Anda di halaman 1dari 9

PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN APEL

PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN APEL

SASKIA ADINDA (2011711065)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.. 2

1.1 Latar Belakang. 2

1.2 Alasan Memilih Topik. 2

II. ISI. 3

2.1 Botani Tanaman Apel 3

2.1.1 Klasifikasi 3

2.1.2 Morfologi Tanaman Apel 3

2.2 Syarat Tumbuh. 3

2.3 Pasca Panen. 4

2.3.1 Pembersihan. 4

2.3.2 Sortasi dan Grading. 4

2.3.3 Pelilinan. 5
2.3.4 Pengemasan. 5

2.3.5 Penyimpanan. 5

2.4 Kandungan dalam Tanaman Apel 6

III. KESIMPULAN.. 6

3.1 Kesimpulan. 6

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apel (Malus sylvestris L.) merupkan tanaman buah tahunan
yang berasal dari daerah Asia Barat yang memiliki iklim seb
tropis. Apel merupakan salah satu buah yang banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Apel memiliki rasa
enak dan banyak mengandung vitamin sehingga bermanfaat.

Di Indonesia, sentra tanaman apel terletak di daerah Malang.


Terdapat tiga varietas yang dikembangkan di daerah tersebut
yaitu Apel Manalagi, Apel Romebeauty, Apel Anna, dan Apel
Wangling. Dari keempat varietas unggulan tersebut, apel
Manalagi dan Romebeauty yang oaling popular dan banyak
dijual di swalayan. Tetapi kepopuleran dua varietas tersebut
masih terkalahkan oleh apel impor yang masuk ke Indonesia.
Dengan harga apel impor yang relatif lebih murah
menyebabkan apel lokal tidak mampu bersaing di pasaran
(Cempaka, et al., 2014).
Perkembangan produktivitas tanaman apel di Indonesia dari
tahun ke tahun menurun. Rendahnya produktivitas tanaman
apel di Indonesia memungkinkan. Produk impor menguasai
pasaran dalam negeri (Ariani, 2007). Buah impor yang masuk
dalam negeri membuat adanya persaingan dengan buah lokal.
Kebanyakan buah impor memiliki kualitas yang lebih baik dari
buah lokal.

Dalam meningkatkan daya saing buah apel lokal, maka


diperlukan beberapa upaya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan daya saing dilakukan penanganan pasca panen
pada buah apel, karena dengan adanya penanganan pasca
panen yang baik dan tepat dapat menjadikan produk yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan bisa bersaing
dengan produk impor (Irawan, 2007).

Sebagian besar hasil produksi apel dijual dalam bentuk buah


segar untuk langsung dikonsumsi. Tetapi seringkali terdapat
sebagian buah yang tidak memenuhi standar, seperti buah yang
terdapat bekas leka karena lecet maupun karena terkena
penyakit dan kemudian busuk. Sehingga buah-buah tersebut
tidak laku dipasaran dan memiliki nilai ekonomi sangat rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan penangan
pasca panen (Gazali & Munawwaroh, 2017).

1.2 Alasan Memilih Topik


Alasan memilih topik ini untuk menambah pengetahuan cara
penanganan pasca panen pada apel. Penanganan pasca panen
sendiri sangat penting dilakukan untuk mempertahankan
kualitas buah.

II. ISI
2.1 Botani Tanaman Apel

2.1.1 Klasifikasi
Tanaman Apel diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom

Plantae

Divisi

Spermathophyta

Sub Divisi

Angiospermae

Kelas

Dicotyledoniae

Ordo
:

Rosales

Famili

Rosaceae

Genus

Malus

Spesies

Malus sylvestris L

2.1.2 Morfologi Tanaman Apel


Tanaman apel merupakan tanaman berhabitus pohon dan
berdaun yang bersifat gugur. Tanaman apel dapat mencapai
ketringgian 3 meter — 12 meter dengan tajuk lebar dan biasanya
beranting. Apel memiliki daun yang tunggal, berbulu kasar, dan
mnyebar di sepanjang cabang. Bentuk daun lonjong dan
ujungnya meruncing (Heru, 1993).

Bunga pada tanaman apel merupakan bunga tunggal. Bunga


berwarna putih. Bunga pada tanaman apel muncul pada ujung-
ujung tunas generative yang tumbuh dari setiap mata pada
setiap ruas cabang. Tanaman apel hanya berbunga sekali dalam
setahun setelah mengalami musim kemarau (di Eropa musim
dingin) (Sumarjono, 2006).

2.2 Syarat Tumbuh


Di Indonesia yang beriklim tropika, beberapa varietas apel
memiliki adaptasi yang baik di dataran tinggi atau
penggunungan. Apel merupakan tanaman yang hidup didaerah
tropis di daratan Asia, salah satunya yaitu Indonesia.tanaman
apel dapat tumbuh pada ketinggian 500–2300 meter di atas
permukaan laut. Tanaman apel dapat hidup pada suhu yang
berkisar antar 20–30 ℃. Kelembapan tanah yaitu 40–45%
serta penyinaran yang cukup dari matahari. Tanaman apel
dapat ditanam pada tanah yang mengandung latosol,alluvial,
dan andosol dengan tingkat keasaman tanah atau pH yaitu 4–
9.

2.3 Pasca Panen


Penangan pasca panen memiliki tujuan untuk mempertahankan
kualitas hasil produk yang didapat. Penanganan pasca panen
juga dapat memberikan penampilan yang baik dan
memperpanjang daya simpan. Penangan buah apel setelah
dipanen akan dilanjutkan pada proses penampungan hasil
panen. Kemudian menuju proses selanjutnya yaitu proses
pembersihan, sortasi, grading dan pengemasan.

2.3.1 Pembersihan
Pembersihan pada buah apel dilakukan untuk menhilangkan
kotoran-kotoran yang menempel pada buah. Kebersihan sangat
mempengaruhi penampilan dari buah apel. Oleh karena itu,
sebelum dipasarkan buah apel harus dibersihkan. Air yang
digunakan untuk mencuci juga harus diperhatikan. Air hatus
jenih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung
senyawa kimia.

2.3.2 Sortasi dan Grading


Tujuan dari sortasi adalah untuk memisahkan produk
berdasarkan tingkat keutuhan dan kerusakan produk, baik
karena cacat mekanis maupun cacat karena bekas serangan
hama atau penyakit. Selain itu sortasi bertujuan untuk
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan pasaran.
Penentuan mutu hasil panen biasnya berdasarkan ukuran,
bobot, warna dan bentuk (Broto, 1993).

2.3.3 Pelilinan
Pelapisan mengunakan lilin pada buah-buahan berfungsi untuk
menggantikan lilin alami yang hilang karena proses
pembersihan. Selain itu berfungsi untuk mengurangi
kehilangan air selama proses penanganan, pemasaran, dan
melindungi dari serangan mikroorganisme pembusuk.

2.3.4 Pengemasan
Pengemasan pada buah apel bertujuan melindungi buah dari
luka serta dapat memberikan estetika untuk menarik
konsumen. Pengemasan yang baik dapat melindungi produk
selama proses pengangkutan, pemasaran hingga sampai ke
tangan konsumen. Kemasan yang digunakan untuk
memasarkan buah adalah kemasan kotainer plastik, tray foam,
plastic wrapping dan kardus (Broto, 1993).

Tempat kemasan perlu diperhatikan sesaui dengan fungsinya.


Kemasan kontainer dan kardus digunakan untuk penjualan apel
dengan skala besar. Kemasan plastik wrapping dan tray foam
digunakan untuk penjualan apel di supermarket (Burdon, 1991).

2.3.5 Penyimpanan
Proses penyimpanan buah-buahan dapat menambah daya guna
sebelum sampai ke tangan konsumen. Buah apel disimpan
dalam kamar dingin dapat segar sekita 4 -7 bulan. Dengan
pengaturan suhu pada masa penyimpanan dapat
mengendalikan penyakit pascapanen pada buah (Kusumo,
1986).

2.4 Kandungan dalam Tanaman Apel


Buah Apel kaya akan kandungan gizi, namun yang paling
dominan adalah vitaminnya. Ada banyak vitamin yang
terkandung dalam buah apel yaitu vitamin A,vitamin B1,
Vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9 dan
vitamin C (Cempaka, et al., 2014).

Buah apel juga mengandung mineral antara lain kalsium,


magnesium, potassium, zat besi, dan zinc. Apel juga memiliki
serat yang baik untuk orang yang sedang diet. Serat dapat
mencegah lapar. Buah apel juga mengandung fitokimia yang
merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas
(Cempaka, et al., 2014).

Flavanoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang


terdapat pada tanaman hijau. Salah satu flavonoid yang paling
penting adalah quercetin. Quercetin memiliki manfaat untuk
melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit degenerative
contohnya kanker dengan cara mencegah terjadinya proses
peroksidasi lemak. Buah apel mengandung quercetin yang
tinggi (Cempaka, et al., 2014).
Mengkonsumsi buah apel dapat mengontrol kadar gula darah.
Buah apel mengandung pektin. Pektin merupakan salah satu
jenis serat larut air dan dalam lambunh pektin akan
membentuk gel. Bentukan gel tersebut meyebabkan penurunan
waktu pengosongan lambung. Hal tersebut menyebabkan
penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus. Karena
penurunan waktu penyerapan glukosa tersebut, kadar glukosa
di dalam darah meningkat secara perlahan/ peningkatan kadar
glukosa secara perlahan tersebut tidak akan merangsang insulin
yang berlebihan (Hartono , 2000).

III. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk mempertahankan hasil produk buah apel perlu dilakukan
penanganan pasca panen. Sehingga dapat membuat buah apel
loka dapat bersaing dipasaran dengan apel impor. Selain itu,
buah apel juga memiliki kandungan dan manfaat yang baik bagi
yang mengkonsumsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai