Hipertensi Essensial
• Diet yang salah (garam berlebih, minyak berlebih, alkohol dan konsumsi air berlebih)
• Aktifitas Sarah Simpatis, di picu oleh: stress, kurangnya olah raga dan kegemukan.
• Kekentalan darah, yang terganggu pada diabetes, perokok, gangguan darah, kelainan
jantung bawaan sianotik.
Anamnesis
Hipertensi biasanya asimptomatik (tanpa gejala). Bila sudah timbul gejala, maka hipertensi
tersebut sudah terdapat tanda kerusakan organ. Organ Target :
Pemeriksaan Fisik
Penyakit jantung koroner atau serangan jantung biasanya dengan pemeriksaan fisik dalam
batas normal.
Penyakit jantung hipertensif : ditemukan batas jantung melebar. Apex jantung lebih ke arah
linea axilaris kiri.
Gagal jantung : JVP meningkat. Ronchi basah dibasal paru/seluruh lapangan paru. Edema
tungkai (pitting edema). Saturasi pasien 100% (rendah)
Stroke iskemik : Penurunan kekuatan otot di satu sisi extramitas, penurunan refleks fisiologis,
reflex patologis (+/-)
Stoke hemoragik : Kesadaran menurun, GCS < 15, bisa jatuh pada keadaan koma, reflex pupil
anisokor, suhu tubuh panas (>38 oC), reflex patologis (+)
Gagal ginjal : pupil anemis, kulit kering, JVP (naik/normal), edema tungkai
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax : Gambaran cardiomegaly (Cardio-thoracic ratio > 50%). Aorta lebih prominen
Penatalaksanaan
Non farmakologi
• Mengurangi alkohol
• BMI < 30 kg/m2 atau lingkar pinggang < 102 cm pada pria dan < 88 cm pada wanita)
• Orang dengan resiko CV yang tinggi : BMI 20-25 kg/m2 atau lingkar pinggang <94 cm pada pria
dan <80 cm pada wanita
• Teratur berolah-raga aerobic 30 menit dengan latihan dinamik yang sedang sebanyak 5-7x
seminggu.
• Stop merokok.
Farmakologis
Golongan anti hipertensi
Lisinopril 10 - 40 1
• HATI-HATI Hiperkalemia, terutama pada CKD dan minum penambah kalium, atau
minum obat yang mengurangi pengeluaran kalium (spironolactone)
• HATI-HATI Gagal Ginjal Akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral
• Merupakan pilihan pertama pada hipertensi dengan gagal jantung, gagal ginjal dan
diabetes
Candesartan 8 – 32 1
Termisartan 20 – 80 1
Losartan 50 – 100 1 -2
Valsartan 80 – 320 1
• HATI-HATI Hiperkalemia, terutama pada CKD dan minum penambah kalium, atau
minum obat yang mengurangi pengeluaran kalium (spironolactone)
• Ada resiko terjadi Gagal Ginjal Akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral.
Pada keadaan hipertensi dan CKD sangat cocok diberikan Telmisartan.
• TIDAK BOLEH diberikan pada orang dengan riwayat angioedema akibat ARB
• Merupakan pilihan pertama pada hipertensi dengan gagal jantung, gagal ginjal dan
diabetes.
Nama CCB Dosis sehari (mg) Pemberian Sehari (x)
Amlodipine 2.5 – 10 1
Nifedipine 60 – 120 1
• HINDARI pemberian pada pasien dengan Gagal Jantung dengan penurunan Fraksi-
Ejeksi, kecuali Amlodipin bisa digunakan atas petunjuk Kardiolog.
• Nifedipin TIDAK BISA diberikan pada Sindrom Koroner Akut dan Takikardia.
Obat ini lebih sering diberikan sebagai antihipertensi pada ibu hamil.
• HATI-HATI bradikardia
3 jenis obat yang bisa diberikan pada hipertensi tingkat 3 : Captopril, Nifedipin , Nitrogliserin
atau Isosorbid dinitrate
Hippertensi Sekunder
Hipertensi yang di ketahui penyababnya, dan dapat disembuhkan dengan memperbaiki penyebab
utama.
- Pasien muda (<40 tahun) dengan hipertensi tingkat 2 , dan anak kecil tingkat berapapun.
- Hipertensi dengan perburukan yang cepat.
- Hipertensi resisten ( walaupun sudah 3 atau lebih antihipertensi)
- Hipertensi emergensi atau urgensi
- Obstruktif sleep apneu atau gagal ginjal riwayat kardiovaskular.
Patogenesis Hipertensi
-fibromuscular dysplasia
-phaeochromacytoma (<1%)
1. Anamnesa :
-keniasaan ( olahraga,merokok,alcohol
2. pemeriksaan fisik
-pemeriksaan tensi
3. pemeriksaan penunjang
Osa adalah penyakit kronis yang ditandai oleh kolapsnya saluran napas atas saat tidur, sehingga terjadi
episode apnea (tidak bernapas) atau hypopnea,hipoksemia, dan gangguan tidur.
Osa merupakan faktor resiko untuk terjadinya hipertensi , penyakit coroner dan cerebrovascular, gagal
jantung dan atrial fibrilasi.
Umur (40-60 tahun), laki laki dan kegemukan (BMI>30) merupakan faktor resiko terjadinya OSA.(70%
pasien OSA adalah obese)
Patofisiologi OSA : obstruksi saluran napas atas menyebabkan gangguan pertukaran gas. Selanjutnya
menyebabkan aktivitas susunan saraf simpatis dan penurunan parasimpatis, sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah.
Anamnesa : -mendengkur saat tidur dengan adanya episode tersedak saat tidur. Tidur tidak nyenyak.
-sakit kepala
-BMI>30
-prevalensi 2-10%
• Hypertensive nefrosklerosis
• Penyakit glomerular
• Interstisial nefritis
• Pyelonephritis
• Polikistik disease
Anamnesa :
• Nokturia
Pemeriksaan fisik :
• Hipertensi
• Edema tungkai
Pemeriksaan Darah :
Pemeriksaan Urin :
• Hematuria
• Proteinuria
Penanganan :
• Diuretik loop
• CCB
Hipertensi renovaskular
• Hipertensi yang hilang setelah dilakukan intervensi, ditandai dengan penurunan sistolik <140
mmHg dan diastolik < 90 mmHg setelah intervensi, dengan tidak atau memerlukan
antihipertensi dosis rendah. (Hilang dalam 6-12 minggu)
Penyakit renovascular :
• Atherosklerotik renovascular
• Fibromuscular dysplasia
• Terdapatnya stenosis (penyempitan) arteri renalis yang diagnosis berdasarkan kriteria anatomi,
yaitu terdapat stenosis >70% dari diameter arteri renal utama Kriteria ini berdasarkan
pengambilan gambar angiogram arteri renal, akibat dari proses aterosklerosis. Biasanya terjadi
pada pasien usia >60%. Faktor resiko : diabetes, dyslipidemia, merokok dan riwayat penyakit
cardiovascular.
• Penyakit pembuluh darah renal akibat penyempitan pembuluh darah non-inflamasi dan non-
aterosklerosis.
• Lebih sering terjadi pada lapisan (tunika) media yang mengalami dysplasia (70% kasus
fibromuscular dysplasia), terjadi penumpukan kolagen di tunika media.
Penyebab utama tidak diketahui, tapi dicurigai akibat genetik.
Patofisiologi :
• Aliran darah yang melalui arteri renalis berkurang, menyebabkan hipotensi di juxtaglomerulus
ginjal. Sehingga ginjal melepaskan renin yang menyebabkan peningkatan produksi angiotensin-
II.
Anamnesa :
• Riwayat hipertensi krisis (tensi > 200) hingga terjadi riwayat edema paru akut (berulang) yang
sembuh sendiri atau dengan obat antihipertensi.
• Riwayat merokok
Laboratorium :
• Kreatinin serum meningkat. (lebih meningkat bila diberikan ACE-I atau ARB)
• Hipokalemia
• Proteinuria
Ultrasound Ginjal :
Pengobatan :
• Operasi koreksi pembuluh darah renal
• Pemasangan stent
Aldosteronism Primer
• Keadaan suatu penyakit yang disebabkan oleh adenoma di cortex adrenal yang memproduksi
aldosterone yang tinggi sehingga terjadi hipernatremia dan hipokalemia.
• Resiko terjadinya aritmia malignan (mengancam nyawa) oleh karena gangguan keseimbangan
elektrolit yang berat.
• Hipokalemia spontan
• Hipokalemia sedang berat bila diberikan diuretik dan membaik bila diuretik dihentikan
Patofisiologi
Anamnesa
Darah
Urin
• Amphetamine
• Cocaine
• Clozapine (antipsychotic)
• Pseudoephedrine (decongestan)
• Kontraseptik oral
Hipertensi Pulmonal
HP didefinisikan sebagai peningkatan tekanan arteri pulmonal rerata (mean pulmonary arterial pressure
- mPAP) lebih dari sama dengan 25 mmHg saat istirahat dan lebih dari 30 mmHg saat fatihan fisik.
Pengukuran tekanan ini bisa didapatkan melalui pemeriksaan kateterisasi jantung kanan, akan tetapi
bisa didapatkan nilai estimasi (perkiraan) melalui pemeriksaan echocardiografi.
Grup 2 – HP karena gagal jantung kiri
Patogenesis
Peningkatan tekanan di ventrikel kiri, oleh karena berbagai sebab, menyebabkan transfer tekanan tinggi
ini kearah belakang.
Tekanan darah di Atrium kiri pun meningkat, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah vena pulmonal.
Patofisiologi
Terdiri salah satu atau kombinasi dari mekanisme ; vasokonstriksi hipoksia, stress mekanikal pada
hiperinflasi paru, kapiler yang tersumbat, inflamasi (fibrosis paru) atau efek toxin akibat rokok.
Infeksi, aritmik supraventrikular, anemia, hipo atau hipertiroid, terlalu banyak minum, gagal ginjal,
kecapean, penurunan dosis diuretik.
Pengobatan
Terapi oksigen
Bedah Vascular
A. Bedah arteri
Tujuan bedah vaskular arteri adalah untuk mempertahankan struktur dan fungsi ekstremitas dari
masalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri.
-Angiografi/CT scan Angio : Mengetahui anatomi dan panjang lesi, menentukan landing zone
pada operasi by-pass
Revaskularisasi
Tujuan : membuka kembali aliran pembuluh darah yang sebelumnya terhenti akibat ada blockade total
Pilihan Revaskularisasi : Simple Stent atau balon, Covered stent, Endarterektomi dan operasi by-pass.
- Simpel stent/balon : lebih dipilih pada lokasi pembuluh darah di bawah lutut
Tapi sering juga dilakukan pada lesi aterosklerotik aorto-illiac
Amputasi : Amputasi merupakan tindakan bedah untuk life-saving pada penyakit pembuluh darah arteri
yang disertai dengan ulkus/ganggren.
Jenis Amputasi :
Minor : Hanya mengeluarkan jaringan nekrotik saja (Diawali oleh tindakan revaskularisasi)
Mayor : Terutama pada pasien dengan jaringan nekrosis kaki yang luas, sudah ditemukan adanya
ganggren, dilakukan pada kategori klinis III ALI.
Bedah Aorta
Tujuannya untuk memperbaiki aliran aorta dan mencegah terjadinya rupture aorta