Anda di halaman 1dari 10

TRANSFORMASI ALAT PERTANIAN TRADISIONAL KE ALAT

PERTANIAN MODERN BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL


MASYARAKAT JAWA TENGAH

TRANSFORMATION OF TRADITIONAL AGRICULTURAL TOOLS TO MODERN


AGRICULTURAL TOOLS BASED ON THE JAVANESE LOCAL WISDOM

Prembayun Miji Lestari, Retno Purnama Irawati, Mujimin

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang


prembayun@gmail.com

(Naskah diterima tanggal 18 Januari 2019, direvisi terakhir tanggal 25 Juni 2019, disetujui
tanggal 30 Juni 2019)

Abstrak
Nenek moyang masyarakat Jawa memiliki pengetahuan cara bercocok tanam di lahan pertanian dan
berbagai macam peralatan pertanian tradisional yang diwariskan secara turun temurun, yang masih
sederhana sifatnya, digunakan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun dan merupakan
bagian dari sistem teknologi yang mereka miliki menurut konsepsi kebudayaannya. Ada dua jenis alat
pertanian yang digunakan, yakni alat pertanian tradisional dan mo-dern. Alat pertanian tradisional
bentuknya sederhana dan digerakkan menggunakan tenaga manusia, sedangkan alat pertanian modern
digerakkan dengan menggunakan mesin. Transformasi alat pertanian tradisional menuju alat pertanian
modern perlu untuk dikaji lebih dalam. Artikel ini akan membahas tentang alat pertanian tradisional
yang dimanfaatkan masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, berikut transformasi alat pertanian
tradisional menjadi alat pertanian modern. Artikel ini berasal dari penelitian yang memanfaatkan pen-
dekatan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi,
dan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan para informan (para petani padi dan petani ladang)
yang dianggap mengetahui dan menguasai masalah alat pertanian tradisional di Kabupaten Klaten.
Penggunaan alat pertanian tradisional oleh petani ini dengan alasan (1) petani merasa alat pertanian tra-
disional lebih tepat dipergunakan daripada alat pertanian modern, (2) area yang diolah tidak luas, (3)
mampu menjangkau area yang sempit, (4) praktis dan mudah dibawa serta digunakan, dan (5) harga
murah dan alat tersebut mudah ditemukan. Beberapa alat pertanian tradisional telah mengalami
transformasi menjadi alat pertanian modern. Alat pertanian modern ini dioperasikan dengan mesin, da-
pat dikelompokkan menjadi (1) alat pengolah tanah modern, (2) alat tanam modern, dan (3) alat
pemanen modern.

Kata-Kata Kunci: alat pertanian tradisional, modern, transformasi, kearifan lokal

Abstract
The ancestors of the Javanese community have knowledge of farming methods on agricultural land and various tra-
ditional farming equipment passed down from generation to generation, which is still simple in nature, used by a
group of hereditary communities and is part of the technology system they possess according to their cultural con-
ception. There are two types of agricultural equipment used, namely traditional and modern farming tools. Traditi-
onal farming tools are simple and driven using human labor, while modern agricultural tools are driven by
machines. The transformation of traditional agricultural tools to modern agricultural tools needs to be studied more
deeply. This article will discuss about the traditional agricultural tools used by the Javanese people, especially Cen-
tral Java, along with the transformation of traditional agricultural tools into modern agricultural tools. This article is
derived from research that utilizes qualitative descriptive research approach. Data were collected using interview
technique, observation, and literature study. Interviews were conducted with informants (rice farmers and owner of

Transformasi Alat-alat Pertanian Tradisional ke Alat Pertanian Modern ….1


agricultural land) who were considered to know and master the problems of traditional farming equipment in Klaten
District. The reasons for use of traditional farming tools by farmers are (1) farmers feel that traditional farming tools
are more appropriate than modern farming tools, (2) unprocessed areas, (3) able to reach narrow areas, (4) practical
and easy to carry as well as used, and (5) low prices and such tools are easy to find. Some traditional farming tools
have undergone transformation into modern agricultural tools. These modern agricultural tools are operated by
machines, can be grouped into (1) modern soil implements, (2) modern cultivators, and (3) modern harvesters.

