A. Konsep Kebutuhan
1. Definisi/ deskripsi kebutuhan nutrisi
Nutrisi adalah asupan makanan dalam kaitannya dengan
kebutuhan diet sehat untuk tubuh (Aprinda, 2022). Dalam KBBI,
nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh; makanan bergizi; dan ilmu tentang gizi.
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti :
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter,
2010). Menurut Susianto, dkk (2008) nutrisi adalah sejumlah zat gizi
yang diperlukan oleh tubuh supaya organ-organnya dapat berfungsi
dengan baik.
Sebagai unsur penting dalam tubuh, gizi atau nutrisi
memainkan peran penting dalam kehidupan makhluk hidup.
Kebutuhan nutrisi dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai
organ dalam tubuh serta sumber zat pembangun dan pengatur dalam
tubuh (Hidayat, 2008). Gizi atau nutrisi menjadi sumber energi,
didapatkan melalui proses metabolisme yang begitu kompleks yang
mampu memberikan tenaga bagi manusia untuk beraktivitas
(Hasdianah, dkk. 2013).
2. Lidah
Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mul
ut
dengan menggerakan makanan kesegala arah dan mengopt
imalkan campuran makanan dengan air liur.
a. Pangkal lidah bagian belakang terdapat epiglotis yang be
rfungsi
menutup jalannnya pernafasan pada saat menelan.
b. Pangkal lidah terdapat jonjot kecil yang terdiri atas papila
sirkumvalata berbentuk v terbalik di bagian belakang
lidah, papila filiformise 2/3 bagian dari depan lidah, papila
fungiformise terdapat ditepi lidah.
c. Ujung lidah membantu membalik makanan, berbicara,
merasakanmakanan, membantu menelan.
3. Gigi
Bagian gigi antara lain.
a. Mahkota, yang menonjol keluar dari gusi.
b. Akar, tertanam di dalam gusi dan memiliki jaringan saraf.
Bentuk gigi antara lain
a. Shering, untuk menggit dan memotong, tepi, rata,
dan tajam serta memiliki satu akar.
b. Taring, untuk mengoyak makanan, mahkota
meruncing memlikisatu akar.
c. Geraham depan, untuk mengoyak dan menggiling,
mempunyai dua gerigi dipermukaan dan satu akar
yang sering bercabang dua.
d. Geraham belakang, untuk menggiling dan
melunakkan makanan, permukaan lebar, tidak rata
geraham belakang atas biasa memiliki tiga akar
sedangkan bawah memiliki dua akar.
B. Faring.
Faring merupakan pengubung antara rongga mulut dengan
kerongkongan.Dindinganya mengandng otot lurik dan
rongganya dilapisi membran mukosa. Didalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjarlimfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
Bagian faring antara lain.
a. Nasofaring, bagian dari saluran pernapasan.
b. Orofaring, memungkinkan udara masuk ke laring dan
menelan makanan ke kerongkongan.
c. Hipofaring, di belakang laring da berhubungan dengan esofa
gus yang terdapat di bawahnya.
C. Kerongkongan ( Esofagus).
Struktur esofagus antara lain :
a. Lapisan jaringan berserabut merupakan lapisan luar yang m
eliputi seluruh bagian esofagus.
b. Lapisan otot, terbentuk atas otot bebas dengan dua lapisan
yaitu
serabut melingkar di bagian dalam, derabut membujur di bag
ian luar dan membentuk otot sfingter fundus.
c. Lapisan submukosa, terdiri atas jaringan ikat longgar, didala
mnya
terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa dan serabut saraf.
d. Lapisan mukosa, menyusun lapisan dalam esophagus,
terdiri atas jaringan epitel dan banyak kelenjar mukosa.
Organ ini hanya berfungsi sebagai jalur pengantar makanan.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses perstaltik.
2. Fungsi Lambung.
a. Menampung, mengahancurkan, dan menghaluskan maka
nan
dengan gerakan peristaltik dan getah lambung. Gerakan
mekanis
yaitu menyimpan, mencampur dengan sekret lambung da
n
mengelurkan kimus kedalam usus. Gerakan kimiawi, bolu
s
dicampur dengan asam lambung dan enzim bergantung je
nis makanan.
- Enzim pepsin, memecah protein menjadi asam amino.
- HCl atau asam garam beguna untuk mengasamkan makanan
sebagai antiseptik dan desinfektan yang membunuh beberapa jenis
kuman, serta mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasan
a asam.
- Renin, membekukan susu, membentuk kasein dan
kasinogen dari protein.
- Lapisan lambung, memecah lemak menjadi asam lemak
untuk sekresi getah lambung.
b. Penyerapan bahan makanan tertentu melalui dindingnya.
B. Usus halus (intestium)
1. Bagian usus halus.
a. Duodenum
Bagian pertama usus halus dengan panjang 25,4 -30,5
cm.Terdapat diseputar kepala pancreas, tidak dapat
bergerak karna terikat dinding belakang abdomen oleh
peritoneum yang menyelimuti permukaan.
depannya saja. Ditengah saluran terdapat lubang
ampula vater yang dijaga otot sfingter oddi.
b. Jejenum.
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antar
a 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permuk
aan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus
c. Ilium
Bagian ini berhubungan dengan sekum, dimana terdapat l
ubang yangdisebut orifisium ileosekalis Diperkuat oleh sfi
ngte dan dilengkapi oleh
sebuah katup valvula sekalis yang berfungsi cairan agar ti
dak kembali ke dalam ilium.
B. Pangcreas
1. Pangcreas terdiri atas.
a. Kaput pankreas berbentuk seperti cakram, terletak dibelakan
g lambung, terbentang dari duodenum sampai ke limpa.
b. Kolum pankreas bagian kecil yang menghubungkan kaput p
ankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkala
rteri mesenterika superior dari aorta
c. Korpus pankreas berjalan ke atas dan ke kiri menyilang garis
tengah, padapotongan melintang, sedikit berbentuk segitiga.
d. Kauda pankreas berjalan menuju ligamentum lienorenalis da
n
mengadakan hubungan dengan hilus limpa.di depan kauda
berbatasan dengan fleksura koli sinistra.
2. Fungsi pangcreas.
a. Menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzimt
risinogen, amilase, lipase
b. Menghasilkan hormon insulin dari pulau-pulau Langerhans
C. Empedu
Berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan viseral.diliputi ol
eh peritonium kecuali bagian yang melekat pada hepar, empedu ter
diri atas
a. Fundus vesika felea, berbentuk bulat ,biasanya menonjol di ba
wah tepi inferior hati, berhubungan dengan dinding anterior
b. Korpus vesika felea, bersentuhan dengan permukaan viseral
hati mengarah ke atas, ke belakang, dan kiri
c. Kolum visika felea, duktus sistkus yang berjalan dalamomentu
m minus bersatu dengan sisi kanan duktus yang berjalan dala
m omentum.
Fungsi empedu :
a) Sebagai penampung dan untuk menyimpan getah empedu
yang dihasilkan oleh hati.
b) Memekatkan empedu jika separuh air dalam getah empedu
diserap kedalam dingding empedu ,sehingga empedu menja
di lebih pekat
Proses pencernaan
A. Ingesti
Ingesti adalah suatu proses masuknya makanan dan cairan dari
lingkungan ke dalamtubuh melalui proses menelan baik melalui
koordinasi gerakan volunter dan involunter.Tahap pertama adalah
koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut ter
jadi
proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran makanan
yang melibatkan gigi,otot mulut,gusi dan lidah.
Tahap selanjutnya adalah setelah makanandikunyah adalah pro
ses
menelan,merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus
menuju lambung.
Proses ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian
faring
B. Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
di bawa kedalam lambung dan usus halus. Pada proses ini terjadi p
enyederhanaan ukuran makanan sampai dapat di absorbsi oleh
intestinum.
Ringkasan proses digesti protein,lemak dan karbohidrat :
Digesti Karbohidrat:
Proses dimulai pada mulut,dibantu oleh enzim ptialin
yang mengubah amilum menjadi maltosa.
Proses dibantu oleh enzim
amilase yang dihasilkan pankreas.
Lalu proses ini dilakukan di usus halus
melalui proses mekanik dan kimiawi
Digesti protein:
Pada digesti proteindi lambung, terjadi pengubahan protein
menjadi pepton oleh enzim pepsin. Pepton kemudian didige
sti lagi
menjadi peptida yang lebih kecil di duodenum oleh enzim tri
psin yang dihasilkan pankreas.
Peptida didigesti lagi menjadi asam amino yang siapuntuk di
absorbsi.
Digesti Lemak : Pada proses awal digesti lemak,lemak terse
but diemulsi dilambung,
lalu diurai menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipas
eyang dihasilkan pankreas.Hasil penguraian akan diabsorbsi
diusus, Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim
C. Absorpsi
Proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lap
isanepitel masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan bia
sanya tidak
rata sehingga menambah luas permukaan yang tersedia untuk abs
orpsi.
D. Defekasi
Defekasi, pada saat bahan makanan sampai dilambung, katupileos
ekal di usus buntu mengendur dengan mungkin ileum masuk ke dla
musus buntu. Padasaat feses ( yang terdiri atas bahan-bahan yang
tidakdicerna) sampai kedalam rektum, feses tersebut terhimpun di
dalamnya
Air dalam feses terserap ke dalam dinding rektum, dan makin lama
fesesterhimpun dalam rektum, makin berkurang kandungan airnya.
Rektummenggembungkan dinding rektum sehingga stimulasi ujung
-ujung sarafsensorik, oleh sebab itu perasaan hendak buang air be
sar timbul
Defekasi terjadi sebagai berikut :
1. Otot sfingter anus relaksasi
2. Otot dinding rektum berkontraksi
3. Otot dilantai pelvis berkontraksi
Tekanan didalam rongga abdomen meningkat karena kontraksi oto
t
diafragma dan otot dinding abdomen, keadaan ini memudahkan de
fekasi.
Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu
lingkungan khusus supaya pencernaan dan arsopsi dapat berlangsung.
Mekanisme pengendalian ini tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh kedaan
nutrisi tubuh tetapi lebih dipengaruhi oleh volume dan komposisi
kandungan lumen gastrointestinal.
A. Pengaturan saraf
Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen :
1. Regangan dinding oleh isi lumen
2. Oamolaritas kimus atau konsentrasi zat terlarut
3. Keasaman kimus ( konsentrasi ) ion H
4. Hasil pencernaan karbohidrat, lemak dan protein
Sinyal dimulai 0leh rangsangan tersebut diatas bekerja terhadap
mekanoreseptor, osmoreseptor, dan kemoreseptor serta reflek yang
Memengaruhi fektor yang melapisi otot di dalam dinding saluran siatemsaraf
intrinsik dalam bentuk dua pleksus saraf, yaitu pleksus meinterikus dan
pleksus submukosa,terdiri dari neuron.
B. Pengaturan hormonal.
Hormon ini di terdapat di dingdng halus, bila disuntikkan kepada
hewan bisa menyebabkan sekresi liur pankreas dengan kandungan
bikarbonat yang tinggi. Penyuntikan polipeptida ini ternyata menimbulkan
perubahan pada keaktifan sekresi dan kontraksi pada saluran GI
hormonyang mengendalikannya, semakin bertambah sebab sejumlah
peptida yang ditemukan di saluran di duga sebagai bakal hormon
mortilin dan vilikilin.
C. Jenis hormone
- Gastrin
- Kolosistokinin- pankreozimin (CCK-PZ)
- Sekretin
- Glukosa insulinotropik
- Gerekan propulsive
- Gerakan mencampur
1. IDENTIFIKASI
a. Pasien
Nama initial : Tn.Y
Umur : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 6 Orang
Agama/suku : Katolik/ Tiongkok-Makassar
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Tupai, No 35
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 42 Tahun
Alamat : Jl. rajawali
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
2. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : Dispnea + CHF
Saat pengkajian : CHF
3. KEADAAN UMUM
a. Keadaan sakit
Pasien tampak sakit sedang
Alasan:
Karena kesadaran pasien dalam keadaan sadar penuh
(composmentis), tidak ada pusing, mual maupun muntah, hanya
sedikit sesak dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Terpasang cairan RL 500ml pada tangan kanan, terpasang O2
nasal kanul 5 liter.
b. Tanda-Tanda Vital (TTV)
1. Kesadaran (kualitatif) : Compos mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Total : 15
Kesimpulan : pasien tidak koma
2. Tekanan darah : 161/74 mmHg
MAP : 103 mmHg
Kesimpulan : hipertensi tingkat 2
3. Suhu : 36,7 derajat (Axilla)
4. Pernapasan : 28 x/menit
SpO2 : 95%
Irama : Takipnea
Jenis : Pernapasan Perut
Suara napas tambahan : Ronkhi
5. Nadi : 90 x/menit
Irama : Teratur
c. Pengukuran
1. Lingkar lengan atas :-
2. Tinggi badan : 170 cm
3. Berat badan : 83 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 28,7 kg/m2
Kesimpulan : Obesitas
d. Genogram
X x x x
x x x ×
x x
Keterangan: Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Tinggal Bersama
e. Pengkajian pola kesehatan
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit : Jantung ± 2 tahun lalu dan hipertensi
1. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
a. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan suka minum jus,
susu dan air hangat. Pasien mengatakan pola makan 3-4x
sehari dengan porsi yang cukup banyak dan pasien suka
makan tahu, daging, telur goreng, sayur dan goreng-gorengan.
Pasien juga mengatakan, anaknya sering membuatkan cemilan
seperti pisang goreng atau roti untuk dimakan sore hari. Pasien
mengatakan aktivitas sehari-hari hanya menjaga toko setelah
pensiun dan pasien jarang berolahraga. Pasien mengatakan BB
terakhir kali timbang sekitar 1 minggu lalu yaitu 83 kg dengan
TB ±170cm. Pasien mengatakan BAB lancar 1-2x sehari
(konsistensi padat, berwarna kuning, kecoklatan) BAK 3-4x
sehari (kuning jernih, berbau khas).
b. Keadaan sejak sakit
DS : Pasien mengatakan tidak menghabiskan makan siang
karena tidak menyukai menu yang telah di siapkan oleh RS,
selain itu juga penyebab lain yang membuat pasien tidak mau
makan adalah karena adanya penumpukan secret/lender yang
membuat pasien sedikit kesulitan menelan dan makanan terasa
sedikit tidak enak saat ditelan. Pasien mengatakan sudah
menghabiskan stengah (1/2) botol air mineral ukuran besar (1,5
liter) dari pagi, pasien mengatakan BAB selama masuk rumah
sakit pasien baru BAB 1x pada pagi hari, konsistensi padat,
berwarna kuning kecoklatan dengan bau khas dan BAK sekitar
2x sejak pagi hari tadi, berwarna kuning, dengan bau khas dan
tidak terasa nyeri saat BAK.
DO : Tampak terpasang cairan RL 500 ml, tampak
terpasang O2 5 liter (nasal kanul), tampak 1/2 botol air mineral
ukuran 1,5 liter telah diminum. Tampak pasien tidak
menghabiskan ½ bubur dan daging ayam. Tampak pasien sulit
batuk untuk mengeluarkan dahak.
c. Pemerikasaan fisik
a) Keadaan rambut :Tampak bersih, tampak rambut
berwarna putih, tidak ada lesi,benjolan, dan ketombe.
b) Hidrasi kulit : Hidrasi kulit kembali < 5 detik
c) Palpebral/conjungtiva: Palpebral tampat tidak ada edema
dan konjungtiva tampak tidak anemis.
d) Sclera : Tampak tidak ikterik
e) Hidung : Tampak tibersih, tampak tidak ada
benjolan atau perdarahan, tampak rambut hidung, dan
tampak rongga hidung tampak lembab.
f) Rongga mulut : Tampak bersih, tampak tidak ada
sariawan, tampak tidak ada perdarahan pada rongga mulut
g) Gigi : Gigi tampak bersih dan tidak
menggunakan gigi palsu
h) Kemampuan mengunyah keras : pasien tampak mampu
mengunyah.
i) Lidah : lidah tampak bersih, tidak ada
stomatitis
j) Pharing : tampak tidak ada peradangan
k) Kelenjar betah bening : negatif
l) Kelenjar karotis : negatif
m)Abdomen
Inspeksi : tampak tidak ada edema, tidak asites
Auskultasi : 20 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : terdengar suara timpani
n) Kulit:
Edema : Negatif
Icterik : Negatif
Tanda-tanda radang : Tidak ada
o) Lesi : Tidak ada
1 DS :
2 DS :
- Pasien mengatakan
terasa sesak karena ada
Sekresi yang Bersihan
banyak lendir di leher
tertahan jalan napas
- Pasien mengatakan sulit
tidak efektif
batuk karena ada
tahanan pada leher
DO :
IV. INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI
O
Terapeutik
1. Bina hubungan
terapeutik
2. Sepakati lama waktu
pemberian konseling
Edukasi
1. Informasikan
perlunya
modifikasi diet
(penurunan BB)
2. Jelaskan
program gizi dan
persepsi pasien
terhadap diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli
gizi (jika perlu)
;2 Bersihan jalan Selama dilakukan Manajemen jalan
napas tidak efektif tindakan keperawatan napas (1.01011)
b.d sekresi yang …x24 jam maka
Observasi
tertahan ditandai diharapkan Bersihan
1. Monitor pola napas
dengan adanya jalan napas
(frekuensi,
sputum berlebih meningkat (L.01001)
kedalaman, usaha
pada jalan napas, dengan kriteria hasil :
napas)
batuk tidak efektif,
1. Batuk efektif 2. Monitor bunyi napas
gelisah dan
meningkat tambahan (ronkhi)
frekuensi napas
2. Produksi sputum 3. Monitor sputum
24x/menit (D.0001)
menurun (jumlah, warna,
3. Gelisah menurun aroma)
4. Frekuensi napas Terapeutik
membaik 1. Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
2. Berikan minum
hangat
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
3 Risiko perfusi Selama dilakukan Pencegahan syok
perifer tidak efektif tindakan keperawatan (I.02068)
dibuktikan dengan …x24 jam maka Observasi
hipertensi (D.0015) diharapkan Perfusi 1. Monitor status
perifer meningkat kardiopulmonal
(L.02011) dengan (TD dan MAP)
kriteria hasil : 2. Monitor status
1. Tekanan darah oksigenasi
sistolik membaik (oksimetri nadi)
2. Tekanan darah Terapeutik
diastolic membaik 1. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
2. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian IV (jika
perlu)
V. IMPLEMENTASI
Tanggal, Keperawatan
Jam
3. Menjelaskan hubungan
antara asupan makanan,
aktifitas fisik,
penambahan berat badan
dan penurunan berat
badan
Hasil:
Pasien mengatakan
memahami penjelasan
yang diberikan
5. Menganjurkan melakukan
pencatatan asupan
makan, aktifitas fisik dan
perubahan berat badan
Hasil:
Tampak pasien
menuliskan makanan
yang dikonsumsi dan
aktifitas fisik yang
dilakukan
3. Memberikan oksigen
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Hasil: Tampak terpasang
oksigen nasal kanul (5
liter)
4. Menganjurkan pasien
untuk memperbanyak
asupan cairan oral
Hasil: Tampak pasien
menghabiskan ½ botol
air mineral (1,5 ml)
VI. EVALUASI
DIAGNOSIS EVALUASI
C. Daftar Pustaka