Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT ILMU

Dosen Pengampu : DR. I MADE ANADHI, SSN., MSI

Nama : Ni Made Putri Dwi Andriyani


NIM : 2011021001
Absen : 01

KELAS C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2020/2021
MUSEUM BALI

CANGKUL (TAMBAH) ALAT BAJAK SAWAH (ALAT MATEKAP)

SECARA OTOLOGI :
Apa itu cangkul?
Sejarah Adanya Cangkul
Bagi petani sendiri, cangkul menjadi alat wajib yang dimiliki dan dikuasai penggunaanya,
layaknya pulpen bagi pelajar atau mahasiswa. Ini karena cangkul merupakan peralatan dasar atau
pokok yang walau sudah ada berbagai mesin, tapi tetap dibutuhkan.
Secara definisi cangkul adalah alat pertanian tradisional yang berfungsi untuk mengolah tanah,
dimana dalam pemakaiannya menggunakan kemampuan daya tangan manusia sebagai sumber
tenaga dalam memecah, menarik, mengaduk tanah. Peralatan kerja tani yang satu kelompok atau
golongan dengan cangkul diantaranya, skop, garup, landak, dan lainnya.
Cangkul telah digunakan secara turun-temurun oleh petani. Awalnya cangkul dibuat oleh pande
besi yang sekarang lebih dikenal dengan nama perajin. Pada masyarakat tani tradisional, setiap
cangkul biasanya dibuat costume. Petani memesan cangkul langsung ke pande besi disesuaikan
dengan tinggi badan, kegunaan, dan lainnya.
Bentuk cangkul sawah beda dengan cangkul kebun, beda juga peruntukan cangkul untuk
menggali dengan cangkul untuk penyiangan. Dari berbagai kegunaan cangkul, satu kegunaan
yang pasti ada adalah sebagai pemecah, penarik, dan penggaduk tanah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, cangkul dibuat berdasarkan kaidah egronomis
yang mendetail, melalui perhitungan dan pengujian yang lebih rigid agar lebih presisi
keefektivitasannya dan keproduktivitasnya.
Cangkul Sebagai Cikal Bakal Alat Pengolahan Tanah Lainnya

Bajak adalah alat pertanian yang mewakili fungsi utama cangkul sebagai alat pengolahan tanah.
Perbedaan cangkul dengan bajak terletak pada cara dan tujuan penggunaannya. Dari kesamaan
fungsinya, bajak dapat dikatakan sebagai upgrading cangkul yang digunakan untuk pekerjaan
dengan skala besar, dan membutuhkan tenaga lebih besar dari satu orang. Tidak diketahui pasti
kapan dan dimana manusia pertama kali menemukan atau menggunakan cangkul. Namun, dari
pemahaman itu, cangkul dapat dikatakan sebagai cikal-bakal dari alat-alat pertanian.
Untuk bajak sendiri, bukti sejarah yang terverifikasi secara akademis menunjukan bajak telah
digunakan sejak sekitar tahun 3000 SM, di daerah Euphrates dan Nile Rivers, di Mesir. Bajak itu
merupakan bajak ringan yang terbuat dari kayu. Selanjutnya bajak berkembang menjadi berbagai
model sesuai dengan kebutuhan pengolahan tanah, dengan berbagai fungsi spesifik, seperti garu
(harrow), dan lainnya.

Pengelompokkan Bajak
Dari catatan historis dan dampak kegunaannya, evolusi, atau upgrading bajak sebagai alat
pertanian dapat dikelompokkan, sebagai berikut.

1. Berdasarkan material, atau bahan pembuatnya


a. Bajak kayu
Bajak yang terbuat dari kayu, seperti bukti sejarah yang ditemukan di Mesir.
Melewati berbagai jaman, walau sudah tersedia bajak dengan berbagai
kecanggihannya, petani Indonesia masih ada yang menggunakan bajak kayu.
b. Bajak besi
Bukti sejarah menunjukan bajak besi sudah digunakan lebih dari 2000 tahun yang
lalu oleh masyarakat Honan utara, di China. Sekarang, besi tetap digunakan
sebagai material bajak dengan berbagai campuran atau kombinasi material
lainnya.
2. Berdasarkan daya atau tenaga penggeraknya
a. Bajak hewan
Bajak yang menggunakan tenaga hewan sebagai penggeraknya. Bajak ini masih
banyak ditemukan di desa-desa, terutama yang jauh dari perkotaan.
b. Bajak mesin
Merupakan bajak yang menggunakan tenaga mesin sebagai penggeraknya. Bajak
ini mungkin dapat dikatakan sebagai cikal-bakal bajak modern, yang selanjutnya
secara umum lebih dikenal sebagai mekanisasi alat pertanian.
SECARA ESTIMOLOGI :

Masalah apa yang terjadi sehingga diciptakan cangkul?

Masalah yang terjadi adalah lahan-lahan para petani keras sehingga susah untuk ditanami
tanaman atau susah untuk bercocok tanam, sehingga dari sini muncul lah pengetahuan untuk
menciptakan cangkul yang pada awalnya dibuat oleh pande besi yang sekarang lebih dikenal
dengan nama perajin, dan hasil dari pengetahuan itu cangkul bisa untuk menggemburkan tanah
sehingga memudahkan petani untuk bercocok tanam.

SECARA AKSIOLOGI :

Dampak apa yang terjadi setelah diciptakannya cangkul ?

Cangkul menjadi senjata utama setiap proses penanaman, dan perawatan, baik di persawahan
maupun perkebunan, petani tidak lengkap tanpa senjata ini.

Dari alat inilah yang akhirnya mampu meruntuhkan kerasnya tumpukan – tumpukan bebatuan,
pepohonan, dan rerumputan, menggemburkan tanah – tanah yang keras dan tandus menjadi lahan
– lahan yang kembali produktif.

Anda mungkin juga menyukai