Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan
1. Definisi/ deskripsi kebutuhan nutrisi
Nutrisi adalah asupan makanan dalam kaitannya dengan
kebutuhan diet sehat untuk tubuh (Aprinda, 2022). Dalam KBBI,
nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh; makanan bergizi; dan ilmu tentang gizi.
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti :
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter,
2010). Menurut Susianto, dkk (2008) nutrisi adalah sejumlah zat gizi
yang diperlukan oleh tubuh supaya organ-organnya dapat berfungsi
dengan baik.
Sebagai unsur penting dalam tubuh, gizi atau nutrisi
memainkan peran penting dalam kehidupan makhluk hidup.
Kebutuhan nutrisi dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai
organ dalam tubuh serta sumber zat pembangun dan pengatur dalam
tubuh (Hidayat, 2008). Gizi atau nutrisi menjadi sumber energi,
didapatkan melalui proses metabolisme yang begitu kompleks yang
mampu memberikan tenaga bagi manusia untuk beraktivitas
(Hasdianah, dkk. 2013).

2. Fisiologi sistem / fungsi normal sistem pencernaan


Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Atas
A. Mulut
1. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah teridiri atas
a. Kelenjar parotis, terletak dibawah bagian depan telinga di
antara prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandib
ula.
b. Kelenjar submandibularis,
terletak dibawah sudut mandibula
disetiap belahan muka salurannya bernama duktuswarto
ni yang bermuara pada rongga mulut dekat frenulum ling
ue.
c. Kelenjar subligualis, terletak dibawah lidah. Kelenjar
ludah ini memiliki serabut saraf yang menghubungkan ke
otak memerintahkan untuk menghasilkan ludah. Fungsi
air liur atau ludah membuat makanan menjadi lunak atau
setengah cair yang disebut bolus agar mudah di telan.
Memantau gigi yang menjadi busuk dengan cara
mengubah suasana asam oleh bakteri menjadi susunan
basah. Menjsgs kelembaban mulut, melarutkan makanan
agar dapat dirasa oleh indera. Air liur juga mengandung
enzim amilase atau ptyalin yang berfungsi untuk
memecah zat tepung menjadi maltose, mengandung
lisozim yang dapat mencerna dinding sel bakteri
berfungsi dalam pertahanan tubuh terhadap kuman.

2. Lidah
Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mul
ut
dengan menggerakan makanan kesegala arah dan mengopt
imalkan campuran makanan dengan air liur.
a. Pangkal lidah bagian belakang terdapat epiglotis yang be
rfungsi
menutup jalannnya pernafasan pada saat menelan.
b. Pangkal lidah terdapat jonjot kecil yang terdiri atas papila
sirkumvalata berbentuk v terbalik di bagian belakang
lidah, papila filiformise 2/3 bagian dari depan lidah, papila
fungiformise terdapat ditepi lidah.
c. Ujung lidah membantu membalik makanan, berbicara,
merasakanmakanan, membantu menelan.
3. Gigi
Bagian gigi antara lain.
a. Mahkota, yang menonjol keluar dari gusi.
b. Akar, tertanam di dalam gusi dan memiliki jaringan saraf.
Bentuk gigi antara lain
a. Shering, untuk menggit dan memotong, tepi, rata,
dan tajam serta memiliki satu akar.
b. Taring, untuk mengoyak makanan, mahkota
meruncing memlikisatu akar.
c. Geraham depan, untuk mengoyak dan menggiling,
mempunyai dua gerigi dipermukaan dan satu akar
yang sering bercabang dua.
d. Geraham belakang, untuk menggiling dan
melunakkan makanan, permukaan lebar, tidak rata
geraham belakang atas biasa memiliki tiga akar
sedangkan bawah memiliki dua akar.
B. Faring.
Faring merupakan pengubung antara rongga mulut dengan
kerongkongan.Dindinganya mengandng otot lurik dan
rongganya dilapisi membran mukosa. Didalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjarlimfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
Bagian faring antara lain.
a. Nasofaring, bagian dari saluran pernapasan.
b. Orofaring, memungkinkan udara masuk ke laring dan
menelan makanan ke kerongkongan.
c. Hipofaring, di belakang laring da berhubungan dengan esofa
gus yang terdapat di bawahnya.

C. Kerongkongan ( Esofagus).
Struktur esofagus antara lain :
a. Lapisan jaringan berserabut merupakan lapisan luar yang m
eliputi seluruh bagian esofagus.
b. Lapisan otot, terbentuk atas otot bebas dengan dua lapisan 
yaitu
serabut melingkar di bagian dalam, derabut membujur di bag
ian luar dan membentuk otot sfingter fundus.
c. Lapisan submukosa, terdiri atas jaringan ikat longgar, didala
mnya
terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa dan serabut saraf.
d. Lapisan mukosa, menyusun lapisan dalam esophagus,
terdiri atas jaringan epitel dan banyak kelenjar mukosa.
Organ ini hanya berfungsi sebagai jalur pengantar makanan.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses perstaltik.

Anatomi fisiologi sistem pencernaan bawah.


A. Lambung.
1. Struktur lambung terdiri atas :
a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas, terletak 
sebelah
kiri osteum kardiak, biasanya berisi gas. Pada batas deng
an esofagus terdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus Ventrikuli, segitiga osteum kardia yaitu suatu lekuk
an pada bagian bawah kurvatura minor, bagian utama lam
bung.
c. Antrum pilorus bagian lambung berbentuk tabung, otot teb
al yang
membentuk sfingter pilorus, muara distal, berlanjut ke duo
denum.
d. Kurvatura minor, sebelah kanan lambung terbentang dari 
osteum
kardia sampai pilorus. Dihubungkan ke hepar oleh omentu
m minor, lipatan ganda peritonium.
e. Kurvatura mayor, terbentang pada sisi kiri ostium kardia m
elalui
fundus ventrikuli menuju kanan sampai ke pilorus inferior, 
lebih
panjang dari kurvatura minor, dihubungkan dengan kolon
transversum oleh omentum mayor lipatan ganda dari perit
onium
f. Ostium kardia, esofagus bagian abdomen masuk ke
lambung
terdapat orifisium pilorus berbentuk cincin membuka
dan menutup. Dengan kontraksi dan relaksasi, osteum da
pat
tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serat otot pad
a dasar esofagus.

2. Fungsi Lambung.
a. Menampung, mengahancurkan, dan menghaluskan maka
nan
dengan gerakan peristaltik dan getah lambung. Gerakan 
mekanis
yaitu menyimpan, mencampur dengan sekret lambung da
n
mengelurkan kimus kedalam usus. Gerakan kimiawi, bolu
s
dicampur dengan asam lambung dan enzim bergantung je
nis makanan.
- Enzim pepsin, memecah protein menjadi asam amino.
- HCl atau asam garam beguna untuk mengasamkan makanan
sebagai antiseptik dan desinfektan yang membunuh beberapa jenis
kuman, serta mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasan
a asam.
- Renin, membekukan susu, membentuk kasein dan
kasinogen dari protein.
- Lapisan lambung, memecah lemak menjadi asam lemak
untuk sekresi getah lambung. 
b. Penyerapan bahan makanan tertentu melalui dindingnya.

B. Usus halus (intestium)
1. Bagian usus halus.
a. Duodenum
Bagian pertama usus halus dengan panjang 25,4 -30,5 
cm.Terdapat diseputar kepala pancreas, tidak dapat
bergerak karna terikat dinding belakang abdomen oleh
peritoneum yang menyelimuti permukaan.
depannya saja. Ditengah saluran terdapat lubang
ampula vater yang dijaga otot sfingter oddi.
b. Jejenum.
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antar
a 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus 
penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permuk
aan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus 
(vili), yang memperluas permukaan dari usus
c. Ilium
Bagian ini berhubungan dengan sekum, dimana terdapat l
ubang yangdisebut orifisium ileosekalis Diperkuat oleh sfi
ngte dan dilengkapi oleh
sebuah katup valvula sekalis yang berfungsi cairan agar ti
dak kembali ke dalam ilium.

2. Fungsi usus halus


a. Menyekresi cairan usus untuk menyempurnakan pengol
ahan zat makanan.
b. Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus k
holedukus dan cairan pankreatikus
c. Menyerap makanan yang dicerna, asam amino dan gluk
osa diserap
ke dalam pembuluh darah, sedangkan lemak yang telah 
dicerna diserap ke dalam pembuluh limfa.
d. Menghasilkan beberapa hormon yang mengatur produks
i getah pankreas,empedu, dan getah usus halus itu send
iri.
e. Mengabsorbsi air garam (mineral) dan vitamin, protein d
alam bentuk asam amino, karbohidrat dalam bentuk mon
oksida.

C. Usus besar ( kolon)


1. Bagian dari usus besar.
a. Usus buntu, merupakan bagian pertama usus besar. Pa
njang
usus buntu adalah sekitar 5 atau 7,6 cm dan terletak difo
sa iliaka kanan.
saluran ileum dari usus halus berakhir di dalam usus bun
tu sebagai katup ileosekal.
b. Umbai cacing, merupakan tonjolan yang menjulur dari us
us buntu,dengan panjang 7,6 cm. Julur dari sisi struktur 
mirip
dengan usus halus(tanpa vili), dan mengandung banyak 
jaringanlimfa.
c. Kolon transversus, yang melintas dari kanan ke kiri terlet
ak
dibawah lambung kolon tranversus naik ke atas hingga s
ampai ke batas limpa.
membelok kebawah sebagai kolon desendens
lekukan ini disebut fleksura lienalis.
d. Kolon desendens, menurun dari fleksura lienalis peritone
um
meningkatnya kedinding belakang abdomen dan mudah 
bergeser.
2. Stuktur usus besar.
a. membran mukosa tidak memiliki vili usua
b. Lapisan otot membujurnya tidak lengkap dan tersusun
atas tiga pita dinding kolon, lapisan ini disebut tenia
libera, dinding kolon berbentuk cembung dan memberi
bentuk kembung kempis pada dinding tersebut sebagai
haustrum.
c. Peritoneum meliputi seluruh usus buntu, kolon transvesu
s, dan kolon sigmoideus,
tetapi dikolon asendens, kolon desendens, dan
rektum membran ini memiliki membran yang menyelimut
i permukaan depan dan samping.
3. Fungsi Usus Besar.
a. Membran mukosa yang melapisi dinding dalam kolon
menghasilkan cairan lendir yang melincirkan saluran itu 
dan memungkinkan feses bergerak dengan mudah.
b. Didalam usus besar terjadi penyerapan air,yang belum
diserap oleh tubuh
diserap ketika sampai di dalam usus besar
usus besar juga menyerap garam dan glukosa
c. Berbagai kuman yang biasanya terdapat di dalam usus b
esar bereaksi terhadap makanan yang tidak dicerna, lalu
melepaskan beberapa vitamin yang diserap kedalam kol
on.
D. Rektum.
1. Bagian
a. Rektum,terdapat pada perempuan, rektum terdapat
dibelakang rahim. pada laki-
laki terletak dibelakang kandung
kemih. Panjang rektum 12,7 cm. 
b. Anus, merupakan suatu susunan (dengan panjang 2,54 hi
ngga3,8 cm) yang membuka keluar dari rektum. Anus han
ya
dijaga oleh otot sfingter anus. Kontraksi dan relaksi otot ini 
berada dibawah kehendak kita. Bagian atas pertengahan 
anus
dilapisi dengan memberan mukosa lanjutan dari rektum,
tetapi bagian bawah tersusun atas kulit tubuh 
2. Fungsi dari rektum
Dibagian akhir usus besar terjadi defekasi,bahan makanan y
ang tidak dicerna dikeluarkan dari rektum sebagai feses.

Anatomi fisiologi asesoris


A. Hepar
1. Struktur hati, hati merupakan kelenjar aksesoris yang terbesar
dalam tubuh, berwarna coklat danberatnya 1.000-1.800 gram.
Hati
terletak di dalam rongga perut sebelah kanan atas dibawah
diafragma,
sebagian besar terletak pada regio hipokondria dan regio
epigatrium. Hati di bagi menjadi empat lobus.
a. Lobus sinistra, terletak sebelah kiri dari bidang median
b. Lobus dekstra, di sebelah kanan dari bidang median
c. Lobus kaudatus, sebelah bawah bagian ekor
d. Lobus kuadratus, dibelakang berbatas dengan pas pilorika,
ventrikula, dan duodenum superior.
2. Fungsi hati.
a. Menghasilkan cairan empedu membantu pencernaan dan p
enyerapan lemak.
b. Menghasilkan protrombin, heparin, fibrinogen, albumin,glob
ulin
c. Menyimpan zat besi dan vitamin B12, K, A, dan D.
zat besi dan
vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, vitamin 
K untuk menghasilkan protombin.
d. Menetralisir racun atau obat yang ada di dalam darah
e. Metabolisme asimilase, karbohidrat, lemak, protein, vitamin
,serta produksienergi, pengaturan glukosa dalam darah, pe
mbentukan fosfolipid, dan pembentukan albumin danglobuli
n
f. Menghasilkan panas
g. Sintesis protein, mencangkup protein penting untuk pembe
kuan darah serta mengangkut hormon tiroid steroid dankol
estrol.

B. Pangcreas
1. Pangcreas terdiri atas.
a. Kaput pankreas berbentuk seperti cakram, terletak dibelakan
g lambung, terbentang dari duodenum sampai ke limpa.
b. Kolum pankreas bagian kecil yang menghubungkan kaput p
ankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkala
rteri mesenterika superior dari aorta
c. Korpus pankreas berjalan ke atas dan ke kiri menyilang garis
tengah, padapotongan melintang, sedikit berbentuk segitiga.
d. Kauda pankreas berjalan menuju ligamentum lienorenalis da
n
mengadakan hubungan dengan hilus limpa.di depan kauda 
berbatasan dengan fleksura koli sinistra.
2. Fungsi pangcreas.
a. Menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzimt
risinogen, amilase, lipase
b. Menghasilkan hormon insulin dari pulau-pulau Langerhans

C. Empedu
Berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan viseral.diliputi ol
eh peritonium kecuali bagian yang melekat pada hepar, empedu ter
diri atas
a. Fundus vesika felea, berbentuk bulat ,biasanya menonjol di ba
wah tepi inferior hati, berhubungan dengan dinding anterior
b. Korpus vesika felea, bersentuhan dengan permukaan viseral
hati mengarah ke atas, ke belakang, dan kiri
c. Kolum visika felea, duktus sistkus yang berjalan dalamomentu
m minus bersatu dengan sisi kanan duktus yang berjalan dala
m omentum.
Fungsi empedu :
a) Sebagai penampung dan untuk menyimpan getah empedu
yang dihasilkan oleh hati.
b) Memekatkan empedu jika separuh air dalam getah empedu 
diserap kedalam dingding empedu ,sehingga empedu menja
di lebih pekat
Proses pencernaan
A. Ingesti
Ingesti adalah suatu proses masuknya makanan dan cairan dari
lingkungan ke dalamtubuh melalui proses menelan baik melalui
koordinasi gerakan volunter dan involunter.Tahap pertama adalah
koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut ter
jadi
proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran makanan 
yang melibatkan gigi,otot mulut,gusi dan lidah.
Tahap selanjutnya adalah setelah makanandikunyah adalah pro
ses
menelan,merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus 
menuju lambung.
Proses ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian
faring
B. Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
di bawa kedalam lambung dan usus halus. Pada proses ini terjadi p
enyederhanaan ukuran makanan sampai dapat di absorbsi oleh
intestinum.
Ringkasan proses digesti protein,lemak dan karbohidrat :
 Digesti Karbohidrat:
Proses dimulai pada mulut,dibantu oleh enzim ptialin
yang mengubah amilum menjadi maltosa.
Proses dibantu oleh enzim
amilase yang dihasilkan pankreas.
Lalu proses ini dilakukan di usus halus
melalui proses mekanik dan kimiawi
 Digesti protein:
Pada digesti proteindi lambung, terjadi pengubahan protein
menjadi pepton oleh enzim pepsin. Pepton kemudian didige
sti lagi
menjadi peptida yang lebih kecil di duodenum oleh enzim tri
psin yang dihasilkan pankreas.
Peptida didigesti lagi menjadi asam amino yang siapuntuk di
absorbsi.
 Digesti Lemak : Pada proses awal digesti lemak,lemak terse
but diemulsi dilambung,
lalu diurai menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipas
eyang dihasilkan pankreas.Hasil penguraian akan diabsorbsi 
diusus, Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang 
berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim

C. Absorpsi
Proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lap
isanepitel masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan bia
sanya tidak
rata sehingga menambah luas permukaan yang tersedia untuk abs
orpsi.
D. Defekasi
Defekasi, pada saat bahan makanan sampai dilambung, katupileos
ekal di usus buntu mengendur dengan mungkin ileum masuk ke dla
musus buntu. Padasaat feses ( yang terdiri atas bahan-bahan yang 
tidakdicerna) sampai kedalam rektum, feses tersebut terhimpun di 
dalamnya
Air dalam feses terserap ke dalam dinding rektum, dan makin lama 
fesesterhimpun dalam rektum, makin berkurang kandungan airnya. 
Rektummenggembungkan dinding rektum sehingga stimulasi ujung
-ujung sarafsensorik, oleh sebab itu perasaan hendak buang air be
sar timbul
Defekasi terjadi sebagai berikut :
1. Otot sfingter anus relaksasi
2. Otot dinding rektum berkontraksi
3. Otot dilantai pelvis berkontraksi

Tekanan didalam rongga abdomen meningkat karena kontraksi oto
t
diafragma dan otot dinding abdomen, keadaan ini memudahkan de
fekasi.

Pengaturan sistem pencernaan

Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu
lingkungan khusus supaya pencernaan dan arsopsi dapat berlangsung.
Mekanisme pengendalian ini tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh kedaan
nutrisi tubuh tetapi lebih dipengaruhi oleh volume dan komposisi
kandungan lumen gastrointestinal.
A. Pengaturan saraf
Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen :
1. Regangan dinding oleh isi lumen
2. Oamolaritas kimus atau konsentrasi zat terlarut
3. Keasaman kimus ( konsentrasi ) ion H
4. Hasil pencernaan karbohidrat, lemak dan protein

Sinyal dimulai 0leh rangsangan tersebut diatas bekerja terhadap
mekanoreseptor, osmoreseptor, dan kemoreseptor serta reflek yang
Memengaruhi fektor yang melapisi otot di dalam dinding saluran siatemsaraf
intrinsik dalam bentuk dua pleksus saraf, yaitu pleksus meinterikus dan
pleksus submukosa,terdiri dari neuron.

Hubungan saraf dalam pleksus memungkin refleks saraf yang tidak


tergantung pada sistem saraf pusat. Ada dua jenis jalur refleks saraf yaitu.

1. Refleks jarak pendek dari reseptor melalui pleksus saraf ke sel


sektor
2. Refleks jarak jauh, dan reseptor melalui saraf Ekstrna (ekstrinsik)
kembali ke susunan saraf pusat kembali ke pleksussaraf dan sel
efektor dengan perantara saraf otonom

B. Pengaturan hormonal.
Hormon ini di terdapat di dingdng halus, bila disuntikkan kepada
hewan bisa menyebabkan sekresi liur pankreas dengan kandungan
bikarbonat yang tinggi. Penyuntikan polipeptida ini ternyata menimbulkan
perubahan pada keaktifan sekresi dan kontraksi pada saluran GI
hormonyang mengendalikannya, semakin bertambah sebab sejumlah
peptida yang ditemukan di saluran di duga sebagai bakal hormon
mortilin dan vilikilin.
C. Jenis hormone
- Gastrin
- Kolosistokinin- pankreozimin (CCK-PZ)
- Sekretin
- Glukosa insulinotropik

D. Fase pengendalian gastrointestinal


Pengendalian pada fase ini dibagi menjadi :
- Fase sefalik dimulai pada rangsangan dikepala
- Fase gastrik dimulai pada dinding lambung
- Fase intenstinal terdapat pada lemen usus

Gerakan fungsional gastrointestinal meliputi pada gerekan berikut :

- Gerekan propulsive
- Gerakan mencampur

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem


pencernaan
a. Waktu tidur
Pada saat tidur kecepatan system pencernaan akan melambat.
Maka makan pada larut malam tidak dianjurkan karena enzim dan
asam lambung yang berfunsi untuk mengubah makanan menjadi
energi tidak aktif, sehingga bisah menumpuk kalori dalam tubuh.
Kurang tidur bukan cuma berpengaruh pada kondisi tubuh tetapi
juga bakteri dalam usus.
b. Tergesa-gesa saat makan
Tergesa-gesa saat makan dapat menimbulkan masalah
pencernaan, seperti kembung dan penumpukan gas berlebihan.
c. Stres
Koneksi usus keotak bersifat dua arah sehingga jika sedang stres,
maka mikroorganisme dalam usus juga mengalami stres. Masalah
stress dapat memengaruhi komunikasi Antara otak dan usus serta
dapat memicu rasa sakit, kembung, serta ketidaknyamanan usus.
Stres jangka panjang dapat menyebabkan sembelit dan diare.
d. Pola makan

4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem


pencernaan
Penyakit merupakan keadaan abnormal yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Dalam penelitian Soleh Imam & Chandra Kesuma
(2018) penyakit yang dapat terjadi saluran pencernaan yaitu sebagai
berikut :
a. Chorn
Chron merupakan suatu penyakit radang usus dan merupakan
kondisi jangka panjang dimana peradangan dapat terjadi diseluruh
lapisan dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.
b. Gastritis
Gatritis merupakan peradangan yang menyerang lambung
sehingga penderita akan merasakan perih pada lambung, mual
dan panas pada lambung.
c. Maag
Maag (indigestion) merupakan istilah yang menggambarkan nyeri
yang berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan
akibat sejumlah kondisi. Sebutan lain dari maag adalah dispepsia.
Sakit maag dapat menyebabkan luka terbuka yang muncul di
lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri
Helicobakter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) dan stres.
d. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka yang timbul pada dinding lambung
akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi
timbul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta
kerongkongan (esofagus).
e. Gastroporesis
Gastroporesis merupakan suatu kondisi dimana otot-otot di perut
tidak berfungsi secara normal. Biasanya, kontraksi otot yang kuat
mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Ketika terjadi
gastroparesis, otot-otot dinding perut bekerja buruk atau tidak
bekerja sama sekali. Hal ini mencegah perut untuk mengosongkan
dirinya secara total. Gastroparesis dapat mengganggu pencernaan,
menyebabkan mual dan muntah, dan menyebabkan masalah
dengan kadar gula darah dan nutrisi.
f. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah infeksi yang terjadi pada usus atau perut
yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Kondisi ini juga dikenal
dengan istilah flu perut, flu lambung, atau virus perut. Infeksi ini
menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan
terkadang demam. Gastroenteritis menyebar melalui kontak jarak
dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau karena
mengonsumsi makanan dan/atau minuman yang terkontaminasi.
g. Usus buntu
Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan
apendiks atau usus buntu. Sedangkan usus buntu adalah organ
berbentuk kantong kecil dan tipis berukuran 5 hingga 10 cm yang
terhubung pada usus besar.
h. Tifus
Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena
infeksi bakteri Salmonella typhi dan umumnya menyebar melalui
makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.
i. Gerd
Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease
(GERD) adalah masalah yang cukup umum terjadi di masyarakat.
Kondisi ini disebabkan oleh naiknya asam lambung menuju
esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi
terbakar di dada.
j. Iritasi usus besar
Iritasi usus besar merupakan sebuah gangguan yang paling
banyak terjadi pada kolon atau usus besar manusia. Gangguan ini
menyebabkan munculnya rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
perut. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka
menderita IBS atau syndrome iritasi usus besar, sebab gejalanya
sangat mirip dengan sakit perut biasa.
k. Diare
B. Rencana Asuhan Klien dengan gangguan kebutuhan
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Kelompok 7 Nim:
Unit : ICU
Kamar : ICCU
Tanggal Masuk RS : 31 Juli 2022
Tanggal Pengkajian : 1 Agustus 2022

1. IDENTIFIKASI
a. Pasien
Nama initial : Tn.Y
Umur : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 6 Orang
Agama/suku : Katolik/ Tiongkok-Makassar
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Tupai, No 35
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 42 Tahun
Alamat : Jl. rajawali
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
2. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : Dispnea + CHF
Saat pengkajian : CHF
3. KEADAAN UMUM
a. Keadaan sakit
Pasien tampak sakit sedang
Alasan:
Karena kesadaran pasien dalam keadaan sadar penuh
(composmentis), tidak ada pusing, mual maupun muntah, hanya
sedikit sesak dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Terpasang cairan RL 500ml pada tangan kanan, terpasang O2
nasal kanul 5 liter.
b. Tanda-Tanda Vital (TTV)
1. Kesadaran (kualitatif) : Compos mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Total : 15
Kesimpulan : pasien tidak koma
2. Tekanan darah : 161/74 mmHg
MAP : 103 mmHg
Kesimpulan : hipertensi tingkat 2
3. Suhu : 36,7 derajat (Axilla)
4. Pernapasan : 28 x/menit
SpO2 : 95%
Irama : Takipnea
Jenis : Pernapasan Perut
Suara napas tambahan : Ronkhi
5. Nadi : 90 x/menit
Irama : Teratur
c. Pengukuran
1. Lingkar lengan atas :-
2. Tinggi badan : 170 cm
3. Berat badan : 83 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 28,7 kg/m2
Kesimpulan : Obesitas
d. Genogram

X x x x

x x x ×
x x

Keterangan: Laki-laki
Perempuan

Meninggal

Tinggal Bersama
e. Pengkajian pola kesehatan
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit : Jantung ± 2 tahun lalu dan hipertensi
1. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
a. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan suka minum jus,
susu dan air hangat. Pasien mengatakan pola makan 3-4x
sehari dengan porsi yang cukup banyak dan pasien suka
makan tahu, daging, telur goreng, sayur dan goreng-gorengan.
Pasien juga mengatakan, anaknya sering membuatkan cemilan
seperti pisang goreng atau roti untuk dimakan sore hari. Pasien
mengatakan aktivitas sehari-hari hanya menjaga toko setelah
pensiun dan pasien jarang berolahraga. Pasien mengatakan BB
terakhir kali timbang sekitar 1 minggu lalu yaitu 83 kg dengan
TB ±170cm. Pasien mengatakan BAB lancar 1-2x sehari
(konsistensi padat, berwarna kuning, kecoklatan) BAK 3-4x
sehari (kuning jernih, berbau khas).
b. Keadaan sejak sakit
DS : Pasien mengatakan tidak menghabiskan makan siang
karena tidak menyukai menu yang telah di siapkan oleh RS,
selain itu juga penyebab lain yang membuat pasien tidak mau
makan adalah karena adanya penumpukan secret/lender yang
membuat pasien sedikit kesulitan menelan dan makanan terasa
sedikit tidak enak saat ditelan. Pasien mengatakan sudah
menghabiskan stengah (1/2) botol air mineral ukuran besar (1,5
liter) dari pagi, pasien mengatakan BAB selama masuk rumah
sakit pasien baru BAB 1x pada pagi hari, konsistensi padat,
berwarna kuning kecoklatan dengan bau khas dan BAK sekitar
2x sejak pagi hari tadi, berwarna kuning, dengan bau khas dan
tidak terasa nyeri saat BAK.
DO : Tampak terpasang cairan RL 500 ml, tampak
terpasang O2 5 liter (nasal kanul), tampak 1/2 botol air mineral
ukuran 1,5 liter telah diminum. Tampak pasien tidak
menghabiskan ½ bubur dan daging ayam. Tampak pasien sulit
batuk untuk mengeluarkan dahak.
c. Pemerikasaan fisik
a) Keadaan rambut  :Tampak bersih, tampak rambut
berwarna putih, tidak ada lesi,benjolan, dan ketombe.
b) Hidrasi kulit : Hidrasi kulit kembali < 5 detik
c) Palpebral/conjungtiva: Palpebral tampat tidak ada edema
dan konjungtiva tampak tidak anemis.
d) Sclera : Tampak tidak ikterik
e) Hidung : Tampak tibersih, tampak tidak ada
benjolan atau perdarahan, tampak rambut hidung, dan
tampak rongga hidung tampak lembab.
f) Rongga mulut : Tampak bersih, tampak tidak ada
sariawan, tampak tidak ada perdarahan pada rongga mulut
g) Gigi : Gigi tampak bersih dan tidak
menggunakan gigi palsu
h) Kemampuan mengunyah keras : pasien tampak mampu
mengunyah.
i) Lidah : lidah tampak bersih, tidak ada
stomatitis
j) Pharing : tampak tidak ada peradangan
k) Kelenjar betah bening : negatif
l) Kelenjar karotis : negatif
m)Abdomen
 Inspeksi : tampak tidak ada edema, tidak asites
 Auskultasi : 20 x/menit
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
 Perkusi : terdengar suara timpani
n) Kulit:
 Edema : Negatif
 Icterik : Negatif
 Tanda-tanda radang : Tidak ada
o) Lesi : Tidak ada

II. ANALISA DATA

NO. DATA ETOLOGI MASALAH

1 DS :

- Pasien mengatakan pola Sering memakan Obesitas


makan sehari 3 sampai 4 makanan
kali dalam sehari berminyak/berlemak
- Pasien mengatakan suka
makan daging, telur
goreng,sayur dan goreng
-gorengan.
- Pasien mengatakan,
anaknya sering membuat
kan cemilan seperti
pisang goreng atau roti
untuk dimakan sore hari.
- Pasien mengatakan BB
sebelum dan saat sakit
masi sama yaitu 83 kg
(1 minggu lalu)
DO :

- Pasien tampak gemuk


dengan BB 83 kg
- IMT : 28,7 kg/m2

2 DS :

- Pasien mengatakan
terasa sesak karena ada
Sekresi yang Bersihan
banyak lendir di leher
tertahan jalan napas
- Pasien mengatakan sulit
tidak efektif
batuk karena ada
tahanan pada leher
DO :

- Pasein tampak gelisah


- Pasien tampak sulit
batuk untuk
mengeluarkan secret
- Pasien tampak sesak
dengan frekuensi
pernapasan 28x/menit
- Terdengar suara nafas
tambahan saat berbicara
(ronkhi)
3 DS :
- Pasien mengatakan Hipertensi Risiko
mempunyai riwayat (faktor resiko) perfusi
penyakit jantung ± 2 perifer tidak
tahun lalu efektif
- Pasien mengatakan
mempunyai riwayat
penyakit hipertensi
sampai saat ini
DO :

- Hasil observasi Tekanan


Darah pasien : 161/74
mmHg
- MAP : 103 mmHg

III. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Obesitas b.d sering memakan makanan berminyak/berlemak
ditandai dengan IMT >27kg/m (D.0030)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan ditandai
dengan adanya sputum berlebih pada jalan napas, batuk tidak
efektif, gelisah dan frekuensi napas 28x/menit (D.0001)
3. Risiko perfusi perifer tidak efektif dibuktikan dengan hipertensi
(D.0015)

IV. INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI
O

1 Obesitas b.d sering Selama dilakukan Manajemen berat


memakan makanan tindakan keperawatan badan (1.03097)
berminyak/berlema …x24 jam maka Observasi
k diharapkan Berat 1. Identifikasi kondisi
(D.0030) badan membaik kesehatan pasien
(L.03018) dengan yang dapat
kriteria hasil : mempengaruhi berat
badan
1. Berat badan
Terapeutik
membaik
1. Hitung berat badan
2. Tebal lipatan kulit
ideal pasien
membaik
Edukasi
3. Indeks massa
1. Jelaskan hubungan
tubuh membaik
antara asupan
makanan, aktifitas
Status nutrisi
fisik, peningkatan
membaik (L.03030)
dan penurunan berat
dengan kriteria :
badan
1. Pengetahuan
2. Jelaskan faktor risiko
tetang pilihan
berat badan lebih
makanan
3. Anjurkan melakukan
yang sehat
pencatatan asupan
meningkat
makan, aktifitas fisik
2. Pengetahuan
dan perubahan berat
tentang standar
badan.
asupan nutrisi
yang tepat cukup
meningkat Konseling Nutrisi
(I.03094)
Observasi
1. Identifikasi
kebiasaan makan
dan perilaku makan
yang akan diubah
2. Identifikasi
kemajuan modifikasi
diet secara regular

Terapeutik
1. Bina hubungan
terapeutik
2. Sepakati lama waktu
pemberian konseling
Edukasi
1. Informasikan
perlunya
modifikasi diet
(penurunan BB)
2. Jelaskan
program gizi dan
persepsi pasien
terhadap diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli
gizi (jika perlu)
;2 Bersihan jalan Selama dilakukan Manajemen jalan
napas tidak efektif tindakan keperawatan napas (1.01011)
b.d sekresi yang …x24 jam maka
Observasi
tertahan ditandai diharapkan Bersihan
1. Monitor pola napas
dengan adanya jalan napas
(frekuensi,
sputum berlebih meningkat (L.01001)
kedalaman, usaha
pada jalan napas, dengan kriteria hasil :
napas)
batuk tidak efektif,
1. Batuk efektif 2. Monitor bunyi napas
gelisah dan
meningkat tambahan (ronkhi)
frekuensi napas
2. Produksi sputum 3. Monitor sputum
24x/menit (D.0001)
menurun (jumlah, warna,
3. Gelisah menurun aroma)
4. Frekuensi napas Terapeutik
membaik 1. Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
2. Berikan minum
hangat
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
3 Risiko perfusi Selama dilakukan Pencegahan syok
perifer tidak efektif tindakan keperawatan (I.02068)
dibuktikan dengan …x24 jam maka Observasi
hipertensi (D.0015) diharapkan Perfusi 1. Monitor status
perifer meningkat kardiopulmonal
(L.02011) dengan (TD dan MAP)
kriteria hasil : 2. Monitor status
1. Tekanan darah oksigenasi
sistolik membaik (oksimetri nadi)
2. Tekanan darah Terapeutik
diastolic membaik 1. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
2. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian IV (jika
perlu)
V. IMPLEMENTASI

No. Hari, Diagnosa Implementasi TTD

Tanggal, Keperawatan

Jam

1 Senin, 1 Obesitas b.d sering 1. Mengidentifikasi kondisi


Agustus memakan makanan pasien yang dapat
2022 berminyak/berlemak mempengaruhi berat
badan
ditandai dengan
14.30 Hasil:
IMT >27kg/m2
WITA Pasien mengatakan
selama sakit ia
mengurangi konsumsi
makanan berminyak

2. Menghitung berat badan


ideal pasien
Hasil:
BB = 83 kg
TB = 170 cm
IMT = 28,7
Normal IMT 18,5 –
25kg/m2

3. Menjelaskan hubungan
antara asupan makanan,
aktifitas fisik,
penambahan berat badan
dan penurunan berat
badan
Hasil:
Pasien mengatakan
memahami penjelasan
yang diberikan

4. Menjelaskan faktor risiko


berat badan lebih dan
berat badan kurang
Hasil:
Pasien mengatakan telah
memahami faktor risiko
terkait berat badan lebih
dan berat badan kurang

5. Menganjurkan melakukan
pencatatan asupan
makan, aktifitas fisik dan
perubahan berat badan
Hasil:
Tampak pasien
menuliskan makanan
yang dikonsumsi dan
aktifitas fisik yang
dilakukan

2 Senin, 1 Bersihan jalan 1. Memonitor pola napas


Agustus napas tidak efektif Hasil:
2022 b.d sekresi yang Frekuensi: 25x/menit
tertahan ditandai
14.30 dengan adanya 2. Memonitor bunyi napas
WITA sputum berleih tambahan
Hasil:
pada jalan napas,
Terdengar bunyi napas
batuk tidak efekif,
tambahan ronkhi
gelisah dan
frekuensi napas
3. Memberikan posisi semi-
24x/ menit
fowler
Hasil:
Tampak pasien nyaman
dengan posisi semi-fowler

4. Mengajarkan teknik batuk


efektif
Hasil:
Tampak pasien
memahami penggunaan
teknik batuk efektif

3 Senin, 1 Risiko perfusi 1. Memonitor status


Agustus perifer tidak efektif kardiopulmonal (TD dan
2022 dibuktikan dengan MAP)
hipertensi Hasil: TD: 160/76
14.30 MAP : 104
WITA
2. Memonitor status
oksigenasi (oksimetri
nadi)
Hasil: SpO2: 95%
Nadi: 92x/menit

3. Memberikan oksigen
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Hasil: Tampak terpasang
oksigen nasal kanul (5
liter)

4. Menganjurkan pasien
untuk memperbanyak
asupan cairan oral
Hasil: Tampak pasien
menghabiskan ½ botol
air mineral (1,5 ml)

VI. EVALUASI

DIAGNOSIS EVALUASI

Obesitas b.d kurang aktivitas fisik S:


ditandai dengan IMT >27kg/m2 1. Pasien mengatakan sudah mengerti
tentang edukasi terkait asupan
makanan dan aktivitas yang dapat
mempengaruhi penurunan dan
peningkatan BB
2. Pasien mengatakan menyetujui
kontrak konseling nutrisi yang
dijadwalkan
3. Pasien mengatakan menyetujui
program diet yang akan dilakukan
untuk membantu menurunkan BB
pasien perlahan
O:
1. Pasien tampak mengangguk sebagai
respon menyetujui kontrak konseling
dan program diet yang akan
dilakukan
2. Kontak mata pasien tampak sangat
baik ketika berbicara dengan perawat
3. BB = 83 kg, TB = 170 cm, IMT = 28,7
kg/m2 (obesitas)

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
Bersihan jalan napas tidak efektif S:
b.d sekresi yang tertahan - Pasien mengatakan lebih nyaman dengan
ditandai dengan adanya septum posisi semi fowler
berleih pada jalan napas
- Pasien mengatakan sudah paham
bagaimana cara batuk efektif
O : - RR : 25 x/menit
- Terdengar bunyi napas ronkhi
A : Bersihan jalan napas belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor pola napas
- Memonitor bunyi napas tambahan

Risiko perfusi perifer tidak efektif S:-


dibuktikan dengan hipertensi O:
1. Tampak pasien terpasang oksigen
nasal kanul (5 liter)
2. TD: 160/76
MAP : 104
A : Resiko perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi

C. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai