Anda di halaman 1dari 26

Tutorial Klinik

HIPERTENSI
Pembimbing : dr. Hascaryo Nugroho, Sp, PD

INSYIRAH PRABAWATI
1620221215
DEFINISI
• Peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis.
• Berdasarakan klasifikasi JNC VII, hipertensi dapat
dikelompokkan menjadi prehipertensi, hipertensi derajat 1,
hipertensi derajat 2.
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi JNC VII
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertesi 120-139 Atau 80-90
Hipertensi Derajat 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

• Hipertensi sistolik terisolasi : TD sistolik ≥ 140 mmHg, tetapi TD


diastolik <90 mmHg. Kondisi ini bbiasanya ditemui pada usia
lanjut
Klasifikasi
• Berdasarakan etiologinya dibagi menjadi
1. Hipertensi primer/esensial : adalah
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(80-95%)
2. Hipertensi sekunder : akibat suatu penyakit
atau kelainan yang mendasari, seperti :
stenosis arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme,
dsb
Epidemiologi
• Sampai saat ini prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia
berkisar 5-10 % tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit
jantung hipertensi berkisar 14.3 % dan meningkat menjadi 39
% pada tahun 1985.
• Hipertensi primer : 80-95 %
• Hipertensi sekunder : 6 %, tetapi dipusat rujukan tercatat
sebanyak 35 %
Faktor Resiko
• Merokok
• Obesitas
• Kurangnya aktivitas fisik
• Dislipidemia
• DM
• Mikroalbuminuria atau LFG <60 ml/menit
• Umur laki-laki > 55 th dan perempuan > 65 th
• Pasien yang memiliki riew prehipertensi memiliki
2x resiko menjadi hipertensi.
Patogenesis
• Hipertensi adalah penyakit multifaktorial.
Berbagai mekanisme yang berperan dalam
peningkatan TD :
1. Mekanisme neural : stress, aktivasi simpatis,
variasi diurnal
2. Mekanisme renal : asupan natrium yang
tinggidengan retensi cairan
3. Mekanisme vaskular : disfungsi endotel, radikal
bebas, remodelling pembuluh darah
4. Mekanisme hormonal : sistem renin, angiotensi,
aldosteron
Kerusakan Organ Target
• Hipertensi dapat merusak organ tubuh secara
langsung maupun tidak langsung, antara lain
1. Jantung : hipertrovi vetrikel kiri, angina atau
infark miokard, gagal jantung
2. Otak : stroke atau transient ischemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
Diagnosis Hipertensi
• Anamnesis : kebanyakan penderitanya
asimptomatik, gejala pada beberapa pasien
diantaranya sakit kepala, berputar, penglihatan
kabur.
– Yang menunjang kecurigaan ke HT sekunder :
penggunaan obat (kontrasepsi hormonal,
kortikosteroid, dekongestan, OAINS), sakit kepala
paroksismal, berkeringat, atau takikardi
(feokromositoma), riw. Penyakit ginjal sebelumnya
– Faktor resiko : merokok, obesitas, inaktivitas fisik,
dislipidemia, DM, mikroalbuminuria, LFG <60 ml/mnt,
riw keluarga dengan HT
Diagnosis Hipertensi
• Pem. Fisik :
– TD : ≥ 140/90 pada dua atau lebih kali kunjungan ke
dokter.
– untuk orang usia lanjut, diabetes dan kondisi dimana
diperkirakan ada hipotensi ortostatik dapat diukur TD
dalam posisi berdiri.
– Pengukuran tekanan darah 24 jam (Ambulatory Blood
Pressure Monitoring/AMBP) : hipertensi borderline,
episodik, hipertensi white coat, disfugsi saraf otonom,
sebagai evaluasi pengobatan hipertensi, hipertensi
sekunder, kemungkinan hipotensi pada pemberian
antihipertensi.
Diagnosis Hipertensi
• Pem. Penunjang :
 Px lab : DL, Ur, Cr, Gula Darah, Lemak Darah,
elektrolit, kalsium, asam urat, urnalisis
 Elektrokardigram
 Kecurigaan hipertensi sekunder :
hipertiroidisme/hipotiroidisme (TSH, FT4,FT3),
hiperparatiroidisme (PTH, Ca),
Hiperaldosteronisme ( aldosteron plasma, renin
plasma, CT-Scan Abdomen, kadar Na+ meningkat,
K+ menurun, alkalosis metabolik)
Diagnosis Hipertensi
• Pem. Penunjang :
– Feokromositoma : kadar metanefrin, CT-Scan/MRI
Abdomen
– Sindrom Cushing : kortisol urin 24 jam
– Hipertensi renovaskular : CT-Angigrafi arteri
renalis, USG Ginjal, Doppler Sonografi
Tatalaksana
• Tujuan :
1. Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk
penderita beresiko ( DM, gagal ginjal
proteinuria) < 130/80 mmHg.
2. Pernurunan mordibitas dan mortalitas
penyakit kardiovaskuler
3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria
Tatalaksana
• Tatalaksana diawali dengan modifikasi gaya
hidup, namun penggunaan antihipertensi
dapat langsung dipergunakan untuk hiertensi
derajat 1 dengan penyerta dan hipertensi
derajat 2.
• Penggunaan antihipertensi harus tetap
didampingi dengan modifikasi gaya hidup
1. Modifikasi Gaya Hidup
• Penurunan BB : target IMT 18.5-22.9 Kg/m2
• Diet : menurut DASH (Dietary Approaches to Sto
Hypertension) mencakup seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, serta prodk susu rendahlemak
jenuh/total
• Penurunan asupan garam, mengkonsumsi NaCl <
6g/hr
• Aktivitas fisik : targetnya dalah 30 menit/hari,
dilakukan minimal 3 hari seminggu
• Pembatasan konsumsi alkohol
2. Terapi Medikamentosa
• Menurut NICE 2013 (National Institute for
Health and Care 2013)
• A : penghambat ACE/ARB
• C : CCB
• D : Diuretik (Tiazid)
2. Terapi Medikamentosa
• Khusus pasien dengan kehamilan :
– Methildopa : 250-1000 mg PO
– Labetolol : 100-200 mg
– Nifedipinoros : 30-60 mg
Algoritma Talak HT
JNC 8, 2014
Beberapa jenis Antihipertensi Oral
Kelas Subkelas Contoh Obat Dosis per hari Efek samping
obat (frek dosis
harian)
Diuretik Tiazid Hidroklortiazid 12.5 – 50 mg (1) Hipokalemia,
(HCT) hiperuresemia,
Klortalidon 12.5-25 mg (1) peningkatan
kolesterol dan TG
Loop diuretik Furosemid 20-80 mg (2) Hipokalemi,hipou
resemi
Diuretik hemat kalium Amilorid 5-10 mg (1-2) Hiperkalemia,
ginekomastia
Penyekat Propanolol 40-160 mg (2) Bronkospasme,
β Atenolol 25-100 mg (1) bradikardia, blok
bisoprolol 2.5-10 mg (1) jantung, rasa
lelah,
peningkatan
trigliserida
Pengha Captopril 25-100 mg (2) Batuk-batuk
mbat Ramipril 2.5-20 mg (1) hiperkalemia,
ACE Lisinopril 2.5-10 mg (1) azotemia,
angioedema
Beberapa jenis Antihipertensi Oral
Kelas Obat Subkelas Contoh Obat Dosis/hari Efek samping
(frekuensi dosis
harian)
ARB Valsartan 80-320 mg (1-2) Hiperkalemia,
Irbensartan 150-300 mg (1) azotemia
Losartan 25-100 mg (1-2)
CCB Nondihidropiridin Verapamil 120 -360 mg (1) Edema, konstipasi
Daitilazem 120-540 mg (1)
Dihidropiridin Amlodipin 2.5 mg-10 mg (1) Edema, konstipasi,
Nifedipin 30-60 mg (1) bradikardia, blok
jantung
Agonis α Klonidin 0.1-0.8 mg (2) Mulut kering, pusing,
central sedasi ringan,
kelelahan, depresi,
edema
Reserpin 0.1-0.25 mg (1) angina, bradikardia
sinkop, depresi,
mimpi buruk
Anatagonis Spironolakto 25-50 mg (1) Hiperkalemia,
aldosteron n ginekomastia,
hiponatremia, ruam
Pemilihan Obat pada Kondisi Tertentu
Tabel kontraindikasi Pendesak dan dapat dipertimbangkan dalam Penggunaan Antihipertensi

Kelas obat Mendesak Pertimbangkan


Diuretik Gout Sindrom metabolik
(tiazid) Intoleransi glukosa
Kehamilan
Hiperkalsemia
hipokalemia
Penyekat β Asma Sindrom metabolik
Blok nodus AV (Grade 2 dan 3) Intoleransi glukosa
Pasien aktif secara fisik/atlet
PPOK
Penghambat Kehamilan Perempuan usia subur
ACE Edema angioneurotik
Hiperkalemia
Stenosis arteri renalis bilateral
CCB Takiaritmia
(Dihidropiridin) Gagal jantung

CCB Blok nodus AV gr 2 dan 3


(Nondihidropiri Disfungsi ventrikel liri berat
din) Gagal jantung
Tabel kontraindikasi Pendesak dan dapat dipertimbangkan dalam Penggunaan Antihipertensi
Kelas obat Mendesak Pertimbangkan
ARB Kehamilan Perempuan usia subur
Hiperkalemia
Stenosis arteri renalis bilateral

Agonis Gagal ginjal akut atau berat


aldosterone hiperkalemia
Komplikasi
• Berdasarkan target organ :
1. Serebrovaskular : stroke, transient ischemic
attacks, demensia vascular
2. Mata : retinopati hipertensif
3. Kardiovaskular : penyakit jantung hipertensif,
disfungsi atau hipertrofi ventrikel kiri, penyakit
jantung koroner
4. Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria,
penyakit ginjal kronis
5. Arteri perifer : klaudikasio intermiten.

Anda mungkin juga menyukai