Anda di halaman 1dari 18

TATALAKSANA

Captopril, Lamipril, dan Spironolakton


Anggota Kelompok

Elisa Febriani 01
Mariana Zulfa 04
Febrianti Wahida 02
Putri Cindy Aurora 05
Gina Harma 03
Yunita
Captopril
Indikasi Captopril
hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan
terapi tiazid) dan hipertensi berat yang resisten terhadap
pengobatan lain; gagal jantung kongestif (tambahan);
setelah infark miokard; nefropati diabetik
(mikroalbuminuri lebih dari 30 mg/hari) pada diabetes
tergantung insulin.
Kontraindikasi Captopril

Stenosis aortic
Hipersensitif
Penyakit atau obstruksi
terhadap Kehamilan dan
renovaskuler keluarnya darah
penghambat ACE Porfiria
(pasti atau dari jantung
dugaan)
Dosis Captopril
Hipertensi, awalnya 12,5 mg 2 kali sehari; jika digunakan bersama diuretika atau pada usia lanjut;
awalnya 6,25 mg 2 kali sehari (dosis pertama sebelum tidur); dosis penunjang lazim 25 mg 2 kali
sehari; maksimal 50 mg 2 kali sehari.

Gagal jantung (tambahan), awalnya 6,25 - 12,5 mg di bawah pengawasan medis yang ketat; dosis
penunjang lazim 25 mg 2 - 3 kali sehari; maksimal 150 mg sehari.

Profilaksis setelah infark miokard pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri (asimtomatik atau
simptomatik) yang stabil secara klinis, awalnya 6,25 mg, dimulai 3 hari setelah infark, kemudian
ditingkatkan dalam beberapa minggu sampai 150 mg sehari (jika dapat ditolerir dalam dosis
terbagi).

Nefropati diabetik, 75-100 mg sehari dalam dosis terbagi; jika diperlukan penurunan tekanan darah
lebih lanjut, antihipertensi lain dapat digunakan bersama kaptopril; pada gangguan ginjal yang
berat, awalnya 12,5 mg 2 kali sehari (jika diperlukan terapi bersama diuretika, sebaiknya dipilih
diuretika kuat daripada tiazid).
Mekanisme Kerja Captopril
Mekanisme kerja captopril yaitu sebagi penekan sistem renin-angiotensin-aldosterone (RAAS).
Inhibitor enzim mengubah angiotensin Imenjadi angiotensin II. Angiotensin II berikatan dengan
reseptor AT1 pada otot polos untuk menghasilkan vasokonstriksi arteriol prakapiler dan venula
pascakapiler, menghambat pengambilan kembali norepinefrin, dan pelepasan katekolamin dari
medula adrenal, yang semuanya meningkatkan tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang
korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron. Aldosteron menyebabkan tubulus distal dan
saluran pengumpul ginjal menyerap kembali air dan natrium sebagai ganti kalium, yang
mengakibatkan peningkatan volume ekstraseluler dan peningkatan tekanan darah.
Ramipril
Indikasi Ramipril
Untuk terapi hipertensi, baik digunakan sendiri atau kombinasi
dengan diuretik tiazida, pengobatan disfungsi ventrikel kiri
setelah infark miokardiak,untuk menurunkan risiko serangan
jantung, stroke dan kematian pada pasiendengan risiko yang
meningkat untuk masalah ini.
Kontraindikasi Ramipril

Hipersensitifitas pada Mempunyai sejarah Stenosis arteri ginjal Kehamilan trisemester


ramipril/ramiprilat/komp angioedema terhadap bilateral kedua dan ketiga
onen lain dalam sediaan inhibitor ACE lain
Dosis Ramipril
Gagal ginjal dan
Hipertensi : 2,5-5
hipertensi : 1,25 mg
mg satu kali sehari Gagal jantung setelah
satu kali, titrasi jika
maks 20 mg/hari. infark miokard: dosis
mungkin.
awal 2,5 mg (2x1)
ditingkatkan sedikit-
sedikit jika mungkin
Penurunan risiko
sampai 5 mg (2x1) Gagal ginjal dan gagal
infark miokardiak,
stroke dan kematian jantung : 1.25 mg,
karena (1x1), tingkatkan
Gagal jantung menjadi1.25 mg
penyakit jantung:dosis
(unlabeled use) : sampai 2.5 mg (2x1)
awal : 2.5 mg (1x1),
dosis awal :1.25-2.5 bila dapat ditoleransi.
kemudian 5 mgs
mg, (1x1).
(1x1), dosis dititrasi
Targetdosis :10 mg
sampai mencapai
(1x1).
10mg
Mekanisme Kerja Ramipril
Ramipril bertindak sebagai penghambat ACE dalam sirkulasi dan jaringan. Penghambatan ini
menyebabkan penurunan pembentukan angiotensin II. Akibatnya, aktivitas simpatis
menurun, dan terjadi penurunan reabsorpsi natrium dan air dari ginjal. Selanjutnya, otot
polos pada arteriol mengendur sehingga terjadi penurunan tekanan darah. ACE juga berperan
dalam memecah bradikinin, agen vasopresor. Peningkatan kadar bradikinin yang disebabkan
oleh penghambatan ACE dapat berkontribusi terhadap efek terapeutik ramipril. Namun,
peningkatan kadar bradikinin juga dapat menyebabkan batuk kering, yang merupakan efek
samping umum dari penghambat ACE.
Spironolakton
Indikasi Spironolakton
Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati
(dengan atau tanpa asites) dan sindroma nefrotik, diagnose dan pengobatan aldosteronisme
primer, sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas, pencegahan hipokalemia pada pasien
yang menggunakan digitalis ketika langkah lainnya dianggap tidak cukup memadai atau
tidak tepat
Kontraindikasi Spironolakton

Insufisiensi ginjal Kerusakan ginjal Anuria (tidak dapat Hiperkalemia (kadar


akut membuang air kecil) kalium dalam darah
yang tinggi)
Dosis Spironolakton

Hipertensi CHF Anak-anak


esensial 100mg sehari 3 mg/ KgBB
sehari sebagai
50-100 mg sehari Kelainan Sirosis dosis tunggal
sebagai dosis tunggal
edematosa 200-400 mg/hari atau dosis terbagi
atau dosis terbagi. Terapi
50-100 mg
dilanjutkan minimal
diberikan setiap
selama 2 minggu.
hari dengan dosis
tunggal atau
terbagi
Mekanisme Kerja Spironolakton
Spironolakton termasuk dalam golongan obat antagonis reseptor mineralokortikoid, dan
merupakan antagonis nonselektif yang dapat berikatan dengan reseptor androgen dan
progesteron. Spironolakton secara khusus bekerja dengan memblokir aksi yang dimediasi
reseptor aldosteron secara kompetitif. Efek dari blokade adalah tidak terjadi reabsorpsi
natrium dengan retensi air, dan terjadi peningkatan retensi kalium. Dalam pengobatan acne
vulgaris, spironolakton dapat mengurangi produksi sebum dengan menghalangi pengikatan
dihidrotestosteron ke reseptor androgennya, sehingga menghambat proliferasi sebosit.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai