SWT, atas limpahan Rahmat dan karuniaNya sehingga tugas akhir skripsi
ini dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat serta salam kita curahkan
METODE DPPH” semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis dengan rendah hati dan
kepada Orang tua penulis yaitu Ayahanda tercinta Alm. Abd Manneng T
selama ini. Serta tak lupa ucapan terima kasih kepada keluarga besar H.
Abdullah dan keluarga besar H. Taebe atas doa dan dukungan kepada
penulis yang tak terhingga. Semoga Allah melimpahkan segala Rahmat
skripsi ini.
Ibu St.Maryam, S.Si., M.Sc., Apt selaku dosen penguji, atas keikhlasanya
Penulis haturkan banyak terima kasih atas segala perhatian, nasehat dan
dukungan yang telah diberikan selama ini baik selaku dosen, penasehat
kuliah.
4. Bapak Herwin, S.Si, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Farmasi
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
Penulis
PRAKATA v
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 5
D. Manfaat Penelitian 6
A. Uraian Tanaman 7
B. Antioksidan 9
C. Ekstraksi 15
D. Metode DPPH 19
E. Spektrofotometer UV-Visibel 22
BAB III METODE PENELITIAN
B. Sampel Penelitian 25
C. Metode kerja 25
E. Prosedur Kerja 26
F. Analisis Data 29
A. Hasil Penelitian 30
B. Pembahasan 32
A. Kesimpulan 36
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
20
1. Struktur DPPH
2. Grafik hubungan antara konsentrasi kuarsetin 31
dengan % pengikatan DPPH
3. Grafik hubungan antara konsentrasi ekstrak 32
etanol daun lontar (Borassus flabellifer L.) dengan
% pengikatan DPPH
4. Foto tumbuhan daun lontar (Borassus flabellifer L.) 46
5. Larutan sampel daun lontar (Borassus flabellifer L.) 46
6. Sampel ekstrak etanol daun lontar (Borassus 47
flabellifer L.) yang dicampurkan dengan larutan DPPH
48
7. Pengukuran DPPH 50 μM
8. Determinasi daun lontar (Borassus flabellifer L.) 49
DAFTAR ISTILAH
Lambang / Singkatan Arti dan Keterangan
CO2 Karbondioksida
cm Centimeter
H2O Air
mg Miligram
mL Mililiter
μg Mikrogram
nm Nanometer
UV-Vis Ultraviolet-Visibel
% Persentase
oC DerajatCelcius
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artinya:
popularitasnya.
2000). Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, memiliki
sangat cepat untuk dapat bereaksi dengan protein, lipid, ataupun DNA.
suatu penyakit. Reaktivitas radikal bebas ini dapat dicegah oleh senyawa
2011). Radikal bebas (free radical) adalah atom atau molekul yang
DNA. Akibat lebih jauh dari reaktivitas radikal bebas adalah terjadinya
adalah jenis palma yang serba guna. Hampir semua bagian tumbuhan ini
selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis (Prakash et al., 2001).
Kelebihan dari metode DPPH adalah secara teknis sederhana, dapat
B. Rumusan Masalah
aktivitas antioksidan ?
1. Maksud
penghambatnya (IC50).
2. Tujuan Umum
spektrofotometri UV-VIS.
3. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Genus : Borasuss
2. Nama Daerah
3. Morfologi Tanaman
menjari dan membentuk beberapa taju daun. Lebar setiap taju daunnya
antara 5-7cm. Tangkai daunnya berpelepah dan panjangnya mencapai
berdiameter kira-kira 1,5 m. daun yang sudah tua tidak segera gugur
jantan dan betinanya terpisah pada pohon yang berbeda. Buah lontar
4. Kandungan Kimia
B 3,9 TU vitamin C 132 mg dan abu 4-5 g. Buah segar beratnya sekitar
2790 g (100%) terdiri atas kelopak bunga 175 g (6,3%), sabut 120 g
(Gembong, 2009).
B. Antioksidan
1. Pengertian Antioksidan
2001).
2. Fungsi Antioksidan
sendiri oleh tubuh. Apabila jumlah senyawa oksigen reaktif ini melebihi
daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari. Senyawa - senyawa yang
pada sistem biologis dipahami dengan baik. Oksidasi lemak terdiri dari
suatu senyawa turunan lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat
Inisiasi : RH R* + H*
Propagasi : R*+O2 ROO*
ROO*+RH ROOH+R*
Terminasi : ROO*+ROO* ROOR+O2
ROO*+R* ROOR
(Sumber: Siagian, 2002).
R*+R* RR
perubahan pada warna dan aroma serta kerusakan fisik lain pada
dari antioksidan.
2007).
oleh rusaknya single dan double stand, baik gugus basa maupun non-
(Sofia, 2006).
C. Ekstraksi
darikomponen yang tidak larut dari suatu campuran dengan pelarut yang
sesuai Proses ekstraksi dipengaruhi oleh lama ekstraksi, suhu dan jenis
pada proses ekstraksi harus dapat menarik komponen aktif dari campuran
gugus polarnya (seperti gugus OH, COOH, dan lain sebagainya). Hal
oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif
maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses
tertutup, dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari
cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat
didih yang tinggi pada tekanan udara normal, yang pada pemanasan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel
dalam pelarut organik dan ekstrak senyawa akan sempurna karena dapat
merendam serbuk dalam cairan penyari yang sesuai selama sehari atau
beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Keuntungan
lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan
D. Metode DPPH
radikal bebas aktif bila dilarutkan dalam alkohol dan stabil dengan
selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis (Prakash, 2001).
Metode uji DPPH merupakan salah satu metode yang paling popular saat
radikal sintetik yang stabil pada suhu kamar dan larut dalam pelarut polar
bebas yang lain. Proses delokalisasi ini ditunjukkan dengan adanya warna
ungu (violet) pekat yang dapat dikarakterisasi pada pita absorbansi pada
(a) (b)
Gambar 1. Struktur DPPH: (a) DPPH bentuk radikal,(b) DPPH bentuk tereduksi
(Sumber : Molyneux, 2004).
Berdasarkan reaksi tersebut, senyawa antioksidan (AH) melepas
radikal DPPH, yaitu melalui donor atom H dari senyawa antioksidan yang
VIS. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah radikal DPPH hanya
yang berasal dari antioksidan DDPH kemudian yang akan diubah menjadi
bebas pada sistem oksidasi ini sehingga aktivitasnya akan dikurangi oleh
bahan antioksidan yaitu nilai IC 50 (50 inhibitor concentration) yang
kuat jika nilai IC50 kurang dari 0,05 mg/ml, kuat untuk nilai IC 50 antara 0,05-
0,10 mg/ml, sedang jika nilai IC50 0,10-0,15 mg/ml dan lemah jika nilai IC50
E. Kuarsetin
RM / BM : C15H10O7 / 302,236
Rumus struktur :
dalam air.
dan pelepasan juga hasil dari produk oksidatif yang dihasilkan dari
jumlah yang sangat kecil terjadi seperti aglikon. Sewaktu diabsorbsi dari
(Appleton,2010).
F. Spektrofotometer UV-Visible
al.,2007).
untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur
(Khopkar, 2008).
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua, kemudian pilih
fotosel yang cocok pada daerah גyang diperlukan dapat terliputi, dengan
ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan
larutan.
dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh : kekuatan ion yang
Hukum Lamber-beer
ketebalan sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku
ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan (Willard dan setlle,
1989).
A = a.b.c g/liter atau –Log lt/Io = b.c Dimana :
b = Panjang medium
A = Absorbans
dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini
cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel.
yaitu :
BAB III
METODE PENELITIAN
Selatan.
C. Metode Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan metode ekperimental
blender, botol semprot, cawan porselin, gelas arloji, gelas kimia, gelas
dan vortex.
E. Prosedur Kerja
2. Determinasi Sampel
Daun lontar yang telah diambil terlebih dahulu dideterminasi untuk
3. Penyiapan Sampel
4. Pengolahan Sampel
kemudian ditimbang berat basah sampel, setelah itu daun yang telah
5. Ekstraksi Sampel
cairan penyari yang sama, hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil
penyarian yang diperoleh kemudian diuapkan pada tekanan rendah
pratiwi,2010)
parameternya.
konsentrasi 50 μM .
konsentrasi (150; 200; 250; 300 dan 350) ppm. Pengujian dilakukan
dan 12 ppm, masing-masing larutan stok dipipet 0,2 mL, 0,3 mL, 0,4
mL, 0,5 mL, dan 0,6 mL, lalu dicukupkan dengan etanol 96% sampai
f. Analisis Data
(|blanko|−|sampel|)
% pengikatan radikal bebas = x 100%
|blanko|
Keterangan
sumbu y.
menggunakan rumus :
(50−a)
IC50 =
b
a = slope
b = intercept
BAB IV
A. Hasil penelitian
Jumlah
Sampel Berat Awal Hasil pelarut Rendamen
(g) Ekstrak (g) etanol (L) ekstrak (%)
Daun lontar 200 17,765 3 8,882
Konsentrasi
Sampel Absorbansi % Inhibisi IC50 (µg/mL)
(ppm)
150 0,387 30,89
Ekstrak
200 0,356 36,42
Etanol 363.505
250 0,325 41,96
Daun
300 0,312 44,28
Lontar
350 0,290 48,21
60
50
SAMPEL
f(x) = 0.085 x + 19.102
40 R² = 0.977656231766204
30 Series2
Linear
20 (Series2)
10
0
100 150 200 250 300 350 400
Konsentrasi
Sampel Absorbansi % Inhibisi IC50 (µg/mL)
(ppm)
4 0,468 16,42
6 0,465 16,96
Kuarsetin 8 0,455 18,75 59,70
10 0,451 19,46
12 0,441 21,25
Kuarsetin
25
20 f(x) = 0.608 x + 13.704
R² = 0.971427219954959
15
% inhibisi
% Inhibisi
10 Linear (% Inhibisi)
5
0
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Konsentrasi (ppm)
B. Pembahasan
Selatan dan Asia Tenggara. Borassus flabellifer adalah jenis palma yang
serba guna, hampir semua bagian tumbuhan ini bermanfaat bagi umat
diperoleh ekstrak etanol sebesar 17,765 gram dari berat serbuk kering
sebanyak 200 gram. Hasil dari rendemen dari ekstrak etanol sebesar
metabolit sekunder yang terbawa oleh pelarut tersebut namun tidak dapat
Metode DPPH dipilih karena sederhana, mudah, cepat, dan peka serta
hanya memerlukan sedikit sampel. Pengerjaan penelitian ini merujuk pada
adalah 150, 200, 250, 300, dan 350 ppm sedangkan konsentrasi
antiradikal bebas dari ekstrak etanol daun lontar. Persen inhibisi adalah
menghambat 50% oksidasi, semakin rendah nilai IC50 dari suatu sampel
warna tidak terjadi yaitu tetap warna ungu pada semua seri konsetrasi.
antiradikal bebas sangat kuat apabila nilai IC 50 < 50 µg/mL, kuat apabila
nilai IC50 antara 50-100 µg/mL, sedang apabila nilai IC 50 berkisar antara
363,505 µg/mL.
A. Kesimpulan
B. Saran
Gamse, G. 2002. Plants : Diet and Health. I Owa State Press, Blackwell
Publishing Company. USA : 2121 State Avenue.
1
Molyneux, P., 2004, The Use Of The Stable Free Radical Diphenyl
Picrylhydrazyl (DPPH) For Estimating Antioxidant Activity., J, Sci.
Technol., 26 (2), 211-219.
Prakash, A., Rigelhof, F., Miller, E., 2001, Antioxidant Activity . Medalliaon
Laboratories Analitycal Progress, vol 10, No.2
Pratiwi, D.P., Harapini, M., 2006, Nilai Peroksida dan Aktivitas Antiradikal
Bebas Diphenyl Picrylhydrazyl (DPPH) Estrak Metanol (Knema
laurina). Majalah Farmasi Indonesia, 17(1):32-36.
Winarno. F.G., 2008, Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.
Diuapkan
150 ppm 200 ppm 250 ppm 300 ppm 350 ppm
Hasil pengukuran
Kesimpulan
Pembahasan
Lampiran 3. Skema pengukuran daya antioksidan pembanding kuarsetin.
kuarsetin
Pembahasan
Kesimpulan
Lampiran 4. Perhitungan persen aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun
flabellifer)
1. 150 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,387)
= x 100 %
0,560
= 30,89 %
2. 200 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,356)
= x 100 %
0,560
= 36,42 %
3. 250 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,325)
= x 100 %
0,560
= 41,96 %
4. 300 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,312)
= x 100 %
0,560
= 44,28 %
5. 350 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,29)
= x 100 %
0,560
= 48,21 %
b. Persen aktivitas antioksidan pembanding kuarsetin
1. 4 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,468)
= x 100 %
0,560
= 16,42 %
2. 6 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,465)
= x 100 %
0,560
= 16,96 %
3. 8 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,455)
= x 100 %
0,560
= 18,75 %
4. 10 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,451)
= x 100 %
0,560
= 19,46 %
5. 12 ppm
(Abs.blanko-Abs.sampel)
% inhibisi radikal bebas = x 100 %
Abs.balanko
(0,560 – 0,441)
= x 100 %
0,560
= 21,25 %
b. kuarsetin
y = a + bx
y = 13,70 + 0,608x ( R² = 0.971 )
a = 13,70
b = 0,608
IC50 = X
50 – a
X =
b
50 – 13,70
=
0,608
= 59,70 µg/mL
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 3. Foto daun lontar (Borasuss flabellifer)