Dihamri
ABSTRACT
In South Bengkulu district of Bengkulu province, the majority of indigenous people are
Serawai tribe. Serawai tribe is rich in culture, one of Serawai's cultural treasures is the
culture of life cycle. Culture is due to the development of the eroded began to exist even
disappeared. General research is to preserve the culture of Serawai tribe. The specific
purpose of this research is to describe the life cycle culture of Serawai tribe that still exist in
the life of the Serawai people. The research method is qualitative. Research location of South
Bengkulu district. Primary data sources are informants and also use secondary data. Data
collection techniques are: in-depth interviews, documentation and observation. Analyze data
from beginning to end. The result of research is found culture of life cycle are: culture of
birthing, beterang (circumcision of woman), male circumcision, association of youth,
marriage and death. The culture has started to change and some tend to disappear. The
government and society are still working to preserve it.
ABSTRAK
Di kabupaten Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu, penduduk asli mayoritas adalah suku
Serawai. Suku Serawai kaya akan budaya, salah satu kekayaan budaya suku Serawai adalah
budaya siklus kehidupan. Budaya tersebut karena perkembangan zaman mulai tergerus
bahkan sudah ada yang hilang.Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melestarikan budaya
suku Serawai. Tujuan khusus penelitian ini adalah ingin menggambarkan budaya siklus
kehidupan suku Serawai yang masih ada dalam kehidupan masyarakat suku Serawai. Metode
penelitian adalah kualitatif. Lokasi penelitian kabupaten Bengkulu Selatan. Sumber data
primer adalah informan dan juga menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data
adalah: wawancara mendalam, dokumentasi dan pengamatan. Analisis data dari awal sampai
akhir. Hasil Penelitian adalah ditemukan budaya siklus kehidupan adalah: budaya
melahirkan, beterang (sunat perempuan), sunat laki-laki, pergaulan muda-mudi,
perkawinanan dan kematian. Budaya tersebut sudah mulai berubah bahkan ada yang
cenderung hilang. Pemerintah dan masyarakat masih berupaya untuk melestarikan tersebut.
| 62 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
Lampung dan Jambi. Dominan suku Serawai metode penelitian yang digunakan untuk
bermukim di kabupaten Seluma dan meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
kabupaten Bengkulu Selatan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif
Namun demikian walaupun suku maka akan dipahami budaya siklus
Serawai termasuk suku kedua terbesar di kehidupan suku Serawai.
provinsi Bengkulu, masih sangat sedikit Lokasi penelitian di kabupaten
tulisan tentang budaya Serawai bahkan Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu.
Penulis baru menemukan ada tiga buah buku Kabupaten Bengkulu Selatan penduduk
yang ditulis oleh Kiagoes Hoesin tahun 1938 aslinya adalah suku Serawai.
dan tahun 1985. Buku ini hanya berisi Data yang diperlukan untuk
kumpulan undang-undang pada zaman mengungkap budaya Serawai akan diperoleh
Belanda, pada hal suku Serawai memiliki melalui informan. Informan untuk
kekhasan budaya tersendiri dan memiliki penelitian ini akan ditentukan secara
nilai-nilai lokal yang luhur yang bernilai purposive yang terbagi menjadi : (1).
tinggi yang dapat berguna bagi kepentingan Kelompok informan informal : tokoh
pembangunan baik lokal maupun nasional. masyarakat, tokoh adat/ pengurus BMA
Budaya yang khas dan luhur tersebut bukan kecamatan Air Nipis dan kecamatan Pino
tidak mungkin lambat laun karena .(2). Kelompok informan formal: Kesbang
perkembangan zaman dan pengaruh Bengkulu Selatan. (3). Kelompok informan
teknologi akan tergerus bahkan hilang intlektual seperti: dosen/ peneliti. (4).
apabila tidak ada upaya-upaya untuk Masyarakat suku asli suku Serawai di
melestarikannya. Kecamatan Air Nipis kabupaten Bengkulu
Penulis memfokuskan penelitian ini Selatan.
kepada suku Serawai yang berdealek au di Teknik pengumpulan data yang
kabupaten Bengkulu Selatan dan yang akan dipakai dalam penelitian ini meliputi: (1).
diteliti adalah budaya siklus atau daur hidup Wawancara Mendalam. Teknik ini dipakai
yaitu: budaya melahirkan, budaya sunat untuk menjaring data yang berhubungan
perempuan, budaya pergaulan muda mudi, dengan suatu gejala sosial-budaya yang
budaya perkawinan dan budaya kematian. bersifat kompleks, atau dapat pula dipakai
untuk mengetahui pendapat informan
B.Metode Penelitian mengenai suatu hal, lengkap dengan alasan-
Penelitian ini menggunakan alasan ataupun motif-motif yang
pendekatan kualitatif. Menurut Sugiono melandasinya. Dalam pemakaian wawancara
(2014:1) metode penelitian kulaitatif adalah mendalam disusun beberapa pertanyaan
| 63 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 64 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
Peneliti dan Camat Air Nipis Peneliti dan Ketua BMA Pino Peneliti Ketua BMA Air Nipis
C.Hasil Penelitian Dan Pembahasan telah biasa membantu proses kelahiran.
Budaya siklus kehidupan suku Pada waktu melahirkan diadakan
Serawai di kabupaten Bengkulu Selatan diruang tengah atau diruang belakang.
adalah sebagai berikut: Bayi lahir akan dimandikan dan
1. Adat Melahirkan. Dalam budaya kemudian dibungkus dengan kain dan
Serawai anak dalam kandungan ada dibaringkan diruang tengah dan mulai
perhitungan atau masa dan tiap masa diberi asi oleh sang ibu. Sekarang proses
memiliki nama tersendiri. Perhitungan kelahiran sudah banyak beralih kepada
dimulai bulan ke 3 yang disebut kantin jasa bidan atau dokter, juga bagi yang
(teman, maksudnya siibu yang beagama Islam setelah anak lahir
mengandung sudah punya teman baru), diazankan oleh ayah atau nenek lanang
bulan ke 4 disebut adau nyawau (ada (kakek). Kalau anak laki-laki ditelinga
nyawa maksudnya anak dalam kanan, kalau anak perempuan ditelinga
kandungan sudah ada nyawa), pada kiri.
bulan ke 4 mulai ada sipat (sifat sebagai Setelah bayi lahir maka tetangga dan
manusia), pada bulan ke enam sipat sahabat akan berdatangan untuk melihat
(sifat) 44-33 (maksudnya sudah sang bayi dan mengucapkan selamat
memiliki sifat yang lengkap sebagai dengan membawa antara lain makanan,
manusia). Acara adat biasanya diadakan sabun, beras, kelapa, pakaian bayi dan
mulai bulan ke 6 sampai dengan bulan lain-lain . Biasanya orang yang
ke 9. Caranya diatas kepala ibu yang berkunjung akan bertanya jenis kelamin
hamil diperaskan limau (jeruk nipis) dan mirip dengan siapa, apakah mirip
oleh seorang ibu atau tua-tua desa, pada ibu atau bapak sang bayi. Kemudian
waktu pagi sampai sore dan tidak boleh setelah empat puluh hari biasanya akan
kalau matahari sudah tenggelam atau ada acara mbasuh tangan (mencuci
pada malam hari. Kalau sudah waktunya tangan), acaranya adalah jamuan
melahirkan biasanya akan dipanggil sederhana memanggil tetangga yang
dukun kampung biasanya ibu tua yang biasanya disebut njamu aik angat
| 65 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
(jamuan sederhana hanya minum teh teman gadis kecil ke sungai terdekat
atau kopi dan makan kue-kue ala untuk mandi. Mandi ini maksudnya anak
kadarnya). Sekarang sudah mulai perempuan dibersihkan dari segala
berubah khususnya bagi suku Serawai kotoran dari masa anak-anak untuk
beragama Islam yaitu Aqikah memasuki masa gadis. Kemudian
maksudnya tanda bersyukur terhadap setelah mandi dihiasi dengan
Allah Subhanahuwata’ala karena menggunakan pakaian adat pengantin
mendapat atau melahirkan anak dengan wanita suku Serawai yang dirancang
selamat (Setda Kota, 2005:87). Syarat khusus ukuran gadis kecil. Kemudian
diadakan acara Aqikah adalah kalau setelah dihiasi dibawah kembali
anak yang lahir anak laki-laki maka kehalaman rumah. Dihalaman rumah
kambing yang dipotong dua ekor disiapkan dua tikar yang dibuat tanda
kambing. Kalau anak yang lahir tambah (+) (maksudnya bertambah atau
perempuan maka kambing yang berubah memasuki masa gadis) satu
dipotong satu ekor. Kambing yang buah bibit kelapa yang telah tumbuh
dipotong sudah cukup umur atau sudah ukuran sekitar setengah sampai satu
beradik. Acara Aqikah biasanya diisi meter. Kemudian kalau sekarang bagi
dengan ceramah agama, atau seni anak perempuan yang beragama Islam
dendang. Sekarang bagi keluarga mengucapkan Syahadad, kemudian anak
mampu melaksanakan ceramah agama, nari bersama-sama teman-teman sebaya
seni dendang dan musik. Bahkan dan ibu-ibu kerabat dekat mengelilingi
sekarang kadang-dang seni dendang bibit kelapa seperti arah putaran jam
tidak dilaksanakan lagi yang diutamakan kemudian akan berbalik berputar kearah
ceramah agama dan musik atau organ sebaliknya sekitar lima enam putaran,
tunggal. diiringi bunyi Kelintang (gamelan kecil
yang jumlahnya enam buah yang
2. Adat Beterang (Sunat Perempuan). memiliki tiga nada) yang ditabuh dua
Beterang maksudnya sama dengan sunat orang serta diiringi bunyi redap (rebana)
(sunat rasul) tapi kalau beterang untuk yang ditabuh satu orang. Kemudian
anak perempuan yang memasuki masa setelah menari gadis kecil beserta
gadis kecil (Dihamri, 2016:90) . Acara teman-teman sebayanya disiapkan
beterang dimulai anak perempuan (gadis hidangan kue-kue dan minuman ditikar
kecil) dibawah oleh Ibu tua setempat tempat menari. Setelah menikmati
(desa) dan ibu-ibu lain serta teman- hidangan gadis kecil akan di bawah
| 66 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 67 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
ekonomi atas biasanya akan dikerjakan muda mudi atau kaum wanita
melaksanakan dengan menyembelih sapi misalnya masak buak (wajik) atau
atau kerbau dan ada hiburan berupa seni menyiapkan bahan-bahan sambal yang
dendang. Namun kalau yang dari kates muda. Pada acara ini biasanya
menyelenggarakan dari kelas ekonomi masyarakat sudah tahu, bahwa pada
menengah kebawah hanya menyembelih malam tersebut akan ada pemuda-
kambing atau ayam. Sekarang sunat pemuda yang datang untuk bertemu
suku Serawai telah berubah. Anak yang gadis-gadis yang sedang bekerja.
akan disunat dengan menggunakan jasa Biasanya gadis-gadis tempa kerjanya
manteri atau dokter. Sunat biasanya disediakan tempat khusus disekitar atau
diadakan pada hari liburan sekolah dan tidak jauh dari rumah tempat acara. Di
acara syukurannya biasanya tempat gadis-gadis bekerja inilah,
menyesuaikan dengan waktu dan biasanya pemuda yang datang dari desa-
kemampuan. Misalnya dari segi waktu desa sekitar secara individu atau
setelah panin atau sebelum dan sesudah berkelompok, kadang-kadang sampai
bulan bulan puasa. Sekarang juga puluhan pemuda. Pemuda-pemuda akan
menyesuaikan dengan waktu libur datang sekitar jam delapan untuk
sekolah anak. bertemu pemudi yang sedang bekerja,
biasanya pemuda akan akan duduk
4. Adat Pergaulan Muda Mudi Pergaulan didekat pemudi sedang bekerja, kadang-
muda mudi melalui beberapa cara antara kadang turut membantu pemudi bekerja.
lain: Pertama, pada acara pesta Biasanya tuan rumah akan menyiapkan
pernikahan biasa, sunatan dan lain-lain. makanan dan minuman ala kadarnya
Biasanya pertemuan muda mudi ini untuk pemuda yang datang. Pertemuan
dilaksanakan pada malam sebelum ini dimanfaatkan untuk saling
pernikahan atau sunatan. Pertemuan ini memperhatikan atau membina benih-
biasanya pada acara sebelum pernikahan benih cinta. Pertemuan ini sekitar dua
atau sunatan gadis atau pemudi-pemudi jam kemudian pemuda-pemuda akan
akan membantu kegiatan-kegiatan tuan pulang kedesa masing-masing. Kedua,
rumah antara lain kegiatan masak pada acara pernikahan yang disebut
memasak untuk tamu pada acara gegerit (acara tari pada malam sebelum
pernikahan. Biasanya ada pekerjaan- pernikahan bimbang). Pada acara
pekerjaan memasak masakan khas gegerit ini, pemuda pemudi bertemu
Serawai yang biasanya khsusus untuk saling memperhatikan. Pertemuan
| 68 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
pemuda pemudi di awali pemuda- dan redap ( rebana besar atau ukuran
pemuda datang kerumah gadis-gadis sekitar dua kali rebana yang dipakai
sekitar jam delapan sampai jam sepuluh. untuk acara kasidah yang terbuat dari
Gadis-gadis kadang-kadang ada yang kulit kambing). Kemudian pada acara
datang dari desa lain yang datang bimbang disiang, pertemuan muda-mudi
karena acara gegerit. Gadis-gadis yang ini lanjutan gegerit tapi dilaksanakan
datang dari desa atau tempat lain ini pada siang hari. Pada acara ini juga
disebut pertandang (gadis yang yang pemuda pemudi dapat bertemu. Ketiga,
datang). Biasanya gadis-gadis pada acara Berayak atau Begadis
pertandang ini biasanya nginap dirumah (kunjungan pemuda kerumah sang
kerabatnya, karena dulu masih jarang pemudi biasanya dilaksanakan pada
hotel atau penginapan seperti sekarang. malam hari tapi dapat juga malam hari).
Biasanya kehadiran pertandang ini Kunjungan pemuda biasanya dilakukan
sangat ditunggu-tunggu oleh pemuda, pada malam hari. Sebelum berkunjung
masyarakat dan keluarga kerabat. Bagi biasanya sang pemuda akan memakai
pemuda kesempatan ini untuk mengenal pakaian yang terbaik yang dianggap
gadis-gadis lain, bagi masyarakat sopan yaitu memakai baju kemeja dan
menambah semarak acara gegerit, bagi memakai sarung. Pemuda akan
keluarga kerabat satu penghargaan berkunjung sendirian tapi dapat juga
dikunjungi oleh gadis dari tempat lain. dengan beberapa teman sekitar lima
Kunjungan ini juga bermanfaat orang. Pada sekitar jam delapan sang
mempererat hubungan kekerabatan. pemuda tiba dirumah sang gadis.
Sekitar jam sepuluh akan diadakan acara Pemuda biasanya akan mengetuk pintu
gegerit yang diadakan di atar- rumah, kemudian sang ibu pemudi akan
atar(semacam tenda atap datar yang membukakan pintu, kalau pemudi
bahannya terbuat dari kayu, ukuran berkenan ditemui malam itu sang ibu
sekitar 10 meter x10 meter atau akan mempersilakan pemuda masuk dan
ukurannya tergantung perkiraan duduk diruang tamu dengan beralaskan
undangan yang akan hadir pada acara ini tikar, kemudian sang ibu akan berbicara
pemuda pemudi juga punya kesempatan sebentar dengan sang pemuda, kemudian
untuk bertemu pada acara tari andun sang ibu akan memanggil anak gadisnya
(pemuda pemudi menari berpasangan) untuk keluar dari kamar untuk menemui
diiringi bunyi kelintang (enam buah pemuda. Biasanya sang ibu akan
gamelan kecil yang memiliki 3 nada) mengawasi pertemuan anaknya dengan
| 69 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
pemuda antara lain dengan cara antara lain pertemuan muda mudi ini
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tidak lagi ditemani atau diawasi si ibu
tidak jauh dari ruang pertemuan anaknya bahkan pertemuan sudah berubah
dengan sang pemuda. Setelah sekitar ditempat wisata atau tempat-tempat lain
paling lama pertemuan dua jam pemuda yang disepakati sendiri muda mudi.
akan pulang dengan berpamitan dengan 5. Adat Perkawinan. Dalam suku Serawai
sang gadis dan ibu sang gadis. Kalau perkawinan dilarang dengan saudara
sekitar dua jam atau jam sepuluh dekat atau yang masih ada hubungan
pemuda belum pulang maka biasanya keluarga bahkan pada zaman dulu walau
sang ibu akan memberikan teguran bukan saudara dekat saja tapi kalau
langsung kepemuda agar pulang tapi sedusun atau sekampung maka dilarang
bisa juga teguran tidak langsung untuk menikah, karena sekampung atau
misalnya sang ibu mengucapkan lah sedesa dianggap bersaudara. Kalau ada
malam aeini ( hari sudah malam sudah muda mudi yang menjalin hubungan
waktunya tidur). Pertemuan ini pemudi percintaan apalagi sampai kepada
dan sang pemuda ini dapat juga terjadi jenjang pernikahan maka dianggap
seorang pemudi dikunjungi oleh tercela dalam masyarakat. Ada beberapa
beberapa pemuda kadang-kadang bisa perkawinan suku Serawai menurut (Http
sampai puluhan pemuda. Kalau ://Musiardanis.Multiply.com) dan
pertemuan seperti ini terjadi biasanya wawancara dengan informan adalah: (1)
sekelompok pemuda akan ngobrol Kawin Biasau (Kawin Biasa), yaitu
bersama dengan sang gadis tetapi perkawinan yang direstui kedua keluarga
pemuda dapat berkomunikasi atau belah pihak antara bujang gadis dan
mengungkapkan secara pribadi dengan bujang gadis yang saling mencintai. (2).
pemuda dengan cara merekis ( menulis Kawin Selaeian (Kawin Lari), yaitu
apa yang mau disampaikan disecarik perkawinan yang tidak disetujui
kertas dan disampaikan atau diberikan biasanya orang tua atau pihak
langsung ke pemudi). Biasanya untuk perempuan. Si gadis pergi atau dibawah
menjaga atau menghormati sang pemuda kerumah bujang untuk menikah tanpa
sang pemudi akan menjawab ungkapan persetujuan orang tua atau keluarga
hati sang pemuda. Pertemuan ini perempuan. Si gadis di bawah kerumah
waktunya juga akan berakhir sekitar jam kepala desa atau kerumah keluarga
sepuluh malam. Namun pertemuan sibujang atau kerumah sang bujang
muda mudi ini sudah mulai berubah, untuk menikah. (3) Kawin Ganggang
| 70 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 71 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 72 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 73 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
| 74 |
Dihamri
Vol : 2, No : 2, Desember 2017
Daftar Pustaka
| 75 |