Anda di halaman 1dari 52

HIPERTENSI

Medical Education Laboratory


DEFINISI
• Merupakan kondisi yang
mendapatkan perhatian besar
karena bisa mengakibatkan masalah
yang lebih serius seperti infark
miokardium, stroke, gagal ginjal,
bahkan kematian
• Pada JNC 8, sudah tidak terdapat
definisi hipertensi dan tidak ada
pembagian berdasarkan tekanan
darah

JNC VII, 2003


KLASIFIKASI

HT
• Idopatik, genetik
Essensial

HT
• Ada penyakit yang mendasari
Sekunder
KLASIFIKASI
Type Percent of Clinical Clues
Patients
Essensial 95% • Onset : 20-50 years
• Family History
• Normal serum K+ , urinalysis
Chronic Renal Disease 2-4% ↑ creatinine, abnormal urinalysis
Primary aldosteronism 1-2% ↓serum K+
Renovascular 1% • Abdominal bruit
• Sudden onset (>50yo,<20yo)
• ↓serum K+
Pheochromocytoma 0.2% • Paroxysms of palpitations, diaphoresis, anxiety
• Episodic hypertension

Coarctation of aorta 0.1% • BP in arms > legs; right arm > left arm
• Middiastolyc murmur b/w scapulae
• CRX : aortic indentation, rib-notching due to collaterals
Cushing syndrome 0.1% “Cushingoid” appearance
PATOFISIOLOGI
JVC 7 vs JNC 8
PENATALAKSANAAN
TATALAKSANA NON -FARMAKOLOGIS
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
PEMILIHAN ANTIHIPERTENSI
Indikasi Antihipertensi Pilihan
Gagal jantung ACE-I/ARB + BB + Diuretik + Spironolakton

Post MI/ACS ACE-I/ARB DAN BB

CAD ACE-I, BB, Diuretik, CCB

Diabetes ACE-I/ARB, CCB, Diurettk

CKD ACE-I/ARB

Pencegahan stroke ACE-I, Diuretik

Hamil Labetolol, Nifedipine, Metildopa


KONTRAINDIKASI ANTIHIPERTENSI
Antihipertensi Kontraindikasi

Diuretik Gout, sindroma metabolik, intoleransi glukosa, hamil,


hiperkalsemia, hipokalemia

B-Bloker Asma, AV-Blok (derajat 2 atau 3), gagal jantung akut

Calsium antagonis AV-Blok (derajat 2 atau 3), disfungsi LV, gagal jantung

ACE-inhibior Hamil, angioedema, hiperkalemia, stenosis arteri renalis.


(efek samping: batuk)

ARB Angioedema, hiperkalemia, stenosis arteri renalis

Antagonis aldosteron Gagal ginjal, hiperkalemia


CHECKPOINT
Seorang wanita 50 tahun datang ke UGD
dengan keluhan pusing, sesak, dada berdebar-
debar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
170/100 mmHg, BB 72 Kg, TB 150 cm.
Kardiomegali (+). termasuk klasifikasi?
a. Pre hipertensi
b. Hipertensi stadium I
c. Hipertensi stadium II
d. Hipertensi stadium III
e. Hipertensi sistolik terisolasi
CHECKPOINT
Seorang perempuan 72 tahun datang ke tempat
praktek dokter pribadi, dengan riwayat diabetes
mellitus dan infark miokard. Dari dokter pribadinya
yang telah berpindah tugas ke tempat lain pasien
mendapatkan obat simvastatin, amlodipin, aspilet, dan
metformin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
170/95 mmHg, S3 gallop dan edema pretibial.
Berapakah target atau sasaran TD pada pasien ini
dalam jangka panjang?
a. < 160/90 mmHg
b. < 150/90 mmHg
c. < 140/90 mmHg
d. < 130/85 mmHg
e. < 110/70 mmHg
CHECKPOINT
Seorang laki-laki berusia 58 tahun
memiliki riwayat DM sejak 2 tahun,
pemeriksaan fisik TD:160/110 mmHg, nadi:
92x/menit, RR:18x/menit, proteinuria ++, obat
hipertensi apa yang sebaiknya diberikan?
a. Ca bloker
b. Beta blocker
c. Alpha blocker
d. Diuretik
e. ACE inhibitor
CHECKPOINT
Pasien dating ke UGD dengan keluhan
nyeri kepala hingga tengkuk. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 150/100 mmHg.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan
Kreatinin 2,3. Terapi Hipertensi yang sesuai?
a. Furosemid
b. Amlodipin
c. Kaptopril
d. Metil dopa
e. Propanolol
• Pada JNC 8, panduan terapi yang diberikan pada pasien hipertensi
bergantung kepada kondisi pasien yang dibagi kedalam beberapa
kelompok rekomendasi
• Obat yang digunakan : Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI),
Calcium channel blocker (CCB), thyazide-type diuretic, angiotensin
receptor blocker (ARB)
• Beta bloker sudah tidak digunakan karena bisa meningkatkan resiko
kardiovaskular
• Kekuatan rekomendasi yang digunakan pada JNC 8
merupakan rekomendasi dari para ahli dan dibagi
menjadi beberapa grade.
Kesimpulan Rekomendasi JNC 8
• Pada pasien >60 tahun, inisiasi terapi bila SBP ≥ 150 mmHg ;
DBP ≥ 90 mmHg, tatalaksana hingga TD dibawah nilai batas.
• Pada pasien <60 tahun/DM/CKD, inisiasi terapi bila SBP ≥ 140
mmHg ; DBP ≥ 90 mmHg
• Terapi inisial: thiazide, ACE-I, ARB, atau CCB
• Pada CKD, terapi inisial: ACE-I atau ARB
• Jangan menggunakan ACE-I dan ARB bersamaan
• Baca Rekomedasi 9
Rekomendasi 1
• Pada populasi usia >60 tahun
• Terapi inisial pada SBP ≥ 150 mmHg ; DBP ≥ 90 mmHg
• Tujuan terapi : SBP < 150 mmHg ; DBP < 90 mmHg
• Menurunkan resiko stroke, gagal jantung, CKD
• Rekomendasi Grade A
Rekomendasi 2
• Pada populasi <60 tahun
• Terapi inisiasi pada DBP ≥ 90 mmHg
• Tujuan terapi mencapai DBP < 90 mmHg
• Dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular, gagal jantung,
mortalitas
• Rekomendasi Grade A pada usia 30-59 tahun
Rekomendasi Grade E pada usia 18-29 tahun
Rekomendasi 3
• Pada populasi <60 tahun
• Terapi inisal pada SBP ≥ 140 mmHg
• Tujuan mencapai SBP <140 mmHg
• Rekomendasi Grade E
Rekomendasi 4
• Pada populasi ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis
• Terapi inisial pada SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg
• Tujuan mencapai SBP <140 mmHg ; DBP <90 mmHg
• Rekomendasi Grade E
• Kriteria CKD : <70 tahun dengan Egfr <60 mL/min/1,73m2 atau
usia manapun dengan albuminuria >30 mg dengan jumlah
kreatinin berapapun
Rekomendasi 5
• Pada populasi ≥18 tahun dengan diabetes mellitus
• Terapi inisiasi ada SBP ≥140 mmHg atau DBP ≥90 mmHg
• Tujuan mencapai SBP <140 mmHg ; DBP <90 mmHg
• Rekomendasi Grade E
Rekomendasi 6
• Pada semua populasi non-black, termasuk yang menderita diabetes
• Terapi insial antihipertensi : thiazide-type diuretic, calcium channel
blocker (CCB), angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI), atau
angiotensin receptor blocker (ARB)
• Efektifitas dalam meningkatkan outcome : THZ > ACEI > CCB
• Rekomendasi Grade B
Rekomendasi 7
• Pada semua populasi kulit hitam, termasuk yang menderita diabetes
mellitus
• Terapi inisial antihipertensi : thyazide-type diuretic atau calcium channel
blocker
• Rekomendasi Grade B untuk populasi kulit hitam
• Rekomendasi Grade C untuk populasi kuliy hitam dengan diabetes
Rekomendasi 8
• Pada populasi usia ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis
• Terapi inisial antihipertnesi : ACEI atau ARB untuk memperbaik outcome
ginjal
(*ACEI-ARB tidak boleh digabung)
• Rekomendasi berlaku untuk semua pasien penyakit ginjal kronis dengan
hipertensi, tanpa memerhatikan status diabetes atau ras
• Rekomendasi Grade B
Rekomendasi 9
• Saat tujuan terapi tidak tercapai dalam waktu 1 bulan →
Naikan dosis terapi inisial atau tambahkan obat kedua dari kelas THZ,
CCB, ACEI,atau ARB
• Apabila tujuan tidak tercapai dengan 2 macam obat →
tambahkan dan titrasi obat ketiga
• Apabila ada kontraindikasi pemakaian obat THZ, CCB, ACEI,ARB atau
memerlukan obat lebih dari 3 macam → obat dari kelas lain bisa
digunakan
• Apabila tetap tidak tercapai → rujuk spesialis
• Rekomendasi Grade E
FARMAKOLOGI
Diuretik
§ Thiazide menginhibisi pompa Na+/Cl- di § Efek ↑: digabung beta blocker, ACE-I,
tubulus distal → ekskresi sodium ↑ angiotensin receptor blockers
§ Bisa bertindak sebagai vasodilator pada Efek ↓: digabung calcium channel blocker
pemakaian jangka panjang § Efek samping : efek metabolik
(hipokalemia, resistensi insulin,
§ Loop diuretics biasanya digunakan peningkatan kolesterol)
untuk pasien HT dengan penurunan laju § Potassium-sparing diuretics (amiloride,
filtrasi glomerulus, CHF, retensi sodium, triamterene) : agen anti HT lemah tapi bisa
atau edema digunakan bersama THZ melawan
§ Dosis 6.25-50mg/hari hipokalemia
ACE Inhibitor
§ ACE inhibitors : produksi angiotensin II ↓, level bradikinin ↑,
aktifitas sistem saraf simpatetis ↓
§ ACE-I dan angiotensin II receptor blockers bisa digabung dengan
diuretik, antagonis calcium, dan agen alpha-blocking
§ Efek samping : insufisiensi fungsi renal akibat dilatasi arteriol
eferen renal dan lesi stenotic arteri renal, dehidrasi, CHF;
hiperkalemia akibat hipoaldosteronism; bisa menyebabkan batuk
dan angioedema
Angiotensin Receptor Blocker
• Angiotensin memiliki fungsi mempersempit pembuluh darah,
mengeluarkan hormon yang meningkatkan jumlah sodium dan
air di tubuh, menebalkan dan membuat pembuluh darah
menjadi kaku
• ARB → memblok angiotensin II → dilatasi pembuluh darah
• Indikasi : hipertensi, gagal jantung, gagal ginjal pada pasien
diabetes, penyakit ginjal kronis, scleroderma
• Efek samping : sakit kepala, pusing, nasal congestion, gangguan
pencernaan
• Tidak boleh digunakan pada kehamilan
Calcium Channel Blocker

§ Antagonis kalsium menurunkan resisten vaskular via blokade L-


channel yang mengurangi intracellular calcium and blunts
vasoconstriction.
§ Terdapat 3 kelas : phenylalkylamines (verapamil),
benzothiazepines (diltiazem), and 1,4-dihydropyridines
(nifedipine-like).
§ Efektif menurunkan TD saat digabung dengan ACE inhibitors, beta
blockers, atau α1-adrenergic blockers.
§ Efek samping : flushing, sakit kepala, dan edema; edema karena
peningkatan gradien tekanan transcapillary
Beta Blocker
• Melawan efek simpatetis
• Reseptor Beta1 : jantung dan ginjal
• Reseptor Beta2 : paru, pembuluh perifer, otok skeletal
• Efek pada ginjal : inhibisi pengeluaran renin oleh sel juxta-glomerular dan
menurunkan aktifitas sistem RAA
Efek pada jantung : memblok reseptor SA node untuk menurunkan HR,
memblok reseptor miokardium untuk menurunkan kontraksi jantung
Efek sistem saraf pusat dan perifer : inhibisi pengeluaran neurotransmiter
dan menurunkan aktifitas sistem saraf simpatis
• Efek samping : bronkospasma, bradikardia, vasokontriksi perifer, lemah
badan
• KI : asma, copd, heart block, acute heart failure
KRISIS HIPERTENSI
HIPERTENSI KRISIS
DEFINISI

Peningkatan tekanan darah yang mendadak

dengan tekanan darah

sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg,

yang membutuhkan penanggulangan segera


KLASIFIKASI
SPB ≥180 mm Hg
dan / atau
DBP ≥120 mm Hg

Simptomatik tanpa Target organ


target organ damage damage

URGENCY EMERGENCY
HYPERTENSION HYPERTENSION
EMERGENSI VS URGENSI

Variabel Emergensi Urgensi

Gejala Ya Ya atau minimal


Peningkatan TD mendadak Ya Ya
Kerusakan akut organ target Ya tidak
Kecepatan penurunan TD Menit sampai jam Jam sampai hari
Evaluation for secondary Hypertension Ya Ya
Kerusakan Target Organ
Sistem Organ Manifestasi
Jantung Hipertropi ventrikel kiri
Gagal ginjal
Iskemik dan infark miokardium
Serebrovaskular Stroke
Aorta dan pembuluh perifer Aortic aneurisma dan/atau dissection
Arteriosclerosis
Ginjal Nephrosclerosis
Gagal ginjal
Retina Penyempitan arteri
Hemorage, eksudat, papiledema
TATALAKSANA
Hipertensi Emergensi
Menggunakan antihipertensi IV
• 5-120 menit diturunkan 20-25 % dari MAP
• 2 s/d 6 jam diturunkan sampai 160 / 100 mm Hg
• 6-24 jam berikutnya lagi sampai ≤140 / 90 mmHg. (tidak boleh ada tanda-tanda
iskemia organ)

Hipertensi Urgensi
• Menggunakan antihipertensi oral
• TD diturunkan dalam waktu beberapa jam hingga hari
Terapi HT Emergensi
Tatalaksana HT Emergensi
Drug Dose Onset of Duration of Special indications
actions action

Nitropruside 0.25-10.00 Immediate 1-2 min Most hypertensive


µg/min/kg/min as i.v. emergencies; caution with high
infusion intracranial pressure or
azotemia
Nitroglycerin 5-100 µg/min as i.v. 2-5 min 5-10 min Coronary ischemia
(Nitro-bid IV) infusion

Nicardipine 5-15 mg/h i.v. 5-10 min 1-4 h Most hypertensive


emergencies; caution with
acute heart failure
Clonidin 75-100 µg/unit 5-10 min 3-6 h Most hypertensive emergency,
high caution with rebound
effect
Tatalaksana HT Urgensi
Drug Class Dose Onset Duration (h)

Captopril Angiotensin-converting 25-50.0 mg 15 min 4-6


enzyme inhib.

Clonidine Central a-agonist 0.2 mg initially, then 0.2-2.0 h 6-8


0.1 mg/h, up to 0.8
mg total

Labetalol a- and b-Blocker 100-200 mg 0.5-2.0 h 8-12

Nifedipine Calcium channel blocker 5-10 mg 5-15 min 3-5


CHECKPOINT
Pasien mengeluhkan sering berdebar-
debar (dan tanda aritmia lain). Pasien memiliki
asma bronchial. Golongan beta bloker apa yang
sebaiknya anda berikan?
a. Propranolol
b. Atenolol
c. Timolol
d. Pindolol
e. Labetolol
CHECKPOINT
Perempuan 38 tahun lemah tangan dan
kaki kanan 4 jam yang lalu. Keluhan datang
tiba-tiba saat istirahat. Riwayat Hipertensi (+),
berobat teratur dg captopril 2x25mg.
pemeriksaan fisik didapatkan TD:
180/90mmHg. N : 96X/mt RR: 20X/mt T: 36 C.
Apakah terapinya?
a. Captopril 2x25mg (dosis tetap)
b. Captopril dosis dinaiknan
c. Captopril dosis diturunkan
d. Captopril diganti anti Hipertensi lain
e. Captopril ditambah anti Hipertensi lain
CHECKPOINT
Perempuan berumur 52 tahun dengan
riwayat hipertensi 2 tahun dan riwayat
diabetes mellitus tipe I, tidak berobat teratur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan
darah 160/90 mmHg. Pada pemeriksaan
Laboratorium didapatkan proteinuri. Obat apa
yang paling tepat?
a. prazosin
b. Bisoprolol
c. Hidroklorotiazid
d. Lisinopril
e. Amplodipin
CHECKPOINT
Pria, 40 th, keluhan leher belakang sering
kaku, TD=160/90 mmHg, nadi 50x/m.
Kontraindikasi obat HT?
a. Beta bloker
b. ACEI
c. CCB
d. ARB
e. Vasodilator
CHECKPOINT
Seorang laki laki, usia 51 tahun, datang ke poli
untuk kontrol tekanan darah. Sebelumnya pasien
sudah mendapat obat hipertensi dari dokter. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 72x/menit. Hasil
pemeriksaan laboratorium TG 135mg/dl; HDL 41
mg/dl; LDL 161mg/dl; dan kolesterol total
295mg/dl. Obat yang menyebabkan keadaan di
atas?
a. HCT
b. Nifedipine
c. Captopril
d. Metildopa
e. Metoprolol
CHECKPOINT
Pasien HT mendapat terapi captopril.
Mengeluhkan batuk2. Terapi pengganti?
a. Nifedipin
b. Losartan
c. Furosemid
d. Doxizetin
e. Propanolol
meduPEDIA
Target tekanan Darah
Pada >60 thn : SBP <150mmHg,
DBP <90mmHg HIPERTENSI
DM/CKD/<60thn : SBP < 140mmHg,
DBP <90mmHg

Farmakologi
CKD : ACE-I atau ARB Hipertensi Emergensi
Non- CKD : Thiazide, ACE-I, ARB, CCB Kerusakan target organ (+)
Antihipertensi Kontraindikasi Antihipertensi iv : Nitroprusside,
nitrogliserin, nicardipine, clonidin
Diuretik Gout, sindroma metabolik, intoleransi glukosa,
B-Bloker Asma, AV-Blok (derajat 2 atau 3), gagal jantung Hipertensi Urgensi
akut Kerusakan target organ (-)
Ca- antagonis AV-Blok (derajat 2 atau 3), gagal jantung Antihipertensi oral : captopril,
ACE-inhibior Hamil, angioedema, hiperkalemia, (efek laabetolol, clonidin, nifedipin
samping: batuk)
ARB Hamil, angioedema, hiperkalemia

Anda mungkin juga menyukai