MUHAMMAD RUSYDI
P2500211003
MUHAMMAD RUSYDI
Menyetujui
Komisi Penasihat,
diucapkan oleh penyusun selain rasa syukur dan terima kasih kepada
Allah SWT yang telah memberi banyak nikmat, kesehatan, dan petunjuk
memberikan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moril
kepada Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA selaku ketua komisi penasehat dan
Dr. Mufidah S.Si, M.Si. selaku sekretaris komisi penasehat yang banyak
iv
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Universitas Hasanuddin.
2. Ibu Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA selaku Dekan Fakultas Farmasi
bimbingannya.
3. Bapak Prof. Dr. H. M. Natsir Djide, M.S., Apt. Ketua Program Studi
M.Pharm.Sc, Ph.D., dan Ibu Dr. Herlina Rante, S.Si, M.Si. selaku
5. Bapak Abdul Rahim, S.Si, M.Si. atas arahan dan keahlian yang dibagi.
Hasanuddin Makassar.
Fawwaz, Kak Mukhriani, Kak Wahyuni, Kak Yustina Siama dan Kak
pendidikan.
v
Pada Kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih
dan Ibunda tercinta Dra. Hj. Jumahari yang menjadi sumber inspirasi dan
beliau dan tak pernah lelah dengan doa dan restunya. Terimakasih
menempuh pendidikan. Kak Ismail, Armisman, dan Karim atas ilmu yang
depan.
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iv
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
I PENDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Uraian Tumbuhan . 5
1. Klasifikasi Tumbuhan 5
2. Nama Daerah 5
3. Morfologi Tumbuhan 5
4. Kandungan Kimia 6
5. Kegunaan 6
ix
B. Ekstraksi dan Isolasi Komponen Kimia 7
1. Ekstraksi 7
2. Metode Isolasi 9
C. Antimikroba 13
1. Pengertian Antimikroba . 13
2. Sifat Antimikroba . 14
1. Klasifikasi 20-27
2. Morfologi . 20-27
F. Kerangka Teori 27
G. Kerangka Konsep 28
H. Hipotesis 28
1. Alat 29
2. Bahan 29
B. Cara Kerja 30
2. Pembuatan Ekstrak 30
x
4. Isolasi dan Pemurnian Senyawa 31
A. Hasil Penelitian 38
B. Pembahasan 51
V PENUTUP 60
A. Kesimpulan 60
B. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN 64
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiii
14. Hasil pengujian skrining antimikroba ekstrak
larut etil asetat M. umbellata var. deglabrata 66
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
genus dari Melochia yang lain yang telah diketahui kandungan kimianya
antimikroba.
telah dilakukan dan diperoleh senyawa MU-1; MU-2; dan MU-3. Pada
nilai IC50 untuk senyawa MU-1, MU-2, dan MU-3 masing-masing berturut-
MU-2, dan MU-3 dengan waktu perlakuan 24 jam diperoleh nilai IC50
B. Rumusan Masalah
antimikroba?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Sterculiales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Melochia
2. Nama Daerah
Paliasa (Makassar)- Aju pali, pali (Bugis)- Aju Pali (Mandar)- Daun
3. Morfologi Tumbuhan
5
6
panjang, berbentuk jantung lebar, ukuran 5-26 kali 3,5-26 cm, pada
hujau tua, berbulu kurang rapat, kasar, pangkal daun bertoreh atau
berlekuk, tepi daun bergigi, ujung daun runcing. Bunga berwarna putih
4. Kandungan Kimia
5. Kegunaan
tinggi dan hepatitis dengan cara meminum air rebusannya (Erwin dkk,
1. Ekstraksi
zat berkhasiat atau zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa
pada ekstraksi ulang, sama sekali tak berwarna hijau lagi, dapat dianggap
1987).
a. Tujuan Ekstraksi
Ekstrak adalah senyawa aktif dari tanaman atau jaringan hewan, dengan
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif (Dirjen POM, 1986).
8
b. Jenis-Jenis Ekstraksi
Ekstraksi secara panas yaitu dengan metode refluks dan destilasi uap air,
lebih larut dalam pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif dalam
sel dan masuk kedalam rongga sel tanaman atau hewan yang
mengandung zat-zat aktif. Zat –zat aktif tersebut akan terlarut sehingga
akan terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dan pelarut organik diluar sel. Maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel, dan proses ini berulang terus sampai terjadi kesetimbangan antara
konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel (Dirjen POM, 1986).
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan terlarut dan adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, maka zat
aktif (zat terlarut) ditarik keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulang kali
dalam sel.
9
2. Metode Isolasi
fase gerak dan fase diam. Fase gerak adalah fluida yang dapat berupa
cairan, gas atau cairan superkritis. Fase diam yang digunakan berupa
1998).
adalah fasa stasioner dangan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai
sepanjang kolom, dan tentu saja dasar pemisahan terletak dalam laju
perpindahan sebuah zat terlarut sebagai hasil dua faktor, yang satu
cenderung menggerakkan zat terlarut itu, dan yang lain menahannya (Day
campuran solut akan mudah dan cepat dipisahkan. Solut yang tidak
fase gerak. Nilai minimum Rf adalah 0 dan ini teramati jika solut tertahan
klasik dan oleh karena itu kebutuhan untuk separasi dari campuran
kolom MPLC.
