Anda di halaman 1dari 71

1

SKRIPSI

M TEGAR SYAHPUTRA
NIM 1508157904

Pembimbing 1 Pembimbing II

dr. Suri Dwi Lesmana, M.Biomed dr. Lilly Haslinda, M.Biomed


NIP 19790601 200312 2 002 NIP 19700722 200112 2 002
BAB I
 LATAR BELAKANG
 RUMUSAN MASALAH
 TUJUAN
 MANFAAT

3
Soil Transmitted Helminths
Berdasarkan data dari Permenkes RI No 15 tahun 2017
prevalensi cacingan di Indonesia masih sangat tinggi,

berkembang. 5
PROVINSI RIAU?

Di Kota Dumai dari 200 siswa yang sampel tinjanya


diperiksa sebanyak 33 sampel (16,5%) positif. Penelitian
yang dilakukan di salah satu SDN Kecamatan Rumbai
Pesisir ditemukan hasil positif sebesar 38,6 %

6
Latar Belakang

7
RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana hubungan faktor risiko dengan infestasi


cacing STH pada anak suku sakai di SDN 57 Kesumbo
Ampai Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis?”
TUJUAN

TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui hubungan infestasi cacing A. Lumbricoides,


A. Duodenale, N. Americanus, T. Trichiura (STH) dengan faktor
risiko pada anak suku sakai di SDN 57 Kesumbo Ampai
Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.
TUJUAN KHUSUS

Untuk mengetahui karakteristik responden pada anak Suku


Sakai di SDN 57 Desa Kesumbo Ampai Kecamatan Bathin
Solapan Kabupaten Bengkalis.

Untuk mengetahui angka kejadian infestasi cacing STH pada


anak Suku Sakai di SDN 57 Desa Kesumbo Ampai Kecamatan
Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.

Untuk mengetahui faktor risiko infestasi cacing STH pada anak


Suku Sakai di SDN 57 Desa Kesumbo Ampai Kecamatan Bathin
Solapan Kabupaten Bengkalis.

Untuk mengetahui hubungan antara infestasi cacing STH dengan


faktor risiko pada anak Suku Sakai di SDN 57 Desa Kesumbo
Ampai Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis.

10
Manfaat

1 2 3 4

Reference : The basics you can find anywhere 5 Steps To Successful Storytelling Published on April 5, 2014 Featured in: Marketing & Advertising
11
BAB II

 A. Lumbricoides
 N. Americanus dan A. duodenale
 T. Trichiura
 Faktor Risiko
 Kerangka Teori
 Kerangka Konsep

12
Ascaris Lumbricoides

Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ascariasis Ordo : Ascarida
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides
13
14
Penularan,
gejala,
diagnosis.

sering berhubungan dengan gangguan usus ringan seperti pemeriksaan tinja untuk
tanah yang merupakan tempat mual, nafsu makan berkurang, menemukan telur A. lumbricoides
berkembangnya telur parasit ini. diare atau konstipasi. Infeksi atau larva pada sputum dan
Seperti feses manusia dan berat dapat terjadi malabsorbsi dengan menemukan cacing
sayuran yang terkontaminasi sehingga memperberat keadaan dewasa keluar bersama tinja atau
malnutrisi. melalui muntah pada infeksi berat .
Pemeriksaan penunjang diagnosa
adalah pemeriksaan X-ray dengan
Barium yang memberikan kesan
gambaran tubulair defect
15
Necator Americanus,
Ancylostoma Duodenale

Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
nekatoriasis dan
Genus : Necator / Ancylostoma
ankilostomiasis.
Spesies : Ancylostoma duodenale
Necator americanus
Ancylostoma brazilliense
Ancylostoma ceylanicum
Ancylostoma caninum

16
17 17
Penularan,
gejala,
diagnosis.

Menembus Kulit dan Tertelan cacing dewasa menyebabkan pemeriksaan tinja untuk
anemia yang disebabkan karena menemukan telur pada feses
kehilangan darah terus menerus. yang segar dan larva pada feses
yang sudah lama. Untuk
membedakan speies, telur
dibiakkan menjadi larva dengan
menggunakan cara Harada Mori.

18
Trichuris Trichiura

Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Enoplea
trikuriasis. Ordo : Trichocephalida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura

19
Telur yang dibuahi
dikeluarkan dari hospes
Bersama tinja

Telur tersebut menjadi


matang dalam waktu 3-6
minggu dalam lingkungan
yang lembab dan teduh

hospes menelan telur


matang
Siklus Hidup
Larva keluar melalui
dinding telur dan masuk ke
usus halus

Sesudah menjadi dewasa


cacing turun ke usus bagian
distal dan masuk ke daerah
kolon, terutama sekum.

20
Penularan,
gejala,
diagnosis.

hospes menelan telur matang inflammatory bowel syndrome Mengidentifikasi telur cacing
seperti rasa nyeri di abdomen secara mikroskopis dalam
yang kronik, diare, dan anemia sampel tinja

21
Faktor Risiko

1 2 3 4 5

Reference : The basics you can find anywhere 5 Steps To Successful Storytelling Published on April 5, 2014 Featured in: Marketing & Advertising
22
Kerangka Faktor risiko

Teori Genetik

Genetik Perilaku hygiene

- Kebiasaan mencuci tangan


Usia - Kebiasaan defekasi
Sosialdan Jenis Kelamin
ekonomi - Kebersihan makanan
- Pengelolaan minuman
Sosial Ekonomi - Pemakaian alas kaki
- Kebiasaan memotong kuku

Iklim, Cuaca Musim

Infestasi Soil Transmitted Helminth

Ascaris Trichuris Necator Ancylostoma

lumbricoides trichiura americanus duodenale

Inhalasi Jalur oral kulit

23
Kerangka
Konsep
Karakteristik responden

- Usia

- Jenis kelamin

Perilaku hygiene Infestasi Soil Transmitted Helminth

- Kebiasaan mencuci tangan

- Kebiasaan defekasi

- Kebersihan makanan

- Pengelolaan minuman

- Pemakaian alas kaki

- Kebiasaan memotong kuku

24
BAB II

 DESAIN PENELITIAN
 WAKTU DAN TEMPAT
 POPULASI DAN SAMPEL
 KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI
 BESAR SAMPEL DAN TEKNIK
PENGAMBILAN SAMPEL
 VARIABEL PENELITIAN
 DEFINISI OPERASIONAL
 ALAT DAN BAHAN
 CARA PENELITIAN
 PENGOLAHAN DATA
 ANALISIS DATA
 PENYAJIAN DATA
 ETIKA PENELITIAN

25
Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pada penelitian
ini akan diidentifikasi cacing STH pada feses anak-anak di SDN 57 Desa
Kesumbo Ampai serta melihat faktor resiko infestasi yang dapat
menyebabkan terjadinya infestasi oleh cacing.
Waktu dan Tempat

Waktu • November 2018 – Maret 2019

•Tempat penelitian dilakukan di SDN 57 Desa


Kesumbo Ampai Kecamatan Bathin Solapan
Kabupaten Bengkalis. Pemeriksaan tinja
Tempat dilakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.

27
Populasi dan Sampel
Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah murid SDN 57 desa Kesumbo


Ampai.

Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang


memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi dan Ekslusi

 Orang tua yang hadir dan telah diberikan penyuluhan


KRITERIA terkait penelitian.
INKLUSI  Anak yang telah diberi surat persetujuan tertulis (informed
consent) yang dibawa pulang dan diisi oleh orang tua untuk
mengikuti penelitian.

 Anak yang minum obat cacing dalam kurun waktu 3 bulan


KRITERIA terakhir.
EKSLUSI
Besar dan Teknik
Pengambilan Sampel

Berdasarkan populasi yang ada maka dalam


pengambilan sampel penelitian ini dengan
BESAR mengunakan rumus Taro Yamane atau Slovin.
SAMPEL Jumlah sampel adalah 92 orang

Pengambilan sampel dalam penelitian ini


dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling.
TEKNIK
PENGAMBILAN
SAMPEL

30
Variabel Penelitian

Faktor Resiko, yaitu kebiasaan mencuci tangan,


kebiasaan buang air besar, kebersihan kuku,
Variabel kebersihan makanan, pengolahan air minum,
Bebas dan kebiasaan memakai alas kaki.

Kejadian infestasi STH.

Variabel
Terikat
Definisi Oper tional

33

34

35

36

37
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri


dari: mikroskop, kaca objek, tusuk gigi, masker,
sarung tangan, apron, pot tinja dengan tutup
Alat berulir 100 ml, box penyimpanan, dan lemari
pendingin.

Bahan yang digunakan terdiri dari: formalin,


eosin, dan tinja.

Bahan
Cara Penelitian

1 2 3 4

Reference : The basics you can find anywhere 5 Steps To Successful Storytelling Published on April 5, 2014 Featured in: Marketing & Advertising
39
Pengolahan
Data

Langkah ini dilakukan untuk Data yang diperoleh diberikan Setelah dilakukan pemeriksaan
memeriksa kembali data yang kode tertentu untuk data dan pengkodean, data
diperoleh mencakup mempermudah dalam yang telah terkumpul
kelengkapan atau pembacaan data. dimasukkan dan diolah secara
kesempurnaan data, kekeliruan komputerisasi.
perhitungan, dan subjek yang
tidak sesuai atau tidak lengkap.

40
Data yang diperoleh dilakukan editing dan coding untuk
mengecek kelengkapan isian kuesioner, kemudian data
ditabulasi. Analisis data menggunakan statistic univariat untuk
melihat frekuensi dan distribusi responden yang terinfestasi
kecacingan. Analisis bivariat menggunakan statistic Chi square
dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variable
higiene perorangan murid SD dengan kejadian infestasi
kecacingan.

41
Penyajian Data

Setelah dilakukan pengumpulan dan pengelolahan


data kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan persentase, table analisis
bivariat dan narasi.

42
Etika Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan apabila telah dinyatakan lulus kaji


etik oleh Unit Etik Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
BAB IV

Hasil Penelitian

44

Sampel
• SDN 057 • Laboratorium
Kesumbo Ampai
• 84 Sampel Parasitologi
FK UNRI

Populasi FK UNRI

45
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur (N=84)

Jumlah
Variabel
n %
Jenis Kelamin
 Laki-laki 41 48,8
 Perempuan
43 51,2
Umur
 5-8 Tahun 35 41,6
 9-12 Tahun 47 56
 >12 Tahun 2 2,4

46
Hasil pemeriksaan infestasi STH (N=84)

Infestasi STH n %

Positif 55 65,5
Negatif 29 34,5

47
Distribusi kejadian infestasi STH berdasarkan jenis kelamin dan umur

Positif infestasi STH


Jenis kelamin dan umur
n %
Jenis Kelamin
 Laki-laki 26 47,3
 Perempuan 29 52,7
Umur
 5-8 Tahun 31 56,4
 9-12 Tahun 22 40
 >12 Tahun 2 3,6

48
Hasil pemeriksaan infestasi STH berdasarkan spesies (N=55)

Hasil pemeriksaan positif n %

A. lumbricoides 29 34,5

T. trichiura 3 3,5

Cacing tambang 5 6

A. lumbricoides dan T. trichiura 11 13

A. lumbricoides dan cacing


7 8,3
tambang

49
Distribusi frekuensi faktor risiko infestasi STH (N=84)
Anak SDN 57 Kesumbo Ampai
Faktor risiko
n %
Kebiasaan mencuci tangan
 Baik 22 26,2
 Buruk 62 73,8
Kebiasaan defekasi
 Baik 71 84,5
 Buruk 13 15,5
Kebersihan makanan
 Baik 61 72,6
 Buruk 23 27,4
Pengolahan air minum
 Baik 78 92,9
 Buruk 6 7,1
Pemakaian alas kaki
 Baik 43 51,2
 Buruk 41 48,8
Kebiasaan memotong kuku
 Baik 63 75
 Buruk 21 25 50
Hubungan infestasi STH dengan faktor risiko anak SDN 57 Kesumbo Ampai (n=84)

Infestasi STH
Faktor risiko Positif Negatif p
n % n %
Kebiasaan mencuci tangan
 Baik 8 9,5 14 16,7
0,002
 Buruk 47 56 15 17,8
Kebiasaan defekasi
 Baik 43 51,2 28 33,3
0.029
 Buruk 12 14,3 1 1,2
Kebersihan makanan
 Baik 34 40,5 27 32,1
0,005
 Buruk 21 25 2 2,4
Pengolahan air minum
 Baik 50 59,5 28 33,3
0,659
 Buruk 5 6 1 1,2
Pemakaian alas kaki
 Baik 20 23,8 23 27,4
0,000
 Buruk 35 41,7 6 7,1
Kebiasaan memotong kuku
 Baik 36 42,9 27 32,1
0,012 51
BAB V

Pembahasan

52

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin lebih
banyak anak perempuan sebanyak 43 (51,2%)
dibandingkan anak laki-laki sebanyak 41 (48,8%).

Sebanyak 47 anak (56%) pada penelitian ini berada pada


rentang umur 9-12 tahun.

53

Penelitian yang dilakukan oleh Joko tahun 2008 yang
mendapatkan hasil bahwa dari seluruh responden yang
berjumlah 53 anak sebagian besarnya adalah berjenis
kelamin perempuan dengan persentase 50,9%

Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh


Kharis tahun 2013 bahwa dari penelitiannya didapatkan
karakteristik rentang umur responden terbanyak yaitu
berumur 9-11 tahun dengan persentase (67,6%).

54

Hasil penelitian yang dilakukan pada SD 57 Desa Kesumbo
Ampai, anak sekolah dasar yang terinfestasi STH sebanyak
55 anak (65,5%).
Angka 65,5 persen tergolong sangat tinggi karena menurut
Permenkes RI No 15 Tahun 2017 salah satu tujuan
pemerintah adalah menurunkan prevalensi kecacingan
menjadi <10%.

55

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yudie tahun 2008 yang hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa 42,39% anak
positif terinfestasi STH.

56

Jenis Kelamin

Penelitian Sekarang Penelitian Lain

• Penelitian yang telah • Penelitian ini sejalan dengan


dilakukan didapatkan penelitian yang dilakukan
anak SD yang berjenis oleh Samuel pada tahun 2015,
didapatkan hasil dari seluruh
kelamin perempuan yang
anak yang menjadi responden
terinfestasi STH sebanyak terdapat 67 anak yang positif
29 (52,7%) anak dari total terinfestasi STH dan yang
seluruh anak yang terbanyak adalah anak
terinfestasi STH. berjenis kelamin perempuan
sebanyak 39 (58,3%)
57

Umur

Penelitian Sekarang Penelitian Lain

• Hasil penelitian pada anak • Penelitian ini juga sesuai


SDN 57 Desa Kesumbo dengan penelitian yang
Ampai didapatkan umur dilakukan oleh Indra pada
terbanyak yaitu 5-8 tahun tahun 2012 didapatkan
yaitu anak yang ada di STH positif terbanyak
kelas 1-3 dengan infestasi pada anak umur 7-8
sebanyak 31 (56,4%) anak tahun sebesar 34 (41%)
anak dengan sampel usia
terkecil adalah 7 tahun.

58

Penelitian Sekarang Penelitian Lain

• hasil infestasi yang didapat • Hasil penelitian ini sesuai


86,7% dengan infestasi dengan Irman tahun 2012,
tertinggi ditemukan A. dengan angka kejadian
lumbricoides sebanyak 29 infestasi STH terbanyak
adalah A. lumbricoides yaitu
(34,5%) anak. Untuk
sebanyak 7 murid (10%) dari
infestasi campuran tertinggi 70 murid yang terinfestasi
didapatkan A. lumbricoides STH di SDN 40 Meranti
dan T. trichiura sebanyak 11 Pandak Kecamatan Rumbai
(13%) anak. Pesisir Pekanbaru

59

Kebiasaan Mencuci Tangan

Hasil Penelitian Alasan

• Hasil penelitian • Berdasarkan observasi di


didapatkan faktor risiko SDN 57 Desa Kesumbo
kebiasaan mencuci tangan Ampai memang tidak
yang tergolong baik tersedia tempat untuk
sebesar 22 (26,2%) dan mencuci tangan dan tidak
buruk sebesar 62 (73,8%). tersedianya sabun.

60

Kebiasaan Defekasi

Hasil Penelitian Alasan

• Hasil penelitian tentang • Hal ini kemungkinan


kebiasaan defekasi pada anak karena Desa Kesumbo
SDN 57 Kesumbo Ampai Ampai sebagaian besar
didapatkan kebiasaan buang sudah memiliki
air besar yang tergolong baik jamban/WC walaupun
(membuang air besar di belum bisa dikategorikan
jamban/WC) sebanyak 71 dalam jamban/WC yang
(84,5%), dan sebanyak 13 baik, namun masih ada
(15,5%) ditemukan kebiasaan masyarakat yang belum
buang air besar yang buruk memiliki jamban sendiri.
(membuang air besar selain di
jamban/WC).

61

Kebersihan Makanan

Hasil Penelitian Alasan

• Berdasarkan penelitian yang • Hal ini kemungkinan


telah dilakukan peneliti, masyarakat Desa Kesumbo
faktor risiko kebersihan Ampai telah mengetahui
bahwa kebersihan makanan
makanan yang tergolong baik
harus selalu dijaga dengan
sebanyak 61 (72,6%) dan yang menutup makanan, dan
buruk sebanyak 23 (27,4%). mencuci bersih sayuran atau
lalapan sebelum dimakan. Ini
terbukti dari keterangan
dengan orang tua siswa yang
melarang anaknya jajan
sembarangan didekat sekolah
seperti pedagang keliling
gorengan atau mi instan.

62
Hasil Penelitian

Pengolahan Air Minum

Alasan
• Faktor risiko pengolahan air • pengetahuan orang tua Desa
minum terhadap terjadinya Kesumbo Ampai mengenai
infestasi STH pada penelitian pengolahan air minum cukup
baik karena sebagian besar
ini didapatkan hasil yang
mengetahui bahwa air minum
tergolong baik sebanyak 78
harus dari sumber air bersih
(92,9%) dan yang tergolong dan dimasak hingga
buruk sebanyak 6 (7,1%). mendidih. Hal ini disebabkan
karena masyarakat umumnya
menggunakan air galon
keliling, sedangkan air hujan
dimasak terlebih dahulu
sebelum dikomsumsi
sehingga peluang terjadinya
infestasi cacing yang
ditularkan melalui tanah
dapat diminimalisasi
63

Pemakaian Alas Kaki

Hasil Penelitian Alasan

• Berdasarkan penelitian • sesuai dengan obsevasi


yang dilakukan kebiasaan peneliti saat berkunjung
memakai alas kaki anak ke SDN 57 Kesumbo
Ampai, saat bermain anak
SDN 57 belum tergolong
cenderung tidak memakai
baik, karena hanya 43
alas kaki. Beberapa
(51,2%) yang memakai penelitian menyebutkan
alas kaki saat diluar rumah bahwa eratnya hubungan
dan 41 (48,8%) yang tidak. antara memakai alas kaki
dengan infestasi cacing.

64

Kebiasaan Memotong Kuku

Hasil Penelitian Alasan

• Hasil penelitian tentang • kemungkinan beberapa


kebiasaan memotong orang tua anak kurang
kuku pada anak SDN 57 memperhatikan
kebersihan kuku anaknya.
Kesumbo Ampai
Dari hasil tanya jawab saat
didapatkan kebiasaan
penyuluhan ada orang tua
memotong kuku yang yang menyampaikan
tergolong baik sebanyak bahwa kuku anak
63 (75%) dan sebanyak 21 dipotong apabila sudah
(25%) tergolong buruk. terlihat hitam, tentu
kebiasaan ini tidak benar.

65

Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor risiko:
kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan defekasi,
pemakaian alas kaki, kebiasaan memotong kuku
dengan infestasi STH

Tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara


faktor risiko pengolahan air minum dengan infestasi
STH

66
BAB II

 SIMPULAN
 SARAN

67
Simpulan

Karatkteristik responden pada penelitian ini untuk jenis kelamin terbanyak adalah anak
perempuan, sedangkan usia terbanyak berada pada rentang 5-8 tahun.

Angka infestasi STH anak SDN 57 Kesumbo Ampai sebersar 65,5% atau sebanyak 55
anak dari 84 anak. Infestasi spesies STH tertinggi adalah A. lumbricoides dengan
persentase 34,5%
Faktor risiko yang memiliki interpretasi buruk terbanyak adalah kebiasaan mencuci
tangan dengan presentasi buruk (73%), diikuti kebiasaan memakai alas kaki (48,8%).
Faktor risiko yang tergolong baik adalah pengolahan air minum dengan persentasi baik
(78%).

Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan


defekasi, kebersihan makanan, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan memotong kuku
dengan infestasi STH pada anak SDN 57 Kesumbo Ampai. Tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengolahan air minum dengan infestasi STH pada anak SDN 57
Kesumbo Ampai.

69
Saran
Untuk Siswa SDN 057
Kesumbo Ampai

Untuk Orang Tua Siswa

Untuk Pihak Sekolah

Untuk Puskesmas Bathin


Solapan

Dinas Kesehatan Kabupaten


Bengkalis

UKS

Mahasiswa
70
THANK YOU

Neal Creative © Neal Creative | click & Learn more

Anda mungkin juga menyukai