Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Antioksidan dan
Komponen Bioaktif Ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
ABSTRACT
AMELIA PRAMITA SINAGA. The antioxidant activity and bioactive component
jellyfish (Aurelia aurita). Supervised by NURJANAH and AGOES MARDIONO
JACOEB.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Disetujui oleh
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan dan kompenen bioaktif Ubur-ubur
(Aurelia aurita)
Nama : Amelia Pramita Sinaga
NIM : C34090008
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Mei 2013 dengan judul
Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif Ubur-ubur (Aurelia aurita).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS dan
Dr. Ir. Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl.- Biol selaku dosen pembimbing, Dr Pipih
suptijah, MBA selaku dosen penguji, serta staf dosen dan administrasi Departemen
Teknologi Hasil Perairan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Mamak,
Bapak, kakak Averina Sinaga dan adik-adik tersayang Alfian Sinaga dan Andi
Roymondo Sinaga yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa. Di
samping itu ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Marthin Pranatha
Damanik, Riyan Aprianto, Yuni Kristina, Detti Pujiyanti dan Nurokmatunnisa’,
Zaikanur, Christy Ariesta, Silvana Fofid, Margaretha Winem, Lukman Hakim,
Ovintya serta teman-teman THP 46 (Alto) atas segala bantuan dan motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Bogor, Desember 2013
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Analisis Penelitian 3
Preparasi Bahan Baku 3
Pengolahan Ubur-ubur Kering 4
Analisis Proksimat 4
Ekstraksi Bahan Aktif 4
Analisis Aktivitas Antioksidan 5
Analisis Komponen Bioaktif 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Karakteristik Bahan Baku 6
Rendemen Ubur-ubur (Aurelia aurita) 7
Komposisi Kimia Payung dan Tentakel Ubur-ubur (A. aurita) 7
Ekstrak Kasar Payung dan Tentakel Ubur-ubur (A. aurita) 8
Aktivitas Antioksidan Payung dan Tentakel Ubur-ubur 9
Komponen Bioaktif Payung dan Tentakel Ubur-ubur (A. aurita) 13
KESIMPULAN DAN SARAN 15
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 19
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi penelitian 18
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubur-ubur dari
pantai Cirebon. Bahan yang digunakan untuk proses pengeringan ubur-ubur
adalah air, garam, dan tawas. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis
proksimat adalah akuades, selenium, H2SO4, NaOH, HCl, asam borat (H3BO3),
kertas saring, kapas, dan pelarut heksana. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk uji
aktivitas antioksidan, yaitu ekstrak ubur-ubur, kristal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), etanol, antioksidan sintetik Vitamin C sebagai pembanding. Bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk uji fitokimia meliputi pereaksi Wagner, pereaksi
Meyer, pereaksi Dragendroff (uji alkaloid), kloroform, anhidra asetat, asam sulfat
pekat (uji steroid), serbuk magnesium, amil alkohol (uji flavonoid), air panas,
larutan HCl 2 N (uji saponin), etanol 70%, larutan FeCl3 5% (uji fenol
hidrokuinon), pereaksi Biuret (uji Biuret), dan larutan Ninhidrin 0,1% (uji
Ninhidrin).
Alat
tabung reaksi, gelas Erlenmeyer, tabung soxhlet, pemanas Sibata tipe SB-6
(analisis kadar lemak); tabung kjeldahl, destilator, buret (analisis kadar protein);
tanur Yamato tipe FM 38 dan desikator (analisis kadar abu). Alat yang digunakan
untuk analisis aktivitas antioksidan adalah multipipette, micropipette, Microplate
Spectrophotometer merek EpochTM, inkubator dan vortex. Ekstraksi menggunakan
kertas saring Whatman 42, Erlenmeyer, rotary vacuum evaporator.
Ubur-ubur
Preparasi sampel
Payung Tentakel
m
Pengeringan
ekstraksi
Uji aktivitas
antioksidan
Uji komponen
bioaktif
Uji aktivitas antioksidan (Blois 1958 diacu dalam Hanani et al. 2005)
Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH menggunakan ekstrak
kasar payung dan tentakel ubur-ubur kering dari ketiga pelarut yang telah
dipekatkan kemudian dilarutkan dalam etanol p.a. Konsentrasi campuran ekstrak
kasar dan etanol yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 200 ppm,
400 ppm, 600 ppm, 800 ppm. Kontrol positif menggunakan asam askorbat
(Vitamin C) dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm.
Larutan blanko dengan konsentrasi 5000 ppm dibuat menggunakan kristal
DPPH yang dilarutkan dalam etanol p.a. Proses pembuatan larutan DPPH
dilakukan dalam kondisi terlindung dari cahaya matahari. Pengujian aktivitas
antioksidan dilakukan berdasarkan kemampuan sampel yang digunakan dalam
mereduksi radikal bebas DPPH. Kontrol positif menggunakan larutan asam
askorbat (Vitamin C) 100 ppm yang dibuat dengan cara melarutkan kristal asam
askorbat pada etanol p.a. Larutan DPPH dengan konsentrasi 125 µM diambil
sebanyak 100 µL dan ditambah dengan 100 µL ekstrak, kemudian dimasukkan ke
dalam microplate yang telah disiapkan. Campuran larutan tersebut dihomogenkan
dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30 menit. Serapan yang dihasilkan diukur
dengan menggunakan Microplate Spectrophotometer merek EpochTM pada
panjang gelombang 517 nm.
Presentase penghambat aktivitas radikal bebas (%inhibisi) diperoleh dari
nilai absorben sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara
konsentrasi sampel dan persen inhibisi. Nilai konsentrasi penghambat aktivitas
radikal bebas sebanyak 50% (IC50) dihitung dengan persamaan regresi linear yaitu
y = ax+b. Nilai IC50 diperoleh dengan memasukkan y = 50 serta nilai a dan b
yang telah diketahui.
Uji fitokimia (Harborne 1984)
Pengujian fitokimia dilakukan untuk menentukan ada tidaknya komponen-
komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar payung dan tentakel ubur-
ubur. Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, triterpenoid, flavonoid, fenol
hidrokuinon, saponin, ninhidrin, biuret dan tanin.
6
(a) (b)
Rendemen Ubur-ubur
Komposisi kimia suatu bahan pangan perlu diketahui agar dapat menentukan
kandungan gizi yang terdapat didalamnya. Kandungan gizi bahan pangan meliputi
air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat. Komposisi kimia payung dan tentakel
ubur-ubur kering dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia payung dan tentakel ubur-ubur (A. aurita) kering.
Kadar Air
Kadar air payung ubur-ubur kering adalah 68,67% dan kadar air tentakel
ubur-ubur kering adalah 73,56%. Hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil
penelitian Aji (2011) yang menyatakan kadar air payung ubur-ubur kering sebesar
67,33%. Kadar air pada ubur-ubur kering kurang dari 80%, hal ini disebabkan
adanya proses pengeringan dan penambahan garam. Pengeringan dapat
8
Kadar Abu
Kadar abu payung ubur-ubur kering hasil analisis adalah 12,81% dan kadar
abu pada tentakel ubur-ubur kering adalah 14,77%. Hasil analisis kadar abu
tersebut berbeda dengan hasil penelitian Aji (2011) yang menyatakan kadar abu
payung ubur-ubur kering sebesar 3,26%, hal ini disebabkan adanya perbedaan
waktu pengambilan sampel, umur dan ukuran sampel.
Kadar Protein
Kadar protein payung ubur-ubur kering adalah 11,09% dan kadar protein
tentakel ubur-ubur kering adalah 6,68%. Hasil tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Aji (2011) yang menyatakan bahwa kadar protein payung ubur-ubur
kering sebesar 4,67% dan hasil penelitian Rackmil et al. (2009) menyatakan
bahwa kadar protein pada ubur-ubur adalah 9,20% . Perbedaan tersebut diduga
karena wilayah penangkapan, umur, ukuran dan perlakuan yang berbeda terhadap
ubur-ubur tersebut sehingga kandungan protein berbeda.
Kadar lemak
Kadar lemak payung ubur-ubur kering sebesar 0,29% dan kadar lemak
tentakel ubur-ubur kering adalah 4,55%. Hasil analisis tersebut berbeda dengan
hasil penelitian Aji (2011) yang menyatakan bahwa kadar lemak pada payung
ubur-ubur kering sebesar 9,20% . Kadar lemak yang rendah dapat disebabkan oleh
kandungan air pada payung dan tentakel ubur-ubur kering yang tinggi, sehingga
secara proporsional persentase kadar lemak akan turun secara drastis. Yunizal et
al. (1998) menyatakan bahwa kadar air umumnya berhubungan terbalik dengan
kadar lemak. Hubungan tersebut mengakibatkan semakin rendahnya kadar lemak,
apabila kadar air yang terkandung di dalam bahan cukup tinggi.
Karbohidrat
Kandungan karbohidrat pada payung ubur-ubur kering sebesar 7,13% dan
kandungan karbohidrat pada tentakel ubur-ubur kering adalah 0,42%. Kadar
karbohidrat pada ubur-ubur hasil penelitian ini berbeda dibandingkan dengan hasil
penelitian Aji (2011) yaitu sebesar 13,54%. Karbohidrat pada analisis komposisi
kimia (proksimat) dihitung secara by difference. Rendahnya kadar air dan protein
dapat menyebabkan kandungan karbohidrat suatu bahan meningkat.
Ekstrak kasar
sama halnya dengan nilai rendemen bahan. Nilai rendemen ekstrak dari masing-
masing pelarut dapat dilihat pada diagram batang pada Gambar 4.
45 42,1
40 36,49
35
Hasil Ekstrak (%)
30
25
20
15
10
5 1,6
1,03 0,71 0,71
0
n-heksan etil asetat metanol
Aktivitas Antioksidan
Aktivitas antioksidan yang terdeteksi pada sampel mengakibatkan
perubahan warna pada larutan DPPH yang semula berwarna ungu pekat menjadi
kuning. Menurut Andayani et al. (2008) adanya aktivitas antioksidan sampel
mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol yang semula
berwarna ungu pekat menjadi kuning pucat. Intensitas perubahan warna yang
terjadi pada larutan asam askorbat dan larutan ekstrak kasar payung dan tentakel
ubur-ubur kering diukur absorbansinya dengan menggunakan Microplate
Spectrophotometer merek EpochTM dengan panjang gelombang 517 nm yang
merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Nilai absorbansi tersebut
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai persen inhibisi dan nilai IC 50 dari
antioksidan asam askorbat dan antioksidan ekstrak payung dan tentakel ubur-ubur
kering.
10
Tabel 2 Hasil uji aktivitas antioksidan larutan kasar payung ubur-ubur kering
Tabel 3 hasil uji aktivitas antioksidan larutan kasar tentakel ubur-ubur kering
Nilai IC50 asam askorbat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5,59
ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa antioksidan asam askorbat merupakan
antioksidan dengan aktivitas sangat kuat, sesuai dengan pernyataan dari Molyneux
(2004) bahwa suatu bahan dengan nilai IC50 < 50 ppm merupakan antioksidan
yang sangat kuat. Pengujian aktivitas antioksidan asam askorbat ini digambarkan
dalam hubungan antara konsentrasi asam askorbat dengan persen inhibisinya,
yang dapat dilihat pada Gambar 5.
90
80
70
60
% inhibisi
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi (ppm)
35
30
25
% inhibisi
20
15
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
konsentrasi (ppm)
35
30
25
% inhibisi
20
15
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
konsentrasi (ppm)
2 Tentakel Alkaloid + + +
kering Meyer
Wagner + + +
Dragendrof + + +
Saponin + + +
Tanin - - -
Fenol - - -
Flavonoid - + -
Triterfenoid + + -
Ninhidrin - - -
Biuret - - -
alkaloid, komponen bioaktif yang terdeteksi pada payung dan tentakel ubur-ubur
kering adalah saponin. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat
seperti sabun dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa.
Saponin termasuk golongan triterpenoid yang mempunyai kerangka karbon
berdasarkan isoprena. Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, dan sering
mempunyai titik lebur tinggi (Harborne 1987). Saponin bersifat toksik terhadap
ikan dan binatang berdarah dingin. Saponin yang beracun disebut sapotoksin
(Sirait 2007). Triterfenoid terdeteksi pada ekstrak kasar payung dan tentakel ubur-
ubur kering menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Triterpenoid adalah
senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis dan terdistribusi secara
luas dalam dunia tumbuhan dan hewan (Sirait 2007). Steroid merupakan golongan
senyawa triterpenoid. Senyawa steroid dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan obat (Harbone 1984).
Kesimpulan
Ubur-ubur yang berasal dari Desa Gebang, Kota Cirebon, Jawa memiliki
rendemen payung (59%), tentakel (37%) dan jeroan (4%), yang sangat potensial
dan ekonomis untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Payung dan tentakel ubur-ubur
kering ini mengandung air yang cukup tinggi (payung 68,67% dan tentakel
73,56%), lemak (payung 0,29% dan tentakel 4,55%), protein (payung 11,09% dan
tentakel 6,68%), abu yang tinggi (payung 12,81% dan tentakel 14,77%) dan
karbohidrat (payung 7,13% dan tentakel 0,42%).
Ekstrak N-heksan payung dan tentakel ubur-ubur kering memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih besar dari dua ekstrak yang lainnya, ditandai dengan nilai
IC50-nya yang terkecil, yaitu 1.401,03 dan 1.357,25 ppm. Komponen bioaktif
yang terdeteksi pada tentakel adalah alkaloid dan saponin dalam ketiga jenis
pelarut serta triterfenoid dalam pelarut n-heksan dan etil asetat.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan
penelitian lanjutan berupa pemurnian ekstrak kasar, pengujian aktivitas
antioksidan ekstrak murni, dan penentuan komponen bioaktif pada ekstrak murni.
Selain itu perlu adanya analisis lanjutan mengenai toksin yang terdapat pada
payung dan tentakel ubur-ubur dan perlu dilakukan pengujian karbohidrat lebih
lanjut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aji DU. 2011. Profil Asam Lemak Ubur-ubur (Aurelia aurita) sebagai Sumber
Bahan Baku Hasil Perairan Kaya Manfaat [skripsi]. Bogor (ID).
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of
Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington:
The Association of Official Analytical Chemist, Inc.
Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar
fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum Lycopersium L.).
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9.
Blois, MS.1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical.
Journals Nature 181: 1199-1200.
Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam
spons Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian
2(3):127-133.
Harborne JB. 1984. Phytochemical methods. Ed ke-2. New York: Chapman and
Hall.
Hardyanti F. 2011. Komponen Bioaktif dan Aktivitas Antioksidan Anemon Laut
(Stichodactyla gigantea) [skripsi]. Bogor (ID). Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Haribi R, Yusrin. 2005. Konsentrasi Aluminium pada Ikan Asap yang Direndam
dalam Larutan Tawas. Dirjen Dik Ti Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta (ID).
Haribi R, Darmawati S, Hartiti T. 2009. Kelainan fungsi hati dan ginjal tikus putih
(Rattus norvegicus, L.) akibat suplementasi tawas dalam pakan.
Jurnal Kesehatan. 2(2):11-19.
Haryati S. 2006. Optimalisasi Penggunaan Bawang Putih Sebagai Pengawet
Alami Dalam Pengolahan Ikan Asin Jambal Roti. [tesis]. Bogor (ID).
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap. 2011.
Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2010. [internet]. [diunduh 7
Februari 2013]. Tersedia pada http//www.dkp.go.id.
Manuputty A. 1988. Ubur-ubur (Scyphomedusae) dan cara pengolahannya. Balai
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jurnal Oseanologi. VIII
(2): 49-61.
Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical dyhenylpicrylhydrazil
(DPPH) for estimating antioxidant activity. Journals science and
technology: 26:211-219
Nurrahman, Isworo JT. 2002. Pengaruh perendaman dan konsentrasi tawas
terdahap sifat fisik, kimia dan organoleptik ikan tongkol asap. di dalam
Proseding Seminar PATPI Malang. 49-62. Malang (ID): UNIBRAW Press.
Porto DD, Henriques AT, Fett-Neto AG. 2009. Bioactive alkaloids from South
American Psychotria and related species. The Open Bioactive Compounds
Journal 2:29-36.
16
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP