KEDOKTERAN KELUARGA
Pembimbing
dr. Suharto, M.Kes
Disusun Oleh:
Insyirah Prabawati 1620221215
Yuliawitri 1620221205
Pada tahun 2004 WHO memperkirakan setiap tahunnya muncul 115 orang
penderita tuberkulosis paru menular (BTA positif) pada setiap 100.000
penduduk. Saat ini Indonesia masih menduduki urutan ke-2 di dunia untuk
jumlah kasus TB setelah India dan China
TUJUAN
Umum
Khusus
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 2015, insiden kasus baru TB paru, termasuk HIV dengan TB, adalah 395 per
100.000 populasi. Insiden meningkat seiring dengan meningkatnya usia, dimana laki-laki
lebih banyak terkena dibanding wanita. Angka kematian atau mortalitas TB adalah 40 per
100.000 populasi.
Faktor Resiko
• Kebiasaan dan paparan
• Status nutrisi
• Penyakit sistemik,
Faktor Host • Immunocompromisd
Keluhan Utama :
Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemah, letih, lesu dan cepat lelah serta
keringat di malam hari. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan yang
drastis yaitu sebanyak 10 kilogram selama 3 bulan terakhir. Keluhan ini disertai
dengan penurunan nafsu makan dan badan terasa lelah dan lemas terus menerus.
Pasien tidak mengakui adanya demam. Keluhan nyeri dada disangkal. Keluhan
kaki bengkak disangkal. Keluhan muntah darah disangkal. BAB dan BAK lancar
dan tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum berobat ke puskesmas pasien belum pernah
mengkonsumsi obat yang diminum selama 6 bulan ataupun obat
yang membuat kencing berwarna merah, pasien hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang dibelinya di warung untuk
mengurangi keluhannya, namun meski telah mengkonsumsi
obat-obatan pasien tidak merasakan adanya perubahan pada
keluhannya. Pasien tinggal dengan suami dan anak-anaknya
yang berusia 21 dan 18 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu
deformitas
Tidak terdapat Cor
hematom. atau
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak tampak ictus
cordis.
tidak
Wajahterdapat
simetris,oedem
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea mid clavicularis kiri ICS V
(-/-),
Konjungtiva
Sklera anemis
ikterik
Auskultasi : Bunyi jantung S1=S2, reguler, murmur (-), gallop (-).
(-/-).
(+/+),
Pupil isokor, RCL
RCTL (+/+).
Pulmo
Inspeksi : pergerakan dada simetris, tidak ada sisi yang tertinggal.
Palpasi : Apex vokal fremitus sinistra = dextra
Basal vokal fremitus sinistra = dextra
Perkusi : sonor pada kedua lapang pulmo
Auskultasi : Ronkhi +/+, vesikuler melemah +/+, Wheezing -/-,
Abdomen :
Inspeksi : Datar.
Auskultasi : Bising Usus (+) normal.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, pekak hepar (+).
Ekstremitas :
Edema (-/-/-/-).
Sianosis (-/-/-/-).
Akral hangat.
Capillary refill time < 2 detik.
Pemeriksaan Penunjang
Sputum BTA :
Sewaktu : Positif
Pagi : Positif
Diagnosa Kerja
Tuberculosis Paru BTA Positif
Penatalaksanaan
Medikamentosa
FDC(Fixed Dose Combination) kategori 1
Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Sering memakai masker
- Etika batuk dan bersin yang benar
- Menjaga pola makan sehat
- Ventilasi udara yang sehat
- Edukasi mengenai tuberculosis paru
Kunjungan Rumah
Kondisi Pasien
Pada saat kunjungan rumah kondisi pasien dalam keadaan baik..
Keadaan Rumah
Lokasi : Sriwedari, Muntilan, Kabupaten Magelang
Kondisi rumah : Rumah pasien terletak di lingkungan pedesaan. Rumah permanen satu lantai.
Luas : 80 m2
Jendela rumah : Hanya terdapat di ruang tamu sedangkan di kamar pasien tidak terdapat jendela. Ventilasi
hanya terdapat di ruang tamu, namun di kamar tidak terdapat ventilasi.
Pencahayaan : Kurang baik, saat siang jika ingin membaca buku harus menghidupkan lampu.
Kebersihan dan tata letak ruang : Tidak ada sampah yang bertebaran dan barang-barang terletak rapih. Rumah terdiri
dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dengan WC, 1 ruang keluarga dan dapur
Sanitasi dasar : Sumber air pasien menggunakan sumur gali, limbah rumah tangga dialirkan ke parit, untuk sampah
dapur sebagian dibakar.