Keywords: traditional farming tools, modern, transformation, local wisdom

1. Pendahuluan yang selama ini menjadi modal bagi masya-


Kesadaran akan perlunya kearifan lokal men- rakat pedesaan untuk bertahan hidup. Per-
dapat perhatian yang lebih besar dari para il- ubahan sistem penghidupan masyarakat pe-
muwan. Hal tersebut dipicu antara lain oleh desaan berupa peningkatan sumber penda-
wacana global tentang kegagalan pemba- patan masyarakat pedesaan. Jika dahulu sum-
ngunan di negara-negara dunia ketiga, sema- ber pendapatan masyarakat sangat terbatas
kin merosotnya kualitas lingkungan alam, se- pada sektor pertanian, berubah dan bertam-
makin cepatnya kepunahan pengetahuan-pe- bah banyak di luar sektor pertanian dan dapat
ngetahuan yang menjadi basis adaptasi berba- dilakukan di luar desa (pabrik dan jasa). De-
gai komunitas lokal, dan oleh romantisme lo- ngan bertambahnya sumber nafkah tersebut,
kal serta budaya dan kebutuhan akan jatidiri alternatif strategi nafkah yang dapat menjadi
di tengah arus globalisasi (Ahimsa-Putra, pilihan rumah tangga masyarakat pedesaan
2009: 30—31). juga semakin beragam. Dengan berubah-nya
Kesadaran orang untuk menggali kem- atau bertambahnya strategi nafkah rumah
bali kearifan lokal yang ada pada kelompok tangga memperlihatkan bahwa sistem mata
masyarakat atau suku bangsa tertentu menja- pencaharian masyarakat pedesaan mengalami
di lebih intens. Hal ini terjadi karena ilmu pe- perubahan (Mardiyaningsih dkk, 2010: 116).
ngetahuan modern ternyata tidak selalu Sistem mata pencaharian masyarakat pedesa-
membawa hal yang positif dalam kehidupan. an juga mengalami perbedaan dan sumber
Ilmu pengetahuan pertanian modern yang nafkah utama masyarakat pedesaan ialah bi-
menghasilkan revolusi hijau, misalnya, me- dang pertanian yang merupakan objek pe-
nimbulkan sejumlah dampak negatif seperti laksanaan modernisasi.
pemakaian pupuk kimia yang dapat merusak Mayoritas penduduk di pulau Jawa be-
kesuburan tanah dan pemakaian insektisida kerja dalam bidang pertanian, baik sebagai
atau pestisida yang dapat mengganggu kese- petani pemilik maupun petani penggarap. In-
imbangan alam. Masyarakat pun mulai meno- donesia merupakan negara agraris atau nega-
leh kembali ke pengetahuan lokal (etnosains) ra pertanian sehingga mayoritas penduduk-
untuk mengetahui bagaimana masyarakat za- nya bermata pencaharian sebagai petani, ber-
man dahulu bertani (Syarifuddin & Saharu- cocok tanam, dan mengelola tanah sebagai
din, 2011: 124). sumber kehidupan. Pertanian padi masih
Kesadaran untuk kembali kepada ke- menjadi yang utama. Pertanian padi, khu-
arifan lokal saat ini karena sering terjadi per- susnya di Jawa dikelola berdasarkan aspek
ubahan iklim yang tidak menguntungkan budaya warisan turun-temurun dari nenek
bagi manusia. Revolusi Hijau yang dikem- moyang. Nenek moyang masyarakat Jawa
bangkan pemerintah juga menyebabkan per- memiliki pengetahuan cara bercocok tanam di
ubahan di pedesaan yang diawali dengan per- lahan pertanian dan berbagai macam per-
ubahan struktur agraria dan hilangnya berba- alatan pertanian tradisional yang diwariskan
gai nilai, pranata dan ikatan sosial tradisional secara turun-temurun. Peralatan tradisional

2 Widyaparwa, Volume 47, Nomor 1, Juni 2019


yang dimaksud adalah seperangkat alat perta- dari penggunaan peralatan modern sekaligus
nian yang masih sederhana sifatnya, yang di- dapat melestarikan kearifan lokal, nilai tradisi
gunakan oleh sekelompok masyarakat secara dan budaya masyarakat petani itu sendiri
turun-temurun dan merupakan bagian dari (Suranny, 2014: 46—47).
sistem teknologi yang mereka miliki menurut Peralatan pertanian padi tradisional
konsepsi kebudayaannya. Manusia meme- yang digunakan oleh masyarakat Jawa pada
gang peranan penting dalam menggerakkan umumnya sama. Namun tentu ada perbeda-
atau sebagai tenaga utama dalam peng- an, perbedaan tersebut biasanya terletak pada
gunaan peralatan tersebut (Wardani, 2012: 1— nama-nama dari peralatan pertanian antara
2). daerah satu dan lainnya. Peralatan pertanian
Bertanam padi di sawah merupakan ba- padi tradisional tersebut mengalami perkem-
gian budaya masyarakat Jawa. Bertanam padi bangan. Perkembangan pertanian yang meng-
di sawah kaya dengan nilai-nilai budaya tra- arah pada usaha peningkatan produksi perta-
disional karena bertanam padi di sawah mela- nian pangan secara tepat tidak bisa dilepas-
lui tahapan tertentu, mulai dari pengolahan kan dengan masuknya modernisasi teknologi
lahan sampai dengan memetik padi. Dalam pertanian, berupa alat-alat pertanian baru
masyarakat yang mengenal pertanian sawah, atau mekanisme pertanian. Tinggi rendahnya
termasuk masyarakat Jawa, bertanam padi di tingkat produksi pertanian antara lain diten-
sawah merupakan pekerjaan bersama yang tukan oleh tingkat penerapan penggunaan
banyak melibatkan orang dengan keahliannya teknologi pertanian (Prayitno dan Arsyad,
masing-masing. Bertanam padi di sawah me- 2009: 127). Teknologi pertanian dapat digo-
libatkan hubungan-hubungan sosial tertentu, longkan dalam empat bagian, yaitu: (1) tekno-
yang mencerminkan sistem sosial masyarakat logi biologis, (2) teknologi kimiawi, (3) tekno-
yang ada, yakni sistem kekeluargaan. Berta- logi agronomis, dan (4) teknologi mekanis
nam padi di sawah di dalamnya terkandung (Prisma dalam Aswiyati, 2015: 77).
nilai gotong-royong dan kerja keras (Wahya Sistem teknologi pertanian tradisional
dkk., 2017: 218—219). dihadapkan dengan berbagai masalah, yaitu
Masyarakat mengenal dua pola perta- metode dan teknik pertanian modern yang
nian, yakni pertanian lahan kering (ladang bertujuan modernisasi. Teknologi tradisional
atau tegal) dan lahan basah (sawah). Lahan dan teknologi modern tidak perlu diperten-
pertanian kering biasanya ditanami umbi- tangkan, tetapi tetap terikat dalam hubungan
umbian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan saling membutuhkan dan menguntungkan.
sayuran. Lahan pertanian basah biasanya di- Hal ini merupakan indikator kemampuan
tanami padi. Ada dua jenis alat pertanian beradaptasi masyarakat dengan lingkungan-
yang digunakan, yakni alat pertanian tradisi- nya (Aswiyati, 2015: 78).
onal dan modern. Alat pertanian tradisional Menurut Sumitro Djojohadikusumo (da-
bentuknya sederhana dan digerakkan meng- lam Aswiyati, 2015: 79) terdapat tiga jenis tek-
gunakan tenaga manusia, sedangkan alat per- nologi desa, yaitu: (1) teknologi adaptif, (2)
tanian modern digerakkan dengan meng- teknologi protektif, dan (3) teknologi maju.
gunakan mesin. Dampak positif dari peng- Dari ketiga jenis teknologi tersebut, teknologi
gunaan alat pertanian tradisional yakni ramah adaptif adalah teknologi yang ditujukan un-
lingkungan karena tidak ada kerusakan alam tuk menanggulangi masalah-masalah pangan
ataupun pencemaran yang ditimbulkan se- dengan menggunakan alat-alat pertanian
hingga pelestarian alam terus berjalan. Per- yang sesuai dengan kebutuhan mendesak. Is-
alatan pertanian tradisional ini perlu diles- tilah teknologi pertanian erat hubungannya
tarikan untuk mengurangi dampak negatif dengan masalah-masalah pangan dengan

Transformasi Alat-alat Pertanian Tradisional ke Alat Pertanian Modern ….3


menggunakan alat-alat pertanian yang sesuai alat pertanian tradisional masih diikutser-
dengan kebutuhan mendesak dan erat pula takan guna memperoleh hasil yang lebih baik,
hubungannya dengan masalah modernisasi dan memuaskan, karena masyarakat Jawa su-
pertanian. Teknologi pertanian muncul akibat lit untuk meninggalkan alat pertanian tradisi-
adanya modernisasi. Tinggi rendahnya pro- onal yang sejak awal mereka kenal (Asmara,
duksi pertanian antara lain ditentukan oleh 2017: 517—518).
tingkatan penerapan teknologi oleh masya- Nama alat-alat pertanian tradisional ma-
rakat petani. Indikatornya ialah meningkat- syarakat Jawa dipandang penting untuk dite-
nya sarana produksi pertanian dari sistem liti karena seiring perkembangan zaman
pengolahan teknologi tradisional menuju sis- banyak khalayak mulai kurang akrab dengan
tem pengolahan teknologi pertanian modern nama perkakas-perkakas tersebut. Padahal, di
seperti pemakaian alat-alat pertanian baru be- balik nama itu terdapat khazanah budaya
rupa traktor dan mesin-mesin pertanian lain- yang adiluhung. Alat pertanian tradisional Ja-
nya (Prayitno dan Arsyad, 2009: 135). wa juga memiliki makna yang sangat unik
Upaya pemerintah untuk terus me- dan menarik untuk diarsipkan (Asmara, 2017:
ngembangkan sektor pertanian ditempuh me- 518). Masuknya kebudayaan baru beserta pro-
lalui penemuan teknologi baru dalam meng- duknya, yaitu alau pertanian modern, ke da-
olah sawah serta hasilnya. Upaya ini menye- lam masyarakat petani tradisional secara oto-
babkan kontak kebudayaan antara masyara- matis membawa dan kosakata yang digu-
kat yang telah menggunakan teknologi mo- nakan untuk mengacu kebudayaan serta
dern dan masyarakat setempat (pedesaan) produknya tersebut (Nurhayati, 2010: 35—36).
yang masih mengandalkan tenaga manusia Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel ini
dan hewan. Masuknya budaya modern dalam membahas alat pertanian tradisional yang di-
bidang pertanian ini tidak bisa tidak akan manfaatkan oleh masyarakat Jawa, khusus-
membawa serta produk budaya baru yang nya Jawa Tengah. Berikut ini merupakan tran-
berupa alat pertanian modern yang bertenaga sformasi alat pertanian tradisional yang men-
mesin. Sebagai contoh, dulu para petani jadi alat pertanian modern.
mengolah sawah dengan bajak, yaitu alat
yang terbuat dari kayu dan pisau besi untuk 2. Metode
membalik dan meratakan sawah. Untuk men- Pendekatan penelitian yang dimanfaatkan
jalankan bajak tersebut, petani memanfaatkan merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pe-
tenaga hewan, yaitu kerbau atau sapi. Seka- nelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian
rang, seiring dengan masuknya teknologi me- yang dilakukan semata-mata berdasarkan pa-
sin, membajak sawah dilakukan dengan alat da fakta yang ada atau fenomen yang secara
yang digerakkan oleh mesin dengan bahan empiris hidup pada penutur-penuturnya, se-
bakar solar (Nurhayati, 2010: 35). hingga yang dihasilkan atau dicatat berupa
Alat pertanian tradisional merupakan perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya
salah satu unsur pembentuk kebudayaan di seperti potret: paparan seperti adanya (Sudar-
dalam masyarakat Jawa karena unsur-unsur yanto, 1988: 63). Data dikumpulkan menggu-
alat pertanian tradisional sering digunakan nakan teknik wawancara, observasi, dan studi
dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat pustaka. Wawancara dilakukan dengan para
Jawa tidak meninggalkan alat pertanian tradi- informan (para petani padi dan petani ladang)
sional tersebut. Alat pertanian tradisional yang dianggap mengetahui dan menguasai
mengalami perkembangan karena tuntutan masalah alat pertanian tradisional di Kabu-
teknologi yang makin berkembang. Petani ti- paten Klaten.
dak cukup menggunakan alat modern saja,

