Anda di halaman 1dari 46

Copyrights 2011

Page 1


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




PENDAHULUAN


MgCl
2
CaCl
2
MgCO
3
CaCO
3
N
2
CO
2
O
2
Laut
H
2
O
Awan
Awan


Air murni dengan rumus kimia H
2
O mempunyai sifat sebagai pelarut zat zat yang sangat
baik , sehingga dalam keadaan bebas dialam , jarang didapat air murni , air murni diperoleh
dengan jalan melalui proses pengolahan air ( water treatment ) .
Untuk kebutuhan suatu pembangkit listrik seperti air pendingin mesin diesel dan air boiler
PLTU / PLTG , tidak cukup menggunakan air murni sebagai media , karena masih dibutuhkan
kriteria tertentu .
Oleh sebab itu , bagi seorang Enjinir / Asisten Enjinir kimia perlu mempunyai pengetahuan
dan pengalaman dalam menangani air yang dibutuhkan , dengan memperhatikan :

1 . Sifat sifat air yang dipakai
2 . Pengaruh kandungan air terhadap peralatan / sistem
3 . Cara mengendalikannya

Berdasarkan hal hal tersebut diatas , maka berikut ini diuraikan pengetahuan tentang kimia
air untuk pembangkit listrik , agar peralatan yang dilalui oleh air tidak menimbulkan masalah
korosi ataupun deposit , sehingga dapat menunjang efisiensi perusahaan .

1. SIFAT ZAT ZAT YANG TERKANDUNG DIDALAM AIR

Sebelum kita mempelajari pengaruh zat zat terkandung terhadap suatu peralatan , ada
baiknya kita mengenal terlebih dahulu sifat dari zat zat tersebut .
Pada umumnya gangguan terhadap suatu peralatan / sistem yang bermedia air adalah
disebabkan oleh zat zat , yang umumnya bersifat korosif dan pembentuk deposit / kerak.
Zat zat tersebut dapat berupa gas , zat padat , cair dan microorganisme .
Untuk mengenal sifat kimianya , berikut ini diuraikan proses reaksinya terhadap peralatan
/ material :







Copyrights 2011
Page 2


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





1 .1. Zat zat terkandung dalam air berupa gas .

Seperti carbon dioksida ( CO
2
)1 sulfur dioksida ( SO
2
)1 sulfur trioksida ( SO
3
)
oksigen ( O
2
) dan lain lain . Air yang mengandung gas gas tersebut akan
bersifat korosif , yaitu :

CO
2
+ H
2
O H
2
CO
3
FeCO
3

Fe
SO
2
+ H
2
O H
2
SO
3
FeSO
3
+ H
2


SO
3
+ H
2
O H
2
SO
4
FeSO
4


Sedangkan gas oksigen tersebut bersifat oksidator

2Fe + 2H
2
O + O
2
2Fe(OH)
2
4Fe(OH) + 2H
2
O + O
2
4Fe(OH)
3


Dengan demikian agar air yang masuk sistem diusahakan seminim mungkin
mengandung gas gas tersebut .

1.2. Zat zat terkandung dalam air berupa zat cair .

Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam , seperti asam khlorida ( HCI ),
asam sulfat ( H
2
SO4 ) , Atau basa amoniak cair ( NH
4
OH ) , juga minyak , yang
umumnya berasal dari limbah industri .
Asam asam dalam air menimbulkan air bersifat korosif terhadap peralatan dari
logam , sedangkan amoniak cair korosif terhadap peralatan yang terbuat dari
tembaga ( CU ) , kuningan ( Cu Zn ) , alumunium brazz ( Cu A1 ) dan lain lain .
2 CU + O
2
+ 8NH
4
OH 2 CU ( NH
3
)
4
(OH )
2
+ 6 H
2
O

1.3. Zat zat terkandung dalam air berupa zat padat .

Air yang tidak murni selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan menjadi 3
kelompok berdasarkan besarnya partikel .

1 . Padatan terlarut
2 . Padatan tersuspensi dan koloid
3 . Padatan sedimen

1.3.1. Padatan terlarut.

Padatan ini terdiri dari senyawa senyawa anorganik dan organik yang larut
dalam air, seperti kalsium khlorida ( CaCl
2
) , magnesium sulfat ( MgSO
4
) ,
magnesium chlorida ( MgCl
2
) , natrium chlorida ( NaCl ), natrium silikat
( Na
2
SiO
3
) .Garam garam kalsium dan magnesium menjadikan air bersifat
sadah dapat menimbulkan gangguan terjadinya kerak ( CaCO
3
, CaSO
4
) dan
lumpur ( MgCO
3
,Mg(OH )
2
) .

Ca(HCO
3
)
2
CaCO
3
+ H
2
O + CO
2

Ca Cl
2
+ SO
4
2-
CaSO
4
+ 2 Cl
-

Ca Cl
2
+ CO
3
2-
CaCO
3
+ 2 Cl
-

Kerak





Copyrights 2011
Page 3


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-






Mg(HCO
3
)
2
MgCO
3
+ H
2
O + CO
2

Mg SO
4
+ CO
3
2-


MgCO
3
+ SO
4
2-

Mg Cl
2
+ CO
3
2-
MgCO
3
+ 2 Cl
-

Lumpur

Garam magnesium umumnya tidak stabil , mudah terhidrolisa dan
membentuk asam , sehingga air akan bersifat korosif .
Mg Cl
2
+ 2H
2
O Mg(OH)
2
+ 2 HCL
Garam natrium silikat ( Na
2
Si O
3
) dalam air panas juga akan
terhidrolisa ,
menghasilkan kerak silikat yang sangat keras dan seperti porselin ,
kristalnya sangat
kecil , padat dan rapat .

Na
2
SiO
3
+ H
2
O NaOH + H
2
SiO
3



H
2
O + SiO
2


Garam garam chlorida seperti natrium chlorida ( NaCl ) dalam air dapat
menjadikan air korosif .


1.3.2. Padatan tersuspensi dan koloid

Padatan jenis ini menyebabkan air menjadi keruh, tidak larut , tidak dapat
mengendap langsung , seperti tanah liat , koloid , termasuk koloid silikat .
Tanah liat ini dalam bentuk suspensi dapat berbulan bulan , kecuali bila
keseimbangannya terganggu oleh zat zat lain , seperti tawas ( alum ) ,
sehingga terjadi penggumpalan dan mengendap .
Koloid silikat sering lolos dalam proses pengolahan air , sehingga terjadi
kerak keras di daerah panas .

1.3.3. Padatan terendap ( Sedimen )

Sedimen adalah yang padatan yang dapat langsung mengendap jika air
didiamkan . Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel partikel
padat yang berukuran lebih besar dari padatan tersuspensi , relatif besar dan
berat, seperti pasir ( SiO
2
)menimbulkan erosi pada material dan penyumbatan
aliran air .

1.4. Kandungan Micro Organisme

Micro organisme seperti ganggang dan bakteri akan dapat tumbuh dengan baik
pada sistem air pendingin open sirkit yang menggunakan air laut , maupun dengan
sistem menara pendingin ( Cooling tower ) .









Copyrights 2011
Page 4


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




DIAMETER
PARTIKEL
###
MACAM
ZAT
JUMLAH PARTIKEL
UNTUK MENCAPAI
VOLUME YANG
SAMA DENGAN
PARTIKEL YANG
MEMPUNYAI # 10 ###
LUAS
PER
MUKAAN
Cm
2

WAKTU PE
NGENDAPAN

SEDIMEN:

10

1

10
-1


10
-2

10
-3


PARTIKEL-
KOLOID

10
-4


10
-5

10
-6





Batu kerikil

P a s i r

Pasir lembut

Lumpur

Bakteri






- PARTIKEL
KOLOID




1

10
3

10
6


10
9


10
12





10
15

10
13


10
21




3,14

31,42

314,2

3140

31400




311772

2333 m
2


28329 m
2




0 , 3 detik

3 detik

38 detik

55 jam

230 jam






6,3 tahun

63 tahun


2. PENGARUH ZAT ZAT TERKANDUNG TERHADAP SISTEM

Umumnya zat zat terkandung dalam air akan mempengaruhi peralatan pemabangkit
listrik dan ini tergantung dari air apa digunakan , apakah sudah diolah sebelumnya , serta
bagaimana kontrolnya . Seperti telah diuraikan sebelumnya , bahwa zat zat yang
terkandung dalam air dapat merubah sifat air , sehingga bila digunakan tanpa
pengolahan terlebih dahulu dapat berpengaruh pada sistem .

Zat zat yang mempengaruhi sistem

2 .1. Garam garam yang dapat menimbulkan deposit / kerak , seperti garam garam
kalsium ( Ca
++
), magnesium ( Mg
++
) dan silikat ( SiO
3
2-
) Garam garam ini akan
mempengaruhi daerah saluran pertukaran panas, seperti di PLTD pada silinder
block terdapat lumpur, pada silinder liner terjadi kerak , pada Exhaus valve timbul
termal stress , deposit pada pipa boiler PLTU / PLTGU , deposit Pada sudu sudu
turbin PLTU / PLTGU .

Akibat dari hal hal diatas antara lain adalah :

1 . Silinder liner tersumbat , mesin dapat pecah ( PLTD )
2 . Dapat menimbulkan exhaus valve dapat patah karena termal stress .
3 . Pipa boiler dapat pecah ( PLTU / PLTGU )
4 . Turbin deposit dan unbalance ( PLTU/ PLTGU )
5 . Sel sel pada hypochlorite generator terbakar .




Copyrights 2011
Page 5


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





2 . 2 . Zat zat padat tersuspensi , koloid silikat dan pasir .

Kandungan air ini dapat langsung menimbulkan kerak atau lumpur sehingga
dapat menyebabkan erosi pada sistem air pendingin , mengurangi pertukaran
panas dan penyumbatan penyumbatan ( PLTD /PLTU /PLTGU ) .

2 . 3 . Garam garam chlorida ( C1 ) Oksigen terlarut ( O
2
) , Karbon dioksida ( CO
2
) ,
Sulfur dioksida ( SO
2
) dan asam asam ( H
+
) dan amoniak ( NH
4
OH ) dalam air
pendingin dapat menimbulkan korosi .

2.3.1. Garam garam khlorida ( CI )

Garam garam ini , seperti Natrium Khlorida ( NaCL ) , Kalsium Khlorida
( CaCl
2
) yang banyak terdapat dalam air laut atau air pompa dekat
daerah pantai , merupakan elektronik kuat , yaitu dapat menimbulkan korosi
galvanic dalam sistem air pendingin seperti peralatan heat exchanger dan
kondensor .Di dalam sistem air pendingin heat exchanger PLTD terdapat
perbedaan material yang dipakai , dalam hal ini logam yang lebih anodik
akan terkorosi lebih dulu , perhatikan penampang heat exchanger berikut (
lihat gambar ) .

BAGIAN BAGIAN HEAT EXCHANGER

No BAGIAN-
BAGIANNYA
STEEL
PIPE
STEEL
PLATE
NAVEL
BRASS
COPPER STEEL
BAR
PURE
ZINC
NEOPRAN
1
2
3

4
5
6

7

8
9

10
11

SHELL
INLET HEAD
RETURN
HEAD
TUBE SHEET
TUBE
BAFFLE
PLETE
PUTECTING
PLATE
BOLT , NUT
SHELL
FLENGE
COMPANION
OGRING
V
V
V



V




V

V





V





V










V








V














V










Copyrights 2011
Page 6


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-






Gambar Kontruksi Heat Exchanger



Di PLTU / PLTGU , korosi galvanik dapat terjadi kondensor , dimana material
tube tube kondensor berbeda dengan body kondensor dan berada dalam
lingkungan / media air laut sebagai ekotrolit . Selain dari itu garam garam
chlorida ( CL ) dapat menimbulkan korosi sela , seperti pada daerah
sambungan pipa dan korosi pada turbin PLTU .

2.3.2. Gas - gas oksigen ( O
2
), CO
2
dan SO
2


Gas gas ini dapat masuk ke dalam sistem melalui kebocoran seal pompa
, gas buang masuk sistem air pendingin PLTD melalui kerusakan seal
silinder head juga melalui air make up atau cooling tower. Gas oksigen
terlarut dapat menimbulkan korosi lubang ( pittimg ), sedangkan gas CO
2
dan
SO
2
dapat menimbulkan korosi merata pada pipa sisi air .

2.3.3 Asam asam HCI , H
2
SO
4
dan NH
4
OH

Asam asam ini dapat menimbulkan korosi merata pada sirkit air yang
dilaluinya. Terbentuknya asam ini dapat berasal dari air buangan industri ,
kebocoran gas buang pada PLTD atau dari hidrolisa garam tidak stabil
waktu ada kebocoran kondensor di PLTU , yang menyebabkan pH air < 7.
Amoniak cair ( NH
4
OH ) akan dapat melarutkan material sistim air
pendingin yang terbuat dari Cu , seperti tube tube intercooler , radiator ,
heat exchanger , tube tube , kondensor dan lain lain .

2.4. Micro Organisme

Micro organisme jenis ganggang dapat menyumbat saringan saringan air
pendingin , tube - tube kondensor , pompa pompa dan mengurangi
kecepatan pertukaran panas .Bakteri merupakan salah satu jenis micro
organisme yang dalam air merusak bangunan bangunan cooling tower
yang terbuat dari beton .




Copyrights 2011
Page 7


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





3. PENANGGULANGAN TERHADAP PENGARUH KANDUNGAN AIR

Secara prinsip ada beberapa cara penanggulangan , yaitu :

a . Mengolah fluida / media / lingkungan , menjadi media yang sesuai kriteria yang
dibutuhkan ( pengolahan air ) .
b . Membuat material yang tahan terhadap korosi atau stress .
c . Membuat lapis lindung pada permukaan material .
d . Menggunakan cathodic protection .

3.1. Pengolahan Air

Untuk mencegah terjadinnya korosi dan deposit kerak yang sangat mengganggu
pada sistem , maka air baku perlu diolah terlebih dahulu , yaitu dengan cara
pengolahan air ( Eksternal Water treatment ) , kemudian air yang masuk sistem
diolah dengan sistem internal Water Treatment .

3.1.1. Kita mengenal beberapa cara pengolahan air sebelum dipakai masuk sistem
( Eksternal Water Treatment )

a . Flokulasi dan koagulasi
b . Proses pengendapan kimia
c . Filtrasi
d . Evaporasi / Desalinasi
e . Pertukaran ion
f. Reverse Osmosa ( Osmosa Balik )

A. Flokulasi dan Koagulasi

Flokulasi dan koagulasi merupakan proses penyatuan partikel partikel yang halus
dan kotoran kotoran koloid dalam air menjadi satu massa yang segera dapat
dipisahkan dan disaring . Partikel partikel koloid mempunyai permukaan yang luas ,
sehingga mereka tetap dalam keadaan suspensi dan partikel paryikel suspensi
mempunyai muatan listrik negatif yang menyebabkan saling tolak menolak sehingga
tidak dapat bersatu Ada beberapa macam koagulasi yang dipakai , seperti garam
alumunium sulfat ( AI2 ( SO4 ), Fery sulfat Fe2 ( SO4 )3 , Fery Chlorida ( FeCI3 )
dan lain lain . Ion ion ini mempunyai 3 muatan positif , sehingga keaktifan mereka
untuk mengikat muatan negatif dan koloid sangat besar , dan dengan pemakaian
yang baik dapat membentuk jala jala yang bermassa dan mudah mengendap .
Akhir akhir ini banyak industri menggunakan poli elektrolit yang mempunyai rantai
panjang bermuatan positif , sehingga koagulasi akan cepat .


B. Proses Pengendapan Kimia

Pada proses ini zat zat kimia ditambahkan untuk bereaksi dengan mineral
mineral yang terlarut dalam air , dan menghasilkan endapan . Cara ini dapat
mengurangi ion ion kalsium dan magnesium terlarut dan CO2, seperti pada
proses kapur soda ( lime soda softener ) berikut ini :








Copyrights 2011
Page 8


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Ca( HCO3)2 + Ca( OH )2 2 CaCO3 + 2H2O

Mg ( HCO3 )2 + Ca(OH)2 2 CaCo3 + Mg( OH )2 + 2H2O

Sadah sementara kapur Lumpur yang dapat di pisahkan

Mg CI2 + Ca(OH )2 Mg( OH )2 + CaCO3

Mg CI2 + Ca( OH ) 2 Mg( OH )2 + CaCI2

Sadah tetap lumpur sadah tetap

CO2 + Ca ( OH )2 2 CaCO3 + H2O

Dalam hal ini kapur hanya efektif untuk mengurangi kesadahan sementara .
Untuk mengendapkan kesadahan tetapnya , dipakai soda abu ( Na2Co3 ), dengan
reaksi :

Ca CI2
Ca SO
4
+ Na
2
CO
3
CaCO
3
+ Na
2
SO
4



Mg SO
4
+ Na
2
CO
3
MgCO
3
+ 2NaCl

Mg Cl2

Sadah tetap Lumpur Air lunak


Pemakaian efektif dari koagulasi dapat membantu menghilangkan silika , karena
akan dapat diserap kedalam lumpur koagulasi . Cara pelunakan kapur soda ini
ada 2 cara , yaitu dengan cara batch dan cara continu .
Pada cara batch , bahan bahan kimia dicampur ke dalam tangki , kemudian
lumpur yang terjadi dipisahkan dan air yang jernih dikeluarkan dari tangki .
Sedangkan cara continynu menggunakan beberapa tangki , masing masing
dipakai untuk :

1 . Mengatur pertimbangan zat zat kimia yang dipakai dan air masuk .
2 . Tempat reaksi , sampai lumpur terpisah
3 . Mengalirkan air yang bersih keluar tangki

Bila dilaksanakan dalam kondisi temperatur ambient, disebut cold line sode
softerner , dan bila temperatur operasi naik disebut hot line sode softerner. Pada
proses kapur soda ini , garam garam kalsium dan magnesium bercampur dengan
bubur kapur dan soda untuk membentuk endapan dari kalsium karbonat dan
magnesium hidroksida . Setelah pengendapan , air lunak tersaring . Seorang kimia
akan menghitung perbandingan yang tepat antara kapur dan soda. Hasil air ini
masih kurang cocok untuk air make up , karena masih mengandung zat padat
terlarut , dan dapat menimbulkan deposit pada permukaan heat transfer .

D. Filtrasi ( penyaringan )

Ada beberapa macam saringan untuk menjernihkan air dari partikel partikel yang
tersuspensi dan terendap , antara lain yang sering terpakai adalah sand Filter (




Copyrights 2011
Page 9


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




saringan pasir ) dan carbon filter ( saringan carbon ) . Kelebihan carbom filter
adalah dapat menyerap warna , bau dan koloid . Bila pasir / koral sudah jenuh ,
perlu di back wash , sedang untuk carbon filter perlu pula dialiri steam untuk
mengembangkan pori pori yang berfungsi penyerap .


Gravity Sand Filter

1. OverFlow
2. Filter Influent
3. Coarse Media
4. Fine Media
5. Filtrate Nozzles
6. Filtrate Chamber
7. Level Controller
8. Filter Reject
9. Washbox
10. Counter-Current Washer
11. Airlift
12. Central Feed Chamber
13. Actuated Valve


























Kontruksi Sand Filter






Copyrights 2011
Page 10


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Komponen Carbon Active Filter



















Gambar proses pengolahan air dengan system flokulasi,koagulasi,pengendapan
kimia,filtrasi/penyaringan ( Instalasi Pengolahan air minum mini dengan bahan baku air
sungai )































1 2 3 4
SUNGAI
POMPA
BAK AIR BAKU
POMPA
SAND
FILTER
BAK PENGENDAP
POMPA
DRAIN
DRAIN
SAND
FILTER
CARBON
ACTIVE
FILTER
TOWER
KE
PERUMAHAN




Copyrights 2011
Page 11


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




KETERANGAN :
INJEKSI BAHAN KIMIA.

1. CAUSTIC SODA.
2. ALUMUNIUM SULPHATE(TAWAS/ALUM)
3. POLYELECTROLYTE.
4. CALSIUM HYPOICHLORITE(KAPORIT) )(DESINFEKTAN ).

E. Evaporasi

Cara ini sama prinsipnya dengan distilasi, yaitu air yang diolah diuapkan kemudian
diembunkan menjadi air distilate ( air tawar ).

1. Diagram Evaporator
Bila airnya sadah maka akan dapat menimbulkan kerak pada tangki karenanya pula
sebelum masuk ke tangki diberi bahn kimia anti scale, seperti poli posphat, dan
endapan yang terjadi diblowdown. Alat evaporasi ini disebut evaporator




Unit Evaporator





Copyrights 2011
Page 12


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Jet
Ejector
Steam
Antiscalant
Feedwater
Pump
Mist
Separator
Product
pump
Brine
pump
Stage n Stage n-1 Stage 2 Stage 1
Brine Brine
Condensat
e
pump
Feed Heater
Pressure
Reducing
Valve
Preheate
d
Feedwater





2. Desalinasi

Alat untuk mengurangi kadar garam dengan cara evaporasi disebut juga
desalination plant . Ada beberapa sistem Desalination plant yang dipakai di PLTD /
PLTGU , diantaranya adalah one through multiple stage flash evaporator , circulating
multiple stage flash evaporator dan Multi Efek Desalination.

a. One Through MSF



























Copyrights 2011
Page 13


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




ST 1 ST 17

Ejector steam
FT6437 PV6313
2nd 1st
PI6449
Hogging Ejector
Ejector condenser
FT6305 TE6308
FT6414 CV6411 CT6417
TE6308
DUMP
PRODUCT WATER
PUMP
A
NOR
B
STB
BRINE RECERCULATION
PUMP
A
STB
B
NOR
V6336
BLOWDOWN PUMP
CV6319 FT6319
FEED
DUMP
CV6436
CV6420 FT6435 TE6434
HCV6346
LT6347
PT6344
TIC6343
LT6428
CV6421
PT6421 CV6343
DESUPER
HEATER
BRINE HEATER
HOTWELL
PCV6423
CONDENSATE
A
STB
B
NOR
HCV6312
DISCHARGE
STEAM
BRINE RECERCULATION
A
NOR
B
STB


Sea Water Supply
Heat Rejection
ST.18 ST.19
MAKE UP
DISC
TE6311

ST.17 ST.01


TE6340
TE6426


Tiap-tiap tingkat terdiri dari 2 (dua) ruangan , yaitu ruangan penguapan dan ruangan
pengembunan. Air laut dipompa dan dilewatkan kedalam pipa-pipa penukar kalor didalam
ruangan kondensasi (sebagai pendingin), dan sekaligus juga dipanaskan oleh uap yang
timbul diruang penguapan (mengambil kalor latent). Selanjutnya air laut dipanaskan didalam
pemanas air laut (brine heater), dan dimasukkan kedalam ruang penguapan (flash chamber)
tingkat pertama.

b. Recirculating MSF























Sistem ini terdiri dari heat recovery section, heat rejection section, seperti diperlihatkan pada
gambar 2. Setelah melewati bagian condensor heat rejection, sebagai pendingin. Sebagian
air laut dipakai sebagai air penambah pada tingkat terakhir, dan sebagian lagi dibuang
keluar (blowdown). Sebagian brine tingkat terakhir diencerkan dengan air penambah (make
up) dan disirkulasikan melewati pendingin (condensor) heat recovery section dan sisa air
brine sebagian dibuang untuk mempertahankan concentration factor. Setelah melewati
condensor-condensor dari heat recovery section, brine dipanaskan sampai suhu terminalnya
dan masuk tingkat pertama ruang penguapan (flash chamber). Penguapan berlanjut terus
didalam ruang-ruang penguapan, brine mengalir dari tingkat pertama sampai tingkat
terakhir. Setelah dicampur dengan air penambah, brine mengalir kedalam pompa sirkulasi
dan proses berulang kembali
















Copyrights 2011
Page 14


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




c. Multi Efek Desalination













Uap yang berasal dari auxilary steam masuk ke dalam tube-tube pada efek pertama untuk
memanasakan air laut. Air laut masuk ke dalam efek pertama dengan cara dispray ke tube-
tube yang berisi uap. Saat itu juga uap yang ada didalam tube akan terkondensasi dan
menghasilkan destilat kemudian ditampung di destilat box, di lain sisi temperatur air laut
akan naik dan menguap karena tekanan yang dibawah atmosfer . uap yang terbentuk akan
masuk ke efek ke dua dan seterusnya hingga efek terakhir. Diefek terakhir atau disebut juga
final condensor,uap tersebut kontak dengan tube yang berisi air laut sehingga menghasilkan
destilat. Air laut yang tidak teruapkan ditampung di dalam brine chamber dibuang ke laut.


E. Pertukaran ion adalah

Reaksi kimia antara zat padat ( penukar ion ) dan fluida yang mana ion ion
ditukar dari satu zat ke zat yang lain . Ada 2 macam penukar ion , yaitu penukar
kation dan penukar anion . Zeolit adalah penukar kation yang tersusun secara
alamiah dari Natrium , Alumunium dan pasir .( Na2O. YAI2O3 2SiO2.aH2O )
berfungsi mengadakan pertukaran kation antara yang terlarut dalam air terutama
ion calsium ( Ca
++
) dan Magnesium ( Mg
++
) dengan ion Natrium ( N a
+
) yang
terdapat pada Zeolite .


Ca
++
Ci2
-
Ca
++
Ze
-
Na
+
CL
-

+ Na
+
2Ze
-
+
Mg
++
SO
4
-
Mg
++
Ze
-
Na
+
2SO4

Kandungan Zeolite Jenuh Air lunak
Air aktif

Zeolite yang sudah jenuh dapat diaktifkan kembali dengan jalan dialiri larutan
sodium clorida ( NaCI ).


