M. Sastra Alam
C34150035
ABSTRAK
M SASTRA ALAM. Aktivitas Antioksidan dan Senyawa Bioaktif
Rhizophora mucronata sebagai Sediaan Teh Herbal. Dibimbing oleh SRI
PURWANINGSIH dan SAFRINA DYAH HARDININGTYAS.
ABSTRACT
M Sastra Alam. Antioxidant Activity and Bioactive Compound of
Rhizophora mucronata as herbal tea preparations. Supervised by Sri Purwaningsih
and Safrina Dyah Hardiningtyas.
M SASTRA ALAM
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Teknologi Hasil Perairan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Aktivitas Antioksidan dan Senyawa
Bioaktif Rhizophora mucronata sebagai Sediaan Teh Herbal” dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat mendapatkan gelar
sarjana di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si
dan Dr. Eng. Safrina Dyah Hardiningtyas, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah membimbing, memotivasi dan memberi saran. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS. Selaku dosen penguji
ujian sidang akhir skripsi serta Dr. Ir. Bustami, M.Sc selaku dosen Gugus Kendali
Mutu (GKM). Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Roni Nugraha,
S.Si, M.Sc selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan Dr. Ir. Iriani Setyaningsih, MS
selaku Ketua Komisi Pendidikan Departemen Teknologi Hasil Perairan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Joko Santoso, M.Si selaku
pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi, saran dan arahan. Di
samping itu, penghargaan penulis ucapkan kepada seluruh dosen, staf akademik dan
laboratorium Departemen Teknologi Hasil Perairan. Ungkapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada ayah kandung (Juaini) dan ibu kandung (Sumarlin) atas
doa, dukungan rohani dan jasmani serta nasihat yang diberikan, kakak kandung
(Mumtaz Aini Marlina) dan keluarga yang telah mendoakan dan mendukung
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga THP 52 atas
kebersamaan selama perkuliahan dan kepada adik tingkat Fahri Sinulingga, Silva
Fauziah, Nurdona Oktaviani, Jima Liliana Br Ginting, Morinta Arobina Br
Sembiring, Sela Claudia Br Tarigan, Siti Hidayanti, Rahmadiana Utami dan Annisa
Latifah atas bantuan, dukungan dan support selama penelitian.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan untuk
kemajuan ilmu pengetahuan.
M Sastra Alam
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
1.5 Ruang Lingkup 2
II METODE 3
2.1 Waktu dan Tempat 3
2.2 Bahan dan Alat 3
2.3 Prosedur Kerja 3
2.4 Prosedur Analisis 4
2.5 Rancangan Percobaan 9
III HASIL DAN PEMBAHASAN 11
3.1 Karakteristik Daun, Bunga dan Buah R. mucronata Segar 11
3.2 Karakteristik Daun, Bunga dan Buah R. mucronata Kering 12
3.3 Rendemen Ekstrak Daun, Bunga dan Buah R. Mucronata 15
3.4 Antioksidan Ekstrak Daun, Bunga dan Buah R. mucronata 15
3.5 Total Fenol Ekstrak Daun, Bunga dan Buah R. mucronata 17
3.6 Fitokimia Ekstrak Daun, Bunga dan Buah R. mucronata 18
IV SIMPULAN DAN SARAN 21
4.1 Simpulan 21
4.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 36
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Morfometrik panjang daun, bunga dan buah R. mucronata 30
2 Perhitungan kadar air R. mucronata basah 30
3 Perhitungan analisis proksimat serbuk R. mucronata kering 30
4 Analisis data proksimat serbuk R. mucronata 31
5 Perhitungan komposisi kimia R. mucronata basis kering 32
6 Perhitungan rendemen ekstrak R. mucronata basis basah 32
7 Viskositas ekstrak R. mucronata 32
8 Perhitungan aktivitas antioksidan ekstrak R. mucronata 32
9 Analisis data aktivitas antioksidan FRAP ekstrak R. mucronata 32
10 Perhitungan total fenol ekstrak R. mucronata 33
11 Analisis data total fenol ekstrak R. mucronata 33
12 Analisis fitokimia ekstrak R. mucronata 34
13 Dokumentasi kegiatan penelitian 35
1
I PENDAHULUAN
antiinflamasi (Chakraborty dan Raola 2016) dan antibakteri (Egra et al. 2019).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang senyawa
bioaktif dan aktivitas antioksidan bagian daun, bunga dan buah R. mucronata serta
potensinya sebagai sediaan teh herbal.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Ruang lingkup penelitian ini yaitu karakterisasi sampel daun, bunga dan buah
R. mucronata yang meliputi pengamatan morfometrik, preparasi dan ekstraksi.
Ekstrak yang didapat dilakukan analisis proksimat, analisis fitokimia, analisis
antioksidan dan uji logam berat.
3
II METODE
Bahan yang digunakan adalah daun, bunga dan buah R. mucronata. Ekstraksi
menggunakan akuades. Analisis proksimat menggunakan akuades, katalis selenium,
NaOH 40%, indikator Brom Cresol Green 0,1%, Methyl Red 0,1%, H3BO3 2%,
H2SO4 pekat, kertas saring dan HCl 0,1 N. Bahan untuk pengujian senyawa
fitokimia meliputi H2SO4 2 N, pereaksi Wagner, pereaksi Meyer, pereaksi
Dragendorff, larutan FeCl3 1%, CHCl3, larutan anhidra asam asetat, larutan H2SO4,
serbuk Mg, larutan amil alkohol, HCl 2 N, etanol, dan larutan FeCl3 5%. Bahan
untuk analisis logam berat adalah HNO3 0,1 M, HCl 6M, NH4H2PO4 40 mg/mL,
NaOH 0,005%, NaBH4 0,02%, HCl 37%, HNO3 65% dan H2SO4 96%. Bahan untuk
analisis antioksidan FRAP adalah akuades, etanol, dapar fosfat (1mL 0,2 M, pH
6,6), kalium ferrisianida 1%, asam trikloroasetat dan FeCl3 0,1%.
Alat yang digunakan pada penelitian meliputi blender, pisau, gunting, talenan,
dehydrator, timbangan analitik, labu enlenmeyer, termos, orbital shaker, aluminium
foil, desikator, tabung Kjeldahl, tabung sokhlet, spektrofotometer, termometer,
tanur dan mikro pipet.
Preparasi bahan baku diawali dengan pengumpulan sampel daun, bunga dan
buah R. mucronata. Sampel R. mucronata diperoleh dari Desa Pejarakan,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Daun, bunga dan buah yang telah
dikumpulkan dibersihkan dan dipotong dengan pisau dan gunting menjadi bagian
kecil. Daun, bunga dan buah yang dipotong menjadi bagian kecil dikeringkan
4
dengan dehydrator pada suhu 50℃ hingga kadar air berada di kisaran 10%. Sampel
kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk dan dilakukan
analisis proksimat dan kandungan logam berat.
Perhitungan Rendemen
Preparasi Morfometri
k
Pengeringan dengan dehydrator (50ºC)
Penghalusan
−Analisis
Serbuk Serbuk Serbuk proksimat
daun bunga buah
−Analisis logam
berat
Filtrasi
Evaporasi (55-60ºC)
−Perhitungan rendemen
−Analisis fitokimia
Ekstrak −Analisis total fenol
kasar
−Uji aktivitas
antioksidan FRAP
dalam cawan, lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 102-105℃ selama 6
jam. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan di suhu ruang
kemudian ditimbang. Perhitungan kadar air dihitung dengan rumus:
B-C
Kadar air (%) = x 100%
B-A
Keterangan:
A = Berat cawan porselen kosong (g)
B = Berat cawan porselen dengan sampel (g)
C = Berat cawan porselen dengan sampel setelah dikeringkan (g)
Analisis Kadar Abu (AOAC 2005)
Analisis kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan abu yang terdapat
pada serbuk kering daun, bunga dan buah. Cawan porselen dibersihkan dan
dikeringkan dalam oven bersuhu sekitar 105℃ selama 30 menit. Cawan porselen
dimasukkan ke dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak
5 g, kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen. Sampel kemudian dibakar di
atas kompor listrik sampai tidak berasap dan dimasukkan ke dalam tanur pengabuan
dengan suhu 600℃ selama 6 jam. Cawan dimasukkan ke dalam desikator sampai
suhu ruang kemudian ditimbang. Perhitungan kadar abu dihitung dengan rumus:
C-A
Kadar abu (%) = x 100%
B-A
Keterangan:
A = Berat cawan porselen kosong (g)
B = Berat cawan porselen dengan sampel (g)
C = Berat cawan porselen dengan sampel setelah dikeringkan (g)
Analisis Kadar Protein (AOAC 2005)
Analisis kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan protein kasar
yang terdapat pada serbuk kering daun, bunga dan buah. Sampel ditimbang seberat
1 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. Setengah tablet kjeldahl atau
selenium dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 10 mL H2SO4.
Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas dengan
suhu 410℃. Proses destruksi dilakukan sampai larutan menjadi hijau bening.
Sampel yang telah didestruksi dilarutkan ke dalam labu takar 100 mL menggunakan
akuades. sampel dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambah larutan NaOH
40% sebanyak 10 mL. Hasil destilasi kemudian ditampung dalam labu erlenmeyer
yang berisi campuran 10 mL H3BO3 2% dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-
Methyl Red. Destilasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari merah muda
menjadi biru. Tahap titrasi dilakukan dengan menggunakan HCL 0,1 N hingga
berwarna merah muda. Perlakuan yang sama dilakukan juga terhadap blanko.
Berdasarkan metode ini, diperoleh kadar nitrogen total yang dihitung dengan
rumus:
Keterangan:
FP = Faktor pengenceran = 10
7
W3 − W2
Kadar lemak (%) = x 100%
W1
Keterangan :
W1 = Berat sampel (g)
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (g)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (g)
Analisis Kadar Karbohidrat by Difference (AOAC 2005)
Kadar karbohidrat ditentukan dengan metode carbohydrate by difference,
yaitu hasil pengurangan dari 100% dengan kadar air, abu, protein, dan lemak
sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangan. Perhitungan kadar
karbohidrat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
D = konsentrasi contoh hasil pembacaan AAS (μg.L)
E = konsentrasi blanko contoh dari hasil pembacaan AAS (μg.L)
Fp = faktor pengenceran
V = volume akhir larutan contoh yang disiapkan (L)
W = berat sampel (g)
8
C.V.Fp
TPC =
g
Keterangan:
C = Konsentrasi fenolik (nilai x)
V = Volume ekstrak yang digunakan (mL)
Fp = Faktor pengenceran
g = Berat sampel yang digunakan (g)
Yij = μ + τi + εij
Keterangan:
Yij = Pengamatan perlakuan perbedaan jenis sampel ke-i dan ulangan ke-j
μ = Rataan umum
τi = Pengaruh perlakuan perbedaan jenis sampel ke-i
εij = Galat pengamatan perlakuan perbedaan sampel ke- i dengan ulangan ke-j
i = Perlakuan yang digunakan (daun, bunga dan buah)
j = 1, 2, 3
10
Hipotesis uji perbedaan taraf (daun, bunga dan buah R. mucronata) terhadap
respon (aktivitas antioksidan) yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Perbedaan jenis bahan baku ekstrak R. mucronata tidak berpengaruh nyata
terhadap aktivitas antioksidan
H1 : Perbedaan jenis bahan baku ekstrak R. mucronata berpengaruh nyata
terhadap aktivitas antioksidan
Jika hasil dari pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata
pada selang 95 α 0,05 maka dilakukan uji lanjut Duncan. Rumus uji Duncan adalah:
2𝐾𝑇𝑆
Duncan = tα/2 ; 𝑑𝑏𝑠√ 𝑟
Keterangan:
Dbs = Derajat bebas sisa
KTS = Kuadrat tengah sisa
R = Banyaknya ulangan
11
A
B
(Kaur et al. 2019) dan 16,6% (Ridlo et al. 2017). Kadar air pada buah yaitu 61,06%
(Podungge et al 2015), 52,38% (Mile et al. 2021) dan 46,12% (Sulistyati dan
Puspitasari 2015). Adanya variasi kadar air daun dan buah pada beberapa literatur
diduga berkaitan dengan lokasi dan musim pengambilan sampel. Kematangan juga
dapat mempengaruhi kadar air pada bahan baku tersebut.
Bahan baku yang didapatkan dibagi menjadi potongan kecil dan dikeringkan
dengan dehydrator hingga kering. Bahan baku yang telah dikeringkan diblender
dengan blender hingga berbentuk serbuk. Bahan baku daun kering memiliki warna
coklat kehijauan, bunga kering memiliki warna coklat kekuningan, dan buah kering
memiliki warna menyerupai kuning gading. Warna coklat yang dominan pada daun
dan bunga kering diduga berasal dari senyawa tanin. Penelitian yang dilakukan oleh
Pringgenies et al. (2018) menunjukkan bahwa kandungan asam tanat atau tanin
umum ditemukan pada daun dan buah serta dapat digunakan sebagai pewarna alami
pada batik. Kenampakan bahan baku kering dapat dilihat pada Gambar 3.
A B C
Kadar lemak pada serbuk daun, bunga dan buah menunjukkan adanya
perbedaan. Kadar lemak serbuk bunga memiliki nilai paling tinggi dibanding
serbuk daun dan buah. Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 4) menunjukkan kadar
lemak serbuk bunga berbeda nyata dengan serbuk daun dan buah. Tumbuhan
umumnya memiliki kadar lemak yang rendah. Handayani et al. (2004) menyatakan
kadar lemak yang rendah pada tumbuhan disebabkan penyimpanan cadangan
makanan pada tumbuhan dalam bentuk karbohidrat terutama polisakarida. Lemak
yang terdapat pada tumbuhan pada umumnya merupakan asam lemak tidak jenuh.
Kadar karbohidrat serbuk daun, bunga dan buah menunjukkan adanya
perbedaan. Kadar karbohidrat serbuk buah memiliki nilai paling tinggi dibanding
serbuk daun dan bunga. Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 4) menunjukkan kadar
karbohidrat serbuk buah berbeda nyata dengan serbuk daun dan bunga. Hal ini
disebabkan tumbuhan menyimpan kelebihan energi pada bagian buah dalam bentuk
karbohidrat. Kadar karbohidrat pada serbuk buah tidak jauh berbeda dengan
literatur. Penelitian Hardoko et al. (2015) menunjukkan bahwa kadar karbohidrat
pada tepung buah R. mucronata 90,67%. Kadar karbohidrat yang tinggi disebabkan
oleh kandungan kadar air, abu, lemak dan protein yang terdapat pada bahan,
sehingga berdampak pada kandungan karbohidrat yang lebih tinggi ketika dihitung
secara by difference.
Aktivitas air (aw) merupakan perbandingan atau rasio antara tekanan uap air
pada bahan pangan dengan tekanan uap air murni pada suhu yang sama. Aktivitas
air merupakan faktor yang penting untuk mengukur masa simpan suatu produk.
Semakin tinggi aw suatu produk, mikroorganisme akan semakin mudah untuk
berkembang biak. Nilai aw pada serbuk daun, bunga dan buah kering setelah
pengukuran adalah 0,51±0,011, 0,58±0,009, dan 0,47±0,004. Sampel daun, bunga
dan buah memiliki aw yang lebih rendah dibandingkan dengan batas aw maksimum
yang diperbolehkan pada produk makanan di literatur. Menurut Beuchat (1983)
aktivitas air minimal yang memungkinkan untuk tumbuh kembangnya mikroba
adalah 0,6-0,7 untuk kapang dan 0,9 untuk bakteri.
Logam berat merupakan salah satu indikator yang krusial dalam analisis
bahan pangan. Logam berat dapat ditemukan secara alami ataupun ditemukan di
limbah dari kawasan industri, pemukiman dan pertambangan. Menurut Agustina
(2014) logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan kadmium
(Cd) merupakan elemen mikro non-esensial yang tidak mempunyai fungsi sama
sekali dalam tubuh dan dapat menyebabkan keracunan (toksik) pada manusia.
Analisis kadar logam berat Pb, Cd dan As menggunakan metode AOAC
(2012):999.11 dan analisis logam berat Hg menggunakan metode AOAC
(2012):971.21. Hasil analisis logam berat pada daun, bunga dan buah R. mucronata
kering dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kadar logam berat R. mucronata kering
Parameter Daun Bunga Buah SNI 3836:2013
Logam berat Pb (mg/kg) <0,1 <0,1 <0,1 maks. 2,0
Logam berat Cd (mg/kg) <0,02 <0,02 <0,02 maks. 0,2
Logam berat Hg (mg/kg) <0,001 <0,001 <0,001 maks. 0,03
Logam berat As (mg/kg) <0,001 <0,001 <0,001 maks. 1,0
15
sulit didapatkan. Metode FRAP juga memiliki tingkat reproduktibilitas yang tinggi
dan dapat dilakukan dengan cepat (Shah dan Modi 2015). Aktivitas antioksidan
ekstrak daun, bunga dan buah R. mucronata dapat dilihat pada Gambar 4.
70
mg asam askorbat/g sampel
b
60
50
40
30
20
10 a a
0
Daun Bunga Buah
Bahan baku
dengan aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan yang tinggi pada ekstrak daun
R. mucronata dalam penelitian tersebut sejalan dengan total fenol ekstrak daun
yang tinggi. Pangestuti (2020) menjelaskan bahwa aktivitas antioksidan berkolerasi
positif dengan total flavonoid dan saponin. Menurut Agati et al. (2012) flavonoid
disintesis umumnya pada klorofil tumbuhan dan memiliki kemampuan antioksidan
dengan cara mengkelat ion logam seperti Fe dan Cu sehingga mencegah reaksi yang
mampu menghasilkan radikal bebas. Tanin merupakan pigmen natural pada
tumbuhan yang juga memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Penelitian
Paryanto et al. (2020) menunjukkan bahwa kandungan tanin pada ekstrak
dipengaruhi oleh jenis dan ukuran bahan baku yang digunakan. Ekstrak R. stylosa
yang memiliki ukuran buah yang lebih kecil dari R. mucronata memiliki kandungan
tanin yang lebih rendah. Warna kuning pada bunga R. mucronata diduga akibat
tingginya kandungan pigmen antosianin. Antosianin merupakan pigmen non-
fotosintetik yang memberikan warna kuning, merah atau biru pada tumbuhan.
Penelitian Diaconeasa et al. (2015) menunjukkan bahwa kandungan antosianin
yang tinggi pada blueberry berkorelasi positif dengan aktivitas antioksidan yang
diujikan. Zhang et al. (2011) menambahkan bahwa antosianin pada bunga delima
seperti delphinidin, cyanidin, dan pelargonidin memiliki aktivitas antioksidan yang
kuat. Antosianin pada mangrove diproduksi untuk merespon stres lingkungan yang
meningkat. Kandungan antosianin berbanding terbalik dengan kandungan klorofil
sehingga warna bunga yang kuning pucat menandakan akumulasi antosianin yang
tinggi (Oswin dan Kathiresan 1994).
Senyawa fenol merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki potensi
sebagai antioksidan. Mahardika dan Roanisca (2018) menyatakan bahwa senyawa
fenol memiliki kemampuan untuk mendonorkan hidrogen radikal. Pengujian kadar
total fenol merupakan salah satu parameter dasar dalam pengujian aktivitas
antioksidan. Pengujian total fenol pada penelitian ini menggunakan metode Folin-
Ciocalteu. Total fenol ekstrak daun, bunga dan buah R. mucronata dapat dilihat
pada Gambar 5.
3 c
2.5
Total Fenol (mg/g)
2
b
1.5
1
a
0.5
0
Daun Bunga Buah
Bahan baku
Gambar 5 menunjukkan total fenol ekstrak bunga memiliki nilai paling tinggi
dibanding ekstrak daun dan buah. Hasil uji normalitas total fenol ekstrak R.
mucronata (Lampiran 11) menunjukkan bahwa galat data menyebar normal
(p>0,05). Hasil analisis ragam total fenol ekstrak R. mucronata (α=0,05)
menunjukkan jenis bahan baku mempengaruhi total fenol. Hasil uji lanjut Duncan
menunjukkan total fenol ekstrak bunga berbeda nyata dengan ekstrak daun dan
buah. Hal ini berbeda dibanding penelitian Mangrio et al. (2016) menyatakan
bahwa ekstrak daun R. mucronata memiliki total fenol yang lebih tinggi dibanding
ekstrak bunga dan ekstrak buah. Hal ini diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti umur bahan baku yang digunakan dan proses ekstraksi. Daun R. mucronata
yang digunakan pada penelitian ini merupakan daun muda. Felicia et al. (2016)
menyatakan bahwa teh herbal yang menggunakan daun alpukat tua menunjukkan
nilai rata-rata total fenol yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun muda.
Ekstrak bunga R. mucronata menunjukkan nilai total fenol paling tinggi
dengan nilai 2,44 mg/g. Nilai total fenol ekstrak bunga pada penelitian ini lebih
rendah dari penelitian Kaur et al. (2019) yang menunjukkan bahwa total fenol
ekstrak daun R. mucronata 21,250,23 mg/g. Tetapi nilai tersebut tidak jauh
berbeda dengan penelitian Kaur et al. (2015) yang menunjukkan teh hijau dan teh
hitam masing-masing memiliki nilai total fenol 3,086±1,911 mg/g dan 0,72±0,55
mg/g. Perbedaan kandungan total fenol yang didapatkan pada penelitian dapat
dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan pada saat ekstraksi. Penelitian
Jahangiri et al. (2011) menunjukkan pelarut seperti metanol dan etanol mampu
mengekstrasi senyawa fenol lebih banyak dibanding pelarut air. Suhu dan waktu
penyeduhan dapat mempengaruhi kandungan senyawa fenol yang dihasilkan.
Ibrahim et al. (2015) menyatakan suhu yang terlalu tinggi dan waktu yang terlalu
lama dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang diproses. Kandungan
senyawa fenol pada daun dapat dipertahankan dengan proses pelayuan/pengeringan
daun pada suhu tinggi dan waktu yang lama. Proses pelayuan dalam waktu lama
dan suhu tinggi mampu menonaktifkan enzim polifenol oksidase sehingga senyawa
fenol dalam bahan baku tidak banyak yang berubah (Supriyanto et al. 2014).
Fenol pada tumbuhan memiliki fungsi yang beragam. War et al. (2012)
menjelaskan bahwa senyawa fenol memiliki fungsi sebagai pelindung dari serangan
eksternal seperti serangga dan patogen. Senyawa fenol juga melindungi tumbuhan
tersebut dari pesaingnya. Oszmianski et al. (2015) menambahkan bahwa senyawa
fenolik memiliki fungsi lain pada yaitu sebagai pelindung dari sinar ultraviolet serta
pigmen pada bagian bunga dan buah yang berfungsi untuk menarik polinator dan
penyebar anakan tanaman (buah atau biji) tersebut. Fungsi pigmen pada senyawa
fenolik dapat menjelaskan kandungan total fenol pada ekstrak bunga dan buah yang
lebih tinggi dibanding ekstrak daun.
warna setelah penambahan reaksi. Hasil analisis fitokimia ekstrak daun, bunga dan
buah R. mucronata dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Fitokimia ekstrak daun, bunga dan buah R. mucronata
Parameter Fitokimia Daun Bunga Buah
Alkaloid
a. Mayer - - -
b. Wegner - - -
c. Dragendorff - - -
Fenol + + +
Flavonoid + + +
Tanin + + +
Saponin - + +
Steroid + - -
Triterpenoid - + +
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan perlakuan suhu dan waktu yang
berbeda pada proses pengeringan R. mucronata untuk mengetahui kandungan
senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan yang optimum. Pengujian senyawa
fitokimia secara kuantitatif juga perlu dilakukan untuk mengetahui senyawa
bioaktif yang paling berperan dalam aktivitas antioksidan. Uji organoleptik juga
perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen dengan sediaan teh
herbal R. mucronata.
22
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Penutupan Lahan Indonesia Di Dalam
Dan Di Luar Kawasan Hutan Tahun 2014-2019 Menurut Kelas (Ribu Ha).
[diakses 15 April 2021]. https://www.bps.go.id/
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. Cara uji kimia Bagian 5. Penentuan
kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan.
SNI 2354.5:20011. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2013. The Kering dalam Kemasan. SNI
3836:2013. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.
Cai C, Ma J, Han C, Jin Y, Zhao G, He X. 2019. Extraction and antioxidant activity
of total triterpenoids in the mycelium of a medicinal fungus Sanghuangporus
sanghuang. Scientific Reports. 9(7418):1-10. doi:10.1038/s41598-019-
43886-0.
Carepany C. 2019. Aktivitas antioksidan ekstrak daun pedada (Sonneratia
caseolaris) berdasarkan letak daun pada ranting [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Chakraborty K, Raola VK. 2017. Two rare antioxidant and anti-inflammatory
oleanenes from loop root Asiatic mangrove Rhizophora mucronata.
Phytochemistry. 135:160–168. doi:10.1016/j.phytochem.2016.12.013.
Chew KK, Khoo MZ, Ng SY, Thoo YY, Aida WWM, Ho CW. 2011. Effect of
ethanol concentration, extraction time and extraction temperature on the
recovery of phenolic compounds and antioxidant capacity of Orthosiphon
stamineus extracts. International Food Research Journal. 18(4):1427-1435.
Clough, B.F. dan P.M. Attiwill. 1982. Mangrove ecosystem in Australian: structure,
fungtion and management. Canberra (AU): Australian University Press.
Diaconeasa Z, Leopold L, Rugina D, Ayvaz H, Socaciu C. 2015. Antiproliferative
and antioxidant properties of anthocyanin rich extracts from blueberry and
blackcurrant juice. International Journal of Molecular Sciences. 16(2):2352-
2365. doi:10.3390/ijms16022352.
Duke NC, Bunt JS. 1979. The genus Rhizophora (Rhizophoraceae) in North-eastern
Australia. Australia Journal Botani. 27:657-678.
Egra S, Mardhiana, Rofin M, Adiwena M, Jannah N, Kuspradini H, Mitsunaga T.
2019. Aktivitas antimikroba ekstrak bakau (Rhizophora mucronata) dalam
menghambat pertumbuhan Ralstonia solanacearum penyebab penyakit layu.
Agrovigor. 12(1):26-31. doi:10.21107/agrovigor.v12i1.5143.
Felicia N, Widarta IWR, Yusasrini NLA. 2016. Pengaruh ketuaan daun dan metode
pengolahan terhadap aktivitas antioksidan dan karakteristik sensoris teh
herbal bubuk daun alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan. 5(2):85-94.
Gorniak I, Bartoszewski R, Kroliczewski J. 2019. Comprehensive review of
antimicrobial activities of plant flavonoids. Phytochemistry Reviews.
18(1):241-272. doi:10.1007/s11101-018-9591-z.
24
LAMPIRAN
30
2,7120−(28,3640−27,4966)
% Kadar air 1 : × 100% = 68,02%
2,7120
2,6155−(19,5596−18,7156)
% Kadar air 2 : × 100% = 67,73%
2,6155
68,02%+67,73%
% Kadar air rata-rata : = 67,87%
2
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap M. Sastra Alam dan biasa dipanggil Alam. Penulis
dilahirkan di kota Denpasar pada tanggal 15 Desember 1996 sebagai anak ke 2 dari
pasangan bapak Juaini dan ibu Sumarlin. Penulis memulai pendidikan formal
Sekolah Dasar di SDN 4 Sanur, Denpasar, Bali pada tahun 2003 hingga tahun 2009.
Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTsN Patas,
Buleleng, Bali pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Pendidikan sekolah menengah
atas (SMA) ditempuh di sekolah MAN Insan Cendekia Gorontalo pada tahun 2012
dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa
program sarjana (S-1) di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan di IPB.
Selama mengikuti program S-1, penulis pernah menjadi asisten praktikum
Biokimia Hasil Perairan tahun 2018. Penulis juga aktif di kegiatan non-akademik
seperti menjadi wakil ketua logistik dan transportasi acara INARI Matsuri 2017.
Penulis juga pernah melakukan praktik lapang selama 12 hari di PT Bali Maya
Permai, Jembrana, Bali dengan judul laporan praktik lapang “Penyusunan Rencana
Hazard Analysis Critical Control Point Pengolahan Ikan Sarden Kaleng di PT Bali
Maya Permai, Jembrana, Bali”. Penulis melakukan penelitian dengan judul
“Aktivitas Antioksidan dan Senyawa Bioaktif Rhizophora mucronata sebagai
Sediaan Teh Herbal” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-
1.