Anda di halaman 1dari 34

Diagnosis Nefropati Diabetika berdasarkan adanya:

1. DM
2. Retinopati Diabetik
3. albuminuria menetap (> 300 mg/24 jam atau
>200)
Nephrifis Interstisial
Nephrosclerosis
Renal Artery Stenosis
Renal Vein Trombosis
Renovascular Hypertension
ditemukannya protein atau albumin dalam
urin (300 mg/dl)
penurunan GFR (12,5 <15 )
Hipertensi grade II (180/100)
adanya riwayat diabetes mellitus yang lama
disertai dengan
Anamnesis
Dari anamnesis kita dapatkan gejala-gejala khas
maupun keluhan tidak khas dari gejala penyakit
Penderita merasakan pusing
nafsu makan menurun
mual dan muntah
Pandangan mata kabur
Riwayat hipertensi (+)
• hipertensi dan diabetik nefropati merupakan dua hal
yang memiliki hubungan timbal balik,
• Hipertensi pada nefropati diabetik disebabkan
karena keterlibatan sistem renin angiotensin.
Mekanisme patologi yang menyebabkan angiotensin
II menyebabkan nefropati diabetik tidak terlalu jelas.
• efek hemodinamik yaitu dengan meningkatkan
tekanan darah sistemik dan glomerulus,
menyebabkan proteinuria, dan vasokonstriksi ginjal,
angiotensin II juga merangsang proliferasi sel,
hipertropi, ekspansi matriks dan sintesis sitokin
terutama TGFß.
Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi esensial biasanya muncul pada pasien
yang berusia antara 25-55 tahun
Patogenesis multifaktorial
Hipertensi sekunder
 berhubungan dengan renal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
 berhubungan dengan endokrin :
 Adrenal = - aldosteronism
- cushinf sindrom
- adrenogenital syndrom
- feokromositoma
 berhubungan dengan obat : kontrasepsi oral dan
simpatomimetik
 berhubungan dengan kehamilan : pre-eklamsia,
eklamsia
 Coarctatio aorta
 Kelainan SSP : ↑ TIK, tumor otak, GBS
Keadaan dimana eritrosit dan atau Hb tidak
berfungsi, untuk O2 tubuh, penurunan
normal kadar Hb, eritrosit, dan Ht ( PRC )
Klasifikasi Anemia berdasarkan morfologi
eritrosit
A. Anemia Hipokromik Mikrositer
Anemia dengan MCV < 80 fl, MCH < 27 pg
1. Anemia defisiensi besi
2. Thalasemia
3. Anemia akibat penyakit kronik
4. Anemia sideroblstik
Anemia dengan MCV 80-95 fl, MCH 27-34 pg)
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia aplastik-hipoplastik
3. Anemia hemolitik
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia mieloplastik
6. Anemia GGK
7. Anemia pada mielofibrosis
8. Anemia pada sindrom mielodisplasia
9. Anemia leukimia akut
anemia dengan MCV >95 fl
1. megaloblastik
 Anemia defisiensi folat
 Anemia defisiensi vit . 12
2. non megaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronik
• Anemia pada hipotiroid
• Anemia pada sindrom mielodisplastik
 Pengaruh lingkungan
 Defisiensi zat-zat gizi
Resistensi  Intake kalori yang
Pengaruh genetik Insulin berlebihan
 Aktivitas fisik rendah

Hyperinsulinemia

Peningkatan Penurunan
Peningkatan Peningkatan Intoleransi Peningkatan Peningkatan
kolesterol kolesterol glukosa
Trygliserida asam urat lipogenesis tekanan darah
LDL HDL

Aterosklerosis Gout Diabetes Obesitas Hipertensi

Sindroma metabolik
Klaster metabolik baik lipid atau non lipid yang
sebagai satu kesatuan membuat individu
cenderung untuk menderita penyakit koroner
Faktornya utamanya : obesitas, IGT, dislipidemia, ( TG
↑, HDL ↓, TD ↑)
Dengan dasar : resistensi insulin
ATPIII  suatu kondisi yang menyebabkan
aterosklerosis dan meningkatkan resiko
cardiovaskuler melalui agregasi metabolik
Kriteria :
Lingkar perut :
Laki-laki ≥102 cm, perempuan ≥ 88 cm
TG ≥ 150 mg/dl
HDL kolestrol :
laki-laki < 40 mg/dl
Perempuan < 50 mg/dl
TD ≥ 130/85 mmhg
GDP ≥ 110 mg/dl
Genetik Culture Lingkungan

Kelebihan kalori
overweight/obesitas

Respon insulin
inadekuat Hiperinsulin kompensasi

DM tipe II
Insulin resistance
syndrome
mikroangopati makroangopati

-Retinopati -Hipertensi
-- nefropati CVD -Stroke
- neuropati
Jumlah = bb (kg) x 6 x (Hb normal- Hb tercatat)
= 62 x 6 x (12-6,6)

= 62 x 6 x 5,4
= 2008,8
Jadi jumlah kolf yg diperlukan adalah
2008/500 = 4 kolf
- Kurangi BB
Modifikasi gaya hidup
- aktivitas fisik
teratur
Target TD tidak tercapai <140/90 mmhg - hindari minuman
<130/80  pasien DM / GGK beralkohol
- kurangi asupan
Pemilihan obat awal garam

Tanpa indikasi mendesak Dengan indikasi mendesak

HT grade I HT grade II - obat-obat untuk indikasi


-TD sistol 140-159 mendesak
-TD sistol ≥160
-Diastolik 90-99
-Diastolik ≥ 100 - -obat hipertensi lain =
-- diuretik, tiazid,
-Pertimbankan
-- kombinasi 2 diuretik, ACEI, ARB, BB,
obat (diuretik, CCB, jika diperlukan
ACEI, ARB, BB,
tiazid, ACEI, ARB,
CCB atau
BB, CCB )
kombinasi

Target tidak tercapai


-Optimalkan dosis/beri obat-obat tambahan
hingga target TD darah tercapai
-- pertimbangkan konsultasi dr Sp>PD
Diuretik
simpatolitik
Beta-bloker
Vasodilator
ACE-Inhibitor
Antagonis kalsium
Penghambat reseptor angiotensin II
Tiazid & derivatnya: menghambat transport
bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal,
sehingga eksresi Na dan Cl meningkat
Loop diuretics: bekerja di ansa Henle asenden
bagian epitel tebal dengan menghambat
kotransport Na, K, Cl dan menghambat
resorpsi air dan elektrolit
Diuretik hemat kalium: penggunaannya
terutama untuk dikombinasi dengan diuretik
lain untuk mencegah hipokalemia
Obat Dosis (mg) Pemberian sediaan
a. Tiazid & derivatnya
Hidrokorotiazid 12,5 – 25 1 x sehari Tab 25 dan 50 mg
Klortalidon 12,5 – 25 1 x sehari Tab 50 mg
Indapamid 1,25 – 2,5 1 x sehari Tab 2,5 mg
Bendroflumetiazid 2,5 – 5 1 x sehari Tab 5 mg
Metolazon 2,5 – 5 1 x sehari Tab 2,5 ; 5 ; 10 mg
Metolazon rapid acting 0,5 – 1 1 x sehari Tab 0,5 mg
Xipamid 10 – 20 1 x sehari Tab 2,5 mg
b. Loop diuretics
Furosemid 20 – 80 2 – 3 x sehari Tab 40 mg, amp 20 mg
Torsemid 2,5 – 10 1 – 2 x sehari Tab 5, 10, 20, 100 mg; ampul 10 mg/ml
(2 dan 5 ml)
Bumetanid 0,5 – 4 2 – 3 x sehari Tab 0,5 ; 1; 2 mg
As. etakrinat 25 – 100 2 – 3 x sehari Tab 25 dan 50 mg
c. Diuretik hemat kalium
Amilorid 5 – 10 1 – 2 x sehari
Spironolakton 25 – 100 1 x sehari Tab 25 ; 100 mg
Triamteren 25 – 300 1 x sehari Tab 50 ; 100 mg
1. β-blocker
mekanisme penurunan TD akibat pemberian β-blocker:
 penurunan frekuensi denyut jantung dan
kontraktilitas jantung sehingga menurunkan curah
jantung
 hambatan sekresi renin di sel – sel juxtaglomeruler
ginjan dengan akibat penuruna produksi angiotensin
II
 efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf
simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor,
perubahan aktivitas neuron adrenergik perifer dan
peningkatan biosintesis prostasiklin.
Dosis awal (mg/hari) Dosis maksimal (mg/hari) Frekuensi pemberian Sediaan
Kardioselektif
Asebutolol 200 800 1–2x Cap 200 mg ; tab 400 mg
Atenolol 25 100 1x Tab 50 ; 100 mg
Bisoprolol 2,5 10 1x Tab 5 mg
Metoprolol
 biasa 50 200 1–2x Tab 50 ; 100 mg
 lepas lambat 100 200 1x Tab 100 mg
Nonselektif
Alprenolol 100 200 2x Tab 50 mg
Karteolol 2,5 10 2–3x Tab 5 mg
Nadolol 20 160 1x Tab 40 ; 80 mg
Oksprenolol
 biasa 80 320 2x Tab 40 ; 80 mg
 lepas lambat 80 320 1x Tab 80 ; 160 mg
Pindolol 5 40 2x Tab 5 ; 10 mg
Propanolol 40 160 2–3x Tab 10 ; 40 mg
Timolol 20 40 2x Tab 10 ; 20 mg
Karvediolol 12,5 50 1x Tab 25 mg
Labetalol 100 300 2x Tab 100 mg
hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula
sehingga menurunkan tahana perifer, selain itu, venodilatasi
menyebabkan aliran venous return berkurang sehingga curah jantung
berkurang juga.
Obat Dosis awal (mg/hari) Dosis maksimal (mg/hari) Frekuensi pemberian Sediaan
Prazosin 0,5 4 1-2 x Tab 1 & 2 mg
Terazosin 1-2 4 1x Tab 1 & 2 mg
Bunazosin 1-5 3 3x Tab 0,5 & 1 mg
Doksazosin 1-2 4 1x Tab 1 & 2 mg
Obat Mekanisme kerja Dosis awal Dosis Pemberian
(mg/hari) maksimal
Metildopa Stimulasi reseptor α2 di 125 3g 2x
sentral sehingga
mengurangi sinyal
simpatis ke perifer,
menurunkan tahanan
vaskuler, tanpa
mempengaruhi frekuensi
dan curah jantung
Klonidin Bekerja pd reseptor α2 di 0,075 0,6 mg/hari 2x
SSP dengan efek
penurunan simpathetic
outflow. Efen
hipotensifnya tjd karena
penurunan tahanan perifer
dan curah jantung
Guanfasin dan Sifat farmakologiknya
guanabenz mirip dengan klonidin,
dosis pemberian 0,5-3
mg/hari sebaiknya
diberikan sebelum tidur
Pemberian reserpin menyebabkan penurunan curah
jantung dan tahanan perifer.
Dosis harian dimulai dengan 0,05 mg 1 x sehari
bersama diuretik dan jangan melebihi 0,25 mh/hari
5. penghambat ganglion
(trimethaphan).
Tripetafan Obat ini diberikan secara intravena
dengan dosis 0,3 – 5 mg/menit. Efek hipotensi tjd
dlm 3-5 menit, menghilang 15 menit setelah
penghentian tetesan infus.
Hidralazin, bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol.
Hidralazin digunakan sebagai obat kedua/ketiga setelah
diuretik dan β-blocker. Dosis pemberian oral 25-100 mg 2 x
sehari. Untuk hipertensi darurat dapat digunakan secara i.m.
atau i.v. dengan dosis 20-40 mg. Dosis maksimal 200 mg/hari.
Minoksidil, bekerja dengan membuka kanal kalium sensitif
ATP menyebabkan effluks kalium dan hiperpolarisasi
membran yang diikuti dengan relaksasi otot polos pembuluh
darah dan vasodilatasi. Dosis awal 1,25 mg 1-2 x sehari dosis
maksimal 40 mg/hari.
Diazoksid, mekanisme kerja mirip minoksidil. Dosis awal 50-
100 mg, bisa juga diberikan secara infus i.v. dengan dosis 15-
30 mg/menit.
menghambat influks kalsium pada sel otot
polos pembuluh darah dan miokard. Di
pembuluh darah, Ca-ant menimbulkan
relaksasi arteriol.
Obat Dosis Frekuensi/h Sediaan
(mg) ari
Nifedipin 3-4 x Tab 10 mg
Nifedipin (long 30-60 1x Tab 30,60,90 mg
acting) 2,5 – 10 1x Tab 5, 10 mg
Amlodipin 2,5 – 20 1x Tab 2,5 ; 5 ; 10 mg
Felodipin 2,5-10 2x Tab 2,5 ; 5 mg
Isradipin 60-120 2x Cap 20, 30 mg
Nicardipin 10-40 1x Tab 30, 45, 60 mg; Amp 2,5
Nicardipin SR 80-320 2-3 x mg/mL
Nisoldipin 90-180 3x Tab 10, 20, 30, 40 mg
Verapamil 120-540 1x Tab 40, 80, 120 mg; Amp 2,5
Diltiazem 240-480 1-2 x mg/mL
Diltiazem SR Tab 30, 60 mg; Amp 50 mg
Verapamil SR Tab 90, 180 mg
Tab 240 mg
ACE-Inhibitor
ACE- inh menghambat perubahan Ang-I menjadi Ang-II sehingga
terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu,
degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin
dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi.
Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah,
sedangkan berkurangnya aldosteron menyebabkan ekskresi air
dan natrium dan retensi kalium.
ARB-AngiotensinReceptorBlocker
Bekerja selektif pada AT1 yg terdapat di otot polos pembuluh
darah dan di otot jantung. Pemberian obat ini akan menghambat
semua efek Ang-II seperti: vasokonstriksi, sekresi aldosteron,
rangsangan saraf simpatis, efek sentral Ang-II ( sekresi vasopresin,
rangsangan haus), stimulasi jantung, efek renal serta efek jangka
panjang:hipertropi otot polos pembuluh darah dan miokard.
Obat Dosis (mg/hari) Frek. Pemberian Sediaan
ACE-Inhibitor
Kaptopril 25-100 2-3 x Tab 12,5 dan 25 mg
Benazepril 10-40 1-2 x Tab 5 dan 10 mg
Enalapril 2,5-40 1-2 x Tab 5 dan 10 mg
Fosinopril 10-40 1x Tab 10 mg
Lisinopril 10-40 1x Tab 5 dan 10 mg
Perindopril 4-8 1-2 x Tab 4 mg
Quinapril 10-40 1x Tab 5, 10 dan 20 mg
Ramipril 2,5-20 1x Tab 10 mg
Trandolapril 1-4 1x Tab 5 dan 10 mg
Imidapril 2,5-10 1x

ARB
Losartan 25-100 1-2x Tab 50 mg
Valsartan 80-320 1x Tab 40 dan 80 mg
Irbesartan 150-300 1x Tab 75 dan 150 mg
Telmisartan 20-80 1x Tab 20, 40 dan 80 mg
Candesartan 8-32 1x Tab 4, 8 dan 16 mg
Chronic Kidney  fx ginjalnya sangat
menurun  hiperfiltrasi  sehingga kadar
gula darah menurun

Anda mungkin juga menyukai