Ca
++
Ci2
-
Mg
++
SO
4
-

Ca
++
Ze
-
Mg
++
Ze
-

2 Na
+
CL
-
Na
+
2SO4




Copyrights 2011
Page 15


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Ca
++
Ze
-
+ 2Na
+
CI Na
+
2
Ze
-
+ CaCe
-
2

Mg
++
Ze
-
+ 2Na
+
CI
-
Na
+
Ze
-
+ Mg
++
CI
-
2

Zeolite Zat yang me - Zeoliter Air sadah
Jenuh regenerasi aktif dibuang















Gambar Zeolit
















PENGOPERASIAN :

Raw Water masuk kedalam tengki , turun melewati Natrium Zeolite , air lunaknya naik
keatas melalui pipa riser dan keluar lewat kontrol ke tangki make up .

REGENERASI :

Bila Zeolite telah jenuh , diaktifkan kembali oleh garam ( NaCI ). Larutan garam ini
dimasukan ketangki lewat riser kebawah , kemudian naik keatas melewati Zeolite dan
keluar . Jika sudah selesai , dilaksanakan slow rinse . Untuk lengkapnya informasi ,
lihat instruction pengoperasian water treatment SWD PLTD . Penukar ion lainnya yang
sekarang banyak dipakai adalah resin sintetik yang terbuat dari polisterine pori pori .
Ada 2 macam resin , yaitu kation ( Hydrogen ion exchanger ) dan resin anion (
Hydroxyl ion exchangerr ) . Kedua resin ini bisa dipakai untuk memurnikan air dengan
sistem dimineralisasi , yaitu sistem yang dipakai PLTU / PLTGU .





Copyrights 2011
Page 16


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




HYDROGEN ION EXCHANGER


HCl
Pump
Filter Cation
Exchange
Cation
Resin
NaOH
Anion
Exchange
r
Anion
Resin
Dengan mengalirkan air melewati alat penukar ion, diharapkan diperoleh air murni
F
R
E
S
H
W
A
T
E
R

Bila dilewatkan melalui resin kation ( Hydrogen cation exchanger ) , maka ion ion
positif dalam air akan ditukar dengan ion Hydrogen yang terdapat dalam resin .
Secara sederhana proses realisasinya ditulis sebagai berikut :
























Gambar penukar kation







Copyrights 2011
Page 17


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Reaksi :

Na
+
CL
-
+ R
-
H
+
H
+
Cl
-
+ R
-
Na
+

Resin Kation

Ca
2
+
CI
2
+ 2 R
-
H
+
R
-
2
Ca
2+
+ 2H
+
CI
-


Mg
2
+
CI
2
+ 2R
-
H
+
R
-
2
Mg
2+
+ 2H
+
CI
-


Kandungan Resin Resin
air Kation non aktif

Ca
2+
( HCO3 )2 + 2R
-
H
-
R
-
2Ca
2+
+ H
+
2
CO
2-
3

Kandungan air setelahmelalui resin
Efluen air yang melalui resin kation bersifat asam . Karena ada asam yang mudah
terurai , seperti H
2
CO
3
dan H
2
SO
3
maka air perlu dilakukan melalui degassifier untuk
membuang gas gasnya .

H
2
CO
3
H
2
O + CO
2


H
2
SO
3
H
2
O + SO
2


Bila resin kation telah jenuh , berarti tidak dapat lagi menukarkan ion Hydrogennya ,
maka resin sudah diaktifkan kembali , dalam hal ini melalui proses regenerasi . Zat
yang dipakai untuk regenerasi adalah asam, biasanya asam chlorida ( HCI ) atau
asam sulfat H
2
SO
4


R-2Ca2+ + H+2SO42- 2R-H+ + Ca 2+SO42-

R-2Ca2+ + 2H+CI- 2R-H+ + Ca2+CI-2


resin Zat yang Resin Kandungan
jenuh meregenerasi aktif sisa regenerasi


HYDROXYL ION EXCHANGER ( RESIN ANION )

Pada umumnya air yang melalui resin anion ini adalah yang telah dilewatkan melalui
resin kation , jadi air yang mengandung asam , sehingga reaksinya sebagai berikut :

H+2SO42- + 2R+OH R+2So42- + 2H+OH-

H+CI- + R+OH- R+CI- + H+OH-

Bila resin Anion ini sudah jenuh , perlu diregenerasi dengan basa , umunya dengan
soda api / caustic ( NaOH ). Sehingga resin aktif kembali .

R
+
2
So
4
2-
+2Na
+
OH
-
2R
+
OH
-
+ Na
+
2
SO4
2-


R
+
CI
-
+ Na
+
OH
-
R
+
OH
-
+ Na
+
CL
-







Copyrights 2011
Page 18


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-






























Reaksi :
H
+
Cl
-
+ R
+
OH
-
H
+
OH
-
+ R
+
Cl
-

Resin Anion

System demineralisasi ada 2 type
























Resin
Kation


Resin
Anion

Resin
Kation + Anion




Copyrights 2011
Page 19


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




1. Sistem demineralisasi multi bed

PENGOPERASIAN :

Raw water masuk, diinjeksi alumunium sulfat terlebih dahulu dan suspensi yang
terkandung disaring didalam saringan koral / carbin aktif, air yang jernih masuk ke
penukar kation sehingga air keluar bersifat asam , diteruskan ke tangki pembuangan
gas- gas, kemudian ke tangki penukar anion, sehingga air yang keluar akan bebas dari
mineral .

REGENERASI :

Setelah beroperasi sejumlah air tertentu, resin perlu diaktifkan kembali. Resin kation
dengan asam chlorida atau asam sulfat, resin anion dengan caustic soda ( NaOH ) .

Step regenerasi

1. Back wash
2. Setting
3. Injeksi HCI atau NaOH
4. Rinse ( Slow dan Fast rinse )


HCl
Zeolit
1 2
3
4
5
6
7
8
10
9
drain



Gambar : Regenerasi Unit Kation

Reaksi :
R
-
Na
+
+ H
+
Cl
-
R
-
H
-
+ Na
+
Cl
-

Jenuh Injeksi Asam Reaksi aktif Limbah





Copyrights 2011
Page 20


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




NaOH
Zeolit
1 2
3
4
5
6
7
8
10
9
drain
Air dr unit kation


Gambar: Regenerasi Unit Kation

Reaksi :
R
-
Cl
+
+ Na
+
OH
-
R
+
OH
-
+ Na
+
Cl
-

Jenuh Injeksi Caustic Resin Aktif Limbah

2 . SISTEM DEMINERALISASI SINGLE BED ( MIXED BED)

PENGOPERASIAN :
Air dari booster pump masuk ke mixed Bed filter , disini ion positif dan negatif
dalam air ditukar dengan ion hidroksil dari resin , air yang keluar adalah air bebas
mineral .
R-OH
R-H
NaCl
Garam
H2O
NaCl
R-Na
R-Cl
H OH


Gambar : Penukar Mix-Bed




Copyrights 2011
Page 21


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





REGENERASI :

W1
W2
W3
W5
W6
W4
R5
R6
B2
B3
B4
EFFLUENT NEUTRALIZATION SUMP
B1
DW1
DW2
R3
R2 R4
MIXING AIR
RECEIVER
PS1
DESTILLED
BOOSTER PUMP
DESTILLED
WATER
TO
DEMIN
TANK
R1
R-OH
R-H
MA1
NaOH
HCl


REGENERASI :
Resin yang sudah jenuh diregerasi dengan HCI dan Na OH
sesuai dengan sequen step regerasi
1 . Back wash
2 . Setting
3 . Caustic Injection
4 . Caustic Displacement
5 . Acid Injection
6 . Acid Displacement
7 . Rinse
8 . Draining
9 . Mixing
10. Fill up
11. Fast rinse
12. Cek Conductivity










Copyrights 2011
Page 22


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




SELECTIVITY OF CATION AND STRONG BASE ANION RESINS

Cations Anions


Calcium ( Ca
+2
) Sulfate ( SO
4
-2
)

Magnesium ( Mg
+2
) Chloride ( CI
-
)

Ammonium ( NH
4
+
) Bicarbonate( HCO
3
-
)

Potassium ( K
+
) Silica ( Exchanges as HsiO
3

-
)

Sodium ( Na
+
) Hydroxide ( OH
-
)

Hydrogen ( H
+
)


TYPICAL SPESIFIKASI KWALITAS AIR YANG DIPAKAI UNTUK PENGISI
DEMINERALISING PLANT

Constituent Limit Pretreatment
TSS Essentially zero Clarification / filtration polishing
filter 20 micron
Organics Essentially zero Lime softening Chlorination /
filtration Activated carbon
filtration
Chlorine < 0 . 1 mg/l Actived carbon filtration
Dechlorination
Iron ( ferric ) < 0 .1 mg/l Lime softening / filtration
Filtration
Manganese greendsand -
filtration
TDS Typically < 500 mg/ l Desalination ( R . O . or other )


f. Reverse Osmosis

R.O. (Reverse Osmosis) adalah suatu metode pemurnian melalui membran semi permeable
di mana suatu tekanan tinggi (50-60 PSI) diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga
akan memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan
tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan
yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih
kecil dari pori-pori R.O. akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang
murni.






