Oleh :
AYU PUSPITASARI
NIM : 093901S12047
CIREBON
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon
1. Penguji I
2. Penguji II
3. Penguji III
Sulistiorini Indriaty,S.Si.,M.Farm.,Apt. ( )
Direktur
Agama : Islam
Pendidikan :
ABSTRAK
Senyawa antioksidan dapat mengurangi efek buruk radikal bebas terhadap kulit. Biji
melinjo (Gnetum gnemon Linn.) mengandung senyawa antioksidan yang tinggi,
seperti senyawa golongan fenol, vitamin C, dan vitamin E. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui formulasi sediaan gel yang stabil dari ekstrak etanol biji melinjo
(Gnetum gnemon Linn.) dengan menggunakan gelling agent carbophol 940
konsentrasi 1% (formula 1) dan karboksimetilselulosa natrium (Na CMC)
konsentrasi 4,5% (formula 2). Kemudian dilakukan uji organoleptis, homogenitas
dan pH pada suhu ±2°C, ±28°C dan , ±40°C selama 28 hari yang diamati pada tiap
hari ke-7 serta dilakukan pula uji syneresis pada suhu ±40°C selama 6 minggu.
Perbedaan gelling agent carbophol 940 dan Na CMC berpengaruh pada stabilitas
gel. Sediaan gel dengan gelling agent cabophol 940 konsentrasi 1% menghasilkan
gel yang stabil berdasarkan pengamatan organoleptis pada suhu ±2°C dan ±28°C,
serta berdasarkan pengamatan pH dan homogenitas pada semua suhu. Sediaan gel
dengan gelling agent Na CMC memiliki konsistensi terlalu encer selain itu bau dan
pH tidak stabil. Berdasarkan uji syneresis dari kedua formulasi menunjukkan hasil
yang stabil.
Kata kunci: Gel, biji melinjo (Gnetum gnemon Linn.), carbophol 940,
karboksimetilselulosa natrium
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada
ALLAH SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir selama 3 tahun menempuh
Selama menyusun karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Muhammadiyah Cirebon.
4. Ibunda tercinta (Ibu Sutini), ayahanda tercinta (Bapak Sukri) atas semua do’a
5. Adik tercinta yang selalu membantu dan mendukung dalam pengerjaan tugas
semua bantuannya.
tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca
karya ilmiah ini demi kesempurnaannya. Akhir kata penulis berharap semoga karya
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
B. Eksraksi 8
C. Gel 11
D. Antioksidan 16
E. Uji Stabilitas 17
H. Pre Formulasi................................................................................ 20
A. Jenis Penelitian 28
E. Prosedur Penelitian 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kering, dan pecah- pecah lebih banyak disebabkan oleh radikal bebas. Selain
tampak kusam dan berkerut, kulit menjadi lebih cepat tua dan muncul flek-
dibatasi karena ternyata dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
menghambat radikal bebas dan juga sebagai anti aging. Pada biji melinjo
ekstrak etanol 70% biji melinjo dengan kadar 0,970% menggunakan basis
antioksidan.
0,5%-2%. Carbophol 940 adalah polimer dari asam akrila yang larut dalam
putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk
granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. Na CMC mudah
larut dalam air panas maupun air dingin (Anonim, 1995). Na CMC sering
dijadikan pilihan utama untuk formulasi sediaan oral dan sediaan topikal
gelling agent dalam sediaan gel karena memiliki stabilitas yang baik pada
suasana asam maupun basa (pH 4-10) (Rini Dwiastuti, 2010). Konsentrasi
tinggi 4-6% biasa digunakan untuk produksi gel sebagai basis (Effionora,
2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah sediaan gel ekstrak etanol biji melinjo dengan gelling agent
2. Manakah gelling agent yang lebih baik antara carbophol 940 konsentrasi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuat sediaan gel ekstrak etanol biji melinjo dengan gelling agent
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Mahasiswa
ekstrak etanol biji melinjo yang lebih baik pada penelitian berikutnya.
dihasilkan oleh gel ekstrak etanol biji melinjo menggunakan gelling agent
ini meliputi uji organoleptis, pH dan homogenitas pada hari ke 0, 7, 14, 21,
28 pada suhu ±2oC, ±28oC, dan ±40oC. Pengamatan ini juga meliputi uji
TINJAUAN PUSTAKA
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Gymnospermae
Kelas : Gnetinae
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
2. Morfologi
(Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia Tropik dan Pasifik
untuk setiap buah. Tumbuhan ini mulai berbuah pada umur 3-4 tahun.
Melinjo adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan keadaan tanah
3. Kandungan Kimia
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang cukup tinggi (Tri Tuti
Nur’aini, 2013).
4. Manfaat Melinjo
dapat dijadikan tali untuk jala atau tali panjat. Kayunya dapat digunakan
untuk perkakas dapur, bahkan dapat diproses menjadi kertas yang kualitasnya
baik. Manfaat lain tanaman melinjo adalah dapat digunakan sebagai tanaman
konversi tanah.
B. Ekstraksi
1. Definisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat
aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian
menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini
Jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara
panas dengan cara refluks dan penyulingan uap air dan ekstraksi secara
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
didalam sel.
aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat aktif
atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah
kurang sempurna.
cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya
dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan
dipisahkan.
b. Ekstraksi secara soxhletasi
oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam
cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian
seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon.
ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya.
tinggi pada tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi
penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin
uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali
ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam.
C. Gel
1. Definisi Gel
semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel
koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral dan sebagai
basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk
obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri. Pada
2. Dasar Gel
yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase
tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid
hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang
Sofwan, 2011).
3. Sifat Gel
a. Syneresis, suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi dalam massa
gel. Gel bila didiamkan secara spontan akan terjadi pengerutan dan cairan
b. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi atau aliran
4. Karakteristik
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah
inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen farmasi lain. Pemilihan
seperti padatan yang cukup baik selama penyimpanan yang dengan mudah
dapat dipecah bila diberikan daya pada sistem. Misalnya, dengan pengocokan
masing kedua fase gel dikelompokkan pada gel organik dan anorganik
berdasarkan sifat fase koloidal. Magma bentonit merupakan contoh dari gel
molekul organik yang terdispersi. Kebanyakan gom alam seperti gom arab,
karagen dan gom xantan adalah polisakarida anionik sejumlah selulosa yang
(dengan pelarut bukan air). Sebagai contoh adalah magma bentonit dan
mineral dan didinginkan secara cepat. Gel padat dengan konsentrasi pelarut
jaringan (jala) yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk
dalam kelompok ini adalah: gom alam, turunan selulosa, dan karbomer
(Fitriamali, 2012).
a. Gom alam
sebagai pembentuk gel antara lain: alginat, karagen, tragakan, pektin, gom
b. Carbophol
dan berekspansi.
c. Turunan selulosa
itu harus terlindung dari kontak dengan enzim. Sterilisasi dari sistem
dalam air atau penambahan pengawet merupakan cara yang lazim untuk
radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas
terhadap sel normal (Mely Mailandri, 2012). Radikal bebas merupakan molekul
yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal
bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh kita.
yang kedua antioksidan pemutus rantai yang akan memotong perbanyakan reaksi
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi
kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa
penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil
hidroksi toluene (BHT), propil galat dan tert-butil hidroksi quinon (TBHQ).
kimia, fisika, mikrobiologi dan biofarmasi dalam batas yang telah ditentukan
penyimpanan yang direkomendasikan, periode uji ulang, masa edar bahan baku
atau produk serta kelebihan jumlah yang perlu ditambahkan kepada suatu
1. Pengujian jangka panjang mutu produk obat untuk suatu jangka waktu yang
ditentukan, terbagi dalam beberapa interval: minimal setiap tiga bulan untuk
tahun pertama, enam bulan untuk tahun kedua serta selanjutnya sekali setiap
jadi yang peka terhadap panas hendaklah disimpan pada suhu rendah yang
periode pengujian biasanya ditentukan oleh masa edar yang diperkirakan bagi
2. Pengujian dipercepat mutu produk obat selama 3-6 bulan terbagi sedikitnya
3. Jenis pengujian stabilitas jangka panjang, jangka pendek dan alternatif untuk:
Obat generik, obat dengan variasi mayor dan variasi minor, bets yang diuji
1. Organoleptis
2. pH
sama dengan pH kulit atau tempat pemakaian. Hal ini bertujuan untuk
3. Homogenitas
gel diamati pada object glass di bawah cahaya, diamati apakah terdapat
bagian-bagian yang tidak tercampurkan dengan baik. Gel yang stabil harus
4. Viskositas
Viskositas menentukan sifat sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya,
pada saat pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar, dan kelembaban. Selain
itu, viskositas juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan ketersediaan
hayatinya. Semakin tinggi viskositas, waktu retensi pada tempat aksi akan
lama lekatnya sediaan pada kulit, sehingga obat dapat dihantarkan dengan
5. Daya sebar
memiliki daya sebar yang baik sangat diharapkan pada sediaan topikal. Daya
6. Daya lekat
lapisan epidermis. Semakin besar daya lekat gel, maka semakin baik
sediaan semipadat. Daya lekat dari sediaan semipadat sebaiknya adalah lebih
dari 1 detik.