4 Widyaparwa, Volume 47, Nomor 1, Juni 2019


Wawancara dilakukan berdasarkan pa- pin yang mumpuni, harus dipersiapkan etika
da daftar pertanyaan yang telah disiapkan se- dan tindakan yang lurus. Laku merupakan si-
belumnya. Oleh karena itu, daftar pertanyaan fat yang penuh keprihatinan. Ngluku merupa-
yang telah disiapkan dibuat sesuai dengan kan simbol pelurusan calon pemimpin yang
masalah yang diteliti, dan disusun secara ter- memiliki sifat rendah diri dan mawas dengan
buka atau tidak terstruktur. Dengan cara de- keprihatinan, yakni paham akan keadaan di
mikian akan memungkinkan untuk memper- sekitarnya. Fungsi ngluku ialah membolak-
oleh jawaban informan seluas-luasnya. Se- balik dan melumat tanah. Hal ini menjadi
mentara itu, teknik analisis data yang diper- simbol calon pemimpin yang diharapkan da-
gunakan berupa tiga proses analisis data yang pat mengubah keadaan menjadi lebih baik
saling berhubungan, yaitu: reduksi data, pe- agar tercipta suasana bermasyarakat yang
nyajian data, dan penarikan simpulan/veri- harmonis dan seimbang (Wahyuni, 2017: 24).
fikasi. b. Garu
Garu terbuat dari kayu dan besi dengan
3. Hasil dan Pembahasan ukuran panjang lebih kurang empat meter
Beberapa alat pertanian tradisional masyara- dan lebar satu setengah meter. Ujung kanan
kat Jawa masih digunakan oleh petani hingga dan kiri dihubungkan dengan bambu yang
saat ini meskipun telah tersedia alat pertanian dibelah tidak sampai ke ujungnya. Kayu pada
modern yang menggunakan mesin. Penggu- garu untuk menancapkan gigi-gigi garu yang
naan alat pertanian tradisional oleh petani ini terbuat dari besi dengan panjang sekitar 25
dengan alasan (1) petani merasa alat pertanian cm. Alat ini berfungsi untuk meratakan dan
tradisional lebih tepat dipergunakan daripada meremukkan tanah dengan angler, yaitu gigi-
alat pertanian modern, (2) area yang diolah ti- gigi garu dari besi (Asmara, 2017: 519).
dak luas, (3) mampu menjangkau area yang Kata nggaru merupakan akronim dari
sempit, (4) praktis dan mudah dibawa serta nggadhahi rumangsa yang bermakna memiliki
digunakan, dan (5) harga murah dan alat ter- sikap peka, bermakna kultural adanya harap-
sebut mudah ditemukan. Adapun alat perta- an pemimpin yang memiliki sifat peka terha-
nian tradisional masyarakat Jawa yang masih dap keadaan rakyatnya. Nggaru yang dilaku-
digunakan hingga saat ini ialah sebagai beri- kan berulang-ulang merupakan simbol bah-
kut. wa seorang pemimpin tidak boleh berhenti
a. Luku membuka mata hati dan pikirannya untuk
Luku adalah perkakas pertanian yang terbuat selalu peka secara terus-menerus (Wahyuni,
dari kayu jati atau kayu nangka. Kedua jenis 2017: 25).
kayu tersebut merupakan kayu yang kuat. Garu terbuat dari besi dan berbentuk se-
Luku terdiri atas beberapa unsur, yakni perti sisir besar. Sama seperti luku, garu juga
pengadang, srampat, racuk, aling-aling. Ra- dipasangkan pada alat khusus dan ditambat-
cuk di bagian pangkal terdiri atas singkal, kan pada kerbau atau traktor. Tahapan nggaru
kejen, bantalan, pengiwa, pengandap, buntut dilakukan untuk menghaluskan bongkahan
atau kepet. Fungsi luku untuk membajak sa- tanah bajakan. Tahapan ini bertujuan untuk
wah agar tanah sawah gembur dan rumput meratakan tanah sawah sebelum ditanami be-
tertutup oleh tanah yang dibalik oleh aktivitas nih (Budhiono, 2017: 240--241).
membajak dengan luku tersebut (Asmara, c. Arit
2017: 518). Arit adalah sejenis pisau tajam yang terbuat
Ngluku merupakan kegiatan membajak dari besi baja berkualitas, berbentuk meleng-
sawah dengan mempergunakan luku. Ngluku kung seperti bulan sabit. Arit digunakan un-
bermakna kultural ngluruske laku, artinya se- tuk memotong rumput dan digunakan juga
belum menyiapkan generasi menjadi pemim- untuk memanen padi. Alat ini menggantikan

Transformasi Alat-alat Pertanian Tradisional ke Alat Pertanian Modern ….5


ani-ani sebagai alat untuk memanen padi ka- atau kita sering mengenalnya dengan istilah
rena dinilai lebih cepat dan lebih mudah digu- duduh. Gathul ini punya peran penting dalam
nakan. Gagang arit terbuat dari kayu. Alat ini mencabut rumput-rumput yang dapat meng-
mempunyai bentuk yang tipis dan ringan ganggu pertumbuhan tanaman pertanian. Ga-
sehingga mudah untuk dibawa. Meskipun thul terbuat dari besi baja dan ada juga yang
terbuat dari besi baja, alat ini kuat sehingga terbuat dari besi biasa.
dapat digunakan dalam kurun waktu yang f. Pacul atau Cangkul
lama. Dengan bentuk yang tipis dan tajam Pacul atau cangkul terbuat dari lempengan be-
alat ini sangat mudah digunakan untuk mene- si baja yang sangat kuat. Pacul digunakan un-
bas rumput. tuk berbagai pekerjaan, antara lain: (1) mem-
Berdasarkan konsep tradisional atau jar- belah, membalik, dan menggemburkan tanah;
wa dhosok, masyarakat di Jawa Tengah me- (2) mengerjakan tanah pada petak-petak sem-
maknai arit dengan ‘ayo ngirit’ atau ayo ber- pit dan sudut-sudut yang tidak dapat dikerja-
hemat. Arit dimaknai demikian karena keba- kan menggunakan bajak; (3) mengolah tanah
nyakan masyarakat memotong rumput (nga- berbatu dan menyisir tanggul; (4) membuat
rit) menggunakan tenaganya sendiri, sehing- parit; (5) menggali lubang pada saat mena-
ga tidak perlu mengeluarkan uang untuk nam kacang tanah, jagung, dan tanaman lain-
membayar, dan bisa menghemat. Hal ini me- nya (Suranny, 2014: 48).
rupakan simbol bahwa manusia sebaiknya Berdasarkan konsep tradisional atau jar-
selalu berhemat dalam hidupnya, mengguna- wa dhosok, masyarakat memaknai pacul de-
kan hartanya dengan cermat dan hati-hati ngan ‘sipat papat ora kena ucul’ atau empat
(Wardani, 2012: 61). komponen yang tidak boleh terlepas. Pacul di-
d. Garuk dan Garpu maknai demikian karena pacul memiliki em-
Garuk dan garpu adalah alat pertanian yang pat komponen utama yang saling berkaitan,
digunakan untuk meratakan pupuk di sawah tidak boleh lepas, karena apabila salah satu
dan terutama adalah pupuk kandang. Bagi komponennya lepas, maka pacul tersebut ti-
para petani yang mempunyai ternak sapi dak dapat digunakan dengan maksimal. Em-
biasanya menggunakan alat ini untuk meng- pat komponen tersebut adalah godhongan, do-
uraikan kotoran sapi yang akan dijadikan se- ran, kolong, dan tandhing. Hal ini merupakan
bagai pupuk. Alat ini juga bisa digunakan un- simbol bahwa manusia harus bekerja dan ber-
tuk meratakan tumpukan sampah di tempat karya secara maksimal untuk memenuhi ke-
pembuangan sampah yang besar. Alat garuk butuhan hidup, baik jasmani maupun rohani,
dan garpu ini terbuat dari lempengan drum keduanya harus seimbang (Wardani, 2012:
bekas yang dipande hingga menjadi alat se- 62—63).
perti tiga jari. Beberapa alat pertanian tradisional telah
e. Gathul mengalami transformasi menjadi alat pertani-
Gathul adalah alat pertanian yang digunakan an modern. Alat pertanian modern ini diope-
untuk melubangi tanah pada saat petani me- rasikan dengan mesin. Alat pertanian modern
nanam kacang, padi, jagung dan lain-lain. dapat dikelompokkan menjadi (1) alat peng-
Gathul merupakan alat yang sangat penting olah tanah modern, (2) alat tanam modern,
untuk para petani ladang tanah kering karena dan (3) alat pemanen modern. Artikel ini ha-
alat ini merupakan bagian tak terpisahkan nya membahas alat pengolah tanah modern
bagi para petani terutama pada daerah la- dan alat tanam modern.
dang. Selain itu, gathul juga berfungsi untuk
mencabuti rumput-rumput liar yang bisa
mengganggu tumbuhnya tanaman petani

6 Widyaparwa, Volume 47, Nomor 1, Juni 2019


(1) Alat pengolah tanah modern balok kayu yang panjangnya antara 150 - 200
Hal yang mutlak bagi petani untuk melaku- cm. Garu sering digunakan untuk membajak
kan pengolahan tanah sebelum melakukan sawah berlumpur walaupun ada sebagian
penanaman, dibutuhkan alat untuk melaku- petani yang menggunakannya untuk memba-
kan proses tersebut. Berikut ini ialah alat per- jak ladang tanah berpasir.
tanian modern yang digunakan untuk mela- b. Kultivator
kukan pengolahan tanah. Kultivator adalah alat dan mesin pertanian
a. Bajak singkal dan bajak subsoil yang digunakan untuk mengolah tanah se-
Bajak singkal merupakan peralatan pertanian kunder. Kultivator bekerja dengan meng-
untuk mengolah tanah yang digandengkan gunakan gigi yang sedikit menancap ke da-
dengan sumber tenaga penggerak. Penarik se- lam tanah sambil ditarik dengan sumber te-
perti tenaga penarik sapi, kerbau atau traktor naga penggerak, umumnya traktor. Kultiva-
pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk me- tor jenis lain (rotary tiller) menggunakan ge-
motong, membalikkan, memecah tanah, rakan berputar cakram dan gigi untuk menca-
membenamkan sisa-sisa tanaman ke dalam pai hasil yang sama. Kultivator mengaduk
tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan dan menghancurkan gumpalan tanah yang
pengolahan tanah pertama. Bajak singkal di- besar, baik sebelum penanaman (untuk meng-
rancang dalam beberapa bentuk dengan tuju- aerasi tanah) maupun setelah benih atau bibit
an agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tertanam (untuk membunuh gulma). Berbeda
tanah dan tujuan pembajakan (Nurmayanti, dengan garu, garu mengaduk sebagian besar
2018: 6). permukaan tanah, kultivator mengaduk tanah
Terdapat dua jenis bajak singkal, yaiu sebagian saja secara hati-hati agar tidak meng-
bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua ganggu tanaman pertanian. Kultivator yang
arah. Bajak subsoil biasanya digunakan untuk bertipe gigi menyerupai bajak singkal, tetapi
memecahkan tanah hingga kedalaman 20 bekerja dengan cara yang berbeda. Kultivator
hingga 36 inch untuk parit pada lahan tanam. hanya bekerja pada permukaan, sedangkan
Bajak singkal dan bajak subsoil meru- bajak singkal bekerja lebih ke dalam tanah,
pakan transformasi dari alat pertanian tradisi- sehingga penggunaan kultivator membutuh-
onal, yaitu garu. Garu diartikan dengan ‘nyi- kan tenaga tarik yang lebih kecil dibanding-
gar ru’ atau membelah tanah (Wardani, 2012: kan pembajakan (diunduh dari laman
2). Garu merupakan alat pembajak sawah https://www.klikteknik.com/blog/jenis-
atau ladang yang terbuat dari bahan kayu. jenis-kultivator-sering-digunakan.html).
Kayu yang digunakan sebagai bahan pembu- Kultivator merupakan transformasi dari
at garu, yaitu kayu yang sifanya keras dan alat pertanian tradisional, yaitu gosrok atau
awet seperti kayu jati, sono keling/angsana, osrok. Gosrok atau osrok atau sorok merupakan
kayu laban, dan jenis kayu keras lainnya. alat pertanian tradisional yang digunakan un-
Garu berbentuk seperti sisir dan mengguna- tuk menggemburkan tanah dan membasmi
kan tenaga hewan seperti sapi dan kerbau un- rumput yang berada di sela-sela tanaman pa-
tuk menarik alat. di serta untuk memutuskan akar-akar tana-
Garu terdiri atas dua bagian yakni bagi- man padi atau dalam bahasa Jawa disebut
an pembajak dan penarik. Bagian pembajak matun. Dengan putusnya sebagian akar maka
berukuran panjang sekitar 40 cm dan lebar 30 diharapkan akar yang putus akan tumbuh
cm. Bentuk garu dibuat lengkung. Ketebalan bercabang lebih banyak.
garu dibuat lebih lebal bagian pangkal, se- Bentuk alat ini cukup unik dan mirip se-
dangkan bagian ujungnya lebih tipis/pipih perti setrika yang mempunyai gigi. Gigi-gigi
dari pangkalnya. Bagian penarik terbuat dari inilah yang berfungsi untuk mencabut rum-

Transformasi Alat-alat Pertanian Tradisional ke Alat Pertanian Modern ….7


put-rumput liar di sawah. Pada bagian atas- pangkal penarik garu atau luku didesain yang
nya terdapat lubang yang digunakan untuk kiranya mudah untuk bongkar pasang.
memasukkan garan atau pegangan panjang d. Rotavator
dari kayu agar mudah dalam penggunaannya. Rotavator adalah salah satu alat yang diguna-
Osrok ini terbuat dari lempengan drum bekas kan untuk melakukan pengolahan tanah per-
dan alat ini sangatlah ringan untuk dibawa. tama dan kedua, mempunyai cara kerja seper-
c. Garu sisir dan garu piring ti pembajak tanah tradisional. Pengolahan ta-
Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah nah pertama digunakan untuk memotong,
setelah pengolahan menggunakan bajak singkal. mencacah dan membolak-balikan tanah dan
Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat untuk pengolahan tanah kedua alat ini digu-
dalam keadaan basah agar tanah yang dalam nakan untuk merapihkan tanah, menghilang-
bentuk bongkahan dapat gembur. Garu piring kan tanaman pengganggu dan memperbaiki
biasanya digunakan untuk mengolah tanah tata air.
sebelum tanam, yaitu untuk membersihkan e. Traktor
rumput pada lahan tanam dan mengolah tanah Traktor adalah alat pertanian yang paling se-
sesudah tanam, yaitu untuk menutupi benih yang ring digunakan untuk melakukan pengolahan
telah disebar dengan tanah. tanah bagi pertanian Indonesia. Mesin traktor
Garu sisir dan garu piring merupakan ini memiliki ukuran kecil dan besar. Traktor
transformasi dari alat pertanian tradisional, memiliki dua jenis, yaitu traktor dengan roda
yaitu luku. Luku adalah alat pertanian tradisi- rantai yang biasa digunakan pada kondisi ta-
onal yang digunakan untuk meratakan tanah nah berlumpur dan traktor dengan roda dua
setelah tanah dibajak. Tanah yang telah diba- yang biasa digunakan pada kondisi tanah ke-
jak, didiamkan sekitar satu minggu lalu di- ring. Alat tradisional yang berupa garu dan
olah kembali dengan menggunakan luku. Ke- wluku mulai ditinggalkan dan digantikan oleh
giatan ini dinamakan wluku. Fungsi utama traktor. Alat ini menggantikan fungsi garu
luku ialah meratakan tanah sebagai lahan dan wluku untuk melakukan aktivitas inggir-
yang siap untuk ditanami. Berdasarkan kon- inggir, mluku neras, mluku nugel, nggaru ngran-
sep tradisional atau jarwa dhosok, masyarakat cahi, dan nggaru ndadekno.
memaknai luku dengan ‘dilulu karo mlaku’ Inggir-inggir adalah kegiatan mencang-
atau disenangkan sambil berjalan. Luku di- kuli tanah sebagai persiapan untuk memper-
maknai demikian karena biasanya apabila pe- baiki pematang yang membatasi bagian sa-
tani membajak menggunakan luku di sawah, wah yang satu dengan yang lain. Mluku neras
diiringi dengan nembang supaya jalannya sa- merupakan kegiatan membalik tanah yang
pi/kerbau yang menarik luku lebih tenang dilakukan dengan arah yang sejajar dan ber-
(Wardani, 2012: 58). bolak-balik. Mluku nugel merupakan kegiatan
Cara menggunakan luku sama dengan yang sama dengan mluku neras tetapi dengan
cara menggunakan garu. Luku atau bajak di- memotong arah. Jika mluku neras dilakukan
manfaatkan juga untuk menggemburkan ta- dengan arah dari utara ke selatan dan seba-
nah sebagai persiapan penanaman bibit. Luku liknya, mluku nugel harus dari arah barat ke ti-
biasanya ditarik oleh kerbau atau lembu. Cara mur dan sebaliknya. Pada intinya, mluku neras
kerja luku dikendalikan oleh tali kekang yang dan mluku nugel ini dilakukan untuk meng-
dipegang pembajak pada hewan penarik. gemburkan tanah. Kegiatan meratakan tanah
Garu dan luku merupakan satu paket, tetapi dinamakan nggaru. Alat yang digunakan ada-
memiliki fungsi berbeda. Garu dan luku da- lah garu (bajak dengan alat perata tanah yang
pat dipasang pada alat penarik yang sama se- terbuat dari kayu yang bentuknya menyeru-
cara bergantian. Oleh sebab itu, di bagian pai sikat yang memanjang) yang ditarik oleh
dua ekor sapi atau kerbau. Nggaru ada dua ta-

8 Widyaparwa, Volume 47, Nomor 1, Juni 2019


hap, yaitu nggaru ngrancahi dan nggaru nda- ngan perlakuan khusus sesuai dengan bebe-
dekno (Nurhayati, 2010: 40). rapa persyaratan yang dapat ditanam dengan
(2) Alat tanam modern menggunakan alat tanam (transplanter). Pem-
Penanaman banyak dilakukan secara manual bagian mesin tanam menurut cara pengopera-
yaitu menggunakan tenaga kerja manusia. Pa- siannya yaitu transplanter tipe berjalan (walk-
da saat ini, tenaga kerja manusia untuk mela- ing type) dan transplanter tipe mengendarai
kukan penanaman sudah sangat sulit ditemu- (riding type).
kan. Pada era modern ini masalah tersebut da-
pat teratasi dengan menggunkan mesin ta- 4. Simpulan
nam modern yang canggih. Berikut ini ialah Beberapa alat pertanian tradisional yang masih
mesin tanam modern. dipergunakan hingga saat ini, yaitu arit, gathul,
a. Penanam jagung (BW2BJG-4) garuk, dan pacul. Alat pertanian tradisional
Penanam jagung (BW2BJG-4) ialah alat yang lainnya sudah mengalami tran-sformasi
membantu petani untuk menanam benih be- menjadi alat pertanian modern yang lebih
nih jagung, untuk mengatasi permasalahan praktis dan efisien. Uraian di atas me-
keterbatasan tenaga kerja. Alat ini membantu nunjukkan bahwa modernisasi membawa ke-
para petani dalam memperluas garapan dan majuan pada cara pengolahan sawah dan ha-
intensitas tanam serta pelaksanaan dengan silnya, dari yang rumit menjadi yang mudah,
mengefisien waktu. Penanaman dengan pro- dari yang kompleks menjadi yang sederhana.
ses penempatan benih atau biji ke dalam ta- Salah satu akibat yang ditimbulkan dari mo-
nah dengan kedalaman tertentu atau mem- dernisasi di bidang pertanian ialah semakin
berluas biji ke permukaan tanah yang dituju terkikisnya penggunaan alat pertanian tradisi-
untuk mendapatkan perkecambahan atau onal oleh petani yang cenderung beralih pada
pertumbuhan tanaman dengan baik. Alat ini alat pertanian modern. Alat pertanian tradisi-
dapat digunakan untuk menanam jagung de- onal perlu untuk dilestarikan karena mengan-
ngan sangat cepat. Alat ini mungkin satu- dung nilai-nilai yang berakar pada budaya
satunya alat dalam kategori daftar yang dimi- bangsa. Bentuk pelestariannya yakni dengan
liki Indonesia. perlindungan, baik hukum melalui peraturan
Kelebihan alat ini ialah (1) cepat menye- maupun kebijakan terkait pelestarian warisan
lesaikan pekerjaan, (2) dapat menanam benih budaya.
jagung dengan kedalaman tertentu, (3) per- Pelestarian warisan budaya bangsa juga
tumbuhan benih jagung dapat tumbuh de- dapat dilakukan melalui pendidikan, yakni
ngan baik, dan (4) alat ini didesain mini se- dengan menyisipkan pengetahuan tersebut
hingga mudah dibawa. Adapun kekurangan dalam pembelajaran siswa di sekolah. Hal ini
alat ini ialah (1) hanya berfungsi untuk mela- diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
kukan satu pekerjaan, (2) belum mampu me- tentang pentingnya melestarikan budaya se-
nempuh medan berat, (3) harga relatif tinggi, bagai jati diri bangsa.
dan (4) pemasaran alat belum sampai ke desa
(diunduh dari laman http://techagricultural. Daftar Pustaka
blogspot.com/2017/12/penanam-jagung-
bw2bjg-4.html). Ahimsa-Putra, H. S. 2009. “Bahasa, Sastra, dan
b. Mesin penanam padi Kearifan Lokal di Indonesia”. Jurnal Ma-
Alat penanam padi atau rice transplanter basan, 3(1), 30—57.
merupakan suatu alat tanam padi yang masih
baru bagi dalam penggunaannya di Indone- Asmara, Rangga. 2017. “Ekplorasi Leksikon
sia. Penanaman padi secara modern, perse- Perkakas Pertanian Tradisional Jawa se-
maian tetap dilakukan terlebih dahulu de- bagai Penguatan Konservasi Bahasa Ja-

