Anda di halaman 1dari 5

Nama: Aida Farah

NIM: 2004015128
PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI
HIPERTENSI
A. Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit umum yang secara sederhana didefinisikan sebagai tekanan
darah arteri (Blood Preasure) yang terus meningkat. Nilai tekanan darah dapat meningkat
seiring bertambahnya usia sehingga hipertensi sangat umum terjadi pada pasien dengan
usia tua. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran diklinik maupun di fasilitas layanan kesehatan.

B. Patofisiologi Hipertensi
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini
dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab seperti beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya
seperti kegemukan, gaya hidup yang tidak baik, stress, kehamilan, dan konsumsi alcohol
serta garam dalam makanan.

C. Klasifikasi Hipertensi
Menurut consensus penatalaksanaan Hipertensi Tahun 2021, Hipertensi digolongkan
sesuai tabel dibawah ini
Klasifikasi TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <130 dan 85
Normal-Tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi 140-159 dan/atau 90-99
derajat 1
Hipertensi ≥160 dan/atau ≥ 100
derajat 2
Penderita hipertensi dengan kategori normal tinggi adalah mereka yang diharapkan dapat
mendapatkan manfaat dari perubahan gaya hidup sedangkan pada penderita Hipertensi
derajat 1 dan 2 sebaiknya mendapatkan tatalaksana farmakologis yang sesuai.

D. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Intervensi Pola Hidup
Pola hidup sehat dapat mencegah atau memperlambat resiko hipertensi dan dapat
mengurangi resiko kardiovaskular. Pola hidup sehat juga dapat memperlambat
ataupun mencegah kebutuhan terapi obat pada hipertensi derajat 1. Pola hidup sehat
telah terbukti menurunkan tekanan darah yaitu pembatasan konsumsi garam dan
alkohol, peningkatan konsumsi sayuran dan buah, penurunan berat badan dan
menjaga berat badan ideal, aktivitas fisik teratur, serta menghindari rokok.
b. Target Pengobatan Hipertensi
Target penurunan tekanan darah yang telah disepakati minimal 20/10 mmHg, dengan
idealnya sebesar <140/90 mmHg. Dengan nilai optimal tekanan darah pasien umur <
65 Tahun adalah <130/80 mmHg jika dapat ditoleransi dan <140/90 mmHg untuk
pasien dengan umur > 65 tahun jika dapat di toleransi, pertimbangkan target tekanan
darah secara individual dalam konteks kerentanan pasien dan toleransi terhadap tata
laksana

c. Terapi Obat Hipertensi


Terdapat lima golongan obat antihipertensi utama yang rutin a di rekomendasikan
yaitu: ACE inhibitor, Angiostensin Receptor Blocker, Beta Blocker, Calcium Channel
Blocker, dan diuretic.
a. Diuretik
a) Mekanisme Kerja:
menghambat kotrensporter Na+ dan Cl sehingga menghambat reabsorbi Na +
atau Cl dan dapat meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl -, K+ dan H2O
b) Kontraindikasi:
Tidak Dianjurkan pada pasien dengan penyakit Gout, Ibu hamil,
Hiperkalsemia, Hipokalsemia, sindrom metabolic, dan Intoleransi Glukosa.
c) Efek Samping:
Sering berkemih, hiperglikemia, hiperlipidemia, hiperurisemia, disfungsi
seksual
d) Contoh obat:
OBAT DOSIS FREKUENSI PER
(mg/hari) HARI
Hidroklorothiazid 25-50 1 (Pagi Hari)
Indapamide 1,25-2,5 1 (Pagi Hari)
Furosemid 20-80 2 (Pagi Hari) Lini
kedua

b. ACE Inhibitor
a) Mekanisme Kerja:
Menghambat ACE dan menurunkan Angiotensin II sehingga menyebabkan
Vasodilatasi, penurunan aktivitas simpatis, penurunan sekresi aldosteron,
penurunan reabsorbsi Na+ Cl- dan retensi K+ dan H2O dan memberikan
penurunan Tekanan Darah.
b) Kontraindikasi:
Tidak dianjurkan pada pasien hamil, asma, batuk kroni, alergi, penyakit ginjal
(renal stenosis), Hiperkalemia (Kalium > 5,5 meq/L)
c) Efek Samping:
Batuk, hiperkalemia
d) Contoh Obat:
OBAT DOSIS FREKUENSI PER
(mg/hari) HARI
Captopril 12,5-150 2 atau 3
Enalapril 5-40 1 atau 2
Lisinopril 10-40 1
Ramipril 2,5-10 1 atau 2
Perindopril 5-10 1

c. Angiostensin Receptor Blocker (ARB)


a) Mekanisme Kerja
Menghambat ikatan antara angiotensin II dengan reseptornya (Reseptor AT1)
menyebabkan Vasodilatasi, penurunan aktivitas simpatis, penurunan sekresi
aldosteron, penurunan reabsorbsi Na+ Cl- dan retensi K+ dan H2O hinga
mampu menurunkan Tekanan Darah
b) Kontraindikasi
Tidak dianjurkan pada pasien hamil, asma, batuk kroni, alergi, penyakit ginjal
(renal stenosis), Hiperkalemia (Kalium > 5,5 meq/L).
c) Efek samping
Sakit kepala, nausea, diare, dizzines, back pain
d) Contoh Obat
OBAT DOSIS Frekuensi per Hari
(mg/hari)
Candesartan 8-32 1
Eprosartan 600-800 1 atau 2
Irbesartan 150-300 1
Losartan 50-100 1 atau 2
Olmesartan 20-40 1
Talmisartan 20-80 1
Valsartan 80-320 1

d. Calcium Channel Blocker (Dihidropiridin)


a) Mekanisme Kerja
Obat menghambat kanal Ca Tipe L di otot polos pembuluh darah
menyebabkan vasodilatasi sehingga memberikan efek penurunan TD
b) Kontraindikasi
Tidak Dianjurkan pada pasien dengan penyakit takiaritmia dan gagal jantung.
c) Efek Samping
Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)
d) Contoh Obat
OBAT DOSIS PREKUENSI PER
(mg/hari) HARI
Amlodipin 2,5-10 1
Felodipin 5-10 1
Nifedipin GITS 20-60 1
Lercanidipin 10-20 1
e. Calcium Channel Blocker (Nondihidropiridin)
a) Mekanisme Kerja
menghambat kanal Ca Tipe T di nodus SA (pace maker) menyebabkan otot
jantung mengalami penurunan kontraktilitas hingga menyebabkan penurunan
CO dan memberikan efek Penurunan Tekanan Darah.
b) Kontraindikasi
Tidak Dianjurkan pada pasien dengan Riwayat bradikardia (denyut jantung
<60 kali per menit)
c) Efek Samping
Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)
d) Contoh Obat
OBAT DOSIS PREKUENSI PER
(mg/hari) HARI
Diltiazem SR 180-360 1
Diltiazem CD 100-200 1
Verapamil 120-480 1 atau 2

f. Beta Bloker
a) Mekansime Kerja
Adenergic neuron melepaskan Epinefrin/norepinefrin dan sampai ke sel otot
polos pembuluh darah dan sel nodus SA jantung penurunan kontranksi otot
jantung sehingga menyebabkan penurunan TD
b) Kontraindikasi
Pheripheral Vascular Disease
c) Efek samping
Lemas, bronkospasme, hiperglikemia, disfungsi seksual
d) Contoh obat
OBAT DOSIS FREKUENSI PER
HARI
Atenolol 25-100 1
Bisoprolol 2,5-10 1
Metoprolol 100-400 2

E. Strategi Terapi Obat Untuk Hipertensi


a) Dari keseluruhan obat anti hipertensi, penghambat ACE, ARB, penyekat beta,
CCB dan diuretik mampu menurunkan TD dan kejadian kardiovaskular secara
efektif, sehingga di gunakan sebagai prinsip dasar terapi anti hipertensi.
b) Direkomendasikan terapi kombinasi sebagai terapi awal hipertensi. Kombinasi
yang di anjurkan adalah ACEi atau ARB dengan CCB atau diuretic
c) Direkomendasikan kombinasi beta bloker dengan obat golongan lainnya sesuai
dengan kondisi klinis pasien seperti pasca infark miokard akut, gagal jantung, atau
untuk kontrol denyut jantung.
F. Tatalaksana Hipertensi Dalam Kehamilan
a) Pemberian magnesium sulfat secara intravena direkomendasikan untuk mencegah
eclampsia dan kejang. Nicardipin intravena terbukti aman dan efektif untuk
mengobati pre-eklampsia berat. Pre-eklampsia sendiri merupakan kondisi yang di
alami ibu hamil setelah usia kehamilan 20 minggu yang dapat menyebabkan
komplikasi serius.
b) Ibu dengan hipertensi gestasional (kondisi ketika tekanan darah meningkat setelah
usia kehamilan 20 minggu), hipertensi kronik dengan superimposed hipertensi
gestasional, atau dengan hipertensi kelainan organ, direkomendasikan pilihan obat
metildopa, labetalol, dan Calsium Channal blocker bila tekanan darahnya
≥140 atau ≥ 90 mmHg.
c) Obat Angiostensin Converting Enzim Inhibitor, Angiostensin receptor blocker
tidak direkomendasikan selama kehamilan.
d) Pada kasus hipertensi berat (TD 160-180 mmHg / > 110 mmHg direkomendasikan
obat labetalol intravena, metildopa oral, atau nifedipine

Anda mungkin juga menyukai