1. Syneresis
akibat adanya kontraksi matriks dalam sistem gel. Syneresis dapat terjadi
pada ketegaran gel akan akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah,
2. Swelling
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan
gel. Pengembangan gel kurang sempurna apabila terjadi ikatan silang antar
polimer dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen gel
berkurang.
H. Pre Formulasi
1. Carbophol
carbopol.
d. Titik lebur : -
2. Natrii Carboxymethylcellulosum
CMC sodium.
d. Titik lebur : -
e. Konsentrasi : 3-6%.
f. Tidak tercampurkan : Dengan asam kuat, garam larut dan beberapa logam
3. Glycerolum
e. Konsentrasi : 5-15%.
kalium permanganat.
g. Kegunaan : Humektan.
OH
4. Propilenglikol
a. Sinonim : Propilenglikol.
lemak.
g. Khasiat : Humektan
e. Konsentrasi : 2% - 4%.
HO OH
OH
6. Butil Hidroksitoluen
e. Konsentrasi : 0,0075-0,1
aktivitas.
g. Kegunaan : Antioksidan
OH
(H3C)3C C(CH3)3
CH3
7. Metil Paraben
h. Kegunaan : Pengawet.
8. Propylis Paraben
d. Titik lebur : -
e. Konsentrasi : 0,01-0,6 %.
O
CH
O
HO
9. Aqua Destilata
mempunyai rasa.
e. Kegunaan : Pelarut.
(Anonim, 1979)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi
menggunakan ekstrak etanol biji melinjo dengan gelling agent carbophol 940
Muhammadiyah Cirebon yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 s.d Juni
2015.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara
Data sekunder adalah data pendukung penelitian yang diperoleh dari data-
data dan keterangan yang didapat dari beberapa buku dan sumber yang
E. Prosedur Penelitan
1. Alat
f. Cawan porselen
g. Batang pengaduk
h. Sudip
i. Pot Salep
j. pH indikator
k. Lemari pendingin
m. Blender (Philips)
o. Water bath
p. Kaca
2. Bahan
3. Prosedur Kerja
kemudian di ayak.
ml.
menyusut.
b. Formula gel
Jumlah (%)
Nama Bahan
F1 F2
Ekstrak etanol biji
0,97 0,97
melinjo
Carbophol 940 1 -
Karboksimetilselullosa
- 4,50
natrium
Gliserin 12 12
Propilenglikol - 10
TEA 2 2
Butil hidroksi toluen 0,10 0,10
Metilis paraben 0,20 0,20
Propil paraben 0,40 0,40
Aqua destilata ad 100 100
Sumber: Shanti Septiani dkk, 2012
c. Cara Pembuatan
1) Formula 1
a) Carbophol 940 dikembangkan dalam air dengan suhu 70-80°C
campuran homogen.
sampai homogen.
sampai homogen.
2) Formula 2
menggunakan pemanasan.
b) Setelah 15 menit pemanasan dihentikan, tambahkan metil paraben
sampai homogen.
homogen.
a. Pemeriksaan organoleptis
3) Gel diamati pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28 serta pada suhu ±2oC,
b. Pemeriksaan homogenitas
1) Oleskan 0,1 gram gel pada kaca transparan 1 kemudian tutup dengan
kaca transparan 2.
3) Gel diamati pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28 serta pada suhu ±2oC,
c. Pemeriksaan pH
4) Gel diamati pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28 serta pada suhu ±2oC,
d. Uji Syneresis
permukaan gel.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Jumlah simplisia
100 gram
= 13,40%
Formula 1 Formula 2
B. Pembahasan
simplisia biji melinjo sebanyak 100 gram menggunakan pelarut etanol 70%.
Cara ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Dipilih cara ini untuk
sederhana dan murah. Hasil ekstrak kental etanol biji melinjo yaitu 13,40
memperluas aktivitas pengawet karena gel memiliki kadar air yang cukup
dalam 3 suhu yaitu ±2°C, ±28°C, ±40°C kemudian dilakukan uji stabilitas
formula 2 tidak menghasilkan gel yang baik karena konsistensi kurang padat,
meskipun demikian pengujian yang lainnya seperti uji pH, homogenitas dan
Dari hasil evaluasi organoleptis dari kedua formulasi sediaan gel tidak
mengalami perubahan yang berarti pada suhu dingin dan suhu kamar selama
perubahan warna pada hari ke-14 yaitu dari warna kuning muda menjadi
kuning tua, sedangkan formula 2 tetap. Sediaan gel formula 2 pada suhu
dingin dan suhu kamar mengalami perubahan bau pada hari ke-7 yaitu dari
bau khas melinjo lemah menjadi bau khas melinjo sedang, sedangkan pada
suhu panas mengalami perubahan bau pada hari ke-7 yaitu dari bau khas
melinjo lemah menjadi bau khas melinjo kuat. Perubahan pada evaluasi
organoleptik diduga dikarenakan terjadinya interaksi antara bahan aktif
dengan komponen pembentuk gel pada kondisi dan kelembaban yang tinggi
Dari hasil pengamatan homogenitas dari kedua formula sediaan gel yang
disimpan pada suhu dingin, suhu kamar dan suhu panas selama 28 hari
normal kulit manusia berkisar antara 4,5–6,5 (N. Hidayati, 2014). Pada
formula ke-2 pH sediaan gel tidak stabil dan melebihi pH normal kulit terjadi
pada semua suhu. Pada suhu dingin di hari ke-7 sampai hari ke-28 pH
mengalami kenaikan yaitu dari 8 ke 9. Sedangkan pada suhu kamar dan suhu
panas pH mengalami kenaikan pada hari ke-7 sampai hari ke-14 yaitu dari 8
ke 9 dan mengalami penurunan pH pada hari ke-21 sampai hari ke-28 yaitu
pada sediaan didominasi oleh bahan yang bersifat basa. Selain itu terjadi
karena CO2 bereaksi dengan fasa air sehingga menjadi asam. Hasil
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perbedaan gelling agent carbophol 940 dan Na CMC berpengaruh pada stabilitas
gel.
menghasilkan gel yang stabil berdasarkan pengamatan organoleptis pada suhu ±2°C
dan ±28°C, serta berdasarkan pengamatan pH dan homogenitas pada semua suhu.
3. Sediaan gel dengan gelling agent Na CMC memiliki konsistensi terlalu encer selain
4. Sediaan gel berdasarkan uji syneresis dari kedua formulasi menunjukkan hasil yang
stabil.
B. Saran
mempertahankan pH sediaan.
3. Akan lebih baik dalam membuat gel untuk kedua formulasi menggunakan cara yang
Effionora Anwar. 2012, Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakteristik dan Aplikasi,
Leon Lachman,dkk. 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jakarta; UI Press
Cipta
2014
Deni Anggraeni, Formulasi Dan Uji In Vitro Granul Mukoadesif Salbutamol Sulfat
Mely Mailandri, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Granicia kyda Rox. Dengan
Metode DPPH dan Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi Yang Aktif dalam
http:// lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291069-S1324-Mely%20Mailandari.pdf,
Gelling Agent Dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dalam Sediaan Gel
https://www.usd.ac.id/lembaga/.../2010%20Mei06%20Rini_Dwiastuti.pdf,
Santi Septiani,dkk, Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol
dari Kulit Luar, Kulit Keras dan Daging Buah Pada Melinjo(Gnetum gnemon
L) dalam http://lib.ui.ac.id/unggah/?q=system/files/TriTN-Skripsi-FMIPA-
0,97
1. Ekstrak etanol biji melinjo = x 100 = 0,97
100
1
2. Carbophol 940 = x 100 = 1
100
12
3. Gliserin = x 100 = 12
100
2
4. TEA = x 100 = 2
100
0,10
5. Butil hidroksi toluene = x 100 = 0,10
100
0,20
6. Metilis Paraben = x 100 = 0,20
100
0,40
7. Propil paraben = x 100 = 0,40
100
= 83,33
0,97
1. Ekstrak etanol biji melinjo = x 100 = 0,97
100
4,50
2. Karboksimetilselullosa natrium = x 100 = 4,50
100
12
3. Gliserin = x 100 = 12
100
10
4. Propilenglikol = x 100 = 10
100
2
5. TEA = x 100 = 2
100
0,10
6. Butil hidroksi toluene = x 100 = 0,10
100
0,20
7. Metilis Paraben = x 100 = 0,20
100
0,40
8. Propil paraben = x 100 = 0,40
100
(0,97+4,50+12+10+2+0,10+0,20+0,40)
= 69,83
Pengamatan pH
Pengamatan pH
Lampiran 7 Gambar evaluasi gel pengamatan hari ke-7 formula 1
Organoleptis
a. Suhu ±2°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
Organoleptis
a. Suhu ±2°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
Organoleptis
a. Suhu ±2°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
a. Suhu ±2°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C
Organoleptis
a. Suhu ±2°C
b. Suhu ±28°C
c. Suhu ±40°C