Anda di halaman 1dari 15

Biocelebes, Juni 2017, hlm.

46-60
ISSN-p: 1978-6417 Vol. 11 No. 1

STUDI ETNOBOTANI PADA PROSES RITUAL ADAT MASYARAKAT


SUKU SALUAN DI DESA PASOKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Purwanti1), Miswan1), dan Ramadhanil Pitopang1)


1)
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako,
Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
Koresponden Author: Purwanti_biologi@yahoo.co.id

ABSTRACT

A research entitle “Ethnobotany Research on the Saluan Tribal Ritual tradition in


Pasokan village of Great Walea District in Tojo Una-una Regency Central Sulawesi was
conducted from June to August 2015. The study aims to determine the species and part of the
plant which was used as a ritual even and also to obtain information about the uses of plants by
Saluans tribal in Pasokan village. The method used were qualitative and quantitative methods in
the form of participatory observation moderate, purposive sampling and snowball sampling,
using 45 respondents. The plants were used in traditional rituals such as wedding rituals,
building home, farming, birth of baby and circumcision. The result obtained 31 species from 22
plant families were used as ritual by Saluan tribal communities. The largest percentage of plant
parts used are the leaves with a value of 34%. The ritual use of plants were direct consumpted,
cooked, crushed, soaked and hanged.

Keyword: Ethnobotany, Saluan, Pasokan Village, Tojo Una-una, Central Sulawesi

PENDAHULUAN konsep yang terkandung didalamnya (Sirat,


dkk, 1990).
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
Semakin meningkatnya perkembangan
majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa,
ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi di
agama dan bahasa. Menurut Na’im dan
tanah air mengakibatkan generasi muda
Syaputra (2010), jumlah suku bangsa di
suku anak bangsa Indonesia secara umum
Indonesia secara keseluruhan mencapai
tidak lagi tertarik pada seni dan
lebih dari 1.300 suku bangsa dengan
pengetahuan tradisional. Ilmu ini dianggap
masing-masing kearifan lokal yang
sudah absolut dan tidak laku lagi di zaman
diwariskan secara turun-temurun.
globalisasi sekarang ini (Arbain, 2001 cit.
Salah satu tugas pemerintah menurut
Yati, 2004). Perkembangan teknologi dan
Pasal 32 UUD 1945, adalah memajukan
pesatnya peningkatan taraf pendidikan
kebudayaan nasional Indonesia. Oleh
masyarakat akan cenderung menjadikan
karena itu, pengkajian dan pemahaman
generasi muda memandang kebudayaan
mengenai unsur-unsur kebudayaan daerah
leluhur mereka sebagai ciri dari masyarakat
diseluruh Indonesia mutlak diperlukan.
yang terbelakang. Rasa rendah diri
Biasanya nilai-nilai yang melatar belakangi
(Inferiory complex) terhadap kebudayaan
unsur kebudayaan daerah tersebut
sendiri akan mengakibatkan mereka
merupakan pedoman sebagai tindakan
meninggalkan pola hidup tradisional dan
masyarakat pada umumnya. Oleh karena
lebih tertarik pada produk-produk diluar
itu, proses pengembangan kebudayaan
wilayah budayanya (Attamimi, 1997).
nasional akan lebih mudah dilakukan
Lingkungan budaya masyarakat
dengan mengetahui sejumlah konsep-
tradisional kaya akan kearifan lokal, namun
belum banyak diungkap bagaimana kearifan

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 46


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

ini tumbuh dan terpelihara dalam kehidupan seperti spritus, koran, gunting stek, label,
masyarakat tersebut. Menurut Purwanto parang, plastik nener, dsb.
(1999) : Handayani (2003), diperlukan
upaya penggalian adat istiadat dan budaya Menentukan Sampel
untuk memperkuat basis masyarakat dalam Secara garis besar metode yang
menjaga kebudayaan mereka. Akan tetapi dilakukan pada penelitian ini merupakan
sejalan dengan perkembangan waktu dan gabungan metode penelitian kualitatif
budaya modern, kekayaan leluhur ini dan penelitian kuantitatif. Penelitian
semakin ditinggalkan dan dilupakan. kualitatif dilakukan dengan cara
Budaya tradisional yang disinyalir banyak observasi. Jenis observasi yang
memiliki kearifan lingkungan telah dilakukan adalah observasi “Partisipatif
mengalami erosi yang dahsyat, sehingga moderat” dimana peneliti terlibat dalam
sebagian besar dari generasi sekarang beberapa kegiatan sehari-hari informan
sudah tidak mengetahui dan tak peduli lagi seperti berkebun dan ikut serta dalam
dengan warisan leluhur tersebut. rapat adat, namun tidak mengikuti
Salah satu unsur kebudayaan daerah seluruh kegiatan penduduk secara
yang bersifat universal adalah unsur yang keseluruhan. Pada tahap ini juga
berkenaan dengan upacara adat pada suatu dilakukan wawancara terbuka.
daerah. Tiap daerah tersebut memiliki Teknik pemilihan informan yang
berbagai macam acara ataupun ritual-ritual digunakan dalam observasi ini adalah
dalam kebudayaan mereka masing-masing metode “Purposive sampling”dan
(Sirat, dkk, 1990). “Snowball sampling”. Metode “Purposive
Desa Pasokan adalah sebuah desa yang sampling”yaitu teknik pemilihan informan
terdapat di wilayah Kecamatan Walea Besar dengan pertimbangan tertentu, dalam hal
Kabupaten Tojo Una-una. Di daerah ini, ini orang yang dianggap paling tahu
mayoritas penduduknya merupakan suku tentang tumbuhan ritual. Tokoh yang
asli Saluan yang menghuni daerah itu dipilih melalui metode ini untuk
secara turun-temurun. diwawancarai adalah kepala adat dan
Masyarakat suku Saluan memanfaatkan sando (dukun). Melalui observasi ini
berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan diketahui data-data calon informan untuk
sehari-hari baik sebagai bahan pangan, tahap selanjutnya yang layak
ramuan obat maupun upacara ritual adat. diwawancarai berdasarkan rekomendasi
Namun secara etnobotani belum diketahui kepala adat dan sando (Sugiyono, 2007).
jenis-jenis tumbuhan yang digunakan Metode “Snowball sampling”yaitu teknik
tersebut, sehingga perlu dilakukan pemilihan informan berdasarkan
penelitian etnobotani khususnya tumbuhan rekomendasi informan kunci. Informasi
yang digunakan dalam upacara ritual adat. tentang calon informan berikutnya
didapat dari informan sebelumnya
METODE PENELITIAN (Sugiyono, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Menetukan sampel yaitu untuk
Maret sampai dengan April 2015, bertempat mengetahui jumlah responden yang akan
di Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar, diwawancarai dengan mengambil jumlah
Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi kepala keluarga yang ada di desa
Tengah. Pasokan yaitu sebanyak 437 kepala
Adapun Alat dan bahan yang digunakan keluarga dengan 1.647 jiwa dan
dalam penelitian ini adalah perlengkapan menghitung sampel yang ditentukan
wawancara seperti alat tulis menulis dan menggunakan rumus sebagai berikut:
lembaran kuisioner yaitu untuk memperoleh Penentuan jumlah dengan
informasi, alat dokumentasi seperti kamera menggunakan rumus (Umar, 2000) di
serta buku panduan identifikasi juga alat bawah ini :
dan bahan untuk pembuatan herbarium

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 47


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

n= daun, bunga, biji, buah dan bagian lainnya)


( )² dan status tanaman (liar/budidaya).

Pengumpulan Data
Keterangan:
Setelah observasi, dilakukan penelitian
n = Sampel yang ditentukan
kuantitatif yaitu pengumpulan data tentang
N =Jumlah kepala keluarga di daerah
tumbuhan yang digunakan dalam upacara
penelitian
ritual adat oleh masyarakat suku Saluan di
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang
desa Pasokan. Setelah pengumpulan data,
diinginkan
dilakukan pengumpulan spesimen
tumbuhan yang diambil langsung di lokasi
Dengan demikian besarnya
tumbuhnya dengan dibantu oleh seorang
sampel adalah sebagai berikut:
informan kunci. Spesimen dikoleksi,
didokumentasikan dan diidentifikasi.
n=
( , )² Semua spesimen diambil sampelnya
n=
( , )
kemudian dibawa ke Laboratorium
n=
Biodiversity Fakultas Matematika dan Ilmu
, pengetahuan Alam Universitas Tadulako
n= untuk kemudian diidentifikasi.
,
n=45,68
n=45 Analisa Data

Dengan demikian jumlah sampel dalam Analisis data dilakukan melalui tiga
penelitian ini adalah 45 orang masyarakat suku tahap, yaitu:
Saluan serta dengan kepala adat dan dukun
yang berada di desa Pasokan secara
keseluruhan.
a. Klasifikasi penggunaan tumbuhan
(analisis nama ilmiah dan famili)
Interview Informan Tumbuhan yang diperoleh dari
lapangan yang digunakan untuk
Interview diambil sebanyak 45 upacara ritual adat oleh masyarakat
responden. Tahap pertama dari studi suku Saluan akan dibawa ke
lapangan yang dilakukan, para informan Laboratorium Biodiversity Fakultas
ditanya tentang penggunaan tumbuhan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dalam proses ritual adat, kemudian Alam Universitas Tadulako untuk
informasi spesifik selanjutnya didapatkan diidentifikasi susunan taksonominya
dengan menggunakan pertanyaan- hingga pada tingkat famili.
pertanyaan yang lebih kompleks, informan b. Analisis Persentase Pengetahuan
ditanya secara spesifik untuk menjelaskan atau Penggunaan Tumbuhan
metode dan cara prepasi dari proses ritual Persentase pengetahuan atau
adat yang dilakukan (Pieroni, 2002). Hal ini penggunaan setiap tumbuhan yang
dilakukan dengan menggunakan lembar digunakan dapat dihitung
angket kuesioner. menggunakan rumus sebagai berikut:
Lembar kuesioner tersebut akan
menjadi acuan dari pernyataan yang akan a
diberikan kepada informan dan disertai X= x100%
dengan dokumentasi yang mendukung n
keabsahan kuesioner tersebut. Kuesioner Keterangan:
yang diberikan berisikan tentang: nama X = Angka rata-rata
tumbuhan, proses ritual adat yang a = Jumlah jawaban mengenai
dilakukan, cara penggunaan, bagian tumbuhan yang diketahui atau
tumbuhan yang digunakan (akar, batang, digunakan

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 48


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

n = Jumlah responden tumbuhan yang digunakan sebagai


tumbuhan ritual adat oleh masyarakat suku
Penulisan data persentase Saluan di desa Pasokan yang terdiri 22
pengetahuan atau penggunaan dari famili seperti tersaji pada Tabel 4.1.
tumbuhan yang digunakan oleh
masyarakat suku Saluan pada proses Organ (bagian) Tumbuhan yang
ritual adat disajikan dalam tabel. Digunakan Sebagai Tumbuhan Ritual
Adat Oleh Suku Saluan di Desa Pasokan
c. Persentase habitus Berdasarkan hasil wawancara yang
Persentase habitus merupakan dilakukan terhadap 45 responden, diperoleh
besarnya suatu habitus tertentu yang bagian tumbuhan yang dimanfaatkan seperti
digunakan terhadap seluruh habitus pada Gambar 4.1
yang ada. Untuk menghitung
persentase habitus digunakan rumus
yaitu : Batang
Persentase habitus tumbuhan = 3% 10%
Daun
S habitus tumbuhan tertentu
x 100% 19%
S seluruh habitus tumbuhan 16% Bunga
6%
d. Persentase organ tumbuhan yang 10%
13% Buah
digunakan 16%
Pemanfaatan bagian tumbuhan baik Biji
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji 6%
akan dihitung persentasenya. Persentase
bagian yang digunakan, dihitung untuk
mengetahui berapa besarnya suatu bagian
tumbuhan yang dimanfaatkan terhadap Gambar 4.1 Organ tumbuhan yang
seluruh bagian tumbuhan yang digunakan. digunakan dalam ritual adat oleh
Untuk menghitungnya digunakan rumus : masyarakat suku Saluan di desa Pasokan

Persentase organ tumbuhan = Adapun jenis-jenis tumbuhan yang


dimaksud dalam gambar diatas dapat dilihat
S organ tumbuhan tertentu pada Tabel 4.2.
x 100%
S seluruh organ tumbuhan
Cara Pemanfaatan dan Pengolahan
Tumbuhan Ritual Adat oleh Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN Suku Saluan di Desa Pasokan
Berdasarkan hasil wawancara yang
Keanekaragaman Spesies Tumbuhan dilakukan terhadap 45 responden diperoleh
Ritual Adat yang digunakan oleh cara pemanfaatan dan pengolahan
Masyarakat Suku Saluan di Desa tumbuhan ritual adat oleh masyarakat Suku
Pasokan Saluan seperti tersaji pada Tabel 4.3.
Berdasarkan hasil kuesioner dan
wawancara yang dilakukan di desa Persentase Pengetahuan atau
Pasokan, Kecamatan Walea Besar, Penggunaan Tumbuhan Ritual Adat oleh
Kabupaten Tojo Una-una, Propinsi Sulawesi Masyarakat Suku Saluan di Desa
Tengah dan hasil identifikasi spesimen Pasokan
tumbuhan ritual adat yang dilakukan di UPT. Berdasarkan hasil wawancara yang
Sumber Hayati Sulawesi Tengah dan dilakukan terhadap 45 responden diperoleh
Laboratorium Biodiversity FMIPA persentase pengetahuan atau penggunaan
Universitas Tadulako diketahui 31 spesies

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 49


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

tumbuhan ritual adat oleh masyarakat Suku


Saluan seperti tersaji pada Tabel 4.4.

Tabel 4.1 Spesies Tumbuhan Ritual Adat yang digunakan oleh Masyarakat Suku Saluan di
Desa Pasokan
Nama Tumbuhan
Famili Status
No.
Nama Tumbuhan
Indonesia Nama Ilmiah
Lokal
1. Popos Areca catechu L. Arecaceae Budidaya
Pinang
2. Hampa Piper betle L. Piperaceae Budidaya
Sirih
3. Tabako Nicotiana tabacum L. Solanaceae Budidaya
Tembakau
4. Pae Oryza sativa L. Poaceae Budidaya
Padi
5. Pae Pulut Oryza sativa var. glutinosa Poaceae Budidaya
Padi ketan
(Lour). Korn.
6. Kini Curcuma longa L. Zingiberaceae Budidaya
Kunyit
7. Tihangga Lawsonia inermis L. Lythraceae Budidaya
Paci
8. Sagin Musa sp. Musaceae Budidaya
Pisang
9. Tumba Saccharum officinarum L. Poaceae Budidaya
Tebu
10. Niu Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Budidaya

11. Toipan Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Budidaya

12. Lemo Jeruk Citrus sinensis (L.) Osbeck Rutaceae Budidaya

13. Nanakan Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae Budidaya

14. Balo Bambu Bambusa sp. Poaceae Liar

15. Kaliki Jarak Jatropha curcas L. Euphorbiaceae Budidaya

16. Tabang Cordyline fruticosa (L.) A. Asparagaceae Budidaya


Chev.
17. Lumba Cocor bebek Kalanchoe pinnata (Lam.) Crasssulaceae Liar
Pers.
18. Kadobuku Justicia gendarussa Brum. F. Acanthaceae Liar

19. Kedubalu Rumput Zoysia matrella (L.) Merr. Poaceae Liar


jepang
20. Rotan Rotan Calamus inops Becc. Palmae Liar

21. Kondom Mayana Plectranthus sp. Lamiaceae Liar

22. Tulasih Selasih Ocimum basilicum L. Lamiaceae Budidaya

23. Bunga Bunga Bougainvillea glabra Choisy. Nyctaginaceae Budidaya


kertas bogenvil

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 50


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

24. Kamboja Kamboja Plumeria acuminata Ait. Apocynaceae Budidaya


Pohon
25. Bunga Bunga Mawar Rosa hybrida L. Rosaceae Budidaya
mawar
26. Kela Ubi jalar Ipomoea batatas (L.) Poir. Convolvulaceae Budidaya

27. Kasubi Ubi kayu Manihot esculenta L. Euphorbiaceae Budidaya

28. Pondan Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Budidaya

29. Lemo nipis Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm.) Rutaceae Budidaya
Swing.
30. Nohong Sereh Cymbopogon nardus L. Poaceae Budidaya
Rendle.
31. Bete Talas Colocasia esculenta (L.) Araceae Budidaya
Schott.

Tabel 4.2 Daftar organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat oleh masyarakat suku
Saluan
Nama Tumbuhan Organ tumbuhan yang digunakan
Dau Akar
No Batan
Nama Indones Nama Famili Batan Dau Bung Bua Bij Um n& &
. g&
lokal ia ilmiah g n a h i bi Bua Dau
Daun
h n
1. Popos Pinang Areca Arecaceae √
catechu L.
2. Hampa Sirih Piper betle Piperaceae √
L.
3. Tabako Tembak Nicotiana Solanaceae √
au tabacum L.
4. Pae Padi Oryza sativa Poaceae √
L.
5. Pae Padi Oryza sativa Poaceae √
Pulut ketan var.
Glutinosa
(Lour). Korn.
6. Kini Kunyit Curcuma Zingiberacea √
longa L. e

7. Tihangg Paci Lawsonia Lythraceae √


a inermis L.
8. Sagin Pisang Musa sp. Musaceae √

9. Tumba Tebu Saccharum Poaceae √


officinarum
L.
10 Niu Kelapa Cocos Arecaceae √
. nucifera L.
11 Toipan Mangga Mangifera Anacardiace √
. indica L. ae

12 Lemo Jeruk Citrus Rutaceae √


. sinensis(L.)
Osbeck
13 Nanaka Nangka Artocarpus Moraceae √
. n heterophyllu
s Lam.
14 Balo Bambu Bambusa Poaceae √
. sp.
15 Kaliki Jarak Jatropha Euphorbiace √
. curcas L. ae

16 Tabang Cordyline Asparagacea √

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 51


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

. fruticosa (L.) e
A. Chev.
17 Lumba Cocor Kalanchoe Crasssulace √
. bebek pinnata ae
(Lam.) Pers.
18 Kadobu Justicia Acanthaceae √
. ku gendarussa
Brum. F.
19 Kedubal Rumput Zoysia Poaceae √
. u jepang matrella (L.)
Merr.
20 Rotan Rotan Calamus Palmae √
. inops Becc.
21 Kondom Mayana Plectranthus Lamiaceae √
. sp.
22 Tulasih Selasih Ocinum Lamiaceae √
. basilicum L.
23 Bunga Bunga Bougainville Nyctaginace
. kertas bogenvil a glabra ae √
Choisy.
24 Kamboj Kamboja Plumeria Apocynacea
. a pohon acuminata e √
Ait.
25 Bunga Bunga Rosa Rosaceae
. mawar mawar hybridaL. √
26 Kela Ubi jalar Ipomoea Convolvulac
. batatas (L.) eae √
Poir.
27 Kasubi Ubi kayu Manihot Euphorbiace
. esculenta L. ae √

28 Pondan Pandan Pandanus Pandanacea


. amaryllifoliu e √
s Roxb.
29 Lemo Jeruk Citrus Rutaceae
. nipis nipis aurantifolia

(Christm.)
Swing.
30 Nohon Sereh Cymbopogo Poaceae
. g n nardus L. √
Rendle.
31 Bete Talas Colocasia Araceae
. esculenta ( √
L.) Schott.
Jumlah
3 5 3 5 2 4 2 6 1

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 52


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

Tabel 4.3. Cara Pemanfaatan dan Pengolahan Tumbuhan Ritual Adat oleh Suku Saluan di Desa Pasokan
Nama Tumbuhan Pemanfaatan
Cara pengolahan
No. Nama Famili Organ Upacara Ritual
Indonesia Nama Ilmiah
Lokal Tumbuhan Adat
Langsung/ditempatkan
Areca catechu
1. Popos Pinang Arecaceae Buah Pernikahan pada dulang
L.
Langsung/ditempatkan
2. Hampa Sirih Piper betle L. Piperaceae Buah Pernikahan pada dulang

Langsung/ditempatkan
Nicotiana
3. Tabako Tembakau Solanaceae Daun Pernikahan pada dulang
tabacum L.
Langsung/ditempatkan
Oryza sativa Pernikahan,
4. Pae Padi Poaceae Biji pada dulang
L. Kelahiran
Oryza sativa
Pae Padi Dimasak menjadi soko’
5. var. Glutinosa Poaceae Biji Kelahiran
Pulut ketan
(Lour). Korn.
Digerus sebagai bahan
Curcuma
6. Kini Kunyit Zingiberaceae Umbi Pernikahan pewarna
longa L.
Digerus sebagai bahan
Lawsonia
7. Tihangga Paci Lythraceae Daun Pernikahan pewarna
inermis L.
Dikonsumsi langsung
Pernikahan,
sebagai buah-buahan
Mendirikan
8. Sagin Pisang Musa sp. Musaceae Daun, buah dan digantung pada
rumah/bangunan,
tiang raja
Kelahiran
Dikonsumsi langsung
Pernikahan, sebagai buah-buahan
Saccharum
9. Tumba Tebu Poaceae Batang Mendirikan dan digantung pada
officinarum L.
rumah/bangunan tiang raja

Cymbopogon Langsung/ dicampurkan


nardus L. Batang, pada air yang dipakai
10. Nohong Sereh Poaceae Khitanan
Rendle. daun mandi

Dikonsumsi langsung
Pernikahan,
sebagai buah-buahan
Cocos Mendirikan
11. Niu Kelapa Arecaceae Buah dan digantung pada
nucifera L. rumah/bangunan,
tiang raja
Kelahiran
Dikonsumsi langsung
Mangifera
12. Toipan Mangga Anacardiaceae Buah Pernikahan sebagai buah-buahan
indica L.
Citrus Dikonsumsi langsung
13. Lemo Jeruk sinensis (L.) Rutaceae Buah Pernikahan sebagai buah-buahan
Osbeck
Artocarpus Dikonsumsi langsung
14. Nanakan Nangka heterophyllus Moraceae Buah, daun Pernikahan sebagai buah-buahan
Lam.

Tabel 3. . Cara Pemanfaatan dan Pengolahan Tumbuhan Ritual Adat oleh Suku Saluan di Desa
Pasokan(Lanjutan)
Nama tumbuhan Kegunaan
Cara penggunaan
No. Nama Famili Organ Upacara Ritual
Indonesia Nama Ilmiah
Lokal Tumbuhan Adat
Dibuat menjadi
15. Balo Bambu Bambusa sp. Poaceae Batang Pernikahan keranjang

Jatropha Batang,
16. Kaliki Jarak Euphorbiaceae Bercocok tanam Ditanam ditengah
curcas L. daun

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 53


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

lahan

Dimasukkan
kedalam wajan yang
Cordyline Mendirikan
Batang, berisi air laut dan
17. Tabang fruticosa (L.) A. Asparagaceae rumah/bangunan,
daun digantung pada tiang
Chev. Kelahiran
raja

Dimasukkan
kedalam wajan yang
Kalanchoe Mendirikan
Cocor Batang, berisi air laut dan
18. Lumba pinnata (Lam.) Crasssulaceae rumah/bangunan,
bebek daun digantung pada tiang
Pers. Kelahiran
raja

Dimasukkan
kedalam wajan yang
Justicia
Batang, Mendirikan berisi air laut dan
19. Kadobuku gendarussa Acanthaceae
daun rumah/bangunan digantung pada tiang
Brum. F.
raja

Dimasukkan
kedalam wajan yang
Mendirikan berisi air laut,
Rumput Zoysia matrella
20. Kedubalu Poaceae Daun, akar rumah/bangunan, digantung pada tiang
jepang (L.) Merr.
Kelahiran raja dan ditempatkan
pada dulang

Dikonsumsi
Colocasia langsung sebagai
Talas esculenta (L.) Mendirikan buah-buahan dan
21. Bete Araceae Umbi
Schott. rumah/bangunan digantung pada tiang
raja

Calamus inops Dijadikan ayunan


22. Rotan Rotan Palmae Batang Kelahiran
Becc.
Langsung/
dicampurkan pada
Plectranthus
23. Kondom Lamiaceae Daun Khitanan air yang dipakai
sp.
mandi

Langsung/
dicampurkan pada
Ocinum Batang,
24. Tulasih Selasih Lamiaceae Khitanan air yang dipakai
basilicum L. daun
mandi

Langsung/
dicampurkan pada
Bunga Bunga Bougainvillea
25. Nyctaginaceae Bunga Khitanan air yang dipakai
kertas bogenvil glabra Choisy.
mandi

Langsung/
dicampurkan pada
Kamboja Plumeria
26. Kamboja Apocynaceae Bunga Khitanan air yang dipakai
pohon acuminata Ait.
mandi

Langsung/
dicampurkan pada
Bunga Bunga Rosa hybrida
27. Rosaceae Bunga Khitanan air yang dipakai
mawar mawar L.
mandi

Dikonsumsi
langsung sebagai
Ipomoea
Mendirikan buah-buahan dan
28. Kela Ubi jalar batatas (L.) Convolvulaceae Umbi
rumah/bangunan digantung pada tiang
Poir.
raja

Manihot Dimasak menjadi


29. Kasubi Ubi kayu Euphorbiaceae Umbi Kelahiran
esculenta L. makanan khas suku

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 54


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

Saluan

Langsung/
Pandanus dicampurkan pada
30. Pondan Pandan amaryllifolius Pandanaceae Daun Khitanan air yang dipakai
Roxb. mandi

Langsung/
Citrus
dicampurkan pada
Lemo aurantifolia
31. Jeruk nipis Rutaceae Daun Khitanan air yang dipakai
nipis (Christm.)
mandi
Swing.

Tabel 4. Persentase Pengetahuan atau Penggunaan Tumbuhan Ritual Adat oleh Masyarakat Suku
Saluan di Desa Pasokan
Nama Tumbuhan Pengetahuan
(Jumlah Persentase
No. Nama Famili
Indonesia Nama Ilmiah Responden) Pengetahun/Penggunaan
Lokal
1. Popos Areca catechu L. Arecaceae 39/45 x 100 
Pinang % = 87 %

2. Hampa Piper betle L. Piperaceae 34/45 x 100 


Sirih % = 76 %

3. Tabako Nicotiana Solanaceae 34/45 x 100 


Tembakau tabacum L. % = 76 %

4. Pae Oryza sativa L. Poaceae 45/45 x 100 


Padi % = 100 %

5. Pae Pulut Oryza sativa var. Poaceae 42/45 x 100 


Padi ketan Glutinosa (Lour). % = 93 %
Korn.
6. Kini Curcuma longa L. Zingiberaceae 36/45 x 100 
Kunyit % = 80 %

7. Tihangga Lawsonia inermis Lythraceae 39/45 x 100 


Paci L. % = 87 %

8. Sagin Musa sp. Musaceae 45/45 x 100 


Pisang % = 100 %

9. Tumba Saccharum Poaceae 30/45 x 100 


Tebu officinarum L. % = 67 %

10. Niu Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae 45/45 x 100 


% = 100 %

11. Toipan Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 30/45 x 100 


% = 67 %
12. Lemo Jeruk Citrus sinensis (L.) Rutaceae 20/45 x 100 
Osbeck % = 44 %
13. Nanakan Nangka Artocarpus Moraceae 14/45 x 100 
heterophyllus Lam. % = 31 %
14. Balo Bambu Bambusa sp. Poaceae 17/45 x 100 
% = 38 %
15. Kaliki Jarak Jatropha curcas L. Euphorbiaceae 29/45 x 100 
% = 64 %
16. Tabang Cordyline fruticosa Asparagaceae 45/45 x 100 
(L.) A. Chev. % = 100 %

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 55


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

17. Lumba Cocor Kalanchoe pinnata Crasssulaceae 45/45 x 100 


bebek (Lam.) Pers. % = 100 %
18. Kadobuku Justicia Acanthaceae 44/45 x 100 
gendarussa Brum. % = 98 %
F.
19. Kedubalu Rumput Zoysia matrella (L.) Poaceae 40/45 x 100 
jepang Merr. % = 89 %
20. Rotan Rotan Calamus inops Palmae 19/45 x 100 
Becc. % = 42 %
21. Kondom Plectranthus sp. Lamiaceae 37/45 x 100 
% = 82 %
22. Tulasih Ocinum basilicum Lamiaceae 32/45 x 100 
L. % = 71 %
23. Bunga Bougainvillea Nyctaginaceae 28/45 x 100 
kertas glabra Choisy. % = 62 %
24. Kamboja Kamboja Plumeria Apocynaceae 22/45 x 100 
Pohon acuminata Ait. % = 49 %
25. Bunga Bunga Rosa hybrida L. Rosaceae 20/45 x 100 
mawar Mawar % = 44 %
26. Kela Ubi jalar Ipomoea batatas Convolvulaceae 35/45 x 100 
(L.) Poir. % = 78 %
27. Kasubi Ubi kayu Manihot esculenta Euphorbiaceae 37/45 x 100 
L. % = 82 %
28. Pondan Pandan Pandanus Pandanaceae 28/45 x 100 
amaryllifolius Roxb. % = 62 %
29. Lemo Jeruk Citrus aurantifolia Rutaceae 10/45 x 100 
nipis nipis (Christm.) Swing. % = 22 %
30. Nohong Sereh Cymbopogon Poaceae 22/45 x 100 
nardus L. Rendle. % = 49 %
31. Bete Talas Colocasia Araceae 35/45 x 100 
esculenta (L.) % = 78 %
Schott.
Keterangan :
 = Informasi yang didapatkan sampai 20%
 = Informasi yang didapatkan lebih dari 20% sampai 50%
 = Informasi yang didapatkan lebih besar dari 50%

Makna tumbuhan yang digunakan dalam ditempatkan pada gompu (dulang/nampan).


ritual adat suku Saluan di desa Pasokan. Hal ini dilakukan sebagai adat turun-
Adat Pernikahan temurun dan merupakan salah satu syarat
Untuk ritual pernikahan yang dilakukan pada proses pelamaran. Apabila kedua
oleh masyarakat suku Saluan, terdapat belah pihak sudah sama-sama setuju maka
beberapa tahap kegiatan yaitu : acara lamaran selesai dan telah resmi
diterima.
a. Momboa Potatae (Pelamaran)
Momboa potatae merupakan adat b. Momboa Harta (Antar Belanja)
pelamaran masyarakat suku Saluan Setelah kegiatan momboa potatae
dimana pihak laki-laki berkunjung ke rumah beberapa hari kemudian pihak laki-laki
pihak mempelai perempuan untuk datang lagi ke rumah pihak perempuan
membicarakan tentang penentuan jumlah dengan tujuan membawa mahar yang
mahar (berapa permintaan dari pihak sudah disepakati. Selain membawa mahar,
perempuan dan berapa kemampuan dari pihak laki-laki juga membawa kain putih,
pihak laki-laki) dengan membawa bahan- piring, cermin dan alat-alat perlengkapan
bahan adat yaitu hoas (Oryza sativa L.), untuk mempelai perempuan berupa bedak,
popos (Areca catechu L.), hampa (Piper sabun, sepatu, pakaian perempuan dan
betle L.), tabako dan kapur yang lain-lain.

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 56


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

c. Pihi Nu Paci (Malam Pacar) proses mombotu pisi, kambing diletakkan


Masyarakat suku Saluan diantara kedua kaki pengantin laki-laki
menggunakan tumbuhan dalam adat pihi sambil melakukan pengguntingan pisi
nu paci (malam pacar) yaitu tihangga atau diawali dengan membaca shalawat.
biasa dikenal dengan tumbuhan paci
(Lawsonia inermis L.), tumbuhan ini e. Adat mendirikan rumah/bangunan
digunakan dengan cara dihancurkan dan Dalam adat mendirikan rumah atau
diletakkan secara teratur diatas telapak bangunan, masyarakat suku Saluan di
tangan dan jari-jari (dari ibu jari sampai desa Pasokan menggunakan beberapa
dengan kelingking) calon pengantin laki-laki jenis tumbuhan yaitu tabang (Cordyline
dan perempuan. Tumbuhan paci tersebut fruticosa (L.) A. Chev.), kedubalu (Zoysia
melambangkan bahwa mempelai matrella (L.) Merr.), lumba (Kalanchoe
perempuan tersebut telah terikat oleh pinata (Lam.) Pers.) dan kadobuku (Justicia
seseorang. Adapun cara penggunaan gendarussa Brum. F.). Tumbuhan tersebut
tumbuhan ini yaitu keluarga dari pihak laki- dimasukkan kedalam belanga/wajan yang
laki melakukan tihangga ke calon pengantin berisikan air laut dan parang. Kemudian
laki-laki, begitu pula keluarga dari pihak diletakkan didepan pintu rumah dan diinjak
perempuan melakukan tihangga dengan pada saat pertama kali masuk kedalam
calon pengantin perempuan dimana proses rumah baru sambil membaca shalawat,
tihangga dilakukan sebanyak tiga kali untuk selanjutnya mengelilingi rumah atau
setiap orang. bangunan sebanyak 3 kali. Selanjutnya
beberapa jenis tumbuhan tadi dikumpul dan
d. Akad Nikah diikat dengan menggunakan kain putih
Keluarga dari pihak pengantin laki- kemudian diikat pada tiang tengah rumah
laki datang ke rumah pihak pengantin yang merupakan tiang raja kemudian
perempuan untuk melaksanakan akad diapitkan lagi satu buah kelapa bertunas
nikah membawa buah-buahan berupa (Cocos nucifera L.), satu tandan pisang
tumba (Saccharum officinarum L.), niu (Musa sp.), tumba (Saccharum officinarum
(Cocos nucifera L.), toipan (Mangifera L.), kela (Ipomoea batatas (L.) Poir.) dan
indica L.), sagin (Musa sp.), lemo (Citrus bete (Colocasia esculenta (L.) Schott.).
sinensis (L.) Osbeck), nanakan (Artocarpus Adapun makna dari penggunaan tumbuhan
heterophyllus Lam.), minyak kelapa, tersebut yaitu untuk mendinginkan hati
minyak tanah, gula dan beras yang seseorang yang hendak memasuki rumah,
ditempatkan dikeranjang yang terbuat dari agar jiwa dan raga tetap menetap dirumah
bambu (Bambusa sp.). Setelah akad nikah, tersebut dan tidak berpikiran untuk pergi
diadakan salah satu rangkaian adat yaitu meninggalkan rumah. Diharapkan orang
Mompobotu pisi, dalam acara akad nikah yang tinggal dirumah tersebut berumur
pada masyarakat suku Saluan ada acara panjang sedangkan kelapa (Cocos nucifera
yang dinamakan mompobotu pisi dimana L.), pisang (Musa sp.) tumba (Saccharum
pengantin laki-laki memutuskan pisi ( uang officinarum L.), kela (Ipomoea batatas (L.)
logam jaman dulu ) dibuatkan kalung yang Poir.) dan bete (Colocasia esculenta (L.)
terbuat dari benang yang diwarnai dengan Schott.) mempunyai makna yaitu mereka
kini (Curcuma longa L. ) menggunakan yang tinggal dirumah tersebut selalu
gunting yang disediakan bersamaan mendapatkan rezeki dan tidak akan
dengan piring dan kain putih yang kehabisan bahan makanan.
diletakkan didalam baki (nampan). Dalam

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 57


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

f. Adat bercocok tanam dilakukan oleh masyarakat suku Saluan,


Untuk adat bercocok tanam, adat ini dimaksudkan agar bayi terhindar
masyarakat suku Saluan menggunakan dari gangguan makhluk halus. Prosesnya
tumbuhan kaliki (Jatropha curcas L.), yaitu bayi digendong mengelilingi ayunan
tumbuhan ini digunakan dengan cara sebanyak tiga kali, setelah itu bayi tersebut
ditanam ditengah lahan. Makna dari dimasukkan ke dalam ayunan. Ayunan
penggunaan tumbuhan tersebut bagi yang digunakan masih terbuat dari bahan
masyarakat suku Saluan yaitu kesuburan, alam yakni rotan (Calamus inops Becc.).
untuk mencegah penyakit, hama atau ulat Kemudian di atas ayunan tersebut diikatkan
serta diharapkan mendapatkan hasil yang beberapa jenis tumbuhan yaitu tabang
baik pada saat panen nanti. (Cordyline fruticosa (L.) A. Chev.), lumba
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.), kedubalu
g. Adat kelahiran (Zoysia matrella (L.) Merr.) dan bunga
a. Mongkanyang kompong (Hamil tujuh pinang atau dalam bahasa Saluan “mayang
bulan) nu popos” (Areca catechu L.). Adapun
Mongkanyang kompong merupakan adat makna dari penggunaan tumbuhan tersebut
tujuh bulanan yang dilakukan oleh yaitu agar bayi dapat tidur dengan nyenyak,
masyarakat suku Saluan di desa Pasokan nyaman dan jauh dari serangan penyakit.
dengan mengadakan acara selamatan.
d. Gunting rambut (Monggunting ubak)
b. Kelahiran Adat ini merupakan inti dari adat kelahiran
Pada masyarakat suku Saluan, apabila oleh masyarakat suku Saluan. Prosesnya
selesai melahirkan, ayah dari bayi yaitu rambut si bayi dipotong dan
mengambil ari-ari atau plasenta dari bayi dimasukkan kedalam kelapa muda (Cocos
tersebut untuk dibersihkan dan dimasukkan nucifera L.) yang telah dilubangi dan masih
ke dalam tempurung kelapa (Cocos berisi air kelapa kemudian kelapa tersebut
nucifera L.) yang dibungkus dengan kain di simpan di atas baki (nampan) yang berisi
putih. Adapun tujuannya yaitu agar hoas (Oryza sativa L.), minyak secukunya,
plasenta tersimpan rapi dan terjaga dengan air satu gelas, uang logam, gunting, cermin,
aman karena bagi masyarakat suku Saluan lilin, macis, lumba (Kalanchoe pinnata
plasenta tersebut merupakan saudara (Lam.) Pers.) dan kedubalu (Zoysia
kembar dari si bayi yang sudah menjadi matrella (L.) Merr.). Pada saat yang
teman hidupnya selama didalam bersamaan beberapa orang yang ikut
kandungan. Kemudian tempurung kelapa menghadiri proses potong rambut
yang berisi plasenta tersebut ditanam di menghamburkan bunga pinang (Areca
depan rumah dan diberi penerang selama catechu L.) agar proses ritual potong
tujuh hari agar anak tersebut selalu rambut tersebut mendapatkan keberkahan.
menetap ditempat kelahirannya, tidak akan Setelah proses potong rambut selesai,
berpergian kemana-mana dan selalu buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang berisi
memiliki pikiran yang terang dan cerdas. rambut si bayi diikat dengan rotan
(Calamus inops Becc.) kemudian digantung
c. Momposawe tojang nu anak diatas rumah agar nantinya anak tersebut
Dalam proses kelahiran masyarakat suku memiliki cita-cita yang tinggi.
Saluan terdapat sebuah adat yang mereka
lakukan yaitu “momposawe tojang nu anak”
adalah salah satu adat kelahiran yang

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 58


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

Adat Khitanan manfaatkan adalah daun dan akar


Khitanan adalah tradisi yang dilakukan hanya sebesar 3%.
saat anak laki-laki menginjak umur 6 2. Pemanfaatan tumbuhan ritual adat oleh
sampai 12 tahun. Khitanan ini merupakan masyarakat suku Saluan yaitu dengan
tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah cara dapat dikonsumsi langsung,
akil balik. Bagi masyarakat suku Saluan di dikukus, digerus, direndam dan
desa Pasokan ada kebiasaan yang digantung. Cara pemanfaatan dan
dilakukan sedikit berbeda dengan pengolahan tumbuhan sebagai bahan
masyarakat suku lain. Sebelum acara ritual adat tersebut diperoleh secara
khitanan, anak-anak yang akan di khitan turun temurun atau berdasarkan
terlebih dahulu dimandikan dengan pengalaman atau pengetahuan dari
menggunakan air yang dicampurkan orang lain.
dengan beberapa jenis tumbuhan yaitu 3. Makna penggunaan tumbuhan dalam
daun pondan (Pandanus amaryllifolius proses ritual adat masyarakat suku
Roxb.), kondom (Plectranthus labiatae), Saluan antara lain untuk mendapatkan
bunga kamboja (Plumeria acuminata Ait.), rezeki, berumur panjang, kesuburan,
tulasih (Ocinum basilicum L.), bunga kertas kecerdasan dan dijauhkan dari
(Bougainvillea glabra Choisy.), daun lemo gangguan makhluk halus serta serangan
nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swing.), penyakit.
nohong (Cymbopogon nardus L. Rendle.)
dan bunga mawar (Rosa hybrida). Setelah DAFTAR PUSTAKA
acara khitanan selesai, anak-anak yang di
khitan tersebut dipakaikan kain/sarung Attamimi, F., 1997, Pengetahuan
yang berwarna kuning sambil Masyarakat Suku Mooi Tentang
menghamburkan beras kuning yaitu beras Pemanfaatan Sumber Daya Nabati di
(Oryza sativa L.) yang dicampurkan dengan Dusun Maibo Desa Aimas Kabupaten
kini (Curcuma longa L.). Sorong, Skripsi Sarjana Kehutanan
Jurusan Kehutanan Fakultas
KESIMPULAN Pertanian Universitas Cenderawasih
Manokwari.
Berdasarkan hasil penelitian, maka Handayani, 2003, Rahasia Ramuan
dapat disimpukan sebagai berikut: Tradisional Madura dalam Sehat dan
1. Tumbuhan ritual adat yang Cantik dengan Ramuan Tradisional,
dimanfaatkan oleh masyarakat suku Agromedia Pustaka, Jakarta.
Saluan di desa Pasokan sebanyak 31 Na’im, A., dan Syaputra, H., 2010,
spesies yang tergolong ke dalam 22 Kewarganegaraan, Suku Bangsa,
famili. Bagian-bagian tumbuhan yang Agama dan Bahasa Sehari-hari
digunakan sebagai bahan ritual adat Penduduk Indonesia, Hasil Sensus
yaitu batang, daun, bunga, buah, biji, Penduduk 2010, Badan Pusat
umbi, daun dan buah, daun dan batang Statistik, Jakarta.
serta daun dan akar. Bagian tumbuhan Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., dan
yang paling banyak dimanfaatkan Hendrich M., 2002, Ethnopharmacy
adalah daun dan batang dengan of the Ethnic Albanians (Arbereshe)
persentase sebesar 19% dan bagian of Northern Basilicata, Fitoterapia,
tumbuhan yang paling sedikit di Italy, 72 : 217-241.

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 59


Purwanti dkk. Biocelebes, Vol. 11 No. 1

Purwanto, Y., 1999, Peran dan Peluang Masyarakat Pedesaan Daerah


Etnobotani Masa Kini Di Indonesia Lampung, Eds Nurana dan Ahmad
Dalam Menunjang Upaya Konservasi Yunus, Depdikbud,
Dan Pengembangan Dirjen.Kebudayaan Direktorat
Keanekaragaman Hayati, Prosiding Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek
Seminar Hasil-Hasil Penelitian Inventarisasi dan Dokumentasi
Bidang Ilmu Hayat, Laboratorium Kebudayaan Daerah Lampung.
Etnobotani-Puslitbang Biologi-LIPI, Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian
Bogor. Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sirat, M., E., Djaenuderadjat, dan Budiono,
1990, Pengobatan Tradisional pada

Jurnal Biocelebes, Vol. 11 No.1, Juni 2017, ISSN-p: 1978-6417 60

Anda mungkin juga menyukai