Copyrights 2011
Page 23


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-






























Bagian utama dari sistim RO terdiri dari pompa-pompa dan motor, filtration system, tangki-
tangki, membrane, cleaning system, piping system serta instrument control. Air laut yang
akan memasuki system RO, sebelumnya di injeksi dengan klorin di water intake untuk
mencegah gangguan dari biota lain dan mencegaH potensi terjadinya korosi di pipa-pipa.
Klorin yang di injeksikan di water intake adalah sekitar 1 ppm. Air kemudian ditampung
dalam Sea Water Tank untuk kemudian melalui treatment di RO. Berikut ini adalah bagian-
bagian yang ada dalam system RO.
a. Automatic Filter (Arkal).
Filter ini bertujuan untuk memisahkan padatan tersuspensi dengan ukuran > 100 mikron.
Arkal mempunyai kapasitas 143 m
3
/jam. Arkal bisa melakukan back wash secara otomatis,
dengan setting 25 detik back wash, 5 detik delay (pindah modul).back wash dilakukan di tiap
pasang modulyang bergantian dengan modul lain dengan memanfaatkan perbedaan
tekanan antara produk arkal dengan saluran drain. Terdapat 2 buah train,tiap train terdiri
dari 6 pasang modul,antar modul dihubungkan dengan three way valve. Produk arkal
ditampung di dalam sea water tank.




Copyrights 2011
Page 24


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





Gambar Arkal

b. Ultra Filtration (UF)
Filter ini memisahkan partikel dengan ukuran > 0,1 mikron yang telah melewati Arkal.
Terdapat 2 buah train, 1 trin terdiri dari 84 modul.Didalam Ultra Filtration juga terjadi
backwash secara otomatis yang pengaturannya berdasarkan timer, yaitu 30 menit
produksi,berhenti,kemudian back wash yang semuanya berlangsung dalam 1 train. Back
wash berlangsung selama 210 detik, dengan rincian 70 detik pertama aliran udara = air,140
detik sisanya aliran air.Air yang di accept di filter ini ditampung pada UF tank dengan
kapasitas produksi 125 m
3
/jam. Di UF tank di cek kadar Cl
2
yang keluar dari Arkal.


Gambar Ultra Filtration

c. Catridge Filter
Filter ini menyaring partikel dengan ukuran > 5 mikron. Filter ini dipasang untuk
mengntisipasi bila ada partikel yang lolos dari UF. Sebelum masuk catridge filter, air
diinjeksikan anti klorin, yaitu Na
2
SO
3
dan anti scalant, yaitu poli karboksilat. Tujuan
penginjeksian anti klorin adalah karena catridge filter mempunyai bahan yang tidak tahan
terhadap klorin. Bila terpapar pada klorin, maka serat catridge akan meluruh. Sedangkan
tujuan ditambahkannya anti scalant adalah untuk mencegah terbentuknya endapan pada
RO yang dikhawatirkan akan menyumbat RO dan mengganggu kinerja dan efisiensi RO.
Sebagai Anti Scale, biasanya digunakan bahan kimia yang berjenis polimer. Pada desalt
plan misalnya, digunakan poly phosphate. Namun pada RO, jenis bahan yang digunakan
berbeda. Hal ini karena pada prosesnya desalt dan RO mempunyai suhu operasi yang
berbeda, sehingga scale yang terbentuk pun berbeda. Maka bahan yang digunakan pun
harus disesesuaikan. Injeksi dilakukan dengan selang yang dihubungkan langsung ke dalam
pipa aliran air.

IN
OUT




Copyrights 2011
Page 25


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-






Gambar Catridge Filter

d. Sea Water RO (SWRO)
adalah perangkat untuk memurnikan air dari partikel-partikel pengotor dari air laut. SWRO terdiri
dari 11 vessel, dengan tiap tabungnya mempunyai 6 lembar membrane yang tergulung di
dalamnya. Jenis membrane yang digunakan adalah Thin Film Composite (TSC). Pada SWRO
proses masuknya air adalah dari luar membran dan produknya ke luar dari bagian dalam
membrane dengan aliran paralel, artinya air masuk ke dalam 11 tabung secara bersama -
sama. Air masuk SWRO mempunyai conductivity 46200 dengan dipompakan HPP SWRO
(P = 38 bar).Keluar SWRO dengan conductivity < 500 . SWRO mempunyai kapasitas 50
m
3
/jam. Produk SWRO kemudian ditampung dalam SWRO tank sebelum dialirkan ke BWRO.
SWRO mempunyai kemampuan reject 75% dan permeat 25%.

Membran Reverse Osmosis

e. Breakist Water RO (BWRO).
Pada dasarnya BWRO sama dengan SWRO. Bedanya adalah BWRO berfungsi untuk
memurnikan air sungai. Pada hal ini air dari SWRO dianggap sebagai air tawar yang
berkarakteristik hampir sama dengan air sungai. Pada BWRO terdapat 7 tabung membrane,
dengan tiap tabungnya terdiri dari 4 lembar membrane. Berbada dengan SWRO,pada
BWRO aliran airnya seri,terbagi menjadi 3 stage:
Stage pertama terdiri dari 4 vessel,produknya ke BWRO tank,sedangkan rejectnya ke
stage ke dua.
Stage ke dua terdiri dari 2 vessel,produknya ke BWRO tank,sedangkan rejectnya ke




Copyrights 2011
Page 26


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




stage ke tigaStage ketiga terdiri dari 1 vessel,produknya ke
BWRO tank,sedangkan rejectnya ke stage ke UF permeat tank.
Produk SWRO mempunyai conductivity < 15 lalu kemudian ditampung dalam BWRO
tank. BWRO mempunyai kemampuan reject 25% dan permeat 75%. Hal ini karena pada
BWRO air yang lewat sudah lebih murni sehingga tidak banyak pengotor yang tertahan.
Pada BWRO juga dilakukan pengecekan parameter yang sama dengan SWRO. Dari BWRO
tank, air kemudian dialirkan ke Fresh Water Tank untuk kemudian dilakukan demineralisasi
di mixed bed demineralizer.



Gambar RO Vessel

























Copyrights 2011
Page 27


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




3.2 Internal Water Treatment

condenser
169 k, 538 C
40 k, 336 C
39 k, 538 C
10 k, 330 C
174 k
251 C
180 k, 142 C
28 k. 40 C
12 k, 109 C
G
SUBFP
DEAERATOR
LP HEATER
LP HEATER
LP HEATER 4
LP HEATER 3
LP HEATER 2
HP HEATER 6
HP HEATER 8
HP HEATER 7
BFP
HP IP
LP 1
LP 2
HP BY PASS
LP BY PASS
MAIN DRUM
BOILER
SUPER
HEATER
REHEATER
ECONOMIZER
DESAL PLANT
FWT
DEMIN
PLANT
COND.
PUMP
COND
POLISH
T U R B I N E S
SEA
GLAND ST
COND
FUEL
ASH

Gambar sirkulasi air uap PLTU Suralaya Unit 5,6,7

Berikut ditampilkan gambar siklus air sederhana PLTU/PLTGU Priok

Sekilas Tentang PLTGU Priok
30
o
C
35
o
C
Aliran air laut = 106.600 M3/jam
SIKLUS AIR SEDERHANA PLTU /PLTGU UBP PRIOK
Chlorinatioan
Plant (NaOCl)
Desalination Plant 1
Desalination Plant 2
<100
uS/cm
< 5
uS/cm
Demineralitation Plant
HRSG
Condensor
Water
intake
G
Out fall
Laut Jawa
WWTP
(Waste Water Treatment Plant)
Semua limbah cair
GT
30
o
C 35
o
C





Copyrights 2011
Page 28


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Seperti telah diuraikan diatas , bahwa salah satu pencegahan terhadap kerusakan
peralatan adalah dengan cara mengolah fluidanya, dalam hal ini tidak cukup dengan
pengolahan eksternal , melainkan perlu pengolahan didalam sistem yang disebut
Internal Water Treatment .


a . SISTEM DI PLTU / PLTGU Lihat Typical Flow Diagram
Chemical Treatment sebagai berikut :

3.2.1. Sistem air kondensat

Hydrazine (N2H4) diinjeksikan kedalam dicharge pompa kondensat
( Condensate Pump Discharge ) atau sesudah Condensate Polisher agar
dapat mengikat oksigen terlarut dan mengatur pH air condensate antara 9,2 9,4,
juga agar pada inlet deserator kadar hydrazine mencapai minimum 10 ug / l .
Oksigen terlarut didalam air kondensat harus dijaga serendah mungkin jika lebih
dari 20 ug/l , maka harus di identifikasi sumber kebocoran dan ambil langkah
pembetulan .


AIR KONDENSAT NORMAL LEVEL 1 LEVEL 2
0
2
Terlarut < 20 ug / 1 > 20 < 40 ug/ 1
Maksimum 336 j / th
> 40 ug / 1 Maksimum
48 j / th

Bila kondensor bocor , maka Cathion conducting dan Direct
Conductivity akan naik , dan perlu mengambil langkah secepatnya
Sbb :



AIR KONDENSAT NORMAL LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3

Cathion Conduc
tivity


Direct Conductivity
< 50 us / cm



< 500 us/ cm
> 50 < 140 us / cm
Identifikasi bagian yang
bocor lalu out of
service /
dengan mengguna kan
saw dust
> 140 us / cm
Beban di
turunkan &
kondensor diisolasi
> 5000
us / cm
Unit
trip



3.2.2 . Sistem Air Pengisi

Tujuan Internal Treatment didaerah air pengisi ini adalah untuk mengurangi
kontaminasi dan korosi , yang dapat menjadikan air boiler dan Spray
Desuperheater terkontaminasi .














Copyrights 2011
Page 29


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Batasan untuk air pengisi dapat dilihat pada tabel berikut :

A N A L I S I S H A R G A
Total Fe
Total Cu
pH
O
2
di air kondensat
di deacrator
N
2
H
4
di air kondensat
Di deacrator outlet
NH
4
OH
10 ug / I
10 ug / I
9 , 2 9 , 4
20 ug / I
5 ug / I
20 ug / I
10 ug / I
< 1000 ug / I

pH air pengisi dikontrol antara 9 , 2 9 , 4 dengan penambahan amonia
sesudah condensat polisher . Dalam hal ini membutuhkan antara 0 , 5 1 ppm
amonia . Pengaturan pH ini untuk mengurangi korosi pada baja dan tembaga
di high pressure feed heater . Hydrazine juga diinjeksikan secara kontinu di
discharge condensate pump atau sesudah condensate polisher dan pada
deaerator outlet , agar kadar N
2
H
4
dijaga < 10 ug / I di economiser inlet ( lihat
tabel * )
Kontaminasi pada air pengisi disebabkan :
1 . Kebocoran kondensor , sehingga Ca
2+
, Mg
2+
dan CI
-
dapat masuk ke boiler .
2 . Kebocoran udara masuk ke kondensor atau daerah lain , sehingga Oksida
Fe dan Cu dari korosi tube condensor dan heater heater dapat masuk ke
boiler .
Hydrazine meskipun bereaksi lambat dengan oksigen , namun dapat mereduksi
oksida oksida Fe
2
O
3
pada sistem air pengisi menjadi Fe
3
O
4
( Magnetite Film ).

* TABEL ECONOMISER INLET

DISCHARGE BEP NORMAL LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3
Disolved Oxygen < 5 ug / I > 50 < 10 ug / I
Maksimum 336
j/th
> 10 < 20 ug / I
Maksimum 48
jam / th
> 20 ug / I Maksi 4 j
/ th Unit out of
service

3.2.3 . Sistem Air Boiler

Air boiler harus dijaga dalam kondisi normal , Internal boiler water pada boiler
tekanan rendah biasanya dengan injeksi garam fosfat , untuk mengkontrol pH
air boiler dan mencegah terbentuknya kerak Ca dan Mg sulfat atau silkat .

3.2.4. Hubungan Fosfat dengan pH adalah sebagai berikut :

Injeksi fosfat sebaiknya campuran antara Na
3
PO
4
dan Na
2
HPO
4
, agar kondisi
pH air boiler berada dibawah curve , karena tidak menimbulkan free caustic
seperti pada campuran Na
3
PO
4
dan NaOH . Dengan alasan fosfat dapat
menimbulkan deposit Hide out , maka ada unit lebih menyukai volatile
treatment sebagai kontrol pH dan bebas padatan , tentunya kwalitas air
pengisi harus baik dan tube tube condensor dengan tergantung dari design
boilernya . Bila kondisi air boiler dibawah atau diatas dari harga batasnya ,
maka maksimum waktu 4 jam dan blow down untuk menormalkan ,
selanjutnya harga pH < 8 , maka segera harus shut down . Boiler harus
dioperasikan pada tahanan drum yang berkaitan dengan penentuan pada
Curve antara silikadan tekanan .





Copyrights 2011
Page 30


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Typical batasan untuk kelas 600 900 psig dan 900 1500 psig dapat dilihat
pada tabel berikut :

( 600 to 900 psig ) ( 900 to 1500 psig )
pH 9 , 4 to 9 ,8 9 ,3 to 9, 5
M alkalinity, mg /l 50 ( maximum ) 20 ( maximum )
As CaCO
3

PO
4
, mg/ l as such 5 to 10 4 to 6
SiO
2
4,0 ( maximum ) 2,0 ( maximum )
Spec, Cond , uS / cm 250 ( maximum ) 100 ( maximum )


Disamping dengan Internal Treatment , maka korosi juga dapat dicegah
dengan menjaga magnetite film pada boiler jangan sampai rusak , antara lain
karena hydrogen damage , free caustic yang tinggi dan sering melaksanakan
acid cleaning . Untuk sistem air pendingin kondensor , korosi water box
kondensor dapat dicegah dengan cara menempatkan Zink anode atau dengan
sistem cathodic protection .

3.2.5 SISTEM DI PLTD
( Internal Water treatment dan system pendingin di PLTD Bukit Asam )

































MAKE UP
17 M
3
/JAM
SETARA AIR
MINUM
BAK
POMPA
COOLER
FAN
760 M
3
/JAM
TANK
POMPA
B
COOLING
TOWER
ENGINE JACKET COOLER
OIL COOLER
TURBO CHARGER
INTER COOLER




Copyrights 2011
Page 31


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




SYARAT-SYARAT

D1-A D2-B

TOTAL
HARDINESS
CHLORIDE ( CI )
SILICA ( S
1
0
2
)
IRON ( F

)
CONDUCTIVITY
PH

< 150
< 150
< 150
< 1
< 1000
9-10

< 400
-
< 150
< 1
< 1000
7-8

PPM
PPM
PPM
PPM
MMHO

Korosi maupun deposit pada sistem air pendingin sekunder maupun primer diinjeksikan
inhibitor anti korosif dan deposit , contoh :
Larutan inhibitor Kurilex L 107 , bahan kimia yang dibutuhkan untuk keperluan
pengisian dasar dan penambahan pada air pendingin, diatur seperti daftar berikut .
Objective value for quality control of cooling water



Analytical item Stand value for
control
Frequency of analysis Analytical instrument

pH ( at 25
o
C )


Kurilex L-107
Concertration (ppm)

Chloric ion ( ppm cl - )

6,5 10 .0


> 300



< 100

Once a week


Once a week



Once a week

Model KP-3pH meter

Model PI 3 tester



Model KW 1 tester


Type of system
Item
Primary cooling water system Intercooler cooling water
system
Basi
c
char
ging
Quantity of water contained


Basic dosing concentration

Basic dosing quantity

12 m
3

( 6m
3
x 2 sets )

500 ppm

12 m
3
x 5000 ppm = 60 kg
14 m
3

( 7 m
3
x 2 sets )

5000 ppm

14 m
3
x 5000 ppm = 70 kg
Addi
tion
al
char
ging
Quantity of leakage


Concentration of chemical additionally
dosed

Quantity of additionally dosed
chemical


0,2 m
3
/ day
( 0,1 m
3
/ day x 2 sets )

3000 ppm


0,2 m
3
/ day x 3000 ppm
x 7 days
= 4,2 kg / week
0,2 m
3
/ day
( 0,1 m
3
/ day x 2 sets )

3000 ppm


0,2 m
3
/ day x 3000 ppm
x 7 days
= 4,2 kg / week







Copyrights 2011
Page 32


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




3.2.6 Pengecekan kwalitas air pendingin

o Pengecekan kadar Chlorida dan Sulfat < 100 ppm .
Lihat 2.1. a. Diatas. Pengecekan ini sekalian untuk mengetahui adanya
kebocoran disisi heat exchanger .

o Pengecekan harga pH air pendingin antara 8,5 9,5. Lihat instruction
yang diberikan supplier tentang bahan pengolahan air pendingin.
Pengecekan dengan pH meter ( perhatikan temperatur dan alkalinitinya ) .
Menaikan harga pH dapat dengan jalan menambahkan 40 % NaOH atau
penambahan inhibitornya .

o Pengecekan harga Nitrit
Lihat prosedur instruksi dari supplier tentang pengolahan air pendingin .
Nitrit yang berasal dari inhibitor Nitrite Borate , seperti DewiNC , Dukem
702 atau dari werklene 5000 D, berfungsi anti korosif . Pengetesan
dengan tablet indikator yang merubahwarna air sample .


3.2.7. PADA SISTEM PLTP





Berhubung fluida panas bumi yang dipakai untuk menggerakan turbin
berbentuk uap air yang mengandung gas gas , antara lain H
2
O , CO
2
, SO
2

dll, serta kandungan zat zat padat seperti SiO
2
, CI
-
dll , maka pencegahan
korosi dan deposit pada peralatan peralatan di PLTP dilakukan dengan cara
sebagai berikut :






Copyrights 2011
Page 33


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




3.2.7 PENCEGAHAN PENGARUH ZAT ZAT TERKANDUNG DARI FLUIDA PLTP .

1 . Pencegahan Korosi Didaerah Pipa Transmisi

a . Pipa dilapisi glass wool , agar tidak hanya mencegah hilangnya panas,
tetapi juga agar tidak berhubungan langsung dengan udara luar yang
korosif .

b . Bila unit stop , agar pipa selalu dalam kondisi bertekanan uap untuk
mencegah masuknya udara kedalam pipa .

2 . Pencegahan pengaruh Korosi dan Deposit Didaerah Turbin

Meskipun dari resorvoir uap yang dihasilkan adalah vapour dominated dan
kering dan dapat dialirkan langsung ke unit, namun untuk menjaga kwalitet
uap yang baik , perlu disediakan separator dan demister . Separator
berfungsi untuk memisahkan uap dari padatan terlarut seperti silika , garam
batu batuan abu dan air , sedangkan demister untuk menangkap titik titik
air dalam uap , sehingga uap masuk turbin akan bebas dari air dan
padatan terlarut . Disamping membatasi kandungan zat zat terlarut dalam uap
dan menjadikan uap betul betul kering melalui pengoperasian separator ,
flasher dan demister maka perlu material turbin disesuaikan dengan desain
yang tahan terhadap korosi , antara lain :

a. Dipasang pelindung erosi stellite pada sudu sudu tingkat terakhir ,
untuk menahan erosi karena water droplet dalam aliran uap . Stellite
ini diletakan ke sudut turbin dengan solder broz atau silver .

b. Material rotor turbin dengan karakteristik :
* Tidak mudah pecah : super low sulphur < 0,005 %
* Kurang sensitif terhadap SCC :
- Low nicel < 0,5%
- Lower sustenitizing temperature = 910
o
C
Pada umumnya material rotor dari CrMov alloy steel dan sedikit Ni .

c. Sudut sudut akhir dengan material 17-4 pH (kuat terhadap fatique)
dan sudut pertama dengan material 12 Cr .

d. Standard material untuk Casing dibuat dari plat carbon steel ASTM
273 AISI 1020 ATAU BS 4360 .

3 . Pencegahan Korosi didaerah Kondensor

Untuk mencegah terjadinya korosi pada daerah kondensor, maka diperlukan:

a . Air pendingin ditreatment dengan NaOH agar netral , yang diinjeksikan
pada sisi outlet basin cooling tower . Pompa injeksi ( 1 stan by )
akan bekerja otomatik berdasarkan input signal dari pH meter , yang
dipasang dibasin cooling tower. Bila pH air dibawah 7 maka pompa
otomatis bekerja dan stop pada pH 8,5 sehingga pH air pendingin pada
range 7-8,5 .







Copyrights 2011
Page 34


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




b . Material Condensor

Condensor shell dibuat pertama kali dari pabrik dengan bahan dari plat
carbon steel yang dilapisi dengan epoxy resin ., kemudian belakang praktis
menggunakan plat carbon steel 20 mm yang dilapisi stainless steel SS 316
setebal 2 mm . Untuk spray header , splash tray , fixing , spray nozzel
dan lain lain, dipakai stainless steel SS 304 atau SS 316 . Pipa pipa
kondensat dapat dibuat dari fiber glass reinforced plastic .

4 . Pencegahan Korosi Didaerah Cooling Tower

Karena air kondensat sangat korosif, pH antara 4-6, maka untuk mengatasi ini
peralatan perlu disesuaikan yang tahan korosi, antara lain :

a . Pipa pipa air dibuat dari glass fibre reinforced plastic
b. Fitting fitting sistem air pendingin yang kontak langsung dengan
pendingin dibuat dari stailess steel .
c . Basin cooling tower dibuat dari beton yang di lapisi sejenis asphal ( coal
terepoxy ) yang tahan terhadap serangan asam dan sulfat .
d . Tower fill support : SS 316 atau fibre glass reinforced plastic .
e . Fan deck dan dinding penyekat dari treated wood .
f . Fan stack : fibre glass .

Tabel : Standar Kualitas air baku
No. PARAMETER SATUAN AIR
BAKU
(MAX)
1 Warna Pt. Co
Scale
100
2 Bau - Relatif
3 Kekeruhan NTU 20
4 Besi mg/liter 2,0
5 Mangan mg/liter 1,3
6 Khlorida mg/liter 4000
7 Bahan
Organik
mg/liter 40
8 TDS mg/liter 12000






Copyrights 2011
Page 35


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Golongan
A
Golongan
B
Golongan
C
Golongan
D
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu
o
C Suhu
udara

7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250

KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO
3
Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 - 8.5 5 - 9 6 9 5 9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H
2
S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Absortion
Ratio)
Mg/lt - 1.5 2.5







Copyrights 2011
Page 36


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11 Heptachlor heptachlor
epoxide
Mg/lt 0.003 0.018
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO
4
) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21

Mikrobiologik

1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000

Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu








Copyrights 2011
Page 37


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




WATER QUALITY CONTROL NORMAL OPERASI DAN BATASNYA( MUARA KARANG)
ITEM CONDENSATOR FEED WATER BOILER WATER STEAM
pH PADA 25 C
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT


9.5
9.3
9.2
9.0
8.5

9.5
9.3
9.2
9.0
8.5


9.5
9.4
9.3
8.5

9.5
9.3
9.2
9.0
8.5
CONDUCTIVITY
(S/CM)
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT




7
5
4
3


7
5
4
3


50
18
14
10


7
5
4
3
CATION
CONDUCTIVITY












Copyrights 2011
Page 38


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





ITEM CONDENSATOR FEED WATER BOILER WATER STEAM
CATION
C0NDUCTIVITY
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT


0.3
0.2
0.1
0.1



0.2
0.1
0.1



N2H4 (PPM )
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT



0.008
0.006
0.004


0.040
0.020
0.005


0.040
0.020
0.005

PO4 (PPM )
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT





2.5
2.0
1.5

SIO2 (PPM )
UPPER LIMIT









Copyrights 2011
Page 39


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





ITEM CONDENSATOR FEED WATER BOILER WATER STEAM
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT

0.005
0.003
0.002
0.020
0.010
0.005
0.002
0.3
0.2
0.15
0.1
0.020
0.005

CL (PPM )
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT



0.1


0.1

0.1
0.1

T-Fe (PPB )
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT


20
50
10
5











Copyrights 2011
Page 40


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





ITEM CONDENSATOR FEED WATER BOILER WATER STEAM
T-CU (PPB )
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT



5
5
2
2

DO (PPB)
UPPER LIMIT
MAXIMUM
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT



42
20
10
5

7
5
5
5














Copyrights 2011
Page 41


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




TABEL STANDARD AIR KONDENSAT DAN AIR PENAMBAH
UNTUK KETEL BERTEKANAN 170 /KG/CM
2

ITEM PH SC CC SIO2 DO2 Cu Fe
AIR
KONDENSAT
9,2-9,5 < 10 MHO/CM
(SPECIFIC
CONDUCTIVITY)
< 0,3
MHO/CM
CATION
CONDUCTIVITY

<0,02
PPM
,0,015
PPM
<0,01
PPM

<0,02
PPM
AIR
PENAMBAH
7 <0,3 MHO/CM

<0,02
PPM


STANDARD AIR PENGISI KETEL
TEKANAN KERJA
(ATM)
40 ATM 60 ATM 80 ATM
OKSIGEN TERLARUT
(PPM )
< 0.02 < 0.02 < 0.02
TOTAL BESI (PPM) < 0,05 < 0,05 < 0,001
TOTAL TEMBAGA < 0,01 < 0,01 < 0,005
PH PADA 25C (PPM) 8-9 8-9 8-9
CONDUCTIVITY
s/cm
< 1,0 <0,5 <0,3
CHLORIDA - - -
HYDRAZIN (N2H4 ) 0,01-0,03 0,01-0,03 0,01 -0,03

UNTUK KETEL BERTEKANAN 170 /KG/CM
2

Air Pengisi Ketel
ITEM PH SC SIO2 DO2 N2H4
AIR PENGISI
KETEL
9,2-
9,5
< 10 MHO/CM
(SPECIFIC
CONDUCTIVITY)
<0,02 PPM ,0,007
PPM
<0,03- 0,05
PPM









Copyrights 2011
Page 42


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Untuk Ketel dengan tekanan 40,60 dan 80 atm
STANDARD AIR KETEL
TEKANAN KERJA
(ATM )I
40 ATM 60 ATM 80 ATM
SILIKA (PPM ) < 10 < 4
PHOSPHAT (PPM) <10 < 10 < 3
CONDUCTIVITY
(S/CM
- < 2500 < 1150
pH 9 - 10 9 - 10 9 - 10
Untuk ketel dengan tekanan 170 kg/cm
2
ITEM PH SC SIO2 P04 Cl
AIR
KETEL
9,2-9,5 <20 MHO/CM
(SPECIFIC
CONDUCTIVITY)
<0,185 PPM ,0,007 PPM <0,5 PPM

MAIN
STEAM
9,2-9,5 <10 MHO/CM

<0,015 PPM



































Copyrights 2011
Page 43


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




5. LIMBAH CAIR

Limbah cair dapat dikelompokan menjadi:

5.1 Limbah Cair dari External Treatment

Limbah buangan Water Treatment Plant

Limbah hasil sisa regenerasi Water Treatment Plant dapat bersifat asam (pH < 7,0)
ataupun basa (pH > 7,0) tergantung dari banyaknya buangan pencucian sisa
regenerasi WTP.

Cara bekerjanya proses netralisasi sebagai berikut:

Pada posisi permukaan tertentu air sisa buangan cucian regenerasi didalam bak
penetral disirkulasikan dengan pompa penetral (start secara manual). Tergantung dari
pembacaan sensor saat itu, apabila pH menunjukan asam (pH < 0,7), maka larutan
basa dari katup tangki harian kausitik akam pembuka dan menetralkan air buangan
demikian sebaliknya dengan larutan asam dari tangki harian asam HCI. Apabila pH
telah memenuhi syarat baku mutu air buangan (7-9) , air dibuang ke luar ke setelah
pembuangan.
































Gambar 7 :Netralisasi Wtp
UNIT
NEUTRALIS
ATION PIT
[150 M3]
OIL
SKI
ME
R
PIT
WASTE
WATER
STORAGE
POND-3
[ 750 M3 ]
WASTE
WATER
STORAGE
POND-4
[ 750 M3 ]
pH
CONTROL
AND
OXIDATIO
N PIT
[ 20 M3 ]
150 M3 /
hr
SLUDGE
ENRICHME
NT
TANK
[ 60 M3 ]
MIXIN
G PIT
[ 10
M3 ]
CLEAR
WATER
PIT
[ 40 M3 ]
NEUTRALI
SATION
PIT
[ 20 M3 ]
DILUT
ED
HCL
TANK
MIXIN
G PIT
[ 10
M3 ]
PURIFIED
WASTE
WATER
PIT
[ 170 M3 ]
1
5
0
M
3
/
h
r
1
5
0
M
3
/
h
r
150 M3 /
hr
2
0
M
3
/
h
r
2
0
M
3
/
h
r
2
0
M
3
/
h
r
2
0
M
3
/
h
r
190M3
/hr
190M
3/hr
1,5M
3/hr
190
M3/hr
FILT
ER
PRES
S
DILUT
ED
NaOH
TANK
COAG
ULANT
TANK
COAG
ULANT
AID
TANK
40M
3/hr
40M
3/hr
5M3
/hr
HOP
PER
TO
TRUC
K
2
M3/
hr
FILTERED
WATER
0,5
M3/hr
SLUD
GE
COAGULAN
T
SEDIMENTA
TION
TANK
[ 190 M3 ]
40
M3/h
r
0
.
1
M
3
/
h
r
0
.
0
7
5
M
3
/
h
r
6,4
Ltrs/Day
10,92
Ltrs/Day
7
M
3
/
h
r
33
M3/h
r
2,14
Ltrs/Da
y
20
M3/h
r
3,65
Ltrs/Day
190
M3/hr
0
.
0
7
5
M
3
/
h
r
0
.
0
7
5
M
3
/
h
r
0
.
0
7
5
M
3
/
h
r
0
.
0
7
5
M
3
/
h
r
0.075
M3/hr
0
.
1
M
3
/
h
r
40
M3/h
r
7
M
3
/
h
r
2
M3/
hr
DUAL
MEDI
A
FILTER
- A
DUAL
MEDI
A
FILTER
- B
40
M3/h
r
40
M3/hr
40
M3/hr
40
M3/h
r
40
M3/hr
40
M3/hr
20
M3/h
r
40
M3/hr
PURIF
IED
WAST
E
WATE
R
Ket:
Kapasitas WWTP 40
Ton/hr




Copyrights 2011
Page 44


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-




Limbah buangan desalination plant

Brine dari pompa blowdown secara periodik dipantau nilai pH, suhu dan kandungan
phosphatnya (apabila memakai poly phosphate injection system). Apabila terdapat
deviasi dilakukan tindakan-tindakan koreksi agar air buangan tidak melebihi nilai
ambang batas.


5.2 Limbah Cair dari Internal Water Treatment


Limbah buangan dari Internal Water Treatment

Limbah dari buangan air ketel perlu dipantau dan diketahui nilai pH-nya , kandungan
phosphate, tidak boleh melebihi nilai ambang batas yang diijinkan. Apabila terjadi
devisi pada air buangan, maka segera dilakukan tindakan pencegahan (misalnya
dengan mengurangi blowdown ketel dan lain sebagainya).


Limbah air pendingin Condensor dan Chlorination Plant

Untuk menekan perkembangan pertumbuhan biota laut yang dapat mengganggu
proses perpindahan kalor dicondensor, maka pada sisi masuk saluran air pendingin
diinjeksikan larutan cairan Hypochlorite secara berkesinambungan.

Kadar Hypochlorite yang terlalu berlebihan dapat merusak habibat microorganisme
biota laut sehingga dapat mengganggu ekosistem. Apabila kadar Hypochlorite didalam
air pendingin melebihi batas yang disyaratkan (> 0,1 ppm), maka perlu dilakukan
koreksi pada hypochlorite generator dengan cara mengecilkan arus elektrolysis.

Limbah buang (air panas) juga dapat dihasilkan dari air pendingin apabila disipasi
panas yang dibuang dari uap bekas turbin diserap oleh air pendingin.

Dalam rancang bangun PLTU telah dipikirkan tentang kemungkinan disipasi panas
tersebut, sehingga untuk menanggulanginya saluran air pendingin, (kanal) dibuat
sepanjang 1.800 m agar memberi kesempatan penurunan suhu air pendingin dan
suhu air lautdapat dikatakan serendah mungkin (<2 C).



5.3 Limbah domestic (sewage treatment)

Limbah domestic berasal dari buangan domestic gedung sentral dan gedung administrasi.
Sebelum disalurkan ke bak digestion (penghancur) terlebih dahulu ditampung di bak
penampungan.
Dari bak penampungan di pompa ke bak penghancur. Didalam bak penghancur air
buangan diaduk dengan udara blower agar sisa buangan teroksidir dan mengendap serta
bakteri aerob dapat hidup tanpa terjadi pembusukan .
Untuk menghapus bakteri phatogen yang dapat menyebabkan penyakit (coli) air buangan
diinjeksi dengan larutan sodium hypochlorite. Sebagai parameter pengukuran hasil
treatment adalah: kadar sisa cl
2
dan BOD-5 yang terkandung didalam air buangan
domestic.
Apabila melebihi NAB, maka perlu dilakukan koreksi untuk memperbaiki kondisi treatment
(misalnya dengan memperpanjang pengadukan atau menambah larutan desinfectant).




Copyrights 2011 Page 45


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR

-





































Gambar 11 : Sewage pump and sewage treatment





Copyrights 2011 Page 1


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KIMIA AIR - AKM

-




Limbah dari proses Hydrogen Plant

Setiap penggantian larutan electrolit KOH sebelum dibuang kesaluran pembuangan perlu
dinetralkan terlebih dahulu dengan larutan asam

Limbah bahan bakar minyak dan pelumas

Limbah minyak umumnya berasal dari ceceran pencucian peralatan dengan bahan
pencuci minyak atau ceceran dari burner gunyang masuk kesaluran drain gedung sentral.
Air buangan (drain) dari gedung sentral sebelum dibuang kesaluran pembuangan
ditampung terlebih dahulu didalam separator oil. Minyak dan pelumas yang lebih ringan
dari air akan mengalir lewat luberan kedalam bak khusus sedang air yang bebaas minyak
dibuang dan disalurkan ke saluran pembuangan.
Minyak atau pelumas yang tertampung didalam bak khusus dikumpulkan dan dipindahkan
secara manual ke oil recovery pit. Dari oil recovery pit dipompa ke bunker disatukan
dengan bahan bakar HFO (Heavy Fuel Oil).

Anda mungkin juga menyukai