Transformasi Alat-alat Pertanian Tradisional ke Alat Pertanian Modern ….9


wa”. Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Bag. I: Ke
dan Sastra Indonesia (PIBSI) 39. Sema- Arah Memahami Metode Linguistik. Yog-
rang: Universitas Diponegoro. yakarta: Gadjah Mada University Press.

Aswiyati, Indah. 2015. “Perkembangan Petani Suranny, Lilyk Eka. (2014, Juni). “Alat Pertani-
Padi Sawah di Tondano Sebuah Tinjau- an Tradisional sebagai Warisan Kekaya-
an Sejarah”. Jurnal LPPM Bidang Eko- an Budaya Bangsa”. Jurnal Penelitian Ar-
SosBudKum. Volume 2. Nomor 1 2015. keologi Papua dan Papua Barat, 6(1), 45—p
Manado: LP2M Universitas Sam Ratu- 55. Jayapura: Balai Arkeologi Papua.
langi.
Syarifuddin dan Saharudin. 2011. “Kategori
Budhiono, R. Hery. 2017. “Leksikon Alat dan dan Ekspresi Linguistik dalam Bahasa
Aktivitas Bertanam Padi dalam Bahasa Sasak Pada Ranah Pertanian Tradisi-
Jawa”. Jurnal Kandai, 13(2), 235-248. onal: Kajian Etnosemantik”. Jurnal Kajian
Linguistik dan Sastra, 23(2), 123—138. Su-
Mardiyaningsih, Dyah Ita; Dharmawan, Arya rakarta: Universitas Muhammadiyah
Hadi dan Tonny, Fredian. 2010. “Dina- Surakarta.
mika Sistem Penghidupan Masyarakat
Tani Tradisional dan Modern di Jawa Wahya; Djajasudarma, Fatimah; dan Citrares-
Barat”. Artikel ilmiah dalam Sodality: mana, Elvi. 2017. “Istilah Alat Teknologi
Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Tradisional Pertanian Sawah Sunda Wu-
dan Ekologi Manusia. Volume 4. Nomor 1. luku ‘Bajak’ dan Persebarannya secara
Halaman 115—145. Bogor: Institut Geografis (Sundanese Term Wuluku
Pertanian Bogor. ‘Plow’ in Rice Farming Traditional Tech-
nology and its Geographical Spread)”.
Nurhayati. 2010. “Pengaruh Teknologi Mesin Jurnal Sosioteknologi. Volume 16. Nomor
terhadap Perubahan Penggunaan Kosa 2 Agustus. Bandung: Insitut Teknologi
Kata di Bidang Pertanian (Sebuah Kajian Bandung.
atas Masyarakat Petani di Kabupaten
Blora)”. Parole Journal of Lingu-istics and Wahyuni, Tri. 2017. “Makna Kultural pada Is-
Education. Volume 1. Nomor 1 Oktober. tilah Bidang Pertanian Padi di Desa Boja
Semarang: Universitas Dipone-goro. Kabupaten Kendal Jawa Tengah (Sebu-
ah Tinjauan Etnolinguistik)”. Jurnal Jala-
Nurmayanti, Indah, dkk. 2018. Fungsi Mesin bahasa, 13(1), 20—30.
Traktor dan Alat Tradisional Pengolah
Tanah. Wardani, Gayatri Kumala. 2012. “Peralatan
https://doi.org/10.31219/osf.io/mywvc Pertanian Padi Tradisional di Kabupaten
Magetan: Kajian Semantik”. Skripsi.
Prayitno dan Arsyad. 2009. Petani Pedesaan dan Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa
Kemiskinan. Yogyakarta: Balai Pertanian Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Uni-
Fakultas Ekonomi. versitas Negeri Yogyakarta.

https://www.klikteknik.com/blog/jenis-
jenis-kultivator-sering-digunakan.htm

10 Widyaparwa, Volume 47, Nomor 1, Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai