes pada ibu
hamil yaitu Metildopa dan Insulin)

8. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, dirawat di suatu rumah sakit karena mengalami
peningkatan tekanan darah (170/100 mmHg). Riwayat penyakit pasien adalah hipertensi, DM
tipe-2 dan jantung koroner. Pasien rutin menggunakan valsartan untuk mengendalikan tekanan
darahnya. Dokter akan menambahkan antihipertensi untuk pasien dan berdisusi dengan apoteker
untuk menentukan obatnya. Apakah antihipertensi yang tepat direkomendasikan kepada dokter?
a. Amlodipin ( penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II dapat
dikombinasikan dengan tiazid atau antagonis kalsium )
b. Bisoprolol
c. Furosemid
d. Metildopa
e. Lisinopril

9. Seorang pasien, wanita, usia 38 tahun, baru saja terdiagnosa mengalami hipertensi dengan
tekanan darah 150/95 mmHg. Apakah antihipertensi yang tepat untuk pasien ini?
a. Amlodipin
b. Valsartan
c. Furosemid
d. Kaptropil
e. HCT (terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe
thiazide)

10. Seorang pasien, laki-laki, usia 68 tahun didiagnosa dokter di suatu rumah sakit mengalami
hipertensi.  Saat ini, pasien juga sedang menjalani terapi asma dan diabetes mellitus.  Dokter dan
apoteker berdiskusi untuk menentukan antihipertensi yang akan diresepkan untuk pasien.
Apakah antihipertensi yang tepat direkomendasikan?
a. Amlodipin d. Bisoprolol
b. Propanolol e. Atenolol
c. Captopril (pada pasien diabetes tipe 2, penghambat ACE atau antagonis reseptor
angiotensin II dapat menunda perkembangan kondisi mikroalbuminuria menjadi
nefropati)

11. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, penderita gagal ginjal kronis sedang dirawat di suatu
rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami hiperglikemik dan
memiliki tekanan darah yang tinggi (143/89 mmHg). Dokter memutuskan akan memberikan
antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah pasien. Apakah antihipertensi yang tepat untuk
pasien tersebut?
a. Propranolol
b. Captopril (Menurut JNC VIII terapi hipertensi awal dapat menggunakan gol. ACEI untuk
meningkatkan outcome ginjal)
c. Verapamil
d. Furosemid
e. Klonidin
12. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, masuk IGD suatu rumah sakit karena serangan stroke
iskemik. Setelah stroke tertangani, tekanan darah pasien adalah sebesar 155/100 mmHg.
Selama ini pasien menggunakan HCT 25 mg untuk mengobati hipertensinya. Dokter akan
menambahkan obat untuk mengontrol tekanan darah pasien. Apakah golongan antihipertensi
yang tepat direkomendasikan kepada dokter untuk pengobatan pasien?
a. ACE inhibitor ( Guideline JNC VIII merekomendasikan kombinasi ACE-inhibitor atau
ARB dengan CCB dan atau thiazid)
b. Loop Diuretik
c. CCB
d. Beta Bloker
e. Vasodilaorgol.nitrat

13. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, penderita gagal ginjal kronis sedang dirawat di suatu
rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami hiperglikemik dan
memiliki tekanan darah yang tinggi (143/89 mmHg). Dokter memutuskan akan memberikan
antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah pasien. Apakah golongan antihipertensi yang
tepat untuk pasien tersebut?
a. Diuretik atau Beta Bloker
b. ACE inhibitor atau ARB (menurut JNC VIII dengan penyakit ginjal kronik terapi
antihipertensi awal atau tambahan sebaiknya mencakup ACEI atau ARB untuk
meningkatkan outcome ginjal)
c. ACE Inhibitor atau Beta Bloker
d. Nitrat atau ARB
e. Aldosteron antagonis atau CCB

14. Seorang pasien, laki-laki, usia 55 tahun, masuk IGD karena mengalami nyeri kepala dan pusing
yang berat, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Pasien diketahui memiliki riwayat
hipertensi. Tekanan darah pasien saat ini adalah 185/105 mmHg dan nilai kreatinin serum 3,0
mg/dL. Apakah golongan antihipertensi yang tepat untuk menurunkan tekanan darah pasien
tersebut?
a. CCB atau Diuretik Kuat
b. ACE Inhibitor atau ARB (Serum kreatinin tinggi adanya tanda kerusakan pada ginjal,
Menurut JNC VIII dengan penyakit ginjal kronik terapi antihipertensi awal atau
tambahan sebaiknya mencakup ACEI atau ARB untuk meningkatkan outcome ginjal)

c. ARB atau β-bloker


d. Kombinasi ACEI dan ARB
e. Kombinasi Beta Blocker dan ACEI

15. Seorang pasien, laki-laki, usia 53 tahun, penderita hipertensi ringan dan rutin menggunakan HCT
untuk mengendalikan tekanan darahnya. Saat ini pasien masuk rumah sakit dan didiagnosa
dokter mengalami penurunan fungsi ginjal. Dokter akan merubah antihipertensi pasien dan
meminta saran obat yang tepat. Apakah golongan antihipertensi yang tepat direkomendasikan
kepada dokter?
a. Diauretik atau ACE Inhibitor
b. ACE inhibitor atau CCB
c. Beta bloker atau CCB
d. ACE inhibitor atau ARB (menurut JNC VIII dengan penyakit ginjal kronik terapi
antihipertensi awal atau tambahan sebaiknya mencakup ACEI atau ARB untuk
meningkatkan outcome ginjal)
e. CCB atau ARB

16. Seorang pasien, laki-laki, usia 65 tahun, mengalami hipertensi (TD= 180/90mmHg) dan
hiperurisemia (kadar asam urat 12 mg/dL). Dokter berdiskusi dengan apoteker untuk menentukan
antihipertensi yang tepat diresepkan untuk pasien. Apakah golongan antihipertensi yang tepat
direkomendasikan untuk pasien tersebut?
a. CCB (menurut Ernst 1999, obat antagonis kalsium terutama berkhasiat baik pada
pasien usia tua. gol. CCB tidak menimbulkan perubahan kadar lemak plasma dan dapat
digunakan pada pasien gout)
b. Beta bloker
c. ACE Inhibitor
d. ARB
e. Diuretik
 
17. Seorang dokter di suatu melakukan visite bersama apoteker melihat keadaan pasien rawat inap
(laki-laki, usia 60 tahun, penderita hipertensi dengan TD 165/110 mmHg). Pasien mempunyai
riwayat penyakit infark miokardial. Dokter meminta rekomendasi obat untuk menurunkan tekanan
darah pasien. Apakah antihipertensi yang tepat direkomendasikan?
a. Acebutolol dan captopril d. Penbutolol dan Valsartan
b. Atenolol dan HCT e. Propranolol dan Verapamil
c. Atenolol dan captopril (dikombinasi dengan obat golongan ACEI yang berfungsi untuk
mencegah Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) yang timbul akibat efek
hemostatis dari menurunnya cardiac output.

18. Seorang dokter di suatu rumah sakit meminta rekomendasi obat pada apoteker untuk penderita
hipertensi. Pasien adalah penderita hipertensi dengan riwayat penyakit gagal jantung dengan
disfungsi ventrikel kiri. Sebelumnya, pasien telah mendapatkan 3 macam obat, yaitu captopril,
furosemide dan atenolol selama 21 hari, dan dokter akan meresepkan obat ke-4 untuk pasien.
Apakah obat yang tepat direkomendasikan?
a. Verapamil
b. Prazosin
c. Clonidin
d. Spironolactone
e. Valsartan

19. Seorang pasien, laki-laki, berusia 50 tahun, penderita hipertensi, DM tipe-2 dan jantung koroner,
menyampaikan keluhan disfungsi ereksi kepada apoteker saat berkonsultasi di ruang konseling.
Obat yang rutin diminum oleh pasien selama 1 tahun terakhir adalah bisoprolol, valsartan, ISDN
(prn.), metformin dan spironolacton. Apoteker mengatakan kepada pasien bahwa keluhan
tersebut adalah akibat efek samping obat. Apakah obat yang menyebabkan keluhan pasien
tersebut?
a. Bisoprolol
b. Valsartan
c. ISDN
d. Metformin (Disfungsi ereksi disebabkan karena adanya masalah organik / biologik
yang melatarbelakanginya, dalam hal ini diabetes merupakan penyebabnya)
e. Spironolacton

20. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, penderita hipertensi. Akan tetapi, frekuensi detak
jantung pasien justru berada dibawah normal (bradikardi). Dokter berdiskusi dengan apoteker
untuk pemilihan obat yang dapat meningkatkan frekuensi detak jantung pasien. Apakah obat
yang tepat direkomendasikan?
a. Propanolol
b. Acebutolol (obat-obatan beta blocker biasanya digunakan sebagai pengobatan lini
pertama untuk kelainan denyut jantung)
c. Bisoprolol
d. Nadolol
e. Atenolol

21. Seorang pasien, perempuan, usia 45 tahun, telah menggunakan valsartan 80 mg selama 3 tahun.
Hasil pemeriksaan kali ini diketahui pasien terjadi kardiomegali. Untuk membantu kontrol tekanan
darah dan menurunkan cardiac output, dokter akan menambahkan antihipertensi lain dan
meminta pertimbangan apoteker. Apakah rekomendasi terapi yang tepat diberikan kepada dokter
tersebut?
a. Captopril 12,5mg d. Klonidin 50mg
b. Spironolakton 25mg e. Furosemid 20mg
c. Bisoprolol 5mg (Penggunaan βBloker pada pasien gagal jantung merupakan drug of
choice dan telah terbukti dapat meningkatkan Ejection Fraction, memperbaiki gejala,
dan menurunkan angka kematian pada pasien gagal jantung)
22. Seorang laki - laki usia 45 tahun (50kg/160cm) masuk IGD karena pingsan dan didiagnosa dokter
mengalami hipertensi emergensi karena TD 200/130 mmHg dan adanya penurunan fungsi ginjal
(Kreatinin serum 2,5 mg/dL). Dokter berdiskusi dengan apoteker di depo IGD untuk menentukan
antihipertensi lini pertama yang mampu menurunkan tekanan darah dalam waktu 1-2 menit
setelah pemberian obat. Apakah obat yang tepat direkomendasikan?
a. Labetalol Hidroklorida d. Natrium Nitroprusside
b. Nicardipine Hidroklorida e. Hydralazine Hidroklorida
c. Nitrogliserin (Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan
hipertensi, untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol)
23. Seorang pasien, usia 65 tahun, penderita hipertensi dan gagal ginjal kronis, dirawat di suatu
rumah sakit karena mengalami udema. Pasien juga mengalami anuria dan resiko hipokalemia.
Dokter berdiskusi dengan apoteker tentang terapi yang tepat untuk pasien. Apakah obat yang
tepat direkomendasikan?
a. Captopril dan Furosemid
b. Captopril dan HCT
c. Propranolol dan Furosemid
d. Valsartan dan Mannitol 20%
e. Valsartan dan Asam Etakrinat
 
24. Seorang pasien, perempuan, usia 35 tahun, didiagnosis dokter mengalami hipertensi pulmonal.
Dokter pernah memberikan amlodipin selama 3 hari namun kondisi pasien tidak membaik. Dokter
berdiskusi dengan apoteker untuk menentukan obat yang akan diresepkan untuk pasien. Apakah
obat yang tepat direkomendasikan?
a. Captopril
b. Proranolol (betabloker yang mempunyai aktivitas stabilisasi )membran yaitu
propranolol)
c. Sildenafil
d. HCT
e. Furosemid

25. Seorang pasien, laki-laki, usia 47 tahun, penderita hipertensi dan asma rutin mendapatkan terapi
dengan kaptopril dan salbutamol. Saat ini, pasien mengalami peningkatan tekanan darah hingga
160/93 mmHg dengan peningkatan denyut nadi hingga 130 kali/menit, Dokter
mempertimbangkan penggantian antihipertensi dalam pengobatan pasien dan meminta saran
apoteker mengenai pemilihan obatnya. Apakah golongan antihipertensi yang tepat disarankan
kepada dokter tersebut?
a. Beta bloker selektif d. Penghambat kanal ion kalsium
b. Beta bloker non selektif e. Diuretik
c. Angiotensin reseptor bloker

26. Seorang apoteker melakukan visite bersama dengan dokter ke ruang rawat inap untuk
melakukan evaluasi efek terapi dari obat yang telah diberikan kepada seorang pasien hipertensi
tanpa penyakit penyulit. Tekanan darah pasien saat ini adalah 170/105 mmHg. Dokter akan
meresepkan kombinasi antihipertensi dan meminta apoteker untuk menetapkan pilihan obat yang
tepat untuk pasien tersebut. Apakah obat yang tepat disarankan kepada dokter?
a. HCT dan Captoril d. Valsartan dan Captoril
b. Atenolol dan Captopril e. Atenolol dan Valsartan
c. Amlodipin dan Captopril

27. Seorang pasien, wanita, usia 32 tahun, sedang hamil usia 6 bulan, masuk rumah sakit karena
mengalami pre-eklamsia dengan TD saat ini 160/105 mmHg. Hasil pemeriksaan menunjukkan
pasien juga mengalami udem pada kaki disertai dengan proteinuria (325 mg/24 jam). Apakah
antihipertensi yang aman diberikan pada pasien tersebut?
a. Klortalidon d. Candesartan
b. Hydralazin IV e. Captopril
c. Metoprolol

36. Seorang pasien, perempuan, usia 65 tahun, penderita hipertensi, memiliki masalah sering lupa
minum obat (kaptopril 25 mg, 2 x 1 hari) sehingga tekanan darahnya sulit terkontrol. Dokter
yang menangani pasien tetap ingin meresepkan captopril dan meminta saran kepada apoteker
mengenai bentuk sediaan obat yang tepat diberikan kepada pasien? Apakah bentuk sediaan yang
tepat untuk disarankan?
a. Tablet salut selaput d. Tablet salut film
b. Tablet sublingual e. Tablet immediete release
c. Tablet sustain release

Pembahasan : Untuk membantu meningkatkan penyerapan kaptopril perlu diperhatikan


strategi pengembangan bentuk sediaan controlled release (pelepasan terkendali) yang
bertahan di saluran cerna dalam waktu 8-12 jam dan dapat diserap dengan baik. Teknologi
mikroenkapsulasi merupakan salah satu teknologi inovatif yang dapat digunakan untuk
memformulasi sediaan controlled release (pelepasan terkendali).
Sumber : http://scholar.unand.ac.id/4256/2/BAB%201.pdf

Hipertensi – Skrining Resep


37. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, BB 82 Kg, penderita hipertensi (TD 160/95 mmHg)
dengan riwayat penyakit DM tipe-2 datang ke instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus
resep dengan obat Metformin tablet 500 mg (S.2. dd. dc) dan Captopril tablet 25 mg (S.2. dd.
pc). Apoteker melakukan skrining pada resep yang diserahkan pasien tersebut. Apakah
permasalahan yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Meformin tidak tepat untuk penderita DM tipe-2 dengan penyulit hipertensi
b. Captorpril tidak tepat untuk penderita Hipertensi dengan penyulit DM tipe-2
c. Waktu pakai metformin tidak tepat, harusnya sebelum makan
d. Waktu pakai Captopril tidak tepat, harusnya 1 jam sebelum makan
e. Dosis Captoril terlalu rendah, harusnya 12,5 mg 1 kali sehari

Pembahasan : Pada pasien ini diberikan terapi farmakologi golongan ACE-Inhibitor yaitu
lisinopril 10 mg. Pada pasien yag mengalami penyakit hipertensi dan diabetes melitus secara
bersamaan dibutuhkan pengelolaan yang lebih intensif dan kontrol yang lebih baik pada
manajemen kombinasi terapi antihipertensi dan terapi antidiabetes. Inhibitor sistem renin
angiotensin direkomendasikan sebagai lini pertama dalam pedoman/ guidelines manajemen
hipertensi dan diabetes melitus. ACE-Inhibitor menunjukkan efek positif terhadap lipid darah
dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik untuk hipertensi pada diabetes,
dislipidemia, dan obesitas. Implikasi klinis langsung adalah dokter harus mengintensifkan
pengobatan untuk mencapai kontrol yang lebih baik pada penyakit hipertensi dan diabetes
melitus dan juga mencegah kerusakan dari organ target
Sumber : Eva Narulita Kurnia Perdana1 , Aila Karyus 2 , Syahrul Hamidi Nasution3. 2019.
Penatalaksanaan Holistik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan Retinopati Diabetik serta
Hipertensi dengan Pendekatan Dokter Keluarga. Volume 8 |Nomor 2. Lampung.

38. Seorang apoteker di suatu rumah sakit melakukan skrining resep untuk seorang pasien (laki-laki,
usia 49 tahun, penderita hipertensi dengan TD 160/100 mmHg dan DM tipe-2). Pasien
mendapatkan obat Metformin 500 mg (S.2. dd. 1 tab. dc) dan Captopril 25 mg (s.2. dd. 1 tab. pc.)
untuk pengobatan selama 15 hari. Apoteker menemukan adanya permasalahan klinis untuk resep
pasien tersebut. Apakah permasalahan yang dimaksud oleh apoteker tersebut?
a. Penggunaan Captopril tidak tepat obat d. Penggunaan Metformin tidak tepat obat
b. Dosis Captopril berlebih e. Waktu pakai Captopril tidak tepat
c. Aturan pakai Metformin tidak tepat

Pembahasan : Captopril sebaiknya dikonsumsi saat lambung kosong, idealnya 1 jam sebelum


atau 2 jam sesudah makan. Obat ini biasanya dianjurkan untuk diminum sebelum tidur karena
dapat menyebabkan pusing pada tahap awal penggunaan. Pastikan ada jarak waktu yang
cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
sumber: https://www.alodokter.com/captopril#:~:text=Captopril%20sebaiknya
%20dikonsumsi%20saat%20lambung,satu%20dosis%20dengan%20dosis%20berikutnya.

39. Seorang apoteker di suatu rumah sakit melakukan skrining resep untuk seorang pasien
(perempuan, usia 53 tahun, penderita hipertensi dengan TD 145/95 mmHg dan DM tipe-2). Pasien
mendapatkan obat HCT 25 mg (1 x sehari, tiap pagi) dan metformin 500 mg (2 x sehari).
Apoteker menemukan adanya permasalahan klinis untuk resep pasien tersebut. Apakah
permasalahan yang dimaksud oleh apoteker tersebut?
a. Dosis Captopril berlebih d. Penggunaan HCT tidak tepat obat
b. Dosis HCT berlebih e. Penggunaan Captopril tidak tepat obat
c. Dosis HCT kurang

Pembahasan : Dosis awal: 1 tablet (captopril+hydrochlorothiazide 25 mg/15 mg) diminum sehari


sekali, satu jam sebelum makan. Dosis akan bergantung pada keadaan pasien.
pemeliharaan: Tablet kombinasi bisa diberikan dalam dosis terbagi hingga 3 kali sehari. Secara
umum dosis harian captopril tidak boleh melebihi 150 mg dan hydrochlorothiazide tidak melebihi
50 mg.
Sumber : https://hellosehat.com/obat-suplemen/captopril-hydrochlorothiazide/

40. Seorang pasien, laki-laki, usia 49 tahun, BB 82 Kg, penderita hipertensi (TD 160/95 mmHg)
dengan riwayat penyakit DM tipe-2 datang ke instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus resep
dengan obat Metformin tablet 500 mg (S.2. dd. dc) dan Amlodipin tablet 10 mg (S.1. dd. pc).
Apoteker melakukan skrining pada resep yang diserahkan pasien tersebut. Apakah permasalahan
yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Meformin tidak tepat untuk penderita DM tipe-2 dengan penyulit hipertensi
b. Amlodipin tidak tepat untuk penderita Hipertensi dengan penyulit DM tipe-2
c. Waktu pakai metformin tidak tepat, harusnya 1 jam sebelum makan
d. Waktu pakai Amlodipin tidak tepat, harusnya setelah makan
e. Dosis Amlodipin terlalu rendah, harusnya 20 mg 1 kali sehari
Pembahasan : Inhibitor sistem renin angiotensin direkomendasikan sebagai lini pertama
dalam pedoman/ guidelines manajemen hipertensi dan diabetes melitus. ACE-Inhibitor
menunjukkan efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga
sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia, dan obesitas. Implikasi klinis
langsung adalah dokter harus mengintensifkan pengobatan untuk mencapai kontrol yang lebih
baik pada penyakit hipertensi dan diabetes melitus dan juga mencegah kerusakan dari organ
target.
Sumber : Eva Narulita Kurnia Perdana1 , Aila Karyus 2 , Syahrul Hamidi Nasution3. 2019.
Penatalaksanaan Holistik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan Retinopati Diabetik serta
Hipertensi dengan Pendekatan Dokter Keluarga. Volume 8 |Nomor 2. Lampung.

Hipertensi – Efek Samping Obat


41. Seorang pasien, perempuan, usia 50 tahun, penderita hipertensi, diabetes dan hiperkolesterol
datang ke apotek menebus resep dengan obat Captopril, Hidroklorotiazid, Glimepirid, Metformin
dan Simvastatin. Berdasarkan informasi, pasien memiliki riwayat gout. Selanjutnya, apoteker
melakukan identifikasi DRP’s pada obat-obat yang terdapat dalam resep pasien. Apakah obat
dalam resep yang berisiko menimbulkan kekambuhan gout pasien?
a. Captopril d. Metformin
b. Hidroklorotiazid e. Simvastatin
c. Glimepiride
Pembahasan : Hiperurisemia
Hiperurisemia dan serangan gout arthritis akut dapat terjadi pada pasien yang mengonsumsi
diuretik thiazide. Hidrasi yang cukup dapat membantu mencegah hiperurisemia dan serangan
gout akut.

Pada pasien gout yang mendapat terapi hydrochlorothiazide, kadar asam urat sebaiknya
dimonitor lebih sering. Jika terjadi serangan akut, maka penyesuaian dosis
hydrochlorothiazide adalah tata laksana yang lebih direkomendasikan dibandingkan
menghentikan terapi.
Sumber : https://www.alomedika.com/hiperurisemia-dan-risiko-demensia

42. Seorang pasien, perempuan, usia 55 tahun, datang ke klinik karena mengalami bengkak pada
kedua kakinya. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan hiperlipidemia dengan riwayat pengobatan
amlodipin, fenofibrat, hidroklorotiazid, kaptopril, dan simvastatin. Apoteker mengatakan kepada
dokter bahwa gejala tersebut merupakan efek samping obat karena bengkak di kedua kaki
merupakan edema, bukan inflamasi. Apakah obat yang mengakibatkan gejala efek samping
tersebut?
a. Amlodipin d. Kaptopril
b. Fenofibrat e. Simvastatin
c. Hidroklorotiazid
Pembahasan : Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi amlodipine adalah:
 Pusing, munculnya rasa melayang, kantuk, atau sakit kepala
 Bengkak pada kaki
 Rasa hangat dan panas di wajah, leher, atau dada (flushing)
 Sakit perut atau mual
 Lelah yang tidak biasa
Sumber : https://www.alodokter.com/amlodipine
43. Seorang pasien datang ke klinik dengan keluhan batuk yang tidak kunjung reda selama sebulan
terakhir. Setelah dilakukan anamnesa, diketahui pasien sedang dalam terapi hipertensi
menggunakan Captopril. Riwayat alergi disangkal. Dokter menyatakan pasien mengalami efek
samping akibat penggunaan Captopril. Apakah obat yang tepat untuk mengatasi efek samping
tersebut?
a. Ambroxol d. Guaifenesin
b. Bromheksin e. N-asetilsistein
c. Dextromethorpan

Pembahasan : Dekstrometorfan adalah obat dari kelas morphinan dengan sedatif, disosiatif, dan
stimulan. Untuk batuk jangka panjang dan juga batuk yang mengeluarkan dahak tidak dianjurkan
untuk menggunakan obat ini.
Sumber : https://www.alodokter.com/dextromethorphan

44. Seorang pasien, laki-laki, berusia 60 tahun, datang ke apotek untuk menebus resep sebagai
berikut:
R/ Alprenolol 100 mg ( 2 x 1)
R/ Losartan 50 mg ( 1 x 1)
R/ Albuterol inhalasi ( 1 x 1)
R/ Fultikason (2 x 1)
R/ Simvastatin 5 mg (1 x 1)
Pasien adalah penderita hipertensi, asma dan hiperkolesterol. Pasien juga mengatakan bahwa
frekuensi asmanya meningkat sejak beberapa hari terakhir. Apoteker berhasil mengidentifikasi
adanya DRP’s dalam resep tersebut dan segera menelpon dokter. Apakah obat yang
direkomendasikan untuk diganti?
a. Alprenolol d. Futikason
b. Losartan e. Simvastatin
c. Albuterol
Pembahasan : Instruksi Khusus:
Berkontra-indikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom
sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan.
Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan
pasien yang menggunakan insulin.
Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk
psoriasis.
Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap
selama 1-2 minggu.

sumber : https://health.detik.com/obat/d-1393156/alprenolol.

Seorang pasien, perempuan berusia 45 tahun, datang ke klinik dengan keluhan batuk kering.
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan sedang mengkonsumsi antihipertensi. Dokter
mendiagnosa bahwa batuk yang dialami pasien karena penggunaan antihipertensi. Apakah
antihipertensi yang mengakibatkan efek samping obat pada pasien tersebut?
a. Valsartan d. Hidroklorothiazid
b. Lisinopril e. Amlodipin
c. Candesartan
Pembahasan : Sama seperti obat lainnya, obat ini juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping paling umum dari obat Lisinopril adalah: Batuk kering, Pusing, Sakit kepala
ringan, Mengantuk, Mual, Muntah, Sakit perut, Kulit gatal. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat ini
juga dapat kerusakan ginjal. Untuk itu jika Anda mengalami mual dan muntah terus-terusan, nafsu
makan menurun drastis, sakit perut, urine berwarna gelap, serta kulit dan mata kuning, segera
konsultasikan ke dokter.

Sumber : Setiawan, A. 2007. Interaksi obat dalam : Farmakologi dan terapi.Jakarta : Dapertemen
farmakolog dan teraupetik FKUI

45. Seorang pasien, perempuan,rusia 40 tahun, pederita hipertensi, rutin menggunakan kaptopril 12,5
mg tiap 12 jam untuk memelihara tekanan darahnya. Akhir-akhir ini, pasien sering mengeluhkan
batuk kering setelah mengkonsumsi obat tersebut. Apakah saran yang tepat disampaikan kepada
dokter yang menangani pasien tersebut terkait dengan rekomendasi terapi lanjutan untuk pasien?
a. Menurunkan dosis kaptopril d. Mengganti kaptopril dengan valsartan
b. Menambahkan obat batuk e. Mengganti kaptopril dengan amlodipine
c. Mengganti kaptoril dengan HCT  
Pembahasan : Yg paling sering menyebabkan Eso batuk kering adalah golongan ace inhibitor
khususnya jenis captopril. jika telah dilakukan penggantian obat antihipertensi golongan
ARB, Valsartan.
Sumber : Adam M. Ramadhan, Arsyik Ibrahim, Ayi Indah Utami. 2015. EVALUASI
PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT
JALAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA. Laboratorium Penelitian dan
Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda,
Kalimantan Timur.

46. Seorang pasien, laki-laki, usia 45 tahun, penderita hipertensi, melakukan konseling obat dengan
apoteker di suatu apotek. Pasien mengeluhkan bahwa tekanan darahnya meningkat setelah
meminum produk obat batuk pilek dan salesma. Setelah dilihat oleh apoteker, kandungan obat
dalam produk tersebut adalah parasetamol, asetilsistein, fenilpropanolamin, dekstrometorfan, dan
klorfeniramin maleat. Apakah obat dalam produk tersebut yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah pasien?
a. Parasetamol d. Dekstrometorfan
b. Asetilsistein e. Klorfeniramin maleat
c. Fenilpropanolamin
Pembahasan : Efek samping phenylpropanolamine (PPA) yang berpotensi membahayakan adalah
peningkatan risiko stroke hemoragik dan krisis hipertensi. Oleh karenanya, obat ini telah ditarik
dari peredaran di Amerika Serikat.[1,4] Selain dari itu, phenylpropanolamine juga bisa
mengganggu kemampuan seseorang dalam berkendara atau menggunakan mesin.
Sumber : https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-napas/antiasma-dan-
bronkodilator/phenylpropanolamine/efek-samping-dan-interaksi-obat.
47. Seorang pasien hipertensi, laki-laki, usia 42 tahun, berkonsultasi dengan apoteker di apotek untuk
mengatasi permasalahan pengobatannya. Pasien rutin menggunakan kaptopril dan memiliki
kebiasaan mengkonsumsi bawang putih dan seledri. Saat ini, pasien mengeluhkan saat ini sering
merasa lemas dan pusing dan apoteker menyimpulkan bahwa pasien mengalami hipotensi karena
interaksi obat dan makanan. Apakah jenis efek yang dialami oleh pasien pada kasus interaksi obat
tersebut?
a. Sinergisme d. Aditif
b. Komplementer e. Saling meniadakan
c. Antagonisme farmakologi
Pembahasan : Ketika dua obat digunakan bersama, efeknya dapat menjadi aditif (hasilnya adalah
apa yang Anda harapkan ketika Anda menambahkan bersama efek dari masing-masing obat yang
diminum secara independen).
Sumber : Irawati. (2013). Pengaruh Kombinasi Captopril Dan Seledri
(Apiumgraveolens)Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer. Tesis.
Universitas Hasanuddin. Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia.

Hipertensi – Interaksi Obat


48. Seorang pasien di instalasi farmasi rawat jalan menerima resep dari seorang pasien (laki-laki, usia
42 tahun, penderita asma dan hipertensi). Obat yang terdapat dalam resep adalah salbutamol dan
propranolol. Apoteker menemukan masalah interaksi obat pada saat skrining resep pasien
tersebut. Apakah jenis interaksi obat yang terjadi pada penggunaan kedua obat tersebut?
a. Inkompatibilitas kimia d. Interkasi farmakokinetika
b. Inkompatibilitas fisik e. Interaksi farmakodinamika
c. Interaksi farmasetika

Pembahasan : Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang mempunyai efek


farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat disebabkan
karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem
fisiologik yang sama. Salbutamol jika dikonsumsi bersamaan dengan Propranolol akan
menimbulkan interaksi antagonis. Antagonis disini berarti Propranolol (beta-blocker) memiliki efek
yang berlawanan terhadap Salbutamol. Propranolol bersifat antagonis terhadap efek
bronkodilator dari Salbutamol (beta-2 adrenergik), dengan ancaman bronkospasme pada pasien
dengan asma atau penyakit saluran napas obstruktif lainnya. Mekanisme yang terjadi yaitu dengan
meningkatnya resistensi saluran napas dan mengurangi bronkodilatasi akibat blokade reseptor
beta-2 adrenergik. Akibat efek ini dapat menyebabkan penyempitan saluran udara, yang dapat
memperburuk masalah pernapasan atau memicu serangan asma parah. Propranolol biasanya tidak
dianjurkan jika Anda memiliki asma, riwayat asma, atau penyakit berat paru obstruktif kronik
(PPOK). Sumber : Katzung, B. G. 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

49. Seorang pasien, laki-laki usia 45 tahun, didiagnosa dokter mengalami hipertensi tanpa penyakit
penyerta. Tekanan darah pasien saat ini 150/90 mmHg. Pasien mendapatkan resep dokter dengan
obat kombinasi irbesartan dan lisinopril. Apoteker menemukan permasalahan klinis pada saat
skrining resep dokter tersebut? Apakah DRP yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Kedua obat tidak tepat dengan penyakit pasien
b. Risiko hipotensi akut karena doubel obat
c. Terdapat penggunaan obat tanpa indikasi
d. Terdapat indikasi yang belum memperoleh obat
e. Pasien kontraindikasi dengan obat yang diberikan
Pembahasan : ACE Inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
sehingga menimbulkan vasodilator dan penurunan sekresi aldosterone.sedangkan irbesartan
termasuk golongan ARB yang mana arb memblok reseptor angiotensin II sehingga
angiotensin II tidak bisa terikat dengan reseptornya.
Sumber : Setiawan, A. 2007. Interaksi obat dalam : Farmakologi dan terapi.Jakarta :
Dapertemen farmakolog dan teraupetik FKUI.

Hipertensi - Kontraindikasi
50. Seorang pasien, laki-laki, usia 65 tahun, datang memeriksakan diri ke rumah sakit dengan keluhan
sakit kepala. Setelah diperiksa oleh dokter, tekanan darah pasien tersebut adalah 170/90 mmHg.
Pasien juga memiliki riwayat asma sejak 10 tahun yang lalu. Apakah antihipertensi yang
kontraindikasi dengan riwayat penyakit pasien?
a. Captopril d. Propranolol
b. Amlodipin e. Diltiazem
c. Losartan

Pembahasan : Pada pasien dengan asma, β-blocker dapat menyebabkan bronkospasme yang


mengancam jiwa dan harus dihindari. Efek ini dimediasi oleh blokade β2-adrenoreseptor di
saluran napas, dan propranolol termasuk kedalam golongan beta bloker.
Sumber : Baxter, K. (2008). Stockley’ s Drug Interactions. (K. Baxter, Ed.) (8th ed.). London:
Pharmaceutical Press.

51. Seorang dokter di sebuah puskesmas meminta informasi kepada apoteker mengenai golongan
antihipertensi yang dikontraindikasikan pada ibu hamil untuk menghindari medication error pada
saat meresepkan obat untuk pasiennnya. Apakah informasi yang tepat disampaikan kepada dokter
tersebut?
a. ACE inhibitor dan ARB d. Alfa bloker dan Diuretik
b. CCB dan Diuretik e. Beta bloker dan Alfa bloker
c. Beta bloker dan Nitrat organik
Pembahasan : Obat yang umum digunakan dalam pengobatan hipertensi pada kehamilan adalah
labetalol, methyldopa, nifedipine, clonidine, diuretik, dan hydralazine. Labetalol adalah obat yang
paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine) mungkin aman tetapi data minimal dan tidak
digunakan sebagai firstline drug (Karthikeyan, 2015). Menurut ACC/AHA 2017 dan ESC/ESH
2018 obat antihipertensi pada kehamilan yang direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan
nifedipine, sedangkan yang dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct renin inhibitors
(Aliskiren)
Sumber : (Whelton et al., 2017; Williams et al, 2018).

Hipertensi – Dispensing
52. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, datang ke Apotek dengan keluhan hipertensi, membawa
salinan resep sebagai berikut:

Iter 2x
R/ Amlodipin tab mg 5 no. XXX
S. s. dd. tab. I
------------------------------- det XL -----

Berapakah jumlah maksimal tablet amlodipin yang masih boleh ditebus oleh pasien tersebut?
a. 60 d. 30
b. 50 e. 20
c. 40
 

Hipertensi – KIE
53. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun didiagnosis mengalami hipertensi oleh dokter untuk
pertama kali. Selain mendapatkan terapi antihipertensi, pasien juga dianjurkan melakukan terapi
non-farmakologi yaitu dengan modifikasi gaya hidup. Apakah perubahan gaya hidup yang tepat
dilakukan oleh pasien tersebut?
a. Meningkatkan berat badan pasien d. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak
b. Menurunkan aktivitas fisik e. mengurangi konsumsi makanan tinggi sodium
c. Mengurangi konsumsi makanan berserat
Pembahasan : Mengurangi konsumsi garam natrium pada pasien hipertensi merupakan salah
satu intervensi nutrisi yang dilakukan sebagai usaha untuk mengontrol tekanan darah. Studi
menunjukan bahwa tidak semua orang memiliki respon yang sama terhadap pengaturan diet
garam untuk mengontrol tekanan darah, sehingga berbagai faktor perlu diperhatikan dalam
menganjurkan diet garam natrium pada pasien hipertensi.
Sumber : https://www.alomedika.com/diet-garam-natrium-pada-hipertensi

54. Seorang dokter meminta informasi kepada apoteker di suatu rumah sakit tentang dosis captopril
yang tepat untuk pengobatan pasiennya. Pasien tersebut adalah penderita hipertensi yang
mengalami gangguan fungsi ginjal dengan klirens kreatinin sebesar 20 mg/menit. Berapakah dosis
awal captopril yang tepat untuk pasien tersebut?
a. 6,25 mg, 1 kali sehari d. 12,5 mg, 2 kali sehari
b. 6,25 mg, 2 kali sehari e. 25 mg, 1 kali sehari
c. 12,5 mg, 1 kali sehari
Pembahasan : Captopril digunakan bila terapi dengan diuretik tidak memadai untuk mengontrol
gejala-gejala. Dosis awal 6,25 mg atau 12,5 mg dapat meminimalkan efek hipotensi
sementara. Dosis pemeliharaan 25 mg 2-3 kali, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling
sedikit 2 minggu. Dosis maksimum 150 mg sehari.
Luh N, Lisniawati G, L LPF, Astuti KW. Kajian Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien
Hipertensi Rawat Inap di RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari 2009 - Desember 2011
( sumber : Lisniawati , N . L . G ., Febryana , L . P ., Astuti , KAJIAN PENGGUNAAN OBAT
ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI GES. Repos Unud. 2011;2011:[cited 2017
November 18]; p. 82-90. https://ojs.unud.ac.id/ index.php/jfu/article/view/5759.

55. Seorang pasien, laki-laki, usia 36 tahun, penderita hipertensi stage I, datang ke apotek menebus
resep dokter dengan obat Kaptopril 12,5 mg (S 2dd tab 1 ac). Bagaimanakah aturan pakai obat
yang harus ditulis apoteker pada etiket?
a. 2 kali sehari 1 tablet setelah makan d. 1 kali sehari 2 tablet sebelum makan
b. 2 kali sehari 1 tablet bersama makan e. 1 kali sehari 2 tablet sesudah makan
c. 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan
Pembahasan : S (signa) = ditandai
dd (de.die) = sehari
Ac (antc cibum) = sebelum makan
Sumber : https://www.slideshare.net/whulandcyankimhankcha/penggunaan-bahasa-
latin

56. Seorang pasien, laki-laki, usia 37 tahun, penderita hipertensi tanpa penyakit penyulit dengan data
TD 150/95 mmHg mendapatkan obat Furosemid tablet 40 mg. Kapan sebaiknya pasien meminum
obat ini?
a. Pagi hari d. Malam hari
b.Siang hari e. Sebelum tidur
c. Sore hari
Pembahasan : Furosemid adalah obat diuretik yang bisa memberikan efek samping seringnya
BAK. Maka itu sebaiknya berikan obat tersebut pagi hari. Jika dosis dianjurkan  menjadi 2 kali
sehari maka Anda bisa memberikannya pagi saat bangun tidur dan sore sebelum makan malam
agar efek samping tidak menganggu aktivitas tidur.
Sumber : https://www.alodokter.com/komunitas/topic/kapan-waktu-yang-baik-untuk-makan-
obat-furosemid

57. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, penderita hipertensi, mendapatkan terapi rutin dengan
obat kaptopril 12,5 mg (S.b.dd. ac.) dan HCT 12,5 mg/hari (S.s. dd). Apoteker menyerahkan obat
kepada pasien disertai dengan pemberian informasi obat. Apakah informasi obat yang tepat
disampaikan kepada pasien terkait dengan waktu yang tepat untuk meminum captopril?
a. Kaptopril sebaiknya diminum langsung setelah makan
b. HCT sebaiknya diminum saat malam hari sebelum tidur
c. Konsumsi kaptopril dan HCT sebaiknya diminum bersamaan
d. Kaptopril diminum I jam sebelum makan, saat perut kosong
e. HCT diminum saat perut kosong untuk menghindari interaksi
Pembahasan : S (signa ) = tandai
B (bis) = dua kali
dd (de.die) = sehari\
ac ( antc cibum) = sebelum makan
sumber : https://www.slideshare.net/whulandcyankimhankcha/penggunaan-bahasa-
latin

58. Pasien pasien, perempuan, usia 55 tahun, penderita hipertensi, berkonsultasi dengan apoteker di
apotek pada saat menebus obat yang diresepkan dokter, yaitu Amlodipin 10 mg. pasien rutin
mengkonsumsi obat tersebut tiap hari sejak 7 bulan lalu. Saat ini, tekanan darah pasien sudah
terkontrol. Akan tetapi, pasien pasien mengeluhkan bosan dan ingin beralih ke obat herbal saja.
Apakah saran yang tepat disampaikan kepada pasien tersebut?
a. Menyarankan untuk menggunakan obat herbal saja
b. Menganjurkan pasien berhenti menggunakan obat
c. Memotivasi pasien untuk tetap mengkonsumsi obatnya
d. Memberikan leaflet tentang bahaya komplikasi hipertensi
e. Menyarankan pasien untuk mengurangi dosis obatnya.
Pembahasan : sebagai TTk yang baik kita harus selalu memberi motivasi kepada pasien untuk
tetap mengkonsumsi obat.
Sumber : Erawatyningsih E., Purwanta and Subekti H., 2009, Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan, 25 (3), 117–124.

59. Seorang pasien, perempuan usia, 42 tahun memiliki riwayat hipertensi kronis dan DM. Selama ini
pasien tersebut mendapat terapi lisinopril, nifedipin, HCT dan propanolol. Karena tekanan darah
sudah terkontrol dokter akan menghentikan pemakaian propanolol. Apoteker mengusulkan
kepada dokter bahwa penghentian harus dilakukan secara perlahan. Apakah alasan yang tepat
disampaikan kepada dokter terkait usulan apoteker tersebut?
a. Mencegah takikardi d. Mencegah hipoglikemia
b. Mecegah sesak nafas e. Mencegah bradikardi
c. Mencegah hiperlipidemia
pembahasan : Beta bloker dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi denyut nadi pada
pasien dengan feokromositoma. Namun pada kondisi ini, beta bloker harus digunakan
bersama alfa bloker karena dapat menimbulkan krisis hipertensi. Takikardia adalah keadaan
di mana detak jantung melebihi 100 kali per menit. Dalam keadaan normal, jantung berdetak
sebanyak 60 hingga 100 kali per menit.  Kondisi percepatan detak jantung tersebut normal
terjadi saat seseorang sedang berolahraga, atau merupakan respon tubuh terhadap stress,
trauma, serta penyakit.
Sumber : pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/234-beta-
bloker

60. Seorang apoteker di apotek sedang memberikan konseling kepada pasien (perempuan, usia 58
tahun, BB 70 kg, TB 155 cm, penderita hipertensi) untuk meningkatkan efektivitas pengobatan
penyakitnya. Berapakah Indeks Massa Tubuh pasien tersebut?
a. 25,18 d. 30,46
b. 27,50 e. 31,88
c. 29,14
Pembahasan : TB 1,55 x 1,55 = 2,40
70 kg/2,40 = 29,14
Jadi IMT 29,14
Sumber: https://www.google.com/search?
q=menghitung+indeks+massa+tubuh&oq=menghitung+indek&aqs=chrome.0.0i512l2j69i57j
0i512l7.7629j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai