ABSTRACT
Traditional farm equipment is one of the cultural richness of Indonesia.
Modernization in agriculture causes decreasing of traditional farm equipment using
by farmers. There are many different kinds of traditional farm equipment made by
our ancestors in earlier time, for example plows, harrows, hoes, ani-ani, sickle, etc.
In some region of Indonesia, the traditional farm equipments has different local name
although has the same usability. This traditional farm equipment contains adi luhung
values according to the personality of the Indonesian nation. Therefore, traditional
farm equipment needs to be preserved from exitinction and can be inherited to the
next generations.
ABSTRAK
Alat pertanian telah dibuat oleh manusia prasejarah sejak masa neolitik. Alat
pertanian tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Modernisasi di bidang pertanian menyebabkan berkurangnya penggunaan alat
pertanian tradisional oleh petani. Tulisan ini akan menjelaskan mengenai berbagai
peralatan pertanian tradisional yang digunakan untuk bercocok tanam baik dari
fungsi maupun cara pemakaiannya. Selain itu penulis mencoba untuk mengupas
nilai-nilai yang terkandung dalam penggunaan peralatan tradisional tersebut.
Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu observasi, wawancara dan studi
pustaka. Peralatan pertanian tradisional merupakan bentuk kearifan lokal, memiliki
nilai tradisi dan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
Mata bajak (kejen) terbuat dari meratakan, garu juga berfungsi untuk
besi atau baja berbentuk runcing untuk meningkatakan unsur hara tanah. Garu
menembus tanah yang akan dibajak. digunakan untuk menghancurkan sisa-
Mata bajak ini terdiri dari baji tiga sisi sisa tanaman dan mencampurkannya
dengan tamping dan bidang datar sisi ke dalam tanah.
pemotong kejen sebagai sisi datarnya, Garu terdiri atas pegangan dan
sedangkan bagian atas kejen dan mata. Pegangan garu terbuat dari kayu
singkal sebagai sisi lengkungnya. yang digunakan untuk mengarahkan
Pasangan berada di leher hewan garu pada saat mengolah tanah
penarik bajak yang berfungsi sebagai sedangkan mata garu ada yang
pengendali. Untuk menarik bajak, terbuat dari kayu ataupun besi. Cara
petani menggunakan bantuan hewan penggunaanya yaitu gagang garu
yang jinak, seperti kerbau atau sapi. dipegang dengan erat menggunakan
Jumlahnya juga bermacam-macam kedua tangan, kemudian mata
sesuai kebutuhan, bisa seekor sapi/ garu diarahkan pada tanah yang
kerbau ataupun dua ekor sapi/kerbau. akan diratakan. Susunan mata garu
Sapi yang digunakan saat membajak yang ditarik kedepan menyebabkan
bagian mulutnya ditutup menggunakan bongkahan- bongkahan tanah yang
brongkos. Tujuannya agar sapi tidak telah dibajak menjadi lebih rata.
makan saat digunakan untuk membantu
menarik bajak. Karena apabila tidak Cangkul
diberi penutup mulut, sapi atau kerbau
cenderung lambat kerjanya. Sebelum Cangkul merupakan salah
digunakan, sapi terlebih dahulu diberi satu alat tradisional yang digunakan
makan dan minum sampai kenyang, dalam pertanian. Cangkul digunakan
sehingga cukup tenaganya untuk untuk berbagai pekerjaan, antara
membajak. lain: (1) membelah, membalik,
dan menggemburkan tanah; (2)
Garu mengerjakan tanah pada petak-
petak sempit dan sudut-sudut yang
Garu adalah peralatan pertanian tidak dapat dikerjakan menggunakan
yang digunakan untuk pengolahan bajak; (3) mengolah tanah berbatu
tanah tahap kedua (secondary tillage dan menyisir tanggul; (4) membuat
equipment) setelah pengolahan tanah parit; (5) menggali lubang pada saat
menggunakan bajak. Pada saat dibajak menanam kacang tanah, jagung, dan
tanah masih berupa bongkahan- tanaman lainnya.
bongkahan besar yang harus Cangkul memiliki dua bagian
diratakan agar dapat ditanami. Selain yaitu mata cangkul (pacul) yang terbuat
Gambar 13. Pikulan (dokumentasi Lilyk) Gambar 14. Lesung (dokumentasi Lilyk)