Gambar 8. Skema gaya pada roda belakang untuk mengknvrsi putaran as roda menjadi gerak
traktor lurus mendatar kedepan
As roda belakang menghasilkan torsi T dan kecepatan putar (rpm) n. Bilamana diameter roda
belakang traktor D = 2R
T = torsi, N m
R = jari jari ban, meter
n = kecepatan putar poros, rpm atau putaran per menit
Tr = Ac + Wr tan φ
Tr = A (c + p tan φ )
A = b x l ( luas tapak ban )
c = kohesi tanah
Wr = gaya normal ban pada permukaan tanah
φ = faktor gesekan dengan permukaan tanah
Harga kohesi tanah c dan faktor gesekan permukaan tanah φ tergantung kondisi tanah
(aspal/betn, permukaan alami padat, sehabis dicangkul, pasir atau becek)
Dapat dikatakan roda mengalami “pergelinciran” atau tergelincir atau mengalami selip (slip)
sepanjang x.
Selip diartikan sebagai pengurangan jarak tempuh x dari jarak tempuh teritis l yang
seharusnya dapat ditempuh roda atau
S = (l – x) / l (satuan desimal)
Atau
S (%) = 100 (l – x)/l = 100 ( 1 – x/l) (satuan %)
Va = (1 – S) Vt
atau
S = (1 – Va/Vt), satuan desimal (x 100 untuk satuan %)
Maka selip juga disebut “pengurangan kecepatan” atau “pengurangan jarak tempuh”.
Selip yang terjadi tergantung kndisi permukaan tanah (aspal/betn, permukaan alami padat,
sehabis dicangkul, pasir atau becek)
Dalam satu putaran roda maka secara teoritis akan ditempuh jarak mendatar sepanjang L;
L= πD = 2πR
Saat titik permukaan roda P tertumpu di tanah pada awal bergerak Ta maka dalam satu
putaran titik P secara teoritis akan tertumpu di titik permukaan tanah Tt maka
Tt – Ta = L == πD = 2πR
Tetapi pada realita atau kenyataan titik P di permukaan roda sudah menyentuk permukaan
tanah dititik sebelum Tt yaitu di Tu. Jarak Ta ke Tu terukur d sebagai jarak tempuh yang
terukur:
Tu – Ta = d sebagai jarak tempuh terukur dimana d < l. Maka selama bergerak dalam
msatuputaran terjadi selip atau roda tergelincir sepanjang X:
X=L-D
Berkaitan dengan kecepatan gerak mendatar Vt dalam satu putaran roda dengan waktu t
Vt = L/t = 2πR/t
Dengan adanya selip maka kecepatan aktual Va dalam satu putaran roda dengan waktu t:
Va = nD
Contoh Soal: 11
Dari soal sebelumnya diketahui Traktor “two wheel drive” beratnya 3000 kg. Jarak
poros roda depan dan roda belakang 2,8 m. Saat ditimbang diketahui berat di roda depan 925
kg dan di roda belakang 2075 kg.
Bila traktor digunakan pada tanah padat (atau nfirm soil) diketahui koefisien MR
sebesar θ = 0,05, dan keofisien gesek traksi µ = 0,68 berapa gaya yang diperluikan untuk
menggerakan traktornya sendiri dan berapa gaya yang dihasilkan dari traksi1? Berapa gaya
hela traktor Fd yang tersedia?
Penyelesaian:
Berat traktor dalam satun massa kg, maka gaya berat Fg:
Fw = m x g = 3000 kg x 9,8 m/s2 = 29 400 kg m/s2 atau newton, N
Gaya gerak MR traktor untukmmengatasi hambatan ngulng pada semua roda maka berat
traktor keseluruhan atau
MR= θ x berat vertikal traktor = 0,05 x 29400 N = 1470 N
Atau gaya untuk menggerakan traktor untuk mengatasi hambayan guling sebesar 1470 N
Gaya traksi atau gaya dorong yang dihasilkan Tr tergantung pada berat yang ditumpu roda
gerak, dalam hal ini “tracktor dua roda gerak” maka akan tergantung berat pada roda
belakang.
Wr = 2075 kg atau Rr = 2075 kg x 9,8 m/s2 = 19845 N
Tr = (µ) x Wr = 0,68 x 2075 kg =1377 kg
atau
Tr = (µ) x Rr = 0,68 x 19845 N =13494, 6 N
Berdasarkan gaya hambatan guling MR dan gaya dorong Tr yang tersedia maka sis adalah
sebagai gaya teredia untuk menghela beban Fd:
Tr = MR + Fd atau
Fd = Tr – Mr = 13494,6 N – 1470 N = 12024,6 N
Penyelesaian:
Jari jari efektip roda R = 0, 58 m
Keliling roda atau jarak tempuh satu putaran roda:
Keliling roda = 2πR = 2 x π x 0,58 m = 3,77 m
Untuk lima kali putran L = 5 x keliling = 5 x 3,77 m = 18,85 m
Jarak terukur D = 16,7 m
Selip yang terjadi S = (L – D)/L = (18,85 – 16,7)/18,85 = 0,114 = 11,4%
Berdasarkan daya hela beban yang tersedia Fd, maka daya hela atau FDP:
FDP = Fd x Va = 12024,6 N x 80,16 m/menit x 1/60 menit/sekon
= 16064,87 N m/sekon = 16,065 kW
Gaya traksi TR digunakan untuk mengatasi hambatan gerak roda MR dan beban hela
atau gaya hela traktor FD yang ada atau
Tr = Fd + MR
Atau
Fd = Tr - MR
Kenyataan daya yang dhasilkan motor penggerak traktor sampai batang hela untuk
mengoperasikan mesin dan alat pertanian banyak terjadi penyusutan atausaya hilang (power
losses).
Berdasarkan gaya hela traktor dan kecepatan karja aktural traktor Va maka daya hela traktor
pada drawbar PDB
PDB = Fd * Va (dalam newton km/jam) atau * 1/3,6 m/sekon)
PDB = Fd * Va /3600 (dalam kilo watt atau kW)
Efisiensi Traksi (TE)
Efisiensi traksi merupakan perbandingan antara daya yang bisa digunakan untuk menghela
beban dengan daya tersedia pada proros roda gerak atau.
TE = PDB / PA
PDB = TE x PA
Peningkatan TE dapat dicapai dengan menyesuaikan pemberat untuk mengoptimalkan slip
yang terjadi.
Daya Drawbar yang tersedia dapat diperkirakan dari daya PTO dikalikan dengan koefisien
berikut tergantung kondisi permukaan tanah:
Tractor Type Concrete Firm Soil Tilled Soil Soft Soil
2 wheel drive 0.87 0.72 0.67 0.55
Front wheel assist 0.87 0.77 0.73 0.65
4 wheel drive 0.88 0.78 0.75 0.70
Tracks 0.88 0.79 0.80 0.78
Pemanfaatan daya pada poros (axle power0 atao pada titik ambil daya (power-take-off, PTO)
untuk gerakan traktor digambar secara representatif sebagai berikut:
Penyelesaian:
Diketahui PTOP = 85 kW
a) Dari gambar dari PTO ke Axle sebesar 0,96, atau PAxle = 0,96 PTOP
PAxle = 0,96 x 85 kW = 81,6 kW
b) Dari Axle ke Drawbar dengan kondisi pada tanah “tilled soil atau MED”, untuk traktor
jenis “two wheel dirve 2WD”terdapat angka 0,70 atau
PDB = 0,70 Paxle =0,70 x 81,6 kW = 57,12 kW
c) Daya hilang untuk mengatasi hambatan guiling MR dan slip:
P hilang = (1.0 – 0,70) x Paxle = 0,3 x 81,6 kW =24,48 kW
d) Dari gambar dari Gross Power ke Axle sebesar 0,77 – 0,80 atau rata rata 0,78 atau
Paxle = 0,79 Pgross atau Pgross = Paxle/0,79 =81,6 kW/0,79 = 103,29 kW
Dari gambar daya/power Gross ke Flya Wheel sebesar 0,92
Pfly = 0,92 Pgross = 0,92 x 103,29 kW = 95,03 kW
Penyelesaian:
Tabel 1 Distribusi PTO-Power sampai ke DB-Power (dalam %)