cepat (dengan tekanan gas) melalui kolom bergaris tengah besar, tetapi
400 mesh). Kolom dilengkapi dengan sistem katup jarum dan pengendali
aliran. Tekanan dapat diperoleh dari pipa udara bersih atau tangki gas
udara atau nitrogen keluar dari katup jarum yang terbuka. Jika katup
yang timbul ialah jika memakai pelarut yang lebih polar di dalam campuran
hanya akibat perubahan yang kecil saja dalam susunan linarut (Gritter,
1991).
pengerjaannya intensif dan hanya sedikit isolat yang diperoleh dari setiap
dalam bentuk pita pada lempeng KLT. Lempeng yang digunakan pada
lapisan fluoresensi dan diamati di bawah sinar UV, karena metode ini akan
posisi pita yang telah dihindarkan dari semprotan. Hanya pita-pita ini, dan
kemudian dikeruk dari lempeng atau digunting dari kertas foil dan
dilakukan jika perlu (Houghtin and Raman, 1998 dan Hostetmann, K., M.
3. Metode Identifikasi
pengukuran sifat atau ciri lain, yang kemudian dibandingkan dengan data
C. Antimikroba
1. Pengertian Antimikroba
bersifat toksisitas selektif artinya obat atau zat tersebut harus bersifat
toksit terhadap jasad inang atau hospes. (Djide dan Sartini, 2008).
14
2. Sifat Antimikroba
a. Bakteriostatik
eritromisin.
b. Bakteriosida
2008).
hospes. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh obat yang selektif terhadap
penting dalam sel parasit lebih unggul dari pada pengaruhnya terhadap
4. Mekanisme Antimikroba
untuk mensintesis purin dan pirimidin (prekursor DNA dan RNA), bila
asam folat tidak ada, sel-sel tidak dapat tumbuh atau membelah (Mycek,
2001).
struktur mirip dengan asam folat, para amino benzoic acid (PABA), dan
atau matinya sel, akibatnya mikroba akan mati. Jika fungsi integritas
kemudian sel akan rusak. Dalam hal inii antimikroba dapat berinteraksi
dengan sterol sitoplasma pada jamur, dan merusak membran sel bakteri
(Ganiswarna, 1995).
Begitu pentingnya DNA dan RNA dalam proses kehidupan sel. Hal
ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau
Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair dan dilusi padat
Kadar Bunuh minimum (KBM). Prinsip dari metode ini adalah sama yaitu
Difusi adalah proses perpindahan molekul secara acak dari satu posisi
ke posisi lain. Pada pengujian potensi suatu antibiotik dengan difusi agar
telah direndam dalam larutan antibiotika atau sampel yang akan diuji
c. Metode Turbidimetri
yang diuji terhadap hambatan yang sama oleh dosis antibiotika baku
ini adalah lama waktu inkubasi dan keseragaman suhu selama waktu
d. Metode KLT-Bioautografi
kimia dalam tumbuhan. Salah satu aplikasi penting dari KLT adalah untuk
metode yang cepat, sensitif, dan dapat melokalisir senyawa yang aktif
ekstrak sampel yang diuji. Pada bioautografi ini didasarkan atas efek
dengan merata bakteri uji yang peka. Dari hasil inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu akan terlihat zona hambatan di sekeliling dari spot dari KLT
oleh aktivitas senyawa aktif yang terdapat di dalam bahan yang diperiksa
Sartini, 2008).
.
20
1. Escherichia coli
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
berbentuk batang lurus, 1,1 – 1,5 µm x 2,0 – 6,0 µm, motil dengan
flagellum peritrikum atau non motil. Tumbuh dengan mudah pada medium
2. Bacillus subtilis
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Bacillaceae
Genus : Bacillus
21
memiliki sel batang 0,3 – 2,2 µm x 1,27-7,0 µm. Sebagian besar motil;
flagelum khas lateral. Membentuk endospora tidak lebih dari satu dalam
3. Pseudomonas aeruginosa
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Familia : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
– 1,0 µm. Motil dengan flagelum polar; monotrikus atau multitrikus. Tidak
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
positif. Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat dalam
tunggal dan berpasangan dan secara khas membelah diri pada lebih dari
satu bidang sehingga membentuk gerombolan yang tak teratur. Non motil.
fermentatif. Anaerob fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam
kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Kisaran inangnya luas,
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
positif. Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat dalam
tunggal dan berpasangan dan secara khas membelah diri pada lebih dari
fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerobik.
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
24
Ordo : Lactobacillales
Familia : Streptococccaceae
Genus : Streptococcus
bulat cembung dengan permukaan licin atau sedikit kasar dan tepi
terang, bersifat fakultatif aerob, dapat tumbuh pada suhu 45 0C dan suhu
2008).
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
berbentuk batang lurus dengan ukuran 0,7-1,5 µm, biasanya tunggal dan
optimal pada suhu 37 0C dan berkembang baik pada suhu kamar, bakteri
ini merupakan penyebab demam tifoid karena adanya infeksi akut pada
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Vibrioanales
Familia : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio sp
bentuk S atau spiral. Motil dengan satu flagelum polar, atau pada
beberapa spesies dengan dua atau lebih flagelum dalam satu berkas
tahan asam. Tidak membentuk kapsul. Tumbuh baik dan cepat pada
26
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Tumbuh baik pada media nutrien dan tidak memerlukan faktor tumbuh
a. Klasifikasi
Domain : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
27
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
F. Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
H. Hipotesis
antimikroba.