Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andhika Rezeky Gunawan Gani

Asal : Universitas Negeri Gorontalo


Topik : Stabilitas Sistem Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan system keuangan nasional
berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerantanan internal dan eksternal
sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional (PBI No.16/11/PBI/2014 tentang pengaturan dan pengawasan makroprudensial).
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan itu adalah:
- Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan
stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
- Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu
dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.
- Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam
sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan
mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
- Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara
macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan
mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem
keuangan.
- Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran
moneter dan/atau suku bunga & merupakan bagian integraldari kebijakan makroekonomi yang memiliki
tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare).

Prinsip dasar kebijakan moneter :


- mengelola kegiatan ekonomi dari sisi permintaan dalam rangka mengurangi fluktuasi
kegiatan ekonomi
- Mendorong pemulihan ekonomi pada saat resesi melalui kebijakan moneter ekspansif
- Menjaga agar ekonomi tidak mengalami pemanasan atau overheating melalui kebijkan
moneter kontaktif
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Tujuan
ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang sebagaimana
diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7. Kestabilan Rupiah yang
dimaksud mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama kestabilan nilai Rupiah adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi. Sementara itu, dimensi kedua
terkait dengan kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Indonesia menganut sistem
nilai tukar mengambang (free floating). Namun, peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan.
Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut kerangka kerja yang
dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). ITF merupakan suatu kerangka kerja (framework)
dengan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan ke depan dan
diumumkan kepada publik sebagai perwujudan dari komitmen dan akuntabilitas bank sentral. ITF
diimplementasikan dengan menggunakan suku bunga kebijakan sebagai sinyal kebijakan moneter dan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sebagai sasaran operasional. Kerangka kerja ini diterapkan
secara formal sejak 1 Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kerangka kebijakan moneter dengan
uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.

3. Sistem Pembayaran
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme
yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran lahir bersamaan dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai
media pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Pada
prinsipnya, sistem pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian
akhir (settlement).
Sistem pembayaran meminimalisir penggunaan uang tunai sehingga para pengguna lebih memilih
untuk menyimpan uang dalam dompet digital atau e-wallet. Dengan kemudahan sistem pembayaran maka
membuat pengguna beralih memanfaatkannya. Sebab selain praktis dan mudah, keamanan transaksi juga
sangat terjamin dan mengurangi tindakan kriminal.
Di Indonesia, otoritas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan merancang sistem
pembayaran adalah Bank Indonesia. Tugas dari Bank Indonesia ini adalah sebagai perantara keuangan,
operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran, baik jenis sistem pembayaran adalah sistem
pembayaran tunai dan sistem pembayaran non tunai.
4. Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang mengimplementasikan nilai dan prinsip dasar
syariah, bersumber dari ajaran agama islam nilai dan prinsip syariah yang berlaku universal dalam segala
aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan ekonomi dan keuangan.
Berbeda dengan prinsip ekonomi secara luas, ekonomi syariah pun memiliki prinsip tersendiri
yang didasarkan pada ajaran agama islam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada
manusia
- Kerja sama merupakan penggerak utama dalam ekonomi syariah
- Ekonomi syariah menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan orang banyak
- Melarang segala bentuk riba
- Ekonomi syariah menolak suatu akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang
- Kekayaan yang sudah memenuhi batas atau nisab harus di bayarkan zakatnya.

Anda mungkin juga menyukai