Halaman rumah : Halaman rumah pasien kurang luas dan tidak ditanami tanaman
Keterangan:
: Fungsional (hubungan dekat)
: Disfungsional
: Saling acuh tak acuh
APGAR
Klasifikasi :
Skor 8-10 : Fungsi
keluarga sehat
Skor 4-7 : Fungsi
keluarga kurang sehat
Skor 0-3 : Fungsi
keluarga tidak sehat
Kesimpulan : Skor total
10, fungsi keluarga sehat
FAMILY
Komponen Sumber daya Patologis
SCREEM
ruang makan atau di ruang tamu
untuk berbagi cerita atau
berdiskusi.
FAMILY 1995
1998
20 tahun
23 tahun
Menikah
Ketidakstabilan emosi
Aspek Resiko Eksternal Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari
keluarga ialah adanya dukungan dari suami dan anak dalam
mengupayakan agar pasien mengonsumsi pola makan gizi
seimbang, dan memberitahu agar pasien rutin minum obat
serta kontrol ke puskesmas.
3. Lingkungan Rumah :
- Ventilasi dan pencahayaan alamiah · Edukasi untuk membuka jendela pada
rumah kurang siang hari lebar-lebar (bila tidak
hujan).
- Jendela banyak debu · Edukasi untuk membersihkan jendela
rumah.
Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tanggal Kegiatan Keluarga yang Hasil Kegiatan
Terlibat
16 Februari Edukasi mengenai penyakit Pasien, Suami, dan Pasien, Suami, dan
2019 tuberkulosis yang meliputi, faktor Anak Anak memahami
risiko, tanda dan gejala, cara penjelasan yang
penularan, rencana pengobatan , diberikan
komplikasi dan pencegahan
17 Februari Edukasi mengenai perilaku hidup sehat Pasien, Suami, dan Pasien, Suami, dan
2019 diantaranya adalah menjaga pola Anak Anak pasien
makan, rutin berolah raga, memahami
menghindari stress, dan membuka perilaku hidup
jendela rumah setiap hari agar matahari sehat
masuk.
Kesimpulan Pembinaan Keluarga
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 16 Februari 2019 pada pukul 15.00 WIB.
Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut
Tingkat pemahaman : Pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan cukup baik
Hasil Pemeriksaan :
Keadaan Umum : Baik
Keluhan : Tidak ada
TTV : Tekanan darah 120/80 mmHg
Faktor pendukung :
Pasien dan keluarga dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan dengan baik
Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan pasien sangat baik, sehinggga keluarga
sangat kooperatif untuk membantu pasien untuk meminum obat.
Faktor penyulit :
Kurangnya pengetahuan mengenai cara minum obat dan penularan penyakit
Indikator keberhasilan :
Pengetahuan meningkat mengenai penyakit tuberkulosis sehingga dapat mencegah penularan
tuberkulosis ke orang terdekat atau sekitar pasien.
Kesadaran pasien untuk meminum obat secara teratur dan berobat ke fasilitas kesehatan
Kesadaran pasien untuk hidup sehat dengan menjaga pola hidup sehat
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat dari kunjungan rumah Ny. P di
Dusun Ngetos, Desa Sriwedari, Muntilan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah didapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan Ny. P yaitu terdiri dari faktor
genetik, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor
pelayanan kesehatan. Faktor perilaku yaitu kurangnya
kesadaran dalam membuka ventilasi di rumah setiap hari dan
tidak memakai masker. Keluarga pasien memiliki peranan
penting dalam penyembuhan penyakit pasien dalam hal
pengawasan minum obat dan pola makan gizi seimbang. Peran
keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
peningkatan pengetahuan mengenai tuberculosis.
TERIMAKASIH
SARAN
Kepada Pasien
Memiliki persediaan obat serta rajin untuk kontrol ke puskesmas.
Kepada Keluarga Pasien
Melakukan pengawasan minum obat
Kepada Tenaga Kesehatan
Melakukan pendekatan keluarga dalam menangani kasus tuberculosis.
Melakukan edukasi serta penyuluhan terhadap warga desa mengenai
tuberculosis berguna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar
lebih sigap dalam pengenalan gejala dini dan pengobatan dan mencegah
terjadinya penularan penyakit tuberculosis yang